Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Insisivus 3
Anggota :
M. Iqbal
Ulfa Rizalni
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
1
MODUL 3
MANAJEMEN KEUANGAN
Skenario 3
Drg. Sari,Drg. Linda,Drg. Fani berencana akan membuat klinik gigi modern ang
dikelola secara profesional. Dalam membuat perencanaan ini mereka berkonsultasi dengan
drg. Bagas yang juga seorang ahli ekonomi kesehatan. Drg. Bagas mulai menghitung berapa
biaya investasi,biaya operasional,biaya pemeliharaan untuk klinik ini. Setelah diperoleh
jumlah modal yang dibutuhkan,drg. Bagas mulai menghitung unit cost,perkiraan break event
point. Mereka bertiga merencanakan klinik gigi ini harus dijalankan dengan manajemen
keuangan yang baik sesuai dengan prinsip akuntansi,segala transaksi harus tercatat dengan
rapi dan diakhir tahun agar dapat dibuatkan laporan keuangaannya dan diketahui laporan laba
ruginya. Sesuai dengan keinginan pemilik modal,drg. Bagas juga diminta membuatkan
rencana kegiatan ,rencana anggaran dan menyusun strategi untuk memperoleh keuntungan.
Salah satu strategi yang terpikirkan oleh drg. Bagas adalah membuat kerjasama dengan pihak
lain dalam menetapkan sistem pembayaran kesehatan bagi pasien yang akan berobat di klinik
gigi ini. Dapatkah anda membantu drg. Bagas membuat masterplan klinik gigi modern ini.
2
LANGKAH 7 JUMPS
1. Apa hal utama yang harus dipersiapkan drg untuk membuka klinik gigi modern ?
2. Apa tujuan menghitung biaya investasi,biaya operasional,biaya pemeliharaan ?
3. Apa saja yang dihitung dalam biaya investasi,biaya operasional,biaya pemeliharaan ?
4. Bagaimana cara menghitung biaya investasi ?
5. Apa tujuan perhitungan unit cost ?
3
6. Apa tujuan dari perkiraan break event point ?
7. Bagaimana cara menghitung unit cost dan BEP ?
8. Apa saja komponen perhitungan dasar BEP ?
9. Apa saja prinsip akuntansi ?
10. Apa fungsi pembuatan laporan keuangan ?
11. Apa saja isi laporan keuangan ?
12. Apa manfaat dilakukan perencanaan anggaran ?
13. Pihak apa saja yang bisa dilakukan kerjasama ?
14. Apa saja sistem pembayaran kesehatan ?
15. Apa tujuan pembuatan master plan ?
16. Apa manfaat ekonomi kesehatan pada sektor pelayanan kesehatan?
1. Apa hal utama yang harus dipersiapkan drg untuk membuka klinik gigi modern ?
Rencana untuk pembuatan klinik
Modal
SDM yang memadai
Lokasi yang strategis
Competitor
Promosi kesehatan yang tepat
Penuhi regulasi
2. Apa tujuan menghitung biaya investasi,biaya operasional,biaya pemeliharaan ?
Untuk mengetahui pengendalian biaya agar biaya yang dialokasikan tepat
Untuk menghitung laba atau rugi dengan melihat pengeluaran dan pemasukan
Untuk mematok pasien yang harus diberikan layanan
3. Apa saja yang dihitung dalam biaya investasi,biaya operasional,biaya pemeliharaan ?
4
Biaya investasi : biaya pembangunan gedung,biaya alat medis dan non
medis,biaya tanah.
Biaya operasional : biaya obat dan bahas medis,gaji pegawai,air dan listrik
Biaya pemeliharaan : biaya pemeliharaan gedung,biaya pemeliharaan
kendaraan,biaya pemeliharaan alat medis
4. Bagaimana cara menghitung biaya investasi ?
Annual invesment cost (AIC)
𝐼𝐼𝐶 𝑥 (1+𝐼 )𝑡
AIC = 𝐿
5
Keterangan :
TC = FC + VC
Q = Kuantitas atau kapasitas
BEP = Q x P = FC + VC
𝐹𝐶+𝑉𝐶
Q = 𝑃
Keterangan :
Q : jumlah kapasitas
P : harga jual
8. Apa saja komponen perhitungan dasar BEP ?
Fixed cost (FC)
Biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun
perusahaan tidak berproduksi
Variabel cost (VC)
Biaya perunit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume
produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat,berarti variabel cost
pasti akan meningkat.
Selling price
Harga jual per unit barang atau jasa yang telah di produksi.
9. Apa saja prinsip akuntansi ?
Entitas ekonomi
Periode akuntansi
Satuan moneter
Biaya history
Akuntansi akrual
Konservatif
Pengukuran pendapatan
6
Periode waktu
Pengungkapan penuh
Kesinambungan usaha
Prinsip materialitas
Prinsip konsisten
10. Apa fungsi pembuatan laporan keuangan ?
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki oleh perusahaan.
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu.
Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva,pasiva,dan modal perusahaan
Memberikan informsi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
11. Apa saja isi laporan keuangan ?
Laporan laba-rugi
Digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan atau
kerugian dalam periode tertentu.
Laporan perubahan modal
Digunakan untuk mengetahui apakah modal perusahaan bertambah atau
berkurang dalam satu periode.
Neraca
Digunakan untuk mengetahui jumlah harta,utang,dan modal perusahaan dalaam
satu periode
Laporan arus kas
7
Digunakan untuk mengetahui berapa pertambahan ataupun pengurangan kas
perusahaan dalam satu periode tertentu.
12. Apa manfaat dilakukan perencanaan anggaran ?
Supaya tidak terjadi kekurangan dalam pengeluaran
Sebagai gambaran dalam pemasukan atau pengeluaran di laporan keuangan.
13. Pihak apa saja yang bisa dilakukan kerjasama ?
pemerintah : BPJS
swasta : healt insurance
kerjasama antar provinsi dengan sesama profesi
14. Apa saja sistem pembayaran kesehatan ?
Claim
Paket pelayanan
Kapitasi
Out of pocket
15. Apa tujuan pembuatan master plan ?
Memperoleh keterpaduan antara rencana pengembangan program pelayanan
dengan rencana pengembangan fisik yang dapat diandalkan baik dalam jangka
panjang,jangka menengah,maupun jangka pendek
Sebagai kerangka dasar bagi pengembangan bangunan serta infrastruktur
dilingkungan.
Sebagai monitoring tahapan-tahapan pembangunan yang akan digunakan
16. Apa manfaat ekonomi kesehatan pada sektor pelayanan kesehatan?
Membantu pengalokasian dana
Efektif
Memilih teknologi yang lebih murah
Mendapatkan evaluasi pelayanan kesehatan
8
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan
dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat
solusi secara terintegrasi
Merencanakan
pembuatan klinik
Sesuai ekonomi
9
kesehatan
Break event point
10
Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.
Biaya adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk
menghasilkan suatu produk/output (Jacobalis, 1989). Biaya adalah nilai suatu pengorbanan
yang dikeluarkan (dipakai) untuk memperoleh suatu hasil dalam mencapai tujuan tertentu,
dengan demikian disini pengorbanan itu dapat diukur dengan uang (Depkes, 1977).
Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan.
Menurut Mulyadi (2003), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi, sehingga biaya produksi adalah beban yang
harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang.
Secara sederhana biaya produksi dapat dicerminkan oleh uang yang dikeluarkan untuk
mendapatkan sejumlah input (Sugiato, 2002).
Menurut Soeharno (2006:97) biaya produksi adalah total nilai dari input dalam
kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu produk baik barang atau jasa. Kegiatan
produksi dan biaya adalah hal yang tidak terpisahkan. Biaya memiliki pengaruh terhadap
tingkat suatu produksi. Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar
dapat menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Dalam kegiatan produksi,
diperlukan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, tanah, listrik, bahan baku, dan lain-
lain (Sugiato, 2002). Perusahaan akan mengganti penggunaan faktor produksi tersebut
dalam bentuk gaji, uang sewa, harga listrik, hargan bahan baku, dan lain-lain. Keseluruhan
beban atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen untuk kegiatan produksi inilah
yang biasa disebut dengan biaya produksi.
11
Untuk menetapkan biaya produksi memerlukan kecermatan karena ada yang
mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan hitungannya sehingga
untuk memudahknnya terdapat unsur-unsur sebagai faktor yang mempengaruhi usaha
untuk meminimalkan biaya produksi (Pindyck, 2014). Biaya produksi dapat meliputi
beberapa unsur sebagai berikut:
Terkait dengan biaya produksi, ada beberapa konsep biaya yang perlu diperlu
diketahui, antara lain sebagai berikut (Soeharno, 2006.)
12
biaya tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak bisa dihitung
untuk setiap unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya
penggunaan fasilitas bersama.
2. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit
Biaya ekslplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan,
misalnya pengeluran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga langsung yang berkaitan dengan produksi atau sebagainya.
Adapun biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang
digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran yang nyata
yang dikeluarkan perusahaan
3. Biaya Kesempatan dan Biaya Historis
Biaya kesempatan(Oppoturnity Cost) adalah nilai dari sumber-sumber
ekonomi dalam penggunaan alternative yang paling baik. Sumber-sumber
ekonomi termasuk factor produksi, misalnya bahan baku, tenaga kerja, dapat
digunakan secara alternative. Misalnya bahan baku tadi berupa kayu, apabila
kayu tersebut telah digunakan untuk nenghasilkan suatu barang lan dengan
kayu tersebut. Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan.
Biaya kesempatan tercermin dari harga factor produksi tersebut di pasar.
Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli
factor produksi (input). Misalkan input tersebut disimpan lalu dikemudian hari
digunakan dalam proses produksi makamenurut biaya historis adalah sama
pada waktu factor produksi itu dibeli. Sebagai contoh harga satu sak semen
yang saat dibelii adalh Rp. 25.000. Kemudian semen digunakan satu bulan
kemudian saat harga satu sak semen dipasaran adalah Rp. 30.000. Menurut
konsep biaya historis, biaya perhitungan pada saat semen di beli Rp. 25.000.
Namun menurut konsep biaya kesempatan biaya diperhitungkan pada saat
semen digunakan Rp. 30.000
4. Biaya Incremental
13
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya
keputusan yang telah dibuat. Dengan melihat adanya perubahan biaya total
dengan demikian, biaya incremental dapat berupa biaya tetap atau biaya
variabel, atau kedua-duanya. Sma halny dengan biaya relevan yakni
merupakan biaya-biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah
dilakukan. Dengan demikian, biaya relevan adalah incremental cost
5. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Misalnya, biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin
banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak nahan yan digunakan
sehingga biayanya semakin besar.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk
yang dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan mesin, biaya penysutan ini tidak
bergantung apakah mesin digunkan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas,
atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar
penyusutan yang ditetapkan pertahunnya.
14
gedung yang digunakan, nilai dari peralatan (besar) kedokteran, ataupun nilai
tanah. Nilai gedung dimasukan dalam FC sebab biaya gedung yang
digunakan tidak berubah baik ketika pelayanannya meningkat maupun
menurun, demikian pula dengan alat kedokteran. Biaya stetoskop relatif tetap,
baik untuk memeriksa dua pasien maupun sepuluh pasien. Artinya biaya
untuk memeriksa dengan suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk
memeriksa sepuluh pasien. Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak
berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah.
15
Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost.
TC = TF + V
1) Biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung
untuk waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi
ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar
kebiasaan merencanakan dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu
tahun. Biaya investasi ini biasanya berhubungan dengan pembangunan atau
pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat produksi).
Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan
gedung, biaya pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan
sebagainya.
Biaya investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan (AIC
atau biaya depresiasi atau biaya penyusutan). Nilai barang investasi dalam
16
analisis biaya harus memperhitungkan (1) harga satuan (nilai awal barang)
masing-masing jenis barang investasi, (2) lama pemakaian barang tersebut,
(3) laju inflasi (tingkat bunga bank) dan (4) umur ekonomis barang tersebut.
Nilai biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi
(Annualized Investment Cost = AIC). Besarnya nilai tahunan dari biaya
investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang (inflasi) serta waktu pakai dan
masa hidup suatu barang investasi.
17
Biaya operasional (operasional cost) adalah biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis
pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun).Contoh
yang termasuk dalam biaya operasional antara lain biaya obat, biaya makan,
gaji pegawai, air dan listrik.
Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu
biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya
yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar
dapat terus berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan
kendaraan. Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek
sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational
and mantainance cost).
Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang habis pakai pada
umumnya dikeluarkan secara berulang karena itu biaya pemeliharaan sering
disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost). Contoh biaya operasional
seperti biaya pegawai (gaji), biaya obat dan bahan medis, biaya listrik dan air,
biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya pemeliharaan barang
investasi. Untuk biaya listrik dan air, biaya bahan kantor (ATK), biaya
telepon, biaya pemeliharaan barang investasi dikenal dengan sebutan
overhead atau biaya umum. Contoh biaya pemeliharaan seperti biaya yang
dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang agar terus berfungsi.
Misalnya biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat medis dan
pemeliharaan kendaraan.
3) Biaya total (total cost)
Biaya Tota (total Cost= TC), adalah jumlah dari biaya investasi
ditambah biaya operasional.
18
TC = IC + OC
1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya
yang mempunyai fungsi (aktifitas) langsung terhadap output. Contoh : gaji
perawat, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang dibebankan pada
sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak langsung)
terhadap output. Contohnya adalah gaji bagian administrasi, gaji direktur,
biaya ATK, TU, biaya peralatan non medis.
3. Total cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect cost.
TC = Direct C + Indirect C
4. Unit cost, adalah biaya yang dihitung untuk menghasilkan satu satuan produk
(misalnya satu jenis pelayanan). Secara sederhana unit cost dapat diartikan
sebagi biaya per unit produk atau biaya per pelayanan. Unit cost didefinisikan
sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit
produk yang dihasilkan. Dalam menghitung unit cost harus ditetapkan terlebih
dahulu besaran produk (cakupan pelayanan). Unit cost sering kali disamakan
dengan biaya rata-rata (average cost). Tinggi rendahnya unit cost suatu produk
tidak saja dipengaruhi oleh besarnya TC tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya
pelayanan. Makin tinggi utilitas dengan demikian makin besar jumlah output
akan semakin kecil unit cost pelayanan.
5. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau
pengurangan output, biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi atau
operasi. Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat
dari suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu
keputusan, oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contohnya
19
adalah penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk
penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
6. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
sebagai akibat kenaikan satu output, perbedaanya dengan incremental cost
adalah terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total cost, jika pada
incremental cost perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan keputusan,
pada marginal cost perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu
unit produk atau selanjutnya. Contohnya adalah perusahaan harus menambah
anggaran biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari
orderer yang sebelumnya memesan.
7. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus
dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan
produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang
ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contohnya
adalah mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar
uang sewa mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta per bulannya.
8. Unrecurring cost (biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu
kali, artinya tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan.
Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
9. Sunk cost ialah biaya yang telah dikeluarkan atau diterima sebelum terjadinya
suatu keputusan. Contoh dari sunk cost ialah biaya yang dikeluarkan untuk
rapat dan penelitian.
Biaya satuan atau (Unit Cost) disebut juga biaya rata-rata (Average Cost)
merupakan biaya yang diperlukan atau dikeluarkan untuk menghasilkan satu
satuan produk (barang atau jasa) atau dalam bidang kesehatan biaya ini dihitung
untuk setiap pelayanan (Sugiarto, 2005). Dalam analisis biaya rumah sakit untuk
20
perhitungan biaya satuan perlu diketahui secara rinci jenis produk dan jenis
pelayanan yang dihasilkan oleh unit-unit produksi (Wina, 2012).
Menurut Sugiato (2005) setiap satuan produk dipengaruhi oleh biaya total dan
besarnya produk/layanan. Jenis biaya satuan ada 2, yaitu:
Keterangan:
TC = biaya total di unit produksi bersangkutan
Q = jumlah output
Keterangan:
UC = Unit cost normative
FC = Fixed cost, biaya tetap yang diperlukan untuk beroperasi
Kap = Kapasitas produksi pusat biaya tersebut dalam setahun
21
VC = Variabel cost termasuk didalamnya biaya obat/bahan medis bahan pakai habis.
Secara umum biaya satuan diperoleh dengan cara membagi biaya total (Total
Cost=TC) dengan jumlah output atau total produksi (Quantity= Q) atau TC/Q .
Dari pengertian ini biaya satuan dipengaruhi oleh besarnya biaya total yang
mencerminkan tinggi rendahnya fungsi produksi di unit pelayanan tersebut serta
tingkat utilisasi-nya. Makin tinggi tingkat utilisasi maka makin besar juga
jumlah Q dan makin kecil jumlah biaya satuan suatu pelayanan. Sebaliknya
makin rendah tingkat utilisasi-nya maka makin kecil jumlah Q dan akan
semakin besar jumlah biaya satuan suatu pelayanannya (Wita,2012). sesuai
dengan rumus:
AC = TC / Q atau AC = FC + TC
Agar perbandingan dapat dilakukan, ukuran efisiensi harus sebagai Unit Cost.
Unit Cost adalah hasil dari total biaya dibagi jumlah unit pelayanan.
Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan perusahaan dimana dengan
keadaan tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian juga perusahaan tidak
mendapatkan laba sehingga terjadi keseimbangan atauimpas. hal ini bisa terjadi
bila perusahaan dalam pengoperasiannya menggunakan biaya tetap dan volume
penjualannya hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variable
(Syarifuddin Alwi, 1990 : 239 dalam Marhaeni, 2011).
Break even point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak
menderita kerugian, dengan kata lain dalam keadaan tersebut keuntungan atau
kerugian adalah sama dengan nol menurut Syamsuddin (2007:90 dalam Parade
2013). Sedangkan pengertian break even point menurut Adisaputro (2007:93
22
Parade 2013) adalah suatu keadaan dimana penghasilan dari penjualan hanya
cukup untuk menutup biaya, baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat
tetap. Dengan kata lain keadaan break even point menunjukkan jumlah laba sama
dengan nol atau bahwa penghasilan total sama dengan biaya total. Tujuan titik
impas adalah untuk mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan dari hasil
penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetap.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa titik impas
adalah suatu keadaan dimana pendapatan dan jumlah biaya yang dikeluarkan
dalam suatu perusahaan sama besarnya, dalam arti perusahaan tersebut tidak
mendapatkan laba dan tidak menderita kerugian. Dalam perencanaan BEP juga
dibutuhkan analisis break even point yang merupakan teknik analisa pendekatan
perencanaan laba sama dengan total biaya dan penghasilan penjualan.
23
3. Menganalisa dampak volume penjualan. Memberi jawaban atas pertanyaan
seperti:
a. Berapa banyak volume penjualan saat ini bisa berkurang sebelum industri
menderita rugi?
b. Berapa kenaikan laba bila ada kenaikan volume penjualan?
4. Menganalisis harga jual dan dampak perubahan biaya. Menunjukkan
pengaruh yang mungkin terjadi atas laba akibat perubahan harga jual yang
disertai oleh perubahan lain, sebagai contoh:
a. Perubahan apa yang dapat diharapkan dalam laba jika terjadi perubahan
harga dengan asumsi semua faktor lainnya tetap/konstan?
b. Jika harga barang dikurangi apa kombinasi perubahanvolume dan biaya
yang paling praktis untuk diberikan dan apa pengaruh bersih kombinasi
industri tersebut terhadap laba?
c. Demikian pula jika harga naik apa kombinasi perubahan dan
pengaruhnya terhadap laba yang layak untuk diharapkan?
5. Merundingkan upah. Membantu manajemen karena:
a. Menunjukkan dengan cepat kemungkinan pengaruh perubahan usulan
gaji terhadap laba (dianggap tidak ada perubahan efisiensi karyawan)
b. Memberikan bantuan dalam menentukan kemungkinan penghematan
efisiensi yang dapat melindungi posisi laba indusri
24
Menganalisa bauran produk. Memungkinkan dilakukan pengujian krisis atas
bauran produk. Analisa impas untuk tiap jalur produk merupakan bantuan
yang berharga dalam menentukan produk mana yang mungkin harus
dihapuskan.
6. Menilai keputusan-keputusan kapitulasi dan ekspansi lanjutan memberi
sarana guna menilai terlebih dahulu usulan belanja barang modal yang dapat
mengubah struktur biaya industri.
7. Menganalisa margin pengamanan sebagai cadangan margin pengaman dan
cara untuk mempengaruhi melalui pengamanan.
Analisis break even point membutuhkan asumsi tertentu sebagai dasarnya. Asumsi-
asumsi itu menurut Adisaputro (2007:95) adalah:
25
Rumusan untuk menghitung BEP = titik impas
𝐹𝐶
BEP Unit =
( 𝑃 − 𝑉𝐶 )
𝐹𝐶
BEP Rupiah =
1 − ( 𝑉𝐶⁄𝑃)
26
dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas
perusahaan. Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca,
laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
laporan posisi keuangan.Sedangkan menurut Gitman (2012:44) adalah:
27
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang
berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.
1. Dapat dipahami
2. Relevan
28
keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan
informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu.Misalnya nilai prediktif laporan
laba-rugi dapat ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan yang tidak
biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas
dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan pemakaiannya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika
hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi
tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan hukum masih
dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah
seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk
mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
a) Penyajian jujur
Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.Jadi misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan
pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
c) Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak
boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,
sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan
yang berlawanan
29
d) Pertimbangan sehat
e) Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
beban. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi
tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak
sempurna ditinjau dari segi relevansinya.
4. Dapat dibandingkan
30
menggunakan neraca dan laporan laba-rugi.
1. Neraca
Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi
keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas
pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah laporan yang menyajikan
sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau aset kewajiban- kewajibannya
atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan
tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu. Neraca harus disusun secara
sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan
perusahaan. Oleh karena itu neraca tepatnya dinamakan statements of financial
position. Karena neraca merupakan potret atau gambaran keadaan pada suatu saat
tertentu maka neraca merupakan status report bukan merupakan flow report.
Menurut Riyanto (2010:19), aset dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu aset
lancar adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses produksi dan
proses berputarnya adalah dalam waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu
tahun). Dalam perputarannya yang satu kali ini, elemen-elemen dari aset lancar tidak
sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya, misalnya piutang menjadinya kas
adalah lebih cepat daripada inventory (apabila penjualan dilakukan secara kredit),
karena piutang menjadi kas hanya membutuhkan satu langkah saja, sedangkan
inventory melalui piutang dahulu barulah menjadi kas.
Dengan kata lain, aset lancar ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang
pendek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak atau secara
berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat lain untuk dapat
diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki perusahaan, juga harus
digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aset tersebut mempunyai umum
kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan
perusahaan).
31
dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar
adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan
dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan kewajiban jangka
panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayaran (jatuh
temponya) jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca).
Menurut Riyanto (2010:240), modal sendiri merupakan ekuitas yang berasal dari
pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tertentu lamanya. Ekuitas dari sumber ini merupakan dana yang berasal dari pemilik
perusahaan atau dapat pula bersumber dari pendapatan atau laba yang ditahan.
2. Laporan Laba-Rugi
1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti
dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
2. Bagian kedua menunjukkan beban-beban operasional yang terdiri dari beban
penjualan dan beban umum/administrasi (operating expenses).
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok
perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar usaha pokok
perusahaan (non operating/financial income dan expenses).
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary gain
or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
32
membuat laporan ini adalah modal awal, prive atau pengambilan dana pada periode
tersebut, dan total laba atau rugi bersih yang diperoleh. Karena untuk membuat
laporan ini dibutuhkan laba-rugi maka laporan ini dibuat setelah laporan laba rugi
selesai.
Aktivitas operasi merupakan laporan arus kas yang terdiri dari kegiatan operasional
perusahaan. Dengan kata lain, aktivitas ini dapat diperoleh dengan memasukkan
nilai dari pengaruh kas/bank pada transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba
bersih. Contohnya seperti, penjualan barang dan jasa dari pelanggan, pembelian
persediaan, dan lainnya.
Aktivitas investasi ini berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan dari
penjualan atau pun pembelian aktiva tetap.
Seperti namanya, aktivitas pendanaan merupakan aktivitas kas yang berasal dari
penambahan modal perusahaan. Untuk menghitung aktivitas ini, Anda dapat
memasukkan nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal dari kewajiban
jangka panjang dan ekuitas pemilik.
33
D. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem pembiayaan
kesehatan
34
equacy), pemerataan (equity), efisiensi (efficiency) dan efektifitas (effectiveness) dari
pembiayaan kesehatan itu sendiri. (Departemen Kesehatan RI, 2004).
Pelayanan kesehatan memiliki beberapa ciri yang tidak memungkinkan setiap
individu untuk menanggung pembiayaan pelayanan kesehatan pada saat diperlukan:
1) Kebutuhan pelayanan kesehatan muncul secara sporadik dan tidak dapat
diprediksikan, sehingga tidak mudah untuk memastikan bahwa setiap individu
mempunyai cukup uang ketika memerlukan pelayanan kesehatan.
2) Biaya pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu juga sangat mahal, misalnya
pelayanan di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan canggih (operasi dan
tindakan khusus lain), kondisi emergensi dan keadaan sakit jangka panjang
yang tidak akan mampu ditanggung pembiayaannya oleh masyarakat umum.
3) Orang miskin tidak saja lebih sulit menjangkau pelayanan kesehatan, tetapi juga
lebih membutuhkan pelayanan kesehatan karena rentan terjangkit berbagai
permasalahan kesehatan karena buruknya kondisi gizi, perumahan.
4) Apabila individu menderita sakit dapat mempengaruhi kemampuan untuk
berfungsi termasuk bekerja, sehingga mengurangi kemampuan membiayai.
(Departemen Kesehatan RI, 2004).
2) Risk pooling, beberapa jenis pelayanan kesehatan (meskipun resiko rendah dan
tidak merata) dapat sangat mahal misalnya hemodialisis, operasi spesialis (jantung
koroner) yang tidak dapat ditanggung oleh tabungan individu (risk spreading).
Sistem pembiayaan harus mampu menghitung dengan mengakumulasikan resiko
suatu kesakitan dengan biaya yang mahal antar individu dalam suatu komunitas
sehingga kelompok masyarakat dengan tingkat kebutuhan rendah (tidak terjangkit
35
sakit, tidak membutuhkan pelayanan kesehatan) dapat mensubsidi kelompok
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Secara sederhana, suatu sistem
pembiayaan akan menghitung resiko terjadinya masalah kesehatan dengan biaya
mahal dalam satu komunitas, dan menghitung besaran biaya tersebut kemudian
membaginya kepada setiap individu anggota komunitas. Sehingga sesuai dengan
prinsip solidaritas, besaran biaya pelayanan kesehatan yang mahal tidak ditanggung
dari tabungan individu tapi ditanggung bersama oleh masyarakat.
Connection between ill-health and poverty, karena adanya keterkaitan antara
kemiskinan dan kesehatan, suatu sistem pembiayaan juga harus mampu memastikan
bahwa orang miskin juga mampu pelayanan kesehatan yang layak sesuai standar dan
kebutuhan sehingga tidak harus mengeluarkan pembiayaan yang besarnya tidak
proporsional dengan pendapatan. Pada umumnya di negara miskin dan berkembang
hal ini sering terjadi. Orang miskin harus membayar biaya pelayanan kesehatan yang
tidak terjangkau oleh penghasilan mereka dan juga memperoleh pelayanan kesehatan
di bawah standar.
36
Implementasi strategi pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada
beberapa hal pokok yakni; kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas,
reduksi pembiayaan kesehatan secara tunai perorangan (out of pocket funding),
menghilangkan hambatan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi
sumber daya (resources) serta kualitas pelayanan yang memadai dan dapat diterima
pengguna jasa. Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun
secara garis besar berasal dari:
1. Anggaran pemerintah.
2. Anggaran masyarakat.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri.
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat.
Tingginya biaya kesehatan disebabkan oleh beberapa hal, beberapa yang terpenting
diantaranya sebagai berikut:
1. Tingkat inflasi
Apabila terjadi kenaikan harga di masyarakat, maka secara otomatis biaya investasi
dan juga biaya operasional pelayanan kesehatan akan meningkat pula, yang tentu
saja akan dibebankan kepada pengguna jasa.
2. Tingkat permintaan
Pada bidang kesehatan, tingkat permintaan dipengaruhi sedikitnya oleh dua faktor,
yaitu meningkatnya kuantitas penduduk yang memerlukan pelayanan kesehatan,
yang karena jumlahnya lebih atau bertambah banyak, maka biaya yang harus
disediakan meningkat pula. Faktor kedua adalah meningkatnya kualitas penduduk.
Dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang lebih baik, mereka akan menuntut
penyediaan layanan kesehatan yang baik pula dan hal ini membutuhkan biaya
pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih besar.
37
dalam berinvestasi. Hal ini membawa akibat dibebankannya biaya investasi dan
operasional tersebut pada pemakai jasa pelayanan kesehatan.
38
dilakukan dalam mendiagnosa penyakit yang diderita pasiennya. Konsekuensi yang
terjadi adalah semakin tingginya biaya yang dibutuhkan oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Biaya kesehatan banyak macamnya, karena kesemuanya tergantung dari jenis dan
kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau yang
dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kesehatan, maka
biaya kesehatan tersebut dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-masing biaya
kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yaitu dari sudut penyelenggara
kesehatan (health provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health
consumer).
39
MODEL SISTEM PEMBIAYAAN
Ciri utama model direct payment adalah setiap individu menanggung secara
langsung besaran biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat penggunaannya.
Pada umumnya sistem ini akan mendorong penggunaan pelayanan kesehatan secara
lebih hati-hati, serta adanya kompetisi antara para provider pelayanan kesehatan
untuk menarik konsumen atau free market. Meskipun tampaknya sehat, namun
transaksi kesehatan pada umumnya bersifat tidak seimbang dimana pasien sebagai
konsumen tidak mampu mengenali permasalahan dan kebutuhannya, sehingga
tingkat kebutuhan dan penggunaan jasa lebih banyak diarahkan oleh provider.
Sehingga free market dalam pelayanan kesehatan tidak selalu berakhir dengan
peningkatan mutu dan efisiensi namun dapat mengarah pada penggunaan terapi yang
berlebihan
2. User payments
Dalam model ini, pasien membayar secara langsung biaya pelayanan kesehatan baik
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Perbedaannya dengan model
informal adalah besaran dan mekanisme pembayaran, juga kelompok yang menjadi
pengecualian telah diatur secara formal oleh pemerintah dan provider. Bentuk yang
paling kompleks adalah besaran biaya yang bebeda setiap kunjungan sesuai dengan
jasa pelayanan kesehatan yang diberikan (biasanya terjadi untuk fasilitas pelayanan
kesehatan swasta). Namun model yang umum digunakan adalah ’flat rate’, dimana
besaran biaya per-episode sakit bersifat tetap.
3. Saving based
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ pada individu namun tidak terjadi
risk pooling antar individu. Artinya biaya kesehatan langsung, akan ditanggung oleh
individu sesuai dengan tingkat penggunaannya, namun individu tersebut
mendapatkan bantuan dalam mengelola pengumpulan dana (saving) dan
penggunaannya bilamana membutuhkan pelayanan kesehatan. Biasanya model ini
hanya mampu mencakup pelayanan kesehatan primer dan akut, bukan pelayanan
40
kesehatan yang bersifat kronis dan kompleks yang biasanya tidak bisa ditanggung
oleh setiap individu meskipun dengan mekanisme saving. Sehingga model ini tidak
dapat dijadikan model tunggal pada suatu negara, harus didukung model lain yang
menanggung biaya kesehatan lain dan pada kelompok yang lebih luas.
4. Informal
Ciri utama model ini adalah bahwa pembayaran yang dilakukan oleh individu pada
provider kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi juga pada provider
kesehatan lain misalnya: mantri, dan pengobatan tradisional; tidak dilakukan secara
formal atau tidak diatur besaran, jenis dan mekanisme pembayarannya. Besaran
biaya biasanya timbul dari kesepakatan atau banyak diatur oleh provider dan juga
dapat berupa pembayaran dengan barang. Model ini biasanya muncul pada negara
berkembang dimana belum mempunyai sistem pelayanan kesehatan dan pembiayaan
yang mampu mencakup semua golongan masyarakat dan jenis pelayanan.
5. Insurance Based
Sistem pembiayaan dengan pendekatan asuransi mempunyai perbedaan utama
dimana individu tidak menanggung biaya langsung pelayanan kesehatan. Konsep
asuransi memiliki dua karakteristik khusus yaitu pengalihan resiko kesakitan pada
satu individu pada satu kelompok serta adanya sharing looses secara adil. Secara
sederhana dapat digambarkan bahwa satu kelompok individu mempunyai resiko
kesakitan yang telah diperhitungkan jenis, frekuensi dan besaran biayanya.
Keseluruhan besaran resiko tersebut diperhitungkan dan dibagi antar anggota
kelompok sebagai premi yang harus dibayarkan. Apabila anggota kelompok, maka
keseluruhan biaya pelayanan kesehatan sesuai yang diperhitungkan akan ditanggung
dari dana yang telah dikumpulkan bersama. Besaran premi dan jenis pelayanan yang
ditanggung serta mekanime pembayaran ditentukan oleh organisasi pengelola dana
asuransi.
41
Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka
kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian, maka konsep
time value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan,
lembaga maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang diterima
saat ini akan lebih bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp. 1.000 yang
akan diterima dimasa akan datang. Hal sebaliknya akan berlaku apabila kita harus
membayar atau mengeluarkan uang. Banyak para mahasiswa yang
“mempraktekkan“ hal ini. Mereka cenderung untuk membayar SPP mereka pada hari
– hari terakhir batas pembayaran. Kalau jumlah yang dibayar sama besarnya,
Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang
dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna
untuk menghitung anggaran. Dengan demikian kita sebagai investor dapat
menganalisa apakah suatu proyek dapat memberikan keuntungan atau tidak.
Tentunya kita akan lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan
setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya. Maka sudah jelas time
value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua, sangat berguna dan
dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang.
42
Walaupun pokok pinjaman pada kenyataannya sudah berkurang sebesar angsuran pokok
pinjaman namun dalam perhitungan ini tetap digunakan standar perhitungan yang sama.
Future Value Nilai Adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima
atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap
periode selama jangka waktu tertentu. Future Value diasumsikan juga sebagai
nilai majemuk (compound value) dimana merupakan penjumlahan dari sejumlah uang
permulaan/pokok dengan bunga yang diperolehnya selama periode tertentu, apabila
bunga tidak diambil pada setiap saat.
3. Present Value :
Present Value (nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value (nilai
majemuk) adalah besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tingkat
bunga tertentu dari sejumlah uang yang baru akan diterima beberapa waktu / periode
yang akan datang. Jadi present value menghitung nilai uang pada waktu sekarang bagi
sejumlah uang yang baru akan kita miliki beberapa waktu kemudian.
Adalah suatu hal yang dimanfaatkan untuk mencari nilai dari suatu penjumlahan tahun
yang akan datang dari jumlah yang diterima sekarang pada waktu yang sudah ditentukan
atau dengan kata lain penjumlahan dari future value.
Adalah suatu bilangan yang dapat dimanfaatkan untuk mencari nilai sekarang dari suatu
penjumlahan yang diterima setiap akhir periode pada jangka waktu tertentu.
43
Keterangan :
44