Anda di halaman 1dari 20

1.

definisi embriologi
Embriologi berasal dari kata embryo dan logo. Embryo merupakan
pembentukan, pertumbuhan, dan perkembangan embryo pada tingkat
permulaan. Logos artinya ilmu. Embriologi merupakan ilmu mengenai
pembentukan, pertumbuhan, serta perkembangan embrio pada tingkat
permulaan dan mmpelajari bagaimana sel tunggal membelah dan berubah
selama perkembangan untuk membentuk organisme multiseluler.
Rohen, Johannes. Drecoll, Elke. Embriologi Fungsional: Perkembangan
Sistem Fungsi Organ Manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2008.

2. tahapan neuroembriogenesis
A. Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi
di daerah ampulla tuba fallopii. Spermatozoa bergerak dengan cepat dari
vagina ke rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran telur. Pergerakan
naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Sebelum
spermatozoa dapat membuahi oosit, mereka harus mengalami proses
kapasitasi dan reaksi akrosom. Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di
dalam saluran reproduksi wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7
jam. Selama waktu ini, suatu selubung dari glikoprotein dari protein-protein
plasma segmen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah
akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang menjalani kapasitasi yang dapat
melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom terjadi
setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi oleh protein-protein zona.
Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk
menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin. Fase
fertilisasi mencakup fase 3 fase:
1. Penembusan korona radiata. Spermatozoa-spermatozoa yang
mengalami kapasitasi tidak akan sulit untuk menembusnya.
2. Penembusan zona pelusida. Zona pelusida adalah sebuah perisai
glikoprotein yang mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi
reaksi kromosom. Hanya 1 spermatozoa diantara 200-300 juta spermatozoa
yang ada di saluran kelamin yang berhasil menembus zona pelusida. Saat
spermatozoa masuk ke dalam membrane oosit, spermatozoa lain tidak akan
bisa masuk lagi karena aktifasi dari enzim oosit sendiri.
3. Fusi oosit dan membran plasma.
Spermatozoa bergerak masuk ke membrane oosit dan mencapai inti
oosit. Perlu diketahui bahwa spermatozoa dan oosit masing-masing memiliki
23 kromosom (haploid), selama masa penyatuan masingmasing pronukleus
melakukan sintesis DNA. Segera setelah sintesis DNA, kromosom tersusun
dalam gelendong untuk melakukan pembelahan secara mitosis yang normal.
Dua puluh tiga kromosom dari ibu dan dua puluh tiga kromosom dari ayah
membelah sepanjang sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan
tersebut saling bergerak ke kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel
zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom yang normal.
B. Pembelahan
Kira-kira 24 jam setelah fertilisasi, oosit yang telah dibuahi mulai
pembelahan pertamanya. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjalani
serangkaian pembelahan mitosis yang mengakibatkan bertambahnya jumlah
sel dengan cepat. Sel ini dikenal sebagai blastomer yang akan berbentuk
seperti gumpalan yang padat. Kira-kira setelah 3 hari setelah pembuahan, sel-
sel embrio yang termampatkan tersebut, membelah lagi membentuk morula.
Morula adalah, kumpulan dari 16-30 sel blastomere. Karena sel-sel ini muncul
dari pembelahan (cleavage) dari zigot dan semua terdapat pada zona pelusida
yang tidak bisa membesar, jadi pertumbuhannya tidak banyak terlihat. Setiap
sel yang baru besarnya sama dengan sel awal dan nama morula berarti
mulberry, karena mirip seperti kumpulan sel-sel setengah bulat. Sel-sel bagian
dari morula merupakan massa sel dalam, sedangkan sel-sel di sekitar
membentuk massa sel luar. Massa sel dalam akan membentuk
jaringanjaringan embrio yang sebenarnya, sementara massa sel luar akan
membentuk trofoblastt, yang kemudian ikut membentuk plasenta.
C. Pembentukan Blastokista, Embrioblast, dan Rongga Amnion.
Pada hari ke-4 setelah inseminasi, sel terluar dari morula yang masih
diselubungi dengan zona pelucida mulai berkumpul membentuk suatu
pemadatan. Sebuah rongga terbentuk pada di interior blastokista dan Kirakira
pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan mulai menembus zona
pelusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam (inner
cell mass). Sel-sel embrio berkembang dari inner cell mass yang sekarang
disebut embrioblastt. Sedangkan sel-sel di massa sel luar atau trofoblast,
menipis dan membentuk dinding epitel untuk blastokista. Zona pelusida kini
sekarang sudah menghilang, sehingga implantasi bisa dimulai.
Pada akhir hari ke-5 embrio melepaskan diri dari zona pelusida yang
membungkusnya. Melalui serangkaian siklus pengembangan-kontraksi embrio
menembus selimut pelusida. Hal ini didukung oleh enzim yang dapat
melarutkan zona pelusida pada kutub embrionik. Pelepasan embrio ini
dinamakan hatching.

Polaritas dari embrio dapat terlihat pada waktu pembentukan kutub


embrionik dan kutub abemrioalik. Ha ini jelas terlihat ketika meneliti
blastokista dimana inner cell mass sudah terbentuk. Polaritas lebih terfokus
pada satu kutub dari interior belahan blastokista yang terdiri dari blastomer.
Pada perkembangan hari ke-8, blastokista sebagian terbenam di dalam
stroma endometrium. Pada daerah di atas embrioblast, trofoblast
berdiferensiasi menjadi 2 lapisan: (a) sitotrofoblast, (b) sinsitiotrofoblast.
Trofoblast mempunyai kemampuan untuk menghancurkan dan mencairkan
jaringan permukaan endometrium dalam masa sekresi, yaitu sel-sel decidua.
Sel-sel dari embrioblast juga berdiferensiasi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan
hipoblast dan epiblast. Sel-sel dari masing-masing lapisan mudigah
membentuk sebuah cakram datar dan keduanya dikenal sebagai cakram
mudigah bilaminer. Pada saat yang sama terdapat rongga kecil muncul di
dalam epiblast, dan rongga ini membesar menjadi rongga amnion. Pada hari
ke-9, blastokista semakin terbenam di dalam endometrium, dan luka berkas
penembusan pada permukaan epitel ditutup dengan fibrin, pada masa ini
terlihat proses lakunaris, dimana vakuola-vakuola apa sinsitium trofoblast
menyatu membentuk lakuna-lakuna yang besar. Sementara pada kutub
anembrional, sel-sel gepeng bersama dengan hipoblast membentuk lapisan
eksoselom (kantung kuning telur primitif). Pada hari ke-11 dan 12, blastokista
telah tertanam sepenuhnya di dalam stroma endometrium. Trofoblast yang
ditandai dengan lacuna dan sinsitium akan membentuk sebuah jalinan yang
saling berhubungan, Sel-sel sinsitiotrofoblast menembus lebih dalam ke
stroma dan merusak lapisan endotel pembuluhpembuluh kapiler ibu.
Pembuluh-pembuluh rambut ini tersumbat dan melebar dan dikenal sebagai
sinusoid. Lakuna sinsitium kemudian berhubungan dengan sinusoid, dan darah
ibu mulai mengalir melalui system trofoblast, sehingga terjadilah sirkulasi
utero-plasenta. Semetara itu, sekelompok sel baru muncul di antara permukaan
dalam sitotrofoblast dan permukaan luar rongga eksoselom. Sel-sel ini berasal
dari kantong kuning telur dan akan membentuk suatu jaringan penyambung
yang disebut mesoderm ekstraembrional; di mana pada akhirnya akan mengisi
semua ruang antara trofoblastt di sebelah luar dan amnion beserta selaput
eksoselom di sebelah dalam. Segera setelah terbentuk rongga-ronga besar di
dalam mesoderm ekstraembrional, dan ketika rongga-rongga ini menyatu,
terbentuklah sebuah rongga baru, yang dikenal dengan nama rongga khorion.
Rongga khorion ini terbentuk dari sel-sel fibroblast mesodermal yang tumbuh
disekitar embrio dan yang melapisi trofoblast sebelah dalam. Rongga ini
mengelilingi kantung kuning telur primitive dan rongga amnion kecuali pada
tempat cakram mudigah berhubungan dengan trofoblast melalui tangkai
peghubung.
D. Cakram mudigah trilaminer
Cakram mudigah bilaminer sendiri berdiferensiasi menjadi embrio
trilaminer, terjadi proses epithelio-mesenchymal layer (gastrulasi pada
vertebrata kelas bawah). Gastrulasi dimulai dengan pembentukan primitive
streak (garis primitive) pada permukaan epiblast. Selama periode ini embrio
mengalami perubahan-perubahan yang cukup menonjol. Sel-sel epiblast
berpindah mengikuti garis primitive untuk membentuk mesoderm dan
entoderm intraembrional. Setelah tiba di daerah garis tersebut, selsel ini
menjadi bentuk seperti botol, memisahkan diri dari epiblast dan endoderm
yang baru saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang tetap
berada di epiblast kemudian membentuk ectoderm. Dengan demikian epiblast,
walaupun terjadi proses gastrulasi, merupakan sumber dari semua lapisan
germinal pada embrio (yaitu, ektoderm, mesoderm, dan endoderm). Sel-sel
prenotokord yang bergerak masuk ke dalam lubang primitif, bergerak ke
depan hingga mencapai lempeng prekordal. Mereka menempatkan diri dalam
endoderm sebagai lempeng notokord. Pada perkembangan selanjutnya,
lempeng ini mengelupas dari endoderm, dan terbentuklah sebuah tali padat,
notokord. Notokord akan menentukan Sumbu tengah dari embrio yang akan
menentukan situasi ke depan mengenai dasar tulang belakang dan dapat
menyebabkan diferensiasi dari ektoblast untuk membetuk neural plate. Karena
itu, pada akhir minggu ke-3, terbentuklah 3 lapisan mudigah—yang terdiri
dari ectoderm, mesoderm, dan endoderm, dan berdiferensiasi menjadi jaringan
dan organ-organ.
E. Masa embrionik
Menurut Langman, Selama perkembangan minggu ke-3 sampai
minggu ke-8, suatu massa yang dikenal sebagai massa embrionik atau masa
organogenesis, masing-masing lapisan dari ketiga lapisan mudigah ini
membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik. Menjelang masa akhir
embrionik ini, sistem-sistem organ telah terbentuk. Karena pembentukan
organ ini, bentuk mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama bentuk tubuh
bagian luar sudah dapat dikenali menjelang bulan kedua. Masa mudigah
berlangsung dari perkembangan minggu keempat hingga kedelapan dan
merupakan masa terbentuk jaringan dan sistem organ dari masingmasing
lapisan mudigah. Sebagai akibat pembentukan organ, ciri-ciri utama bentuk
tubuh mulai jelas. Lapisan Mudigah ektoderm membentuk organ dan struktur-
struktur yang memelihara hubungan dengan dunia luar: (a) susunan saraf
pusat; (b) sistem saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung dan mata; (d)
kulit, termasuk rambut dan kuku; dan (e) kelenjar hipofisis, kelenjar mammae,
dan kelenjar keringat serta email gigi. Bagian yang paling penting dari lapisan
mudigah mesoderm adalah mesoderm para aksial, intermediat, dan lempeng
lateral. Mesoderm para aksial membentuk somitomer; yang membentuk
mesenkim di kepala dan tersusun sebagai somit-somit di segmen oksipital dan
kaudal. Somit membentuk miotom (jaringan otot), skeletom (tulang rawan dan
sejati), dan dermatom (jaringan subkutan kulit), yang semuanya merupakan
jaringan penunjang tubuh. Mesoderm juga membentuk sistem pembuluh, yaitu
jantung, pembuluh nadi, pembuluh getah bening, dan semua sel darah dan sel
getah bening. Di samping itu, ia membentuk sistem kemih-kelamin; ginjal,
gonad, dan saluran-salurannya (tetapi tidak termasuk kandung kemih).
Akhirnya limpa dan korteks adrenal juga merupakan turunan dari mesoderm.
Lapisan mudigah endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan,
saluran pernafasan, dan kandung kemih. Lapisan ini juga membentuk
parenkim tiroid, paratiroid, hati dan kelenjar pankreas. Akhirnya, lapisan
epitel kavum timpani dan tuba eustachius juga berasal dari endoderm. Sebagai
akibat dari pembentukan sistem-sistem organ dan pertumbuhan sistem-sistem
organ dan pertumbuhan sistem saraf pusat yang cepat, cakram mudigah yang
mula-mula datar melipat kearah sefalokaudal, sehingga terbentuklah lipatan
kepala dan ekor. Cakram ini juga melipat dengan arah lintang, sehingga
terdapat bentuk tubuh yang bulat. Hubungan dengan kantung kuning telur dan
plasenta dipertahankan masing-masing melalui duktus vitellinus dan tali pusat.
Sadler, T. W. Langman's Medical Embryology. 11th ed. Philadelphia, PA: Lippincott
Williams & Wilkins. 2010.

3. tahapan neurohistologis
 Pada usia kehamilan 18 minggu, sel-sel saraf menunjukkan kondisi
pengelompokan yang padat dengan migrasi semua sel dari ependymal
zona (zona ventrikel) ke permukaan pial (Fig.1). Hal ini sangat
menonjol di semua wilayah korteks serebral. Migrasi vertikal lebih
dominan dibandingkan denga migrasi kolateral. Sel-sel tersebut bulat
dengan inti sel yang jelas didalamnya.(Fig.2).

 Pada 24 minggu, proses migrasi masih berjalan. Namun tipikal pola


laminar tidak terlihat. Sel-selnya terlihat seperti butiran bulat sel
dengan nuklei yang sangat pekat.
 Pada 33 minggu, sel diasumsukan membentuk pola laminar. Terlihat
dominasi sel granul bersama dengan beberapa piramidal sel.
 Pada 40 minggu, pola laminar terlihat jelas dibatasi. Besar sel
piramidal (betz) terlihat di girus pra-sentral di bobe frontal. Pada gyrus
post-sentral, sel granul dominan dengan beberapa sel piramidal.
 Pada 40 minggu, sel-sel granul dan sel-sel piramidal yang dominan
terlihat yang merupakan ciri dari korteks temporal. Pada korteks
oksipital, terlihat sel yang sangat kecil, terdapat butiran bulat dengan
nuklei yang sangat pekat, tidak terdapat sel piramidal, yang merupakan
ciri dari koniocortex.
Padmini, Pramila & Narasinga rao, Bhattam. A STUDY ON HISTOGENESIS
OF HUMAN FETAL CEREBRUM. International Journal of Scientific
Research. vol.6. 220-221. 2017.

4. mekanisme gerak sadar


Sistem visual pertama-tama harus memeriksa barang untuk
menentukan bagian mana yang harus dipegang. Informasi ini kemudian
diteruskan dari korteks visual ke daerah motor kortikal, yang merencanakan
dan memulai gerakan, mengirimkan instruksi ke bagian sumsum tulang
belakang yang mengontrol otot-otot lengan dan tangan. Ketika pegangan gelas
dipegang, informasi dari reseptor sensorik di jari-jari bergerak ke sumsum
tulang belakang, dan dari sana pesan dikirim ke daerah sensorik korteks yang
mengontrol sentuhan. Korteks sensorik, pada gilirannya, menginformasikan
korteks motor bahwa cangkir sekarang ditahan. Daerah otak lainnya juga
berpartisipasi dalam mengendalikan gerakan, seperti ganglia basal, yang
membantu menghasilkan jumlah kekuatan yang tepat, dan otak kecil, yang
membantu mengatur waktu dan memperbaiki kesalahan dalam gerakan.
Meskipun pada titik ini Anda mungkin tidak akan mengingat semua langkah
dalam mengendalikan suatu gerakan, lihat Gambar 10-2 ketika Anda
mencapai akhir bab ini sebagai cara meninjau kembali apa yang telah Anda
pelajari. Konsep penting yang perlu diingat saat ini hanyalah organisasi
hierarkis dari seluruh sistem.1

Neuron dalam empat sirkuit saraf yang berbeda tetapi sangat interaktif, secara
kolektif disebut jalur motorik somatik, berpartisipasi dalam kontrol gerakan dengan
memberikan input ke neuron motorik yang lebih rendah (Gambar 16.9):
● Neuron sirkuit lokal. Input tiba di Lower Motor Neuron dari interneuron terdekat
yang disebut neuron sirkuit lokal. Neuron-neuron ini terletak dekat dengan sel-sel
neuron motorik bawah di batang otak dan sumsum tulang belakang. Jaringan sirkuit
lokal menerima input dari reseptor sensorik somatik, seperti nosiseptor dan spindel
otot, serta dari yang lebih tinggi. berpusat di otak. Mereka membantu
mengoordinasikan aktivitas ritmik dalam kelompok otot tertentu, seperti fleksi
bergantian dan perluasan tungkai bawah selama berjalan.
● Upper Motor Neuron. Baik neuron sirkuit lokal dan neuron motorik bawah
menerima input dari neuron motorik atas (UMN). Sebagian besar neuron motorik atas
sinapsis dengan neuron sirkuit lokal, yang pada gilirannya menyebabkan sinaps
dengan neuron motorik yang lebih rendah. (Beberapa neuron motorik atas sinapsis
langsung dengan neuron motorik yang lebih rendah.) UMNs dari korteks serebral
sangat penting untuk pelaksanaan gerakan sukarela tubuh. UMN lain berasal dari
pusat motorik batang otak: nukleus merah, nukleus vestibular, colliculus superior, dan
pembentukan reticular. UMN dari batang otak mengatur nada otot, mengontrol otot
postural, dan membantu menjaga keseimbangan dan orientasi kepala dan tubuh. Baik
nukleus basal dan serebelum memberikan pengaruh pada neuron motorik atas
● Neuron inti basal. Neuron nukleus basal membantu pergerakan dengan memberikan
input ke neuron motorik atas. Sirkuit saraf menghubungkan nukleus basal dengan
daerah motorik korteks serebral (melalui thalamus) dan batang otak. Sirkuit ini
membantu memulai dan menghentikan gerakan, menekan gerakan yang tidak
diinginkan, dan membentuk tingkat otot yang normal.
● Neuron serebelar. Neuron serebelar juga membantu pergerakan dengan
mengendalikan aktivitas neuron motorik atas. Siklus saraf menghubungkan otak kecil
dengan area motorik korteks sereal (melalui thalamus) dan batang otak. Fungsi utama
otak kecil adalah untuk memantau perbedaan antara gerakan yang dimaksudkan dan
gerakan yang sebenarnya dilakukan. Kemudian, ia mengeluarkan perintah ke neuron
motorik atas untuk mengurangi kesalahan dalam gerakan. Otak kecil dengan demikian
mengoordinasikan gerakan tubuh dan membantu mempertahankan postur dan
keseimbangan normal.2
1. How does brain produce movement. [Citied at:
https://www.ndsu.edu/faculty/pavek/Psych486_686/chapterpdfs1stedKolb/kolb_10.pdf at
May 2nd 2018, 22.23 pm]
2. Tortora, GJ, Derrickson, B. Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition. United States
of America: John Wiley & Sons, Inc. 2012

5. anatomi sistem saraf pusat


1. Otak
Otak terdiri dari serebrum, serebelum, dan batang otak yang dibentuk
oleh mesensefalon, pons, dan medulla oblongata. Bila kalvaria dan
dura mater disingkirkan, di bawah lapisan arachnoid mater kranialis
dan pia mater kranialis terlihat gyrus, sulkus, dan fisura korteks serebri.
Sulkus dan fisura korteks serebri membagi hemisfer serebri menjadi
daerah lebih kecil yang disebut lobus.1
Gambar 1. Bagian-bagian Otak
Seperti terlihat pada gambar di atas, otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Serebrum (Otak Besar)
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua
hemisfer. Hemisfer kanan berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh
sebelah kiri dan hemisfer kiri berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh
sebelah kanan. Masing-masing hemisfer terdiri dari empat lobus.
Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang
menyerupai parit disebut sulkus. Keempat lobus tersebut masing-
masing adalah lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital dan lobus
temporal.2
a. Lobus parietal merupakan lobus yang berada di bagian tengah
serebrum. Lobus parietal bagian depan dibatasi oleh sulkus
sentralis dan bagian belakang oleh garis yang ditarik dari sulkus
parieto-oksipital ke ujung posterior sulkus lateralis (Sylvian).
Daerah ini berfungsi untuk menerima impuls dari serabut saraf
sensorik thalamus yang berkaitan dengan segala bentuk sensasi
dan mengenali segala jenis rangsangan somatic.
b. Lobus frontal merupakan bagian lobus yang ada di bagian paling
depan dari serebrum. Lobus ini mencakup semua korteks anterior
sulkus sentral dari Rolando. Pada daerah ini terdapat area motorik
untuk mengontrol gerakan otot-otot, gerakan bola mata; area broca
sebagai pusat bicara; dan area prefrontal (area asosiasi) yang
mengontrol aktivitas intelektual.
c. Lobus temporal berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus
oksipital oleh garis yang ditarik secara vertikal ke bawah dari
ujung atas sulkus lateral. Lobus temporal berperan penting dalam
kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam
bentuk suara.
d. Lobus oksipital berada di belakang lobus parietal dan lobus
temporal. Lobus ini berhubungan dengan rangsangan visual yang
memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap
objek yang ditangkap oleh retina mata.3

Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi
beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada
gambar di bawah ini.
(b)
Gambar 2. (a) Area Otak, (b) Area otak tampak tengah
2.
Serebelum (Otak Kecil)
Serebelum atau otak kecil adalah komponen terbesar kedua otak.
Serebelum terletak di bagian bawah belakang kepala, berada di
belakang batang otak dan di bawah lobus oksipital, dekat dengan
ujung leher bagian atas. Serebelum adalah pusat tubuh dalam
mengontrol kualitas gerakan. Serebelum juga mengontrol banyak
fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau posisi tubuh,
mengontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Selain
itu, serebelum berfungsi menyimpan dan melaksanakan serangkaian
gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil,
gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya.4
Batang Otak
Batang otak berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala
bagian dasar dan memanjang sampai medulla spinalis. Batang otak
bertugas untuk mengontrol tekanan darah, denyut jantung,
pernafasan, kesadaran, serta pola makan dan tidur. Bila terdapat
massa pada batang otak maka gejala yang sering timbul berupa
muntah, kelemahan otat wajah baik satu maupun dua sisi, kesulitan
menelan, diplopia, dan sakit kepala ketika bangun (CDC, 2004).
Batang otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Mesensefalon atau otak tengah (disebut juga mid brain) adalah
bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan serebrum
dan serebelum. Saraf kranial III dan IV diasosiasikan dengan otak
tengah. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol respon
penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur
gerakan tubuh dan pendengaran (Moore & Argur, 2007).
b. Pons merupakan bagian dari batang otak yang berada diantara
midbrain dan medulla oblongata. Pons terletak di fossa kranial
posterior. Saraf Kranial (CN) V diasosiasikan dengan pons
(Moore & Argur, 2007).
c. Medulla oblongata adalah bagian paling bawah belakang dari
batang otak yang akan berlanjut menjadi medulla spinalis.
Medulla oblongata terletak juga di fossa kranial posterior. CN IX,
X, dan XII disosiasikan dengan medulla, sedangkan CN VI dan
VIII berada pada perhubungan dari pons dan medulla (Moore &
Argur, 2007).

Gambar 3. Anatomi Otak dan Batang Otak


2. Medula Spinalis
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Medula
spinalis terletak di dalam canalis vertebralis columna vertebra dan
dibungkus oleh meningen serta diliputi oleh cairan serebrospinal.
Bagian medula spinalis mulai dari perbatasan dengan medula
oblongata (decussatio pyramidum) sampai setinggi vertebra L1-2
yang terdiri dari 31 segmen: 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5
sakral, 1 koksigeal. Pada bagian bawah, medula spinalis menipis
menjadi conus medularis dan berlanjut sebagai filum terminale
yang melekat pada os coccygea. Akar saraf lumbal dan sakral
terkumpul dan disebut dengan cauda equina. (Hansen, 2010)

Gambar 4. Anatomi medulla spinalis


Masing-masing segmen membentuk sepasang radiks saraf spinal
yang keluar melalui foramen intervertebral yaitu bagian dorsal dan
ventral. Akar bagian dorsal berisi serabut saraf sensorik dan
memiliki struktur ganglia yang berisi neuron sensoris, sedangkan
akar bagian ventral berisi serabut saraf motorik dengan neuron
motoriknya terletak pada cornu anterior medula spinalis.(Hansen,
2010)
Gambar 5. Anatomi medulla spinalis
Medula spinalis tersusun oleh substansia alba yang berwarna putih
di bagian luar dan substansia grisea yang berwarna abu-abu di
bagian dalam. Substansia grisea membentuk cornu anterior dan
posterior sehingga tampak seperti gambaran huruf H atau kupu-
kupu pada potongan melintang. Di dalam substansia alba berisi
lintasan-lintasan asenden dan desenden. Di dalam substansia grisea
pada daerah cornu anterior terdapat motor neuron yang
bertanggung jawab dalam penghantaran impuls motorik somatik.
Medula spinalis dilindungi oleh tulang vertebra dan
ligamen.(Hansen, 2010)

Gambar 6. Substansia alba dan grisea Medulla spinalis


Sumber:
1. Moore KL dan Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. alih
bahasa, Hendra Laksman. (Ed) Vivi Sadikin dan Virgi Saputra.
Jakarta: EGC. Hlm 361-364.
2. Centers for Disease Control and Prevention.2004. Data
collection of primary central nervous system tumors. National
Program of Cancer Registries Training Materials. Atlanta,
Georgia: U.S. Department of Health and Human Services
Centers for Disease Control and Prevention. Pp. 16-25.
3. Ellis H. 2006. Clinical Anatomy Elevent Edition. US :
Blackwell Publishing. Pp. 349-352.
4. Clark RK. 2005. Anatomy and Understanding the Human Body
Physiology. London : Jones and Barlett Publishers. Pp. 204-
205.
5. Hansen JT. Netter’s clinical anatomy. 2nd Ed. Philadelphia;
Saunders Elsevier: 2010. p.60-3.

Anda mungkin juga menyukai