Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH TABUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

DI SUMATERA BARAT

Oleh:
Febriani, SE, M.Si
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang

ABSTRAK
Persoalan utama pembangunan ekonomi dinegara berkembang adalah kurangnya modal
untuk melakukan investasi. Kekurangan modal terjadi karena rendahnya pendapatan
masyarakat yang berdampak pada rendahnya kemampuan menabung bagi masyarakat,
sehingga mengakibatkan dana untuk investasi terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh tabungan domestik, jumlah penduduk, ekspor dan impor terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Data yang digunakan berbentuk time series.
Dari hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa kenaikan jumlah tabungan,
jumlah penduduk dan ekspor perpengaruh positif secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat pada tingkat kepercayaan 95%. Impor
berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat
pada tingkat kepercayaan 99%.

31
PENDAHULUAN Sumatera Barat sebagai salah
satu negara yang sedang berkembang,
Latar Belakang telah mulai melakukan pembangunan
Kekurangan modal untuk ekonomi secara intensif sejak kondisi
melakukan investasi merupakan salah non-ekonomi mulai menunjukan arah
satu persoalan utama pembangunan yang stabil, yaitu sekitar tahun 1970-an.
ekonomi di negara berkembang. Selama ini pemerintah mengangap
Kekurangan modal ini terjadi karena bahwa peningkatan jumlah penduduk
rendahnya pendapatan masyarakat yang dan ekspor merupakan bagian dari
berdampak pada rendahnya kemampuan proses pembangunan ekonomi yang
menabung sehingga mengakibatkan sukses dengan pertumbuhan ekonomi
dana untuk melakukan investasi sangat yang gemilang.
terbatas. Pada dasarnya dalam proses Sebagaimana diketahui
pelaksanaan pembangunan ekonomi peningkatan tabungan melalui
negara-negara dunia ketiga, akumulasi peningkatan ekspor dan impor akan
hutang luar negeri {exsternal debt) dapat meningkatkan kemampuan bangsa
merupakan suatu gejala umum yang Indonesia untuk membiayai
wajar, karena tabungan domestik yang pembangunannya dengan harapan
rendah tidak memungkinkan sumber pembiayaan pembangunan
dilakukanya investasi secara memadai diupayakan. Disamping PDRB sebagai
sehingga pemeriantah negara-negara sumber dana pembangunan terdapat juga
seddang berkembang hams menarik tabungan domestik, yaitu tabungan
dana pinjaman dan investasi dari luar pemerintah dan tabungan masyarakat.
negeri (Michael P. Todaro). Sedangkan sumber pembiayaan
Negara Sedang Berkembang pembangunan utama untuk memacu
(NSB) khususnya Sumatera Barat dalam pertumbuhan ekonomi adalah investasi,
melakukan pembangunan merasakan yang berasal dari swadaya masyarakat
perlunya bantuan dana pembangunan (invesment as engine growth economy).
yang berasal dari negara maju, guna Pada tahun 2002 ekonomi Indonesia
menambah kapasitas produksi mengalami pertumbuhan 3.69% dan
nasionalnya, memperbaiki kesehatan tahun 2003 mecapai 4.10% melampaui
ekonomi dan meningkatkan taraf target dan pemerintah dalam APBN
konsumsi masyarakat. Atas dasar yang hanya sebesar 4%. Untuk tahun
pertimbangan kemanusiaan, ekonomi 2004 pemerintah dan DPR dalam APBN
dan politik, negara-negara maju juga menargetkan pertumbuhan ekonomi
menyadari bahwa perlu memberikan mencapai 4.8%, jika kondisi kinerja
bantuan ekonomi dan finansial untuk ekonomi tahun 2003 dapat
pembangunan negara yang sedang dipertahankan sampai akhir tahun 2004
berkembang (NSB) agar mencapai (BPS, Statistik Indonesia 2004).
kesejahteraan {welfare state).

32
Berdasarkan uraian diatas, untuk ekspor dan impor serta sebagai bahan
memacu pertumbuhan ekonomi masukan untuk menyusun dan
Indonesia diperlukan pemanfaatan dana mengembangkan penelitian yang lain
pembiayaan pembangunan secara lebih lanjut.
efektif dan efisien serta terus menggali
sumber-sumber pembiayaan Tinjauan Pustaka
pembangunan yang potensial. Berkembangnya pembangunan
Diantaranya mengusahakan dana dari suatu negara sangat relevan dengan dana
dalam negeri melalui peningkatan yang digunakan, sehingga perlu
tabungan masyarakat dan pemerintah, diketahui sumber-sumber pembiayaan
dalam hal ini penerimaan hams lebih pembangunan di Indonesia. Sumber-
besar dari pengeluaran. Alternatif sumber pembiayaan pembangunan
lainnya adalah mengundang investor Indonesia dari tahun ketahun mengalami
agar mau berinvestasi di Sumatera Barat perekmbangan yang cukup pesat
sehingga adanya kebijakan fiskal
pemeriantah dalam mempengaruhi
Rumusan Masalah tingkat pendapatan khususnya GNP
Berdasarkan permasalahan
(gros national product) agar tidak terjadi
diatas, maka yang menjadi pokok
disparitas ekonomi akibat adanya inflasi,
permasalahan yang dikaji dalam
pengangguran dan efisit neraca
penelitian ini adalah bagaimana
pembayaran (R.Sudiyono, 1981).
pengaruh tabungan domestik, jumlah
Pemerintah Indonesia maupun
penduduk, ekspor dan impor terhadap
pihak swasta merasa optimis dalam
pertumbuhan ekonomi di Sumatera
melakukan prinsip akselarasi yang
Barat. Beranjak dari permasalahan
menyatakan bahwa besarnya sumber
tersebut, maka penelitian ini bertujuan
pembiayaan pembangunan berhubungan
untuk mengetahui mengkaji, menguji
proposional terhadap perubahan output
dan menganalisis pengaruh tabungan
atau pendapatan (Nopirin,1987).
domestik, jumlah penduduk, ekspor dan
impor terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Barat. Hasil penelitian ini Konsep dan Teori Tabungan
dapat berguna sebagai bahan masukan Dalam teori pembangunan,
bagi pemerintah Sumatera Barat dalam Keynes (1930) dalam Jhingan. ML
menganalisa faktor-faktor (tabungan (2004) menayatakan bahwa tabungan
domestik, jumlah penduduk, ekspor, sebagai bagian dari pendapatan suatu
impor yang mempengaruhi periode tertentu yang tidak habis
pertumbuhan ekonomi. Disisi lain dikonsumsi pada periode bersangkutan
diharapkan secara praktis dapat yang diformulasikan dalam bentuk :
mencoba memberikan sumbangan Y=C+S
pemikiran menyangkut masalah Dimana:
tabungan domestik, jumlah penduduk, Y = Pendapatan
C = Konsumsi

33
S= Tabungan masyarakat Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
kenaikan PDRB tanpa memandang
Secara teoritis, faktor-faktor yang apakah kenaikan tersebut besar atau
mempengaruhi tabungan adalah kecil dari kenaikan jumlah penduduk
kemampuan dan kemauan menabung . atau tidaknya perubahan struktur
Kemampuan menabung umumnya ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi memandang proses pembangunan
seperti pendapatan bersih perkapita sebagai suatu urutan tahap-tahap yang
(teori Absolut income oleh Keynes). harus dilalui oleh sekelompok
Semakin tinggi pendapatan bersih masyarakat. Konsep ini merupakan
perkapita maka semakin tinggi kombinasi dari jumlah penduduk,
kemampuan menabung S= s (Y) dan ekspor, impor dengan jumlah yang tepat
distribusi pendapatan perkapita (teori serta kondisi masyarakat yang berlaku.
Relatif Income Dussenbery). Pembangunan ekonomi selalu
diikuti oleh pertumbuhan ekonomi,
Konsep dan Teori Investasi tetapi tidak sebaliknya. Pembangunan
Investasi adalah pengeluaran yang ekonomi diartikan dengan pertumbuhan
ditujukan untuk meningkatkan atau ekonomi agregate atau pertumbuhan
mempertahankan stok barang yang merupakan bagian dari pembangnan
terdiri dari pabrik, kantor dan produk- ekonomi. Triyanto (1990)
produk tahan lama lainnya yang mengungkapkan bahwa setiap negara
digunakan dalam proses produksi. melaksnakan pembangunan
Investasi yang ditanamkan oleh para menginginkan pertumbuhan ekonomi.
investor dismaping dibiayai dari modal Untuk mengetahui pertumbuhan
sendiri juga dibiayai dari tabungan baik ekonomi dapat dilihat pada model
yang dimiliki oleh perusahaan maupun Harrod-Domar sebagai berikut;
masyarakat. Dalam hal ini sumber g= AY x 100% ..........................(1)
pembiayaan pembangunan yang berasal Y
investasi didapatkan dari penananman Dimana:
modal langsung oleh investor asing G = Tingkat pertumbuhan ekonomi
(FDI) A Y = selisih pertambahan pendapatan
nasional (besarnya perubahan
Konsep dan Teori Pembangunan GNP)
Ekonomi serta Pertumbuhan Y = Pendapatan nasional tahun
Ekonomi sebelumnya
Istilah pembangunan ekonomi
dapat diartikan sebagai pertumbuhan Untuk meningkatkan
ekonomi yang diikuti oleh perubahan- pertumbuhan ekonomi diperlukan
perubahan dalam struktur dan corak investasi, untuk mengetahui besarnya
kegiatan ekonomi (Jhingan.ML (2004). investasi dengan kemampuan
masyarakat meningkatkan output/GNP

34
dapat diketahui dengan konsep Dalam perekonomian terbuka, sistem
incremental capital output ratio (ICOR), pendapatan terbuka (Ahmad Mibarik,
yang dapat dilihat dalam bentuk 1991) dalam bentuk persamaan berikut:
persamaan sebagai berikut:
Y = C + 1 + G + (X-M) ...................(6)
k = I x 100% ...........................(2) Y = C + S + T ...................(7)
AY
Dimana:
Dimana:
Y = Pendapatan Nasional
K = ICOR
C = Konsumsi
I = Besarnya investasi yang
G = Pengelauran Pemeriantah
diperlukan untuk menaikan satu
X = Ekspor
unit output
M = Impor
T =Pajak
Persamaan (1) dan (2) digabung
I = Investasi
menjadi:
Dari persamaan (6) dan (7) yang
g.k = I/Y ....................................(3) disubtitusikan akan diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Menurut Marsudi Djojodipuro
(1994), Pendapatan Nasional adalah
C + I + G + (X-M) = C + S + T (X-M) =
hasil akhir suatu negara dalam waktu
(T-G = (S-1)............(8)
satu tahun yang dinyatakan dalam mata
uang. Todaro (1989) menyatakan bahwa Kecendrungan yang sering terjadi di
hubungan antara tabungan dengan Indonesia adalah :
pendapatan nasional dapat dinyatakan 1. Defisit neraca pembayaran (X - M)
dengan persamaan: 2. Defisit anggaran pemeriantah (T< G)
3. Rendahnya tabungan terhadap
S = s. Y .............................(4) investasi (S < 1)

Dimana: Pemulihan defisit akan mencakup


S = Tabungan nasional defisit investasi tabungan domestik,
(pemeriantah) neraca pembayaran, defisit anggaran
S = Kecendrungan untuk pemeriantah. Persamaan (8) berlaku
menabung/MPS untuk perekonomian Indonesia. Untuk
Y = Pendapatan Nasional menaggulangi defisit, diperlukan dana
dari luar negeri, yang dapat berupa
Bila diasumsikan I = S, persamaan (3) peningkatan ekspor dan menurunkan
dan (4) disubtitusikan sehingga jumlah impor. Jelas bahwa peningkatan
diperoleh persamaan sebagai berikut: jumlah tabungan memiliki peranan
penting untuk meningkatkan
g.k = s/k ....................................(5)

35
pertumbuhan ekonomi dan (miliar rupiah). Penyesuaian data
pembangunan Indonesia khususnya dilakukan dengan langkah-langkah
Sumatera Barat. sebagai berikut:
1. Data PDRB memiliki tiga tahun
Hipotesis dasar yaitu 2002, 2003, 2004 data
Hipotesis 1 : Jumlah Penduduk tersebut disesuaikan dengan tahun
berpengaruh posisti dasar (atas dasar harga konstan)
terhadap pertumbuhan 2002 melalui indek berantai
ekonomi di Sumatera sehingga diperoleh PDRB
Barat penyesuaian.
Hipotesis 2 : Ekspor berpengaruh 2. Data tabungan domestik yang
positif terhadap merupakan penjumlahan dari
ertumbuhan Eonomi di jumlah penduduk, ekspor, impor
Sumatera Barat data diambil melalui selisih
Hipotesis 3 : Impor berpengaruh realisasi penerimaan dengan
positif terhadap realisasi pengeluaran negara dalam
pertumbuhan ekonomi APBN. Oleh karena telah
di Sumatera Barat berubahnya perhitungan anggaran,
maka dilakukan penyesuaian
METODE perhitungan tabungan pemerintah
Metode dalam penelitian ini dan tahun anggaran menjadi tahun
secara berurutan akan membahas kalender.
tentang : data, sampel yang digunakan, Sampel yang digunakan dalam
variabel dan definisi operasional penelitian ini dibatasi hanya selama
variabel, pengujian hipotesis, pengujian periode waktu enam tahun (2002-2007).
koefisienan determinasi (R) dan Teknik pengambilan sampel dilakukan
diagnosis model. Data yang digunakan secara Judgement sampling (Sample
dalam penelitian ini adalah data tidak acak berdasarkan pertimbangan).
sekunder yang berbentuk time series. Adapun pengujian hipotesis atau disebut
Data ini diperoleh dari badan Pusat juga dengan pengujian signifikasi yang
Statistik (BPS). Bank Indonesia (BI) dan bertujuan untuk melihat pengaruh
instansi lain yang terkait. Sebelum data variabel independen terhadap variabel
di regresi dengan menggunakan sofware dependen. Pada penelitian ini pengujian
SPSS, dilakukan penyesuaian data hipotesis dilakukan dengan
dengan tujuan agar data produk menggunakan model regresi berganda
domestik bruto (PDB), tabungan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
pemerintah, tabungan swasta, hutang
luar negeri dan penanaman modal asing Uji - F (F-test)
memiliki ukuran dan satuan yang sama Uji-F bertujuan untuk melihat
ada atau tidaknya pengaruh seluruh

36
variabel independen terhadap variabel Jika persamaan regresi berganda
dependen. Uji - F dilakukan dengan ditranspormasi kedalam bentuk
membandingkan nilai F-test dengan nilai ekonometrik, maka persamaan berubah
F-tabel. Atau bisa juga dengan menjadi:
membandingkan nilai sig ddengan nilai
alpa (tingkat kesalahan). Nilai F-test Y = (βo + βlXl + β2X2 + β3X3 + ei
dapat diperoleh dengan rumus sebagai
berikut (Domodar Gujarati, 1999:120): Dimana:
Y = Produk Domestik Regional
2
F-test = R /(k-l) Bruto
(l-R2) / (n-k) Pi = Koefisienan regresi
XI = Tabungan
Dimana: X2 = Ekspor
F-test = Nilai F-hitung X3 = Impor
R2 = Koefisien determinasi
K = Jumlah variable Uji -t (test)
N = Jumlah tahun pengamatan Uji -t bertujuan untuk melihat
ada atau tiaknya pengaruh masing-
masing variabel independen secara
Ketentuan pengambilan keputusan
persial terhadap variabel dependen
dengan menggunakan F-tes adalah
(Damadar Gujarati 1999:144). Uji-t
sebagai berikut:
dilakukan dengan membandingkan nilai
1. Jika F-tes < F-tabel atau jika nilai sig
t-test dengan nilai tabel. Atau bisa juga
> nilai a maka hipotesis nol (Ho)
dengan membandingkan dengan nilai t-
diterima dan hipotesis alternatif (Ha)
test dengan nilai t-tabel. Atau bisa juga
ditolak. Artinya variabel independen
dengan membandingkan nilai sig
secara keselurahan tidak memiliki
dengan nilai alpa (tingkat kesalahan).
pengaruh yang signifikan terhaddap
Hipotesis yang bisa dikemukakan
variabel dependen.
adalah :
2. Jika F-test > F-tabel atau jika nilai
Ho : koefisienan regresi tidak signifikan
sig < nilai & maka hipotesis nol
Ha : koefisienan regresi signifikan
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatif
(Ha) diterima. Artinya variabel
Ketentuan pengambilan
independen secara keseluruhan
keputusan dengan menggunakan t-test
memiliki pengaruh yang signifikan
adalah sebagai berikut:
terhadap variabel dependen.
1. Jika t-test < t-tabel atau jika nilai sig
> nilai a maka hipotesis nol (Ho)
Persamaan regresi berganda adalah
diterima dan hipotesis alternative
sebagai berikut:
(Ha) ditolak. Artinya variabel
Y = po + (31X1 + P2X2 + P3X3
independent (Xi) tidak memiliki

37
pengaruh yang signifikan terhadap Ho : Ekspor tidak berpengaruh positif
variabel dependen. terhadap pertumbuhan ekonomi di
2. Jika t-test > t-tabel atau jika nilai sig Sumatera Barat
< nilai & maka hipotesis nol (Ho) Ha : Ekspor berpengaruh positif
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) terhadap pertumbuhan ekonomi
diterima. Artinya variabel di Sumatera Barat
independent (Xi) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap variabel
Formulasi t-test sebagai berikut:
dependen.
T tes = β_
Se(β2)
Hipotesis 1
Untuk pengujian hipotesis 1,
guna membuktikan apakah kenaikan Dimana:
jumlah penduduk berpengaruh positif T tes = nilai t test
terhadap pertumbuhan ekonomi di Se (β2) = standar error β2
Indonesia digunakan uji-t(t-test). B2 = koefisienan regresi dari
Ho : Jumlah penduduk berpengaruh variabel β 2
positif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Barat
Hipotesis 3
Ha : Jumlah penduduk berpengaruh
Untuk pengujian hipotesis 3,
positif terhadap pertumbuhan
guna membuktikan apakah impor
ekonomi di Sumatera Barat
berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Formulasi t-test sebagai berikut:
Barat digunakan uji-t (t tes) dengan
hipotesis sebagai berikut:
Ttes= β1
Ho = Impor tidak berpengaruh
Se (β 1)
positif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Barat
Dimana: Ha = Impor berpengaruh positif
T test = nilai t test terhadap pertumbuhan ekonomi
di Sumatera Barat
Se(βi) = standar error dari
variabel βI Formulasi t-test sebagai berikut:
B = koefisienan regrsi Ttes= β3
Dari variabel XI Se (β)

Hipotesis 2 Dimana:
Untuk pengujian hipotesis 2, guna T test = nilai t test
membuktikan apakah ekspor Se(β3) = standar error dari β3
berpengaruh positif terhaddap B3 = koefisienan regrsi dari variabel
pertumbuhan ekonomi di Sumatera X3
Barat digunakan uji-t (test)

38
Pengujian Koefisienan Determinasi pendekatan plot normal probabilitas
(R2) yang membandingkan distribusi
Koefisienan Determinasi
komulatif nilai data aktual dengan
Berganda bermanfaat untuk melihat
ditribusi kumulatif pada distribusi
seberapa besar proposi sumbangan
normal. Serta juga dapat menggunakan
seluruh variabel independen (bebas)
uji Kolmogorov Smirnov.
terhadap variabel (naik turunya) nilai
variabel diperoleh dengan menggunakan
formula sebagai berikut (Domodar Autokorelasi
Gujarati, 1999 : 199) Menurut Gujarati (1995),
autokorelasi dapat didefmisikan sebgai
R2 = β Σ Xi Y korelasi antara anggota serangkaian
2
Σ Yi observasi yang diurutkan menurut waktu
(seperti dalam data deretan waktu) atau
Nilai R2 berkisar antara nol dan
ruang (seperti data dalam cross
satu : 0 dan 1, jika nilai R2 = 0, berarti
sectional). Korelasi merupakan kondisi
antara variabel independen dengan
yang berurutan diantara gangguan atau
variabel dependen tidak ada hubungan,
disturbance. Pada aoutokorelasi, korelasi
jika R2 =1, berarti antara variabel
yang terjadi antara anggota observasi
independen dengan variabel dependen
memiliki hubungan yang sempurna. yang terletak berderatan secara series
Dengan kata lain besarnya proposi dalam bentuk waktu jika datanya time
sumbangan variabel dependen terhadap series atau korelasi antara tempat yang
variabel independen adalah 100%. berdekatan bila datanya cross sectional.
Uji yang digunakan untuk mendekati
Diagnosa Model adanya autokorelasi adalah uji Durbin
Dalam menggunakan analisis Watson. Uji Durbin Watson dihitung
dengan metode Ordinary Least Square
berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-
(OLS), sebelum melakukan pengujian
nilai taksiran faktor yang berurutan.
hipotesis, agar nantinya model regresi
tidak bias dan pengambilan keputusan
hasil tidak diragukan kebenarannya Multikolineritas
maka perlu dilakukan uji normalitas, dan Menurut Gujarati (1995), satu
uji heteroskedastisitas. asumsi penting dari model regresi linear
klasik adalah adalah tidak terdapat
Normalitas multikolieritas diantara variabel-
Normalitas data merupakan uji variabel yang menjelaskan yang
astimsi yang sangat mendasar dalam termasuk dalam model. Multikolineritas
analisis multivariate. Untuk mengetahui berarti adanya hubungan sempurna atau
apakah data terdistribusi normal atau pasti diantara beberpa atau semua
tidak, dapat dilihat pada hasil gambar variabel yang menjelaskan ddari model
histogram. Dapat juga menggunakan

39
regresi. Untuk mendeteksi adanya metoda grafik (Gujarati, 1995). Dalam
multikolineritas dapat dilakukan pula penelitian ini uji heteroskedastisitas
dengan melihat nilai Tolerance value akan dilakukan dengan menggunakan uji
dan nilai Variance Inflation fakctor korelasi peringkat spearmen (Spearman
(VIF). Rank Correlation Test). Uji korelasi
peringkat Spearmen dapat dilakukan
Heteroskedastisitas dengan menguji nilai absolut residual
Menurut Gujarati (1995), satu (A-RES) dengan masing-masing
asumsi penting dari model regresi linear variabel independen. Apabila hasil
klasik adalah bahwa gangguan korelasi independen tidak signifikan
(disturbance) yang muncul dalam regresi berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
populasi adalah homoskedastisitas ;
yaitu semua gangguan tadi memiliki
HASIL
varians yang sama Homoscedasticity Untuk mengetahu pengaruh
merupakan asumsi yang berkaitan tabungan, jumlah penduduk, ekspor dan
dengan dependensi hubungan antar impor terhadap pertumbuhan ekonomi di
variabel dimana variabel dependen Sumatera Barat, dapat dilihat dari
menunjukan tingkat varian yang sama pembahasan sebagai berikut mengenai:
antar variabel dimana variabel dependen deskripsi statistik, uji normalitas, uji
menunjukan tingkat varian yang sama autokorelasi, uji multikolineritas, uji
antar variabel prediktor. Dalam model heteroskedastisitas, pengujian hipotesis,
regresi homosekdastisitas; yaitu semua pengujian keefisienan determinasi (R2)
gangguan tadi memiliki varians yang
sama. Homoscesdasticity diharapkan
terjadi, bila dilanggar dinamakan
heteroskedastisitas.
Untuk mendiagnosis terjadinya
heteroskedastisitas dapat dilakukan uji
Park, uji Glejser, uji korelasi peringkat
spearman atau dengan menggunakan

A. Deskripsi statistic
Deseriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Penduduk 6 4243510 4555810 4452542,00 123912,807
Ekspor 6 208180,00 685756,00 401894,0000 195909,25843
Investasi 6 4777,13 5081,41 4864,5033 111,74645
PDRB 6 22375278,65 29159480,57 25304539,8500 2320708,54314
Valid N (listwise) 6

40
B. Uji Normalitas normal perlu ditransformasikan agar
Untuk mengetahui apakah data berubah normal. Variabel hutang luar
berdistribusi normal atau tidak perlu negeri ditransformasikan dengan akar
dilakukan uji Kolmogorof-Smirnov kuadrat (Hair, 1984). Hasil uji
terhadap variable independent dan Komogorov-Smirnov dan plotting
variable dependen. Data dikatakan probabilitas normal setelah
berdistribusi normal bila Asymp sig (2- ditransformasikan ternyata bahwa
tailed) > alpha (1%, 5%, 10%). Pada uji variabel hutang luar negeri yang sudah
normalitas variable yang berdistribusi ditranspormasikan dengan akar kuadrat
normal adalah PDRB, penduduk, ekspor memiliki Asymp Sig > 5%. Ini berarti
dan impor. Sedangkan variable hutang semua variabel independen dan variabel
luar negeri tidak normal karena Asymp dependen berdistribusi normal
Sig < dari 5%. Variabel yang tidak

Histogram

Dependent Variable : PDRB

Pada gambar hstogram dan normal akan ditujukan dalam garis


gambar plot probabilitas normal (normal diagonal, sedangkan data aktual diplot
probability plot) terhadap semua sesuai dengan distribusinya. Dari model
variabel yang diuji, terlihat bahwa regresi yang diteliti terlihat bahwa
distribusi komulatif nilai data aktual plotting data aktual mendekati garis
mendekati distribusi kumulatif pada yang berarti data tersebut berdistribusi
distribusi normal. Pada pendekatan normal.
normal probability plot, distribusi

41
C. Uji Autokorelasi model regresi ini dengan kata lain dapat
Nilai Durbin-Watson dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
digunakan untuk mendekati ada atau autokorelasi pada model regrsi ini.
tidaknya autokorelasi. Nilai Durbin-
Watson (DW) adalah 1.208, sedangkan D. Uji Multikolinieritas
nilai batas bawah (dl) dengan 4 Multikolinieritas terjadi apabila terdapat
explanatory variabel dan 24 sampel hubungan linear yang signifikan diantara
yang digunakan dalam penelitian ini dua variabel independent atau lebih
menunjukan angka 0.80 serta nilai batas variabel yang digunakan dalam model
atas (du) sebesar 1.53 pada level regresi. Metode untuk menguji
signifikan 1%. Pada tingkat signifikan terjadinya multikolineritas dapat dilihat
5% diperoleh dl sebesar 1.01 dan du dari korelasi antar variabel independen,
sebesar 1.48. Dengan menggunakan tolerence value, variance inflation
ramus dl< dw < du pada level signifikan factors (VIF). Masalah multikolinieritas
1% menunjukan angka 8.80 < 1.208 < terjadi apabila koefisenan korelasi antar
1.53. Pada level signifikan 5% nilai dua variabel bebas lebih besar dari
menunjukan angka 1.01 < 1.208 < 1.48 0.9 maka multikolinearitas merupakan
maka nilai Durbin-Watson menunjukan masalah serius. Batas dari tolerance
hasil pengujian yang tidak konklusuf, value adalah 0,1 sedangkan batas VIF
sehingga tidak dapat ditentukan apakah adalah 10 (hair, 1998).
terdapat autokorelasi atau tidak pada

Corelation

PDRB Penduduk Ekspor Investasi


Pearson Correlation PDRB 1,000 ,338 ,861 ,074
Penduduk ,338 1,000 ,615 -,155
Ekspor ,861 ,615 1,000 -,173
Investasi ,074 -,155 -,173 1,000
Sig. (1-tailed) PDRB ,256 ,014 ,444
Penduduk ,256 ,097 ,384
Ekspor ,014 ,097 ,372
Investasi ,444 ,384 ,372
N PDRB 6 6 6 6
Penduduk 6 6 6 6
Ekspor 6 6 6 6
Investasi 6 6 6 6

Analisis seperti yang diatas korelasi antara dua variabel independent


menunjukan bahwa tidak terdapat memiliki nilai dibawah 0,9. Hal ini
korelasi yang signifikan antar variabel mengindikasikan bahwa tidak terjadi
independent, karena koefisienan multikolinieritas pada model regresi ini.

42
Uji Multikolinieritas dengan Tolerence dan VIF
Coefficients (a)

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF
1 (Constant)
Penduduk ,620 1,614
Ekspor ,616 1,623
Investasi ,966 1,035
a Dependent Variable: PDRB

Hasil analisis ini menunjukan variabel independent dengan nilai


bahwa nilai tolerance semua variabel mutlak residunya maka tidak terdapat
independen berada diatas 0,1 dan nilai heteroskedastisitas. Hasil Spearmen
VIF semua varaibel independen berada antara absolut residual (A-RES) dengan
dibawah 10. Hal ini mengindikasikan masing-masing variabel independen
bahwa tidak terjadi multikolinieritas terlihat semuanya tidak signifikan pada
pada model regresi ini. tingkat signifikansi 1%, 5% maupun
10%. Hal ini berarti tidak terjadi
E. Uji Heteroskedastisitas heteroskedastisitas pada regresi ini.
Untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas digunakan uji Pengujian Hipotesis
korelasi peringkat Spearmen dengan a. Uji - F (F-test)
meregresikan variabel dependen Untuk melihat ada atau tidaknya
(PDRB/Y dengan masing-masing pengaruh seluruh variabel independent
variabel independent (Jumlah terhadap variabel dependen digunakan
penduduk, ekspor, impor) untuk uji F. Salah satu cara untuk melakukan
mendapatkan nilai residual. Nilai mutlak uji-F adalah dengan membandingkan
residual di uji dengan masing-masing nilai sig dengan nilai a (alpa)/ tingkat
variabel independen Jika tidak kesalahan
signifikan secara statistik antara

Anova (b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sifl.

1 Regression 22765511849932,51 3 7588503949977,500 41,156 .000(a)


0
Residual 4162928861004,250 2 2081464430502,125
Total 26928440710936,75 5
0
a. Predictors: (Constant), Investasi, Penduduk, Ekspor
b. Dependent Variable: PDRB

43
Nilai F test sebesar 41,156 PDRB (Y) pada tingkat kepercayaan
dengan tingkat signifikan 0,000 atau 90%.
0%. Oleh karena propabilitas (sig) jauh
lebih kecil dari alpha 1%, maka model b. Uji -1 (t-test)
regresi ini dapat digunakan untuk Uji t merupakan suatu pengujian
memprediksi variabel dependen (Y/ yang bertujuan untuk mengetahui
PDRB), hal ini juga berarti bahwa apakah koefisien regrsi signifikan atau
secara keseluruhan variabel-variabel tidak. Pengujian hipotesis dilakukan
penduduk (XI), ekspor (X2), dan dengan meregresikan masing-masing
impor (X3) berpengaruh signifikan variabel dependen dengan variabel
secara bersama-sama terhadap variable independent agar diperoleh nilai dari t-
test

Uji t
Coefficients(a)
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) 22679309,999 41747461,449 ,543 ,641


Penduduk -5,450 6,614 -,291 +,824 ,497
Ekspor 12,761 4,196 1,077 3,041 ,093
Investasi 4473,972 5873,747 ,215 ,762 ,526
a. Dependent: Variable PDRB

Berdasarkan uji-t didapatkan (karena tandanya (-) satu Miliar Rupiah


persamaan regresi sebagai berikut : nilai ekspor akan menurunkan nilai
Konstanta sebesar 0,543 dapat variabel dependen PDRB sebesar 5,43
diinterprestasikan bahwa jika variabel miliar Sedangkan koefisienan regresi
independen (penduduk, ekspor, impor) ekspor sebesar 1,07 miliar dapat
tidak berpengaruh terhadap variabel diinterprestasikan bahwa setiap
dependen (PDRB), maka nilai dari penambahan ekspor satu Miliar Rupiah
PDRB adalah sebesar 4,97 miliar. akan meningkatkan nilai variabel
Koefisien regresi tabungan domestik dependen PDRB sebesar Rp 1,07
sebesar 2,91 menyatakan bahwa setiap milyar.
penambahan (karena tandanya (-) satu Selama periode 2002 s/d 2007
Miliar Rupiah penduduk akan terlihat pada kolom sig, nilai sig untuk
menurunkan nilai variabel dependen variabel tabungan domestik adalah 0,6
sebesar 2,91 miliar. Koefisien regresi Angka ini berada dibawah probabilitas
variabel independen penduduk, ekspor, 5%, 10%, dengan kata lain nilai sig
dan impor adalah sebesar 5,45 Angka ini variabel PDRB lebih kecil dari nilai
berarti bahwa setiap penurunan probabilitas ? alpha (0,034 < 5%). Ini

44
berarti Ho ditolak, Ha diterima. Dengan besar proporsi sumbangan seluruh
kata lain jumlah penduduk, ekspor dan variabel independen (bebas) terhadap
impor berpengaruh positif secara variasi (naik turunya) nilai variabel
signifikan terhadap pertumbuhan dependen (tidak bebas) secara bersama-
ekonomi Sumatera Barat pada tingkat sama.
kepercayaan 99%. Pada tabel dibawah ini yang
berisikan informasi mengenai Koefisien
c. Pengujian Koefisien determinasi Determinasi Berganda dari persamaan
(R2) regresi penelitian.
Koefisien determinasi berganda
bermanfaat untuk melihat seberapa

Pengujian Koefisienan Determinasi


Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .919(a) ,845 ,614 1442728,12078
a Predictors: (Constant), Investasi, Penduduk, Ekspor

Hasil analisis menunjukan nilai Sumatera Barat pada tingkat


koefisienan determinasi (R) sebesar 0,91 kepercayaan 95%.
atau 0,91 %. Koefisienan ini dapat 2. Ekspor akan berpengaruh positif
diinterprestasikan bahwa 0,91 % terhadap pertumbuhan ekonomi
variabel dependen PDRB (Y) dapat Indonesia.
dijelaskan oleh variabel independen 3. Impor berpengaruh positif secara
jumlah penduduk, ekspor dan impor. signifikan terhadap pertumbuhan
Sedangkan sisanya (100 - 91 = 9%) ekonomi Indonesia pada tingkat
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak kepercayaan 99%.
termasuk dalam model variasi naik
turunya. Jadi kontribusi variabel SARAN
independen terhadap variabel dependen 1. Sampel penelitian masih terbatas
adalah sebesar 91%, sedangkan sisanya sehingga disarankan untuk peneliti
sebesar 9% dipengaruhi oleh variabel selanjutnya agar meningkatkan
lain yang tidak termasuk dalam model. sampel penelitiannya dan
menambah periode waktu yang
KESIMPULAN lebih panjang untuk hasil penelitian
Dalam periode 2002 s/d 2007 yang lebih valid.
menyimpulkan bahwa: 2. Kebijakan pemeriantah bisa
1. Jumlah penduduk berpengaruh merangsang dan mendorong
terhadap positif secara signifikan tabungan domestik masih sangat
terhadap pertumbuhan ekonomi di relevan untuk terus ditingkatkan

45
dalam rangka memacu laju 1985, Ekonomi Pembangunan:
pertumbuhan ekonomi Sumatera Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijaksanaan, FE-UI, Jakarta.
Barat.

DAFTAR PUSTAKA
Goni, John Hein, 1990, Upaya
Peningkatan Pembangunan
Masyarakat Desa Pantai di
Daerah Sulawesi Utara, Jurnal
Ilmiah

Harahap, Erni Febrina, Analisis


Perubahan Struktur Perekonomian
di Sumatera Barat, Jurnal
Ekonomi, Bisnis Vol. 5. No. 2
Fakultas Ekonomi Universitas
Bung Hatta Padang, 2004

Harahap, Erni Febrina, Faktor-faktor


yang Mempengaruhi Investasi
Industri Manufaktur di Indonesia,
Jurnal Ekonomi, Bisnis Vol. 8.
No. 2 APTISI, Kopertis Wilayah
X, 2005.

Haryanto, 2005, Analisis Pertumbuhan


Ekonomi Suatu Pendekatan
Pertumbuhan Ideal, Skripsi
FE.UBH Padang

M. Suparmoko , Irawan (1996) :


Ekonomika Pembanguanan,
cet.ke 6 BPFE- Yogyakarta, 2002

Badan Pusat Statistik, 2000-2005,


Statistik Indonesia, Jakarta

---------2000-2005, Sumatera Barat


Dalam Angka

Dumairy, 1997, Perekonomian


Indonesia, Erlangga, Jakarta

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika


Dasar, Erlangga, Jakarta

Kuncoro, Mudrajat, 1997, Ekonomi


Pembangunan: Teori, Masalah
dan Kebijakan, YKPN,
Yogyakarta Sukirno, Sadono,

46
47
.

48

Anda mungkin juga menyukai