Anda di halaman 1dari 7

Bab I

Pendahuluan

Seiring dengan minangkatnya jumlah penduduk serta kemajuan teknologi


yang semakin berkembang pesat, maka berakibat pada peningkatan kebutuhan
lahan untuk industri, pariwisata serta perluasan pelabuhan dsb. Tempat-tempat
yang biasa dijadikan sebagai tempat untuk melakukan reklamasi seperti kawasan
pantai, lepas pantai atau offshore, danau, rawa-rawa ataupun sungai yang begitu
lebar.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan


taraf hidup manusia tidak terlepas dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam.
Dalam aktivitas ini sering dilakukan perubahan-perubahan pada ekosistem dan
sumberdaya alam. Perubahan-perubahan yang dilakukan tentunya akan memberi
pengaruh pada lingkungan hidup. Di daerah perkotaan persoalan lingkungan yang
paling nampak adalah persoalan yang ditimbulkan oleh penggunaan lahan. Ada
tiga penyebab utama antara lain; (1) faktor meningkatnya pertumbuhan penduduk
baik secara alami (kelahiran) maupun perpindahan penduduk dari desa ke kota
(urbanisasi), (2) faktor pembangunan yang senantiasa mendominasi daerah
perkotaan, (3) faktor keterbatasan lahan perkotaan.

Reklamasi tentu memliki dampak positif serta negatif tergantung


bagaimana proses pembuatannya serta penempatan dari reklamasi tersebut. Serta
ada berbagai macam pro dan kontra terhadap reklamasi. Tak sedikit pula proyek
reklamasi yang mendapat penolakan keras terhadap reklamasi tersebut tetapi ada
pula yang setuju dengan adanya reklamasi.
Bab II

Reklamasi

2.1 Pengertian Reklamasi

Reklamasi secara awam diartikan sebagai menciptakan daratan baru di


lahan yang sebelumnya terdiri dari air. Reklamasi telah dilaksanakan oleh
manusia sejak beberapa abad yang lalu. Menurut pengertiannya secara bahasa
reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya
memperbaiki sesutu yang rusak.

Para ahli belum banyak yang mendefinisikan atau memberikan pengertian


mengenai reklamasi pantai. Kegiatan reklamasi pantai merupakan upaya teknologi
yang dilakukan manusia untuk merubah suatu lingkungan alam menjadi
lingkungan buatan, suatu tipologi ekosistem estuaria, mangrove dan terumbu
karang menjadi suatu bentang alam daratan.

Pengertian reklamasi lainnnya adalah suatu pekerjaan/usaha


memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong
dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan
pantai, daerah rawa-rawa, di lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang lebar,
ataupun di danau. Pada dasaranya reklamasi merupakan kegiatan merubah
wilayah perairan pantai menjadi daratan. Reklamasi dimaksudkan upaya merubah
permukaan tanah yang rendah (biasanya terpengaruh terhadap genangan air)
menjadi lebih tinggi (biasanya tidak terpengaruh genangan air).

Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan


kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman,
perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata. Dalam
perencanaan kota, reklamasi pantai merupakan salah satu langkah pemekaran
kota. Reklamasi diamalkan oleh negara atau kota-kota. besar yang laju
pertumbuhan dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi
mengalami kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan (keterbatasan
lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran kota ke arah daratan sudah tidak
memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan baru.
Cara reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu negara/kota
dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota),
penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dll

2.2 Tujuan Reklamasi

Menjadikan kawasan yang tidak berguna atau tidak bermanfaat menjadi


kawasan yang mempunyai manfaat. Kawasan yang sudah direklamasi tersebut
biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pertanian, pemukiman, perindustrian,
pertokoan/bisnis dan objek wisata.Pekerjaan reklamasi juga bertujuan untuk
memacu pembangunan sarana dan prasarana pedukung lainnya. Dalam
membangun suatu pelabuhan ataupun terminal pelabuhan yang berada pada
perairan maka dapat dilakukan pekerjaan reklamasi.

2.3 Jenis-jenis Reklamasi

2.3.1Reklamasi daratan

Reklamasi daratan, biasanya disebut reklamasi, adalah proses pembuatan


daratan baru dari dasar laut atau dasar sungai. Tanah yang direklamasi disebut
tanah reklamasi atau landfill.

Pengeringan rawa untuk dijadikan pertanian adalah contoh bentuk


penghancuran habitat. Di beberapa daerah di dunia, proyek reklamasi baru
dibatasi atau tidak lagi diperbolehkan karena ada ikatan hukum perlindungan
lingkungan.
2.3.2 Reklamasi Pantai

Kawasan reklamasi pantai merupakan kawasan hasil perluasan daerah


pesisir pantai melalui rekayasa teknis untuk pengembangan kawasan baru.
Kawasan reklamasi pantai termasuk dalam kategori kawasan yang terletak di tepi
pantai, dimana pertumbuhan dan perkembangannya baik secara sosial, ekonomi,
dan fisik sangat dipengaruhi oleh badan air laut.

Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kota-kota di tepi pantai akan


berimbas pada daerah sekitarnya termasuk kawasan reklamasi pantai sebagai
perluasan kota tersebut. Hal ini tentu saja akan menimbulkan berbagai persoalan
kompleks sehingga diperlukan pengaturan terhadap kawasan reklamasi pantai
dimaksud. Dalam rangka menata pembangunan kawasan reklamasi pantai
diperlukan suatu pedoman teknis yang operasional bagi pemerintah, masyarakat,
dan swasta dalam penyelenggaraan penataan ruang di kawasan reklamasi pantai.

2.4 Teknik Dasar Reklamasi

Sedangkan teknik dasar dan model reklamasi yang selama ini dilakukan
memiliki tiga macam yaitu sistem Urugan, Polder dan kombinasi Polder
danUrugan.

2.4.1 Sistem Urugan

Sistem urugan dalam pelaksanaannya adalah dengan mengurug laut antara


tanggul samping batas reklamasi tanpa didahului pengeringan air terlebih dahulu.
Pada sistem ini setelah setelah urugan mencapai elevasi tertentu diatas permukaan
air laut, maka dibuat tanggul penutup (garis tanggul sebidang dengan garis pantai)
dan sisa timbunan di luar tanggul di buang kembali.
2.4.2 Sistem Polder

Sistem ini adalah dengan cara membuat tanggul disekililing daerah yang
akan direklamasi, kemudian air laut dipompa atau dialirkan ke laut sehingga
didapatkan daratan baru yang lebih rendah dari permukaan laut tanpa dilakukan
pengurugan. Sistem polder ini banyak dilakukan oleh negara Belanda dan
umumnya diterapkan di daerah pantai yang bersifat daratan (daratan pantai
pasang), penggunaannya lebih banyak untuk pertanian atau peternakan. Sistem ini
memerlukan pompa secara terus menerus untuk menjaga muka air tanah.
Kekuatan pompa harus memperhitungkan pula terhadap curah hujan di wilayah
tersebut. Untuk darah beriklim tropis yang curah hujn relatif tinggi, sistem ini
tidak efektif.

2.4.3 Sistem Kombinasi

Sistem ini dengan cara membuat tanggul terlebih dahulu seperti dalam
polder kemudian diurug. Karena jenis berat material urug yang lebih besar dari
pada berat jenis air laut, maka air laut akan berangsur-angsur melimpah ke luar
diganti oleh materila urug sampai elevansi yang telah ditentukan.

2.5 Dampak Reklamasi Pantai

Proses Reklmasi tentu saja memiliki dampak positif dan dampak negatif
terhadap lingkungan serta keberadaan makhluk hidup disekitranya. Dampak
lingkungan yang sudah jelas terlihat dari proyek reklamasi adalah hancurnya
ekosistem berupa hilangnya keaneragaman hayati. Keaneragaman hayati yang
diperkirakan akan punah antara lain berupa punahnya spesies ikan, kerang,
kepiting, burung dan keaneragaman hayati lainnya.

Dampak lain dari reklamasi pantai adalah meningkatnya potensi banjir.


Hal itu disebabkan karena proyek reklamasi merubah bentang alam
(geomorfologi) dan aliran air (hidrologi) di kawasan reklamasi tersebut.
Perubahan tersebut antara lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen
sungai, pola pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak kawasan
tatanan air.

2.6 Dampak reklamasi

2.6.1 Dampak positif atau keuntungan reklamasi pesisir pantai

1. Ada tambahan daratan buatan hasil pengurugan pantai sehingga dapat


dimanfaatkan untuk bermacam kebutuhan.
2. Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi aman terhadap erosi karena
konstruksi pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin untuk dapat
menahan gempuran ombak laut.
3. Daerah yang ketinggianya dibawah permukaan air laut bisa aman terhadap
banjir apabila dibuat tembok penahan air laut di sepanjang pantai.
4. Tata lingkungan yang bagus dengan perletakan taman sesuai perencanaan,
sehingga dapat berfungsi sebagai area rekreasi yang sangat memikat
pengunjung.

2.6.2 Dampak negatif atau kerugian reklamasi pesisir pantai

1. Peninggian muka air laut karena area yang sebelumnya berfungsi sebagai
k0lam telah berubah menjadi daratan.
2. Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai lainya rawan
tenggelam, atau setidaknya air asin laut naik ke daratan sehingga tanaman
banyak yang mati, area persawahan sudah tidak bisa digunakan untuk
bercocok tanam, hal ini banyak terjadi diwilayah pedesaan pinggir pantai.
3. Musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga
keseimbangan alam menjadi terganggu, apabila gangguan dilakukan
dalam jumlah besar maka dapat mempengaruhi perubahan cuaca serta
kerusakan planet bumi secara total.
4. Pencemaran laut akibat kagiatan di area reklamasi dapat menyebabkan
ikan mati sehingga nelayan kehilangan lapangan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai