Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup selalu mengalami perubahan. Perubahan dapat
terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama dan dari generasi ke generasi
sehingga generasi ke sekian mengalami perubahan yang berbeda sama sekali
dari nenek moyangnya. Perubahan ini juga tidak lepas dari peranan lingkungan
tempat makhluk hidup itu. Lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan pada
makhluk hidup. Kemudian makhluk hidup akan beradaptasi dengan
lingkungannya.
Kehidupan di bumi ini terbentuk melalui proses evolusi biologi. Evolusi
Biologi adalah perubahan makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam waktu
yang lama, dari organisme tingkat rendah ke organisme tingkat tinggi. Proses
evolusi itu berlangsung jutaan bahkan milyaran tahun lamanya. Proses yang
berlangsung sekian lama itu tidak dapat di amati secara langsung sehingga para
pakar hanya dapat berteori.
Ada yang mengatakan bahwa teori evolusi merupakan perpaduan antara
gagasan dan kenyataan, yaitu perpaduan antara ide dan fakta. Apakah gagasan
para pakar tersebut?. Gagasan tersebut adalah bahwa makhluk hidup itu
mengalami evolusi, dari makhluk hidup tingkat rendah menjadi makhluk hidup
tingkat lebih tinggi. Apakah faktanya? Fakta tersebut berupa fosil, alat tubuh
yang tersisa, domestikasi, embriologi perbandingan, anatomi perbandingan, dan
petunjuk biokimiawi. Fakta-fakta tersebut dianalisis, dijadikan petunjuk tidak
langsung tentang terjadinya evolusi.
Salah satu alasan terjadinya perubahan pada makhluk hidup adalah
perubahan dalam DNA (mutasi). Perubahan DNA disebabkan oleh rusak atau
hilangnya segmen DNA. Perubahan pada susunan kimia DNA akan
mengakibatkan perubahan sifat organisme itu. Hasil perubahan pada makhluk
hidup ada dua kemungkinan, yaitu :
a. Makhluk hidup yang mengalami perubahan tersebut mampu
menyesuaikan diri dengan lingkunganya, sehingga akan tetap hidup dan
berkembang.

1
b. Makhluk hidup yang mengalami perubahan tersebut tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga tersingkir dan
punah.

Erasmus Darwin (kakek Charles Darwin), Buffon, Lamarck, dan Alfred


R. Wallace, pernah melontarkan teori evolusi. Berdasarkan teori mereka,Charles
Robert Darwin menyusun teorinya. Karena teori Darwin lebih sistematis,
lengkap, dan di sertai fakta-fakta pendukung, maka teori Darwinlah yang
digunakan sebagai pijakan ilmiah hingga saat ini. Darwin dianggap sebagai
Bapak Teori Evolusi.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan :
1. Berapakah rata-rata kertas yang dapat diambil oleh penyeleksi?
2. Bagaimana kemampuan adaptasi individu pada lingkungannya melalui
simulasi model seleksi alam
3. Adakah keterkaitan praktikum yang menunjukkan salah satu mekanisme
seleksi alam dan teori evolusi yang telah dikemukakan ilmuwan terdahulu?
4. Mengapa ada makhluk hidup yang berhasil lolos dari seleksi alam dan ada
yang tidak?
5. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi proses seleksi alam
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Mengetahui rata-rata kertas yang dapat diambil oleh penyeleksi
2. Mengetahui kemampuan adaptasi individu pada lingkungannya melalui
simulasi model seleksi alam
3. Mengetahui keterkaitan praktikum yang menunjukkan salah satu mekanisme
seleksi alam dan teori evolusi yang telah dikemukakan ilmuwan terdahulu?
4. Mengetahui apakah ada makhluk hidup yang berhasil lolos dari seleksi alam
dan ada yang tidak?
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses seleksi alam
D. Manfaat Penelitian
Memahami bagaimana makhluk hidup bisa bertahan dan beradaptasi
pada lingkungannya, serta mampu menjelaskan konsep dasar biologi evolusi dan

2
mekanisme evolusi, mampu menganalisa dan intepretasi informasi biologi
evolusi dengan kritis dan logis.
E. Keaslian Penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian oleh ilmuwan sebelumnya
adalah objek dan lokasi penelitian yang digunakan. Jika para ilmuwan terdahulu
menggunakan hewan hidup sebagai objek penelitiannya, misalkan tikus, jerapah,
rusa dan lain-lain. Maka kami menggunakan kertas bufallo yang termasuk benda
abiotik atau benda tak hidup.
Lokasi yang kami gunakan adalah meja praktikum yang terdapat di
ruangan praktikum biologi Universitas Negeri Medan. Sedangkan para peneliti
terdahulu menggunakan banyak tempat di dunia ini sebagai lokasi penelitiannya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSAKA

A. Kajian Teori
Evolusi merupakan ilmu yang banyak menuai kritik hingga saat ini.
Pandangan pro dan kontra mengikuti perjalanan evolusi dan perkembangan
ya. Meskipun posisi Darwin telah dianggap berjasa dalam perkembangan
ilmu mengenai asal usul kehidupan di bumi akan tetapi penyangkalan dan
pencarian bukti-bukti ilmiah akan kedangkalan teori yang dicetuskan Darwin
bermunculan dari berbagai penjuru dunia. Akan tetapi mempelajari dan
mengikuti perkembangan pemikiran dan penemuan dalam ilmu pengetahuan
adalah cara dimana ilmu itu sesungguhnya didapatkan (Helmi, 2017).
Teori evolusi menjelaskan mengapa jutaan spesies dapat eksis. Prinsip
ini mempersatukan keseluruhan sejarah kehidupan. Secara ringkas evolusi
menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai hasil
perubahan susunan genetikanya. Organisme-organisme modern merupakan
keturunan dari bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami
modifikasi (Deviyanti, 2016).
Evolusi makhluk hidup merupakan teori yang dipelajari sejak jaman
Romawi dan Yunani kuno meskipun secara ilmiah teori ini dikemukakan
oleh Darwin pada tahun 1859. Secara garis besar teori evolusi menyatakan
bahwa makhluk hidup yang ada di dunia sampai dengan saat ini merupakan
hasil perkembangan dari makhluk hidup yang telah ada sebelumnya baik
berikaitan dengan stuktur maupun fungsi, secara turun temurun dari generasi
ke generasi atau dengan kata lain berlangsung dalam waktu yang amat
panjang seiring evolusi alam semesta (Saputra, 2017).
Evolusi adalah perubahan yang terjadi secara bertahap di sepanjang masa
kehidupan dari kondisi lainnya. Planet, bintang, topografi dunia, susunan
kimia dari bumi elemen kimia dan vertikal atau berubah secara bertahap
yang dikenal sebagai evolusi anorganik. Semua jenis hewan dan tumbuhan
yang ada saat ini diturunkan dari organisme lain yang terjadi secara
sederhana misalnya modifikasi secara bertahap dan akan terakumulasi pada
generasi yang berhasil ini disebut sebagai evolusi organik. Kecenderungan

4
utama dari kejadian evolusi tumbuhan dan hewan menunjukkan terjadinya
adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ternyata sering melibatkan
peningkatan spesialisasi dan kompleksitas dari struktur dan fungsi dari
makhluk hidup.
Pada tahun 1859 Charles Darwin mempublikasikan bukunya berjudul
“The Origin Of Species”. Proses evolusi makhluk hidup berlanjut seiring
dengan perubahan iklim dan pergeseran benua hasil proses evolusi
muncullah keanekaragaman makhluk hidup di zaman keemasan reptilia
tumbuhan berbunga dan mamalia terjadi pada akhir era mesozoikum
(mesozoic) dan awal era Senozoikum (cenozoic).
Walaupun Charles Robert Darwin mencetuskan evolusi sebagai suatu
teori yang menyebabkan makhluk hidup berubah dan menjadi beraneka
ragam melalui proses seleksi alam dalam waktu yang sangat lama namun ia
belum mengetahui tentang DNA dan mekanisme pewarisan nya, namun
demikian diketahui bahwa variasi yang ada pada individu bersifat genetis
teori evolusi juga menjelaskan tentang keanekaragaman hayati di bumi yang
sangat mungkin bisa terjadi tetapi dari ke semua keragaman tersebut masih
dapat ditemui suatu persamaan ciri yang memiliki sifat universal persamaan
tersebut yaitu semua makhluk hidup tersusun atas molekul DNA. Semua
makhluk hidup tersusun dari sel. Di dalam sel terdapat materi genetik yang
secara fisik tersimpan di dalam molekul DNA yang panjang materi genetik
diturunkan dari generasi ke generasi dan mengandung informasi untuk
membentuk dan melakukan suatu fungsi kehidupan.
Terdapat empat akar utama dalam teori evolusi yaitu:
a. Earth History – Sejarah bumi (Geologi)
b. Life's History – Ilmu tentang makhluk hidup
c. Mechanisms of Evolution – Mekanisme evolusi
d. Depelopment and Genetics – Perkembangan dan Genetika
Sampai saat ini, teori Darwin tentang evolusi yang terjadi karena seleksi
alam dianggap oleh banyak masyarakat sebagai teori terbalik dalam
menjelaskan peristiwa evolusi.
1. Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal keberadaannya

5
2. Kesamaan leluhur bagi semua makhluk hidup
3. Evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur)
4. terjadi pertambahan jumlah spesies dan percabangan garis keturunan
5. Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi

Jean Baptiste de Lamark

Teori evolusi organik yang terdahulu dikembangkan secara logika oleh J.


B dilamar seorang filosof dan ahli biologi yang besar seperti ahli biologi lain
percaya bahwa organisme dituntun oleh gaya (kekuatan) bawaan yang aneh
membuat mereka mampu mengatasi berbagai kesulitan dan rintangan dari
lingkungannya. Ia percaya bahwa kemampuan adaptasi ini akan diteruskan
dari generasi ke generasi yaitu bahwa karakteristik yang dimiliki akan
diturunkan pada generasi berikut. Selanjutnya lama menyatakan bahwa
organ baru muncul sebagai jawaban terhadap tuntutan lingkungan dan
ukurannya sebanding dengan masalah diperlukan atau tidak diperlukan.

Lamarck menjelaskan evolusi yang terjadi pada jerapah yang berleher


panjang, ia memperkirakan bahwa nenek moyang jerapah ini mengambil
makanannya dari pucuk pucuk pohon selain rumput sehingga untuk
mencapainya jerapah tersebut memanjang memanjangkan tulang leher nya
sama sehingga turunannya mewarisi leher panjang.

Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace

Darwin telah mengemukakan berbagai kejadian secara rinci dan


meyakinkan dengan membuktikan bahwa evolusi organik itu telah terjadi,
kemudian ia melengkapinya dengan teori seleksi alami untuk menjelaskan
bagaimana tatalaksananya.

Pemikiran Darwin tentang seleksi alam baru muncul pada 1836 dan
selama 20 tahun berikutnya dia mengumpulkan data dan pengamatan dari
daerah yang lebih luas sampai timbullah “ the origin of species”.

Teori Darwin Wallace tentang seleksi alam

6
Penjelasan lebih jauh oleh Darwin dan Wallace tentang bagaimana
evolusi terjadi dapat diringkas sebagai berikut:

- variasi adalah ciri karakteristik setiap kelompok hewan dan tumbuhan


yang merupakan sifat penting dari makhluk hidup titik sekarang dapat
dibedakan mana variasi yang diturunkan dan mana yang tidak diturunkan
hanya variasi diturunkan yang terjadi karena mutasi yang penting dalam
evolusi.
- Kebanyakan organisme mulai tumbuh, makan, lulus hidup dan
berkembang titik jumlah individu dari tiap spesies hampir tetap konstan
pada kondisi alam yg diperkirakan sebagian besar dari turunan dalam tiap
generasi tetap hidup maka penghuni dunia ini akan segera padat.
- karena sejumlah besar individu dilahirkan dan kemudian lulus hidup
suatu persaingan akan makanan dan ruang. Hal ini akan menimbulkan
proses saling membunuh atau terjadi perjuangan tumbuhan atau hewan
terhadap kekeringan, kedinginan atau kondisi lingkungan buruk lainnya.
- Variasi-variasi yang mempersiapkan suatu organisme dengan baik untuk
lulus hidup dalam kondisi lingkungan tertentu akan memilih daerahnya,
daripada daerah lain yang belum atau sulit beradaptasi titik pemikiran
tentang perjuangan untuk lulus hidup dan perjuangan dari yang terkuat
merupakan sumbu dari teori Darwin Wallace tentang seleksi alam.
- Individuyang lulus hidup akan menurunkan generasi berikutnya dan
dalam hal ini keberhasilan variasi akan diteruskan pada generasi generasi
selanjutnya (Sinambela, 2018).

Beberapa konsep baru tentang evolusi yaitu teori netral, evolusi netral,
dan mutasi netral. Teori netral adalah teori yang menerangkan bahwa pada
level molekul, seleksi alam tidak selalu bekerja. Bagian DNA atau protein
yang bebas dan tekanan seleksi alam akan mengalami evolusi netral.
Evolusi netral adalah evolusi yang menghasilkan keanekargaman tanpa
fungsi tertentu. Misalnya keanekaragaman isozim. Mutasi netral adalah
mutasi melahirkan sifat baru tanpa dibebani seleksi alam (Aryulina, 2006).

7
B. Analisis Data
Percobaan seleksi alam ini merupakan faktor pendorong terjadinya
evolusi yang dapat kita amati dari percobaan tersebut.
Mekanisme evolusi makhluk hidup terjadi karena beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Faktor Seleksi Alam
Faktor seleksi alam menyatakan bahwa makhluk hidup yang lebih mampu
beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan kondisi alam atau habitatnya akan
mampu bertahan hidup.
2. Faktor Mutasi Gen
Menurut Hugo de Vries bahwa variasi genetik merupakan akibat dari mutasi
gen dan rekomendai gen pada keturunan baru dan spesies baru yang muncul
apabila terjadi perubahan gen secara tiba-tiba.
3. Faktor Frekuensi Gen Dalam Populasi
Frekuensi gen adalah kehadiran suatu gen pada suatu populasi dalam
hubungannya dengan frekuensi alelnya.
4. Faktor Spesiasi
Spesiasi adalah proses pembentukan spesies baru yang berbeda dari spesies
sebelumnya melalui perkembangbiakan secara natural.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Hari/Tanggal dan Tempat Penelitian


Senin, 17 November 2019 di Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
No. Nama Alat Jumlah
1. Tali rafia Secukupnya
2. Gunting 1 buah
3. Pelubang kertas 1 buah
4. Stopwatch 1 buah
2. Bahan
No. Nama Bahan Jumlah
1. Kertas bufallo warna-warni 300bulatan

C. Langkah-langkah Penelitian
No. Prosedur Kerja
Membuat bulatan.bulatan kecil kertas dengan menggunakan pelubang
kertas, yaitu warna biru 100 bulatan, warna orange 100 bulatan, dan
1.
warna hijau 100 bulatan sehingga seluruhnya 300 bulatan. Kemudian
memasukkan bulatan-bulatan ke dalam satu kantong plaststik.
Mendatangi tempat terbuka (lapangan) dan menentukan plot ukuran 2 m
2.
× 2 m, kemudian menandai tiap pojoknya.
3. Menaburkan potongan kertas dengan merata di atas plot 2 m × 2 m.
Setelah menyebar potongan, meminta salah satu teman untuk memunguti
4. kembali kertas yang telah disebar selama 2 menit. Teman tersebut
bertindak sebagai predator dan bulatan kertas sebagai mangsa.
Menghitung jumlah kertas yang tersisa di plot menurut warna masing-
5.
masing, lalu memasukkan hasilnya dalam tabel.
Melakukan kembali oleh anggota yang lain dengan cara kerja yang sama
6.
sebelumnya.

9
BAB VI

DATA DAN PERCOBAAN

A. Hasil Penelitian
Warna
Maha
No Biru Orange Hijau
siswa
Awal Ambil Sisa Awal Ambil Sisa Awal Ambil sisa
Hanisah
1. 100 17 83 100 10 90 100 7 93
Hsb
Elva
2. 83 19 64 90 59 59 93 32 58
Damayanti
Firda
3. Nurhidaya 64 25 39 59 18 41 58 15 43
h
Feri
4. 39 28 11 41 21 21 43 22 21
Bidiana
Desima
5. 11 10 1 20 19 1 21 21 -
Samosir
Total 297 99 198 310 99 211 315 100 215
Rata-rata 59,4 19,8 39,6 62 19,8 42,2 63 20 43

1. Selisih hasil pungutan awal dan pungutan selanjutnya tidak sama.


2. Kondisi lingkungan mempengaruhi proses terjadinya seleksi alam.
3. Percobaan yang kami lakukan menunjukkan salah satu proses seleksi alam.
4. Dalam percobaan tersebut berkaitan dengan kamuflase. Kamuflase adalah
perubahan bentuk, rupa, sikap, dan warna menjadi lain agar tidak dikenali.
B. Pembahasan
Dari data diatas menunjukkan selisih pungutan kertas yang diambil adalah
1. Kertas yang paling banyak terambil pertama adalah kertas warna hijau (20)
2. Kertas yang paling banyak terambil terakhir adalah kertas warna biru dan
orange (19, 8)

10
Faktor yang mempengaruhi warna kertas paling banyak atau paling sedikit
terambil adalah

1. Faktor adaptasi lingkungan, warna kertas yang mirip dengan lingkungannnya


tidak mudah untuk ditemukan oleh predator dan sebaliknya. Pada percobaan
ini warna hijau banyak terambil karena warna hijau adalah warna yang
mencolok akan paling jelas terlihat pada daerah persebarannya, sedangkan
warna biru dan orange tidak terlalu mencolok jika dibandingkan dengan
warna hijau.
2. Faktor persebaran, potongan kertas yang persebarannya tidak merata dapat
memudahkan predator untuk menemukannya dan sebaliknya.
3. Faktor predator, kejelian predator saat mencari mengambil potongan kertas
juga dapat mempengaruhi.

Dari data percobaan diatas diperoleh hasil sebagai berikut : Hanisah


Hasibuan sebagai penyeleksi pertama mengumpulkan kertas biru 17 potongan,
orange 10 potongan, dan hijau 7 potongan dari 100 masing-masing potongan
ketiga warna tersebut. Sedangkan penyeleksi kedua hingga keempat
mengumpulkan potongan yang jumlahnya lebih banyak dari penyeleksi pertama,
sedangkan penyeleksi kelima mengumpulkan lebih sedikit potongan kertas.
Selisih perbedaan hasil pungutan penyeleksi pertama dengan penyeleksi terakhir
(Desima Samosir) sangat mencolok. Penyeleksi pertama mengumpulkan kertas
dengan rata-rata 11,3 dan penyeleksi terakhir mengumpukan kertas dengan rata-
rata 16,6. Sedangkan ketiga penyeleksi yang lain mengumpulkan kertas dengan
hasil Elva Damaynti (36,6), Firda Nurhidayah (19,3), dan Feri Bidiana (23,6).

Jadi, penyeleksi kedua adalah penyeleksi yang paling maksimal saat memungut
kertas (mangsa), karena kertas yang disebar masih nampak dan terlihat jelas
sehingga penyeleksi (predator) mampu menemukan dan memungutnya secara
cepat dibandingkan dengan penyeleksi kedua,. Hal ini dikarenakan adanya
instruksi dari asistan laboratorium saat pemungutan pertama untuk menutup
mata saat pemungutan kertas. Dan penyeleksi terakhir memperoleh hasil yang
minimum, dikarenakan persebaran kertas tidak merata dan jumlah kertas
berkurang karena telah dipungut oleh beberapa penyeleksi lainnya.

11
BAB V

PENUTUP

Dari percobaan dan data diatas dapat kami simpulkan bahwa :

1. Kertas bufallo yang banyak terambil adalah kertas warna biru (19,8), warna
hijau (20) dan warna orange (19,8).
2. Seleksi alam yang terjadi pada setiap individu berbeda. Seperti halnya kertas,
semakin mencolok warna kertas maka lebih dominan dan akan mudah terseleksi
oleh alam, dan semakin sama warna kertas dengan lingkungannya maka akan
mudah lolos dari seleksi alam.
3. Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Darwin, makhluk hidup yang
mampu mempertahankan hidupnya melalui proses seleksi alam akan tetap
hidup.
4. Makhluk hidup yang dapat berkamuflase dan beradaptasi adalah makhluk hidup
yang dapat lolos dari seleksi alam.
5. Bahwa proses terjadinya seleksi alam dapat di pengaruhi dari beberapa hal,
seperti warna spesies, tempat melakukan percobaan, dan faktor lingkungan yang
lain. Spesies yang lolos dari proses seleksi alam dapat melangsungkan hidup
setelah adanya seleksi alam, sedangkan spesies yang tidak lolos oleh seleksi
alam akan mati atau punah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah., dkk. 2006. Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Deviyanti, Siska dan Hasruddin. 2016. Analisis Pengetahuan dan Sikap


Siswa Terhadap Teori Evolusi pada Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 16
Medan. Jurnal Pelita Pendidikan. Vol.4, No.3 : 141-145.

Helmi. 2017. Evolusi Antar Species (Leluhur Sama Dalam Perspektif Para
Penentang). Jurnal Ilmiah Multi Sciences. Vol. IX, No. 2 : 83 – 93.

Saputra, Alaninda. 2017. Persepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi tentang


Pembelajaran Materi Evolusi di SMA : Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bioeducation Journal.
Vol.2, No.1 : 1-9.

Sinambela, M., dkk. 2018. Biologi Umum. Medan : Unimed Press.

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai