Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Bidang Keperawatan

Ketua Tim : Novita Harruna Pratiwi

Fakultas Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2018/2019
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1 Pendahuluan
1.1.1
1.1.2
1.1.2.1
a.
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk memberikan pemahaman rehabilitasi kepada pecandu Napza
1.2.2 Untuk mengetahui apa saja tahapan – tahapan dalam proses rehabilitasi
Napza
1.2.3 Untuk membantu mengurangi kecanduan pasien Napza.
1.3 Sasaran
Pecandu Napza diLapas Teluk Dalam

1.4 Waktu Dan Tempat Kegiatan


Tempat : Di ruangan Lapas Narkotika Kelas II A
Hari/Tanggal : Selasa , 7 mei 2019
Waktu : 08.00 – 09.00 WITA

1.5 Jadual kegiatan


NO WAKTU KEGIATAN
1 Selasa, 07 mei 2019 Penyuluhan Rehabilitasi NAPZA.
Pada jam : 08.00 – 09.00 wita Di ruangan Lapas Teluk Dalam Kelas
II A.
BAB 2
TEMA SAP

Bidang : Keperawatan dan Ilmu Kesehatan


Topik : NAPZA
Sub Topik : Narkotika, Psikotropika, Zat Adiptif lainnya.
Sasaran : Pecandu Napza diLapas Teluk Dalam
Tempat : Di ruangan Lapas Teluk Dalam Kelas II A
Hari/Tanggal : Selasa, 7 mei 2019
Waktu : 08.00 – 09.00 WITA

2.1 Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan dan mendapatkan penjelasan tentang
rehabilitasi Napza, peserta diharapkan dapat memahami tentang rehabilitasi
Napza dan dapat memberikan pengaruh yang baik
2.2 Tujuan Instruksional Khusus
2.2.1 Untuk mengetahui apa itu definisi rehabilitasi
2.2.2 Untuk mengetahui pentingnya rehabiltasi
2.2.3 Untuk mengetahui apa saja tahapan- tahapan dalam rehabilitasi

2.3 Sasaran
Pecandu Napza di Lapas Teluk Dalam

2.4 Pokok Materi (Terlampir)


1. Definisi Napza
2. Definisi Rehabilitasi
3. Jenis Rehabilitasi
4. Tahapan terapi Rehabilitasi
5. Tahapan rehabilitasi medis
2.5 Media
Leaflet dan LCD
2.6 Metode
Ceramah
Tanya jawab
2.7 Kriteria Evaluasi
1. Peserta antusia terhadap pelaksanaan kegiatan dan menghadiri
2. Peserta memahami dan aktif bertanya

2.8 Kegiatan
No Waktu Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit a. Mengucapkan salam pembukaan Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
d. Kontrak waktu Memperhatikan
e. Menyebutkan Materi dan menggali Memperhatikan
pengetahuan peserta sebelumnya dan menjawab
2. 15 Menit a. Menjelaskan definisi Napza Memperhatikan
b. Menjelaskan definisi Rehabilitasi
c. Menjelaskan jenis Rehabilitasi Memperhatikan
d. Menjelaskan tahapan terapi
Rehabilitasi Memperhatikan
e. Menjelaskan tahapan rehabilitasi dan Melaksanakan
medis
Memperhatikan
dan Melaksanakan
3. 10 Menit Menyatakan Kepeda Peserta tentang Memperhatikan
Materi yang telah diberikan,
reinforcement kepada peserta
4. 5 menit a. Menyimpulkan materi yang telah Memperhatikan
disampaikan
b. Melakukan evaluasi mengakhiri Mendengarkan
kegiatan
c. Mengucapkan terima kasih dan salam Menjawab Salam

2.9 Pengorganisasian
Pembicara : Novita Harruna Pratiwi
Pembawa acara :
Fasilitator : Milasari
BAB 3
ISI MATERI

1.1 Pengertian NAPZA


NAPZA adalah suatu zat atau obat- obatan yang terlarang yang
dapat membuat susunan saraf terpengaruh yang dapat menimbulkan
perubahan kesadaran, penglihatan, rasa nyeri dan ketergantungan .

1.1.2 Definisi Rehabilitasi

1.1.2.1 Rehabilitasi adalah suatu proses pemulihan pasien


gangguan penggunaan NAPZA baik dalam jangka
waktu pendek atau pun panjang yang bertujuan
mengubah perilaku mereka agar siap kembali ke
masyarakat (Kemenkes, 2010).

1.1.2.2 Rehabilitasi NAPZA juga merupakan upaya terapi


(intervensi) berbasis bukti yang mencakup perawatan
medis, psikososial atau kombinasi keduanya baik
perawatan rawat inap jangka pendek ataupun jangka
panjang (Kemenkes, 2011).

1.1.2.3 Rehabilitasi narkoba adalah sebuah tindakan represif


yang dilakukan bagi pencandu narkoba
(Psychologymania, 2012).

Jadi, Definisi rehabilitasi adalah proses pemulihan dan terapi


pasien pada gangguan pengguna NAPZA yang berbasis bukti
mencakup perawatan medis psikososial atau kombinasi
keduanya baik rawat inap jangka pendek ataupun jangka
panjang.

1.1.3 Jenis Rehabilitasi

1.1.3.1 Rehabilitasi Medis

Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan


pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu
dari ketergantungan narkotika. Rehabilitasi Medis
pecandu narkotika dapat dilakukan di Rumah Sakit yang
ditunjuk oleh Menteri Kesehatan yaitu rumah sakit yang
diselenggarakan baik oleh pemerintah, maupun oleh
masyarakat. Selain pengobatan atau perawatan melalui
rehabilitasi medis, proses penyembuhan pecandu
narkotika dapat diselenggarakan oleh masyarakat melalui
pendekatan keagamaan dan tradisional.

1.1.3.2 Rehabilitasi Sosial

Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan


pemulihan secara terpadu baik secara fisik, mental
maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat
kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan
masyarakat. Yang dimaksud dengan bekas pecandu
narkotika disini adalah orang yang menggunakan atau
menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan
ketergantungan pada narkotika baik secara fisik maupun
psikis (Psychologymania, 2012).

1.1.4 Tahapan Terapi Rehabilitasi


Tahapan terapi rehabilitasi umumnya dapat dibagi atas beberapa fase
berikut :
1.1.4.1 Fase Penilaian (assesment phase)
Pada tahap ini perlu dilakukan evaluasi psikiatri yang
komprehensif. Termasuk yang perlu dinilai adalah (Husin &
Siste, 2015) :
a. Penilaian yang sistematis terhadap tingkat
intoksikasi,keparahan-keparahan putus zat, dosis zat
terbesar yang digunakan terakhir, lama waktu setelah
penggunaan zat terakhir, awitan gejala, frekwensi dan lama
penggunaan,efek subyektif dari semua jenis-jenis NAPZA
yang digunakan termasuk jenis-jenis NAPZA lain selain
yang menjadi pilihan utama pasien/klien.
b. Riwayat medik dan psikiatri umum yang komprehensif
c. Riwayat gangguan penggunaan NAPZA dan terapi
sebelumnya.
d. Riwayat keluarga dan sosial ekonomi
e. Pemeriksaan urin untuk jenis-jenis NAPZA yang
disalahgunakan
f. Skrining penyakit infeksi seperti HIV, tuberculosis,
hepatitis.
1.1.4.2 Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi)

Detoksifikasi NAPZA merupakan proses atau tindakan


medis untuk membantu klien dalam mengatasi gejala putus
NAPZA (Kemenkes, 2011). Tahap detoksifikasi sering
disebut dengan fase terapi withdrawal atau fase terapi
intoksikasi. Tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya
baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah yang
memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu
untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita.
Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat
ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter butuh
kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna memdeteksi gejala
kecanduan narkoba tersebut (Husin & Siste, 2015). Fase ini
memiliki beberapa variasi :
a. Rawat Inap dan Rawat Jalan
b. Cold Turkey, artinya seorang pecandu langsung
menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif, dengan
mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa
memberikan obat-obatan.
c. Terapi simptomatis
d. Rapid Detoxification, Ultra Rapid Detoxification
e. Detoxifikasi dengan menggunakan : Kodein dan ibuprofen,
Klontrex (klonidin dan naltrexon), Bufrenorfin, Metadon.
Klien seringkali membutuhkan multimodal terapi yang
beragam. Tergantung pada filosofi program yang mendasari,
ada beberapa variasi :

a. Program Terapi Substitusi, ada antagonis (naltrekson),


agonis parsial (buprenorfin) atau dengan full agonist
(metadon) .
b. Program terapi yang berorientasi abstinensia : Therapeutic
Community, the 12 step recovery program narcotic
anonymus .Bila program terapi selanjutnya adalah terapi
substitusi maka tidak perlu dilakukan program detoxifikasi,
tetapi terapi withdrawal.
1.1.4.3 Tahap rehabilitasi nonmedis (sosial)
Tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di Indonesia
sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di
bawah BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kampus
Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat
rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya
program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas
langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain.

1.1.4.4 Tahap bina lanjut (after care)

Merupakan layanan pascarehab. Bisa bersifat reguler (rawat


jalan), dimana pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat
kerja namun tetap berada di bawah pengawasan atau bersifat
intensif (rumah damping) dimana pecandu melanjutkan program
TC, 12 langkah dan diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan
bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari
1.2 DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai