Anda di halaman 1dari 16

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

( MINI RISET )

Dosen Pengampu : Ir. Firdaus, M.Kes.

Penyusun :

NAMA : MHD.FAIZ ZAKI

NIM : 5193121025

KELAS : PTM A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberi limpahan rahmat serta karunia-
Nya sehingga bisa terselesaikan tugas Laporan Kunjungan matakuliah Keselamatan
Kesehatan dan Keamanan Kerja ini dengan baik.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Firdaus, M.Kes selaku dosen pembimbing
matakuliah Keselamatan Kesehatan dan Keamanan Kerja yang telah memberikan pengajaran
kepada kami. Dan juga tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pihak PT INDUSTRI
SANDANG NUSANTARA PATAL LAWANG yang telah berkenan memberikan informasi
dan ijin kunjungan lapangan di pabrik tersebut demi terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
laporan ini. Oleh karena itu, kami memberikan ruang untuk kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan laporan ini. Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam bekerja
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada
diri, keluarga dan lingkungannya.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, yang dapat melindungi
dari kecelakaan kerja sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, dan dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh yang
merusak lingkungan. Pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Upaya penerapan k3 dalam tempat bekerja perlu diperhatikan. Untuk itulah kami
mengadakan kunjungan lapangan di Industri Tekstil PT. INDUSTRI SANDANG
NUSANTARA Patal Lawang untuk mengamati sejauh mana penerapan k3 yang sudah
dilaksanakan.

Tujuan Penulisan

1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah K3

2.Untuk mengetahui sejauh mana penerapan K3 di lingkungan industri

3.Untuk mengetahui fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang perlu diterapkan
dalam usaha industri.

4.Untuk mengetahui jenis kecelakaan kerja yang perlu diwaspadai dalam menerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

5.Untuk mengetahui cara kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DIAGRAM ALIR DAN URAIAN PROSES PRODUKSI

Ketika kami mengadakan kunjungan pada hari efektif kerja, kami diperkenankan untuk
melihat langsung didalam pabrik bagaimana proses dan alur produksi benang kain yang
dihasilkan oleh PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA. Berikut bagan alur produksi
yang kami amati :

Oval : BLOWING

Oval : FLYER SPEED

Oval : DRAWINGOval : CARDING

Rounded Rectangle : FINISHING

Penjelasan :

Ø Blowing : adalah proses dimana mesin blowing bekerja untuk membuka dan
membersihkan gumpalan serat dengan mekanisme pemukulan serat

Ø Carding : merupakan proses meluruskan, meregangkan, dan memisahkan antara silver


berkualitas baik dan buruk

Ø Drawing : proses ini berfungsi untuk menyetarakan serat dengan panjang silver sesuai
nomor benang yang dihasilkan

Ø Flyer dan Ring spinning : adalah proses merubah roving menjadi benang dengan proses
peregangan, pemberian antihan, dengan penggulungan benang

Ø Cone winder : untuk memindahkan gulungan dari cop ke cone sekaligus menghilangkan
bagian benang yang terlalu tebal

Ø RWO : proses menguraikan dari kapas kasar menjadi kapas yang halus dan lebih putih

Ø Press waste : adalah proses pengepresan yang bertujuan untuk memisahkan bahan baku
yang baik dengan partikel tidak berguna atau buruk yang kemudian sampah tersebut dibuang.
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

1. FAKTOR LINGKUNGAN KERJA

Berdasarkan proses produksi pada industri tekstil faktor lingkungan kerja yang
memungkinkan menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja, sebagaimana terlihat pada
penjelasan di bawah ini :

Ø Gudang penyimpanan bahan.

Masalah yang menganggu K3 di lokasi gudang penyimpanan diantaranya adalah masalah


penerangan yang kurang memadai, debu dari serat yang disimpan dan dari udara kotor
disekitar gudang, serta letak penataan bahan yang kurang rapi.

Ø Blowing

Pada ruangan mesin blowing masalah yang dapat menganggu K3 adalah penerangan yang
kurang memadai serta debu dari serat yang diproses dimesin blowing.

Ø Carding

Pada ruangan ini masalah yang dapat menganggu penerapan K3 adalah debu dari serat yang
diproses pada mesin Carding.

Ø Drawing

Pada ruangan ini masalah yang dapat menganggu penerapan K3 adalah debu dari serat yang
diproses pada mesin drawing dan getaran yang dihasilkan dari pergerakan mesin

Ø Flyer/running spinning

Di ruangan ini terdapat banyak mesin yang berukuran besar. Suara yang dihasilkan oleh
mesin-mesin tersebut dapat menimbulkan kebisingan yang cukup parah. Hasil keluaran dari
mesin tersebut juga menimbulkan debu yang dapat menganggu pernafasan.
Ø Cone winder

Pada ruangan ini masalah yang dapat menganggu penerapan K3 adalah debu dari serat yang
diproses pada mesin cone winder ,getaran yang dihasilkan dari pergerakan mesin dan iklim
kerja pada ruangan tersebut

Ø RWO

Pada ruangan ini masalah yang dapat menganggu penerapan K3 adalah debu dari serat yang
diproses pada mesinRWO ,getaran yang dihasilkan dari pergerakan mesin dan iklim kerja
pada ruangan tersebut.

Ø Press waste

Pada ruangan ini masalah yang dapat menganggu penerapan K3 adalah debu dari serat yang
diproses pada mesinpress waste , dan getaran yang dihasilkan dari pergerakan mesin.

2. POTENSI BAHAYA KECELAKAAN KERJA

Setiap industri memiliki potensi akan terjadinya bahaya dan kecelakaan kerja. Namun
demikian peraturan telah meminta agar setiap industri mengantisipasi dan meminimalkan
bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan atau terancamnya keselamatan seseorang baik
yang ada dalam lingkungan industri itu sendiri ataupun bagi masyarakat di sekitar industri.
Hal-hal yang menjadi permasalahan yang berkaitan dengan potensi bahaya kecelakaan kerja
pada industri pemintalan benang adalah ada pada:

1. Proses blowing

2. Proses carding

3. Proses flyer/running spining

4. Proses RWO

5. Proses Cone winder

6. Proses press waste


3. KESERASIAN PERALATAN DAN SARANA KERJA DENGAN TENAGA KERJA

Keserasian peralatan dan sarana kerja dengan tenaga kerja haruslah diperhatikan oleh pihak
perusahaan guna meminimalisir terjadinya masalah dan kecelakaan kerja yang dapat
menurunkan pendapatan perusahaan yang semestinya.

Ø Antara jumlah tenaga kerja dengan sarana kerja tidak seimbang. Karena jumlah mesin
lebih banyak dari jumlah pekerja

Ø Antara tenaga kerja dengan fasilitas umum perusahaan seimbang

4. FAKTOR MANUSIA

Di dalam kecelakaan kerja tidak semua disebabkan oleh kesalahan mesin, akan tetapi
adakalanya karena human error (factor manusia). Diantaranya yang paling sering terjadi
yakni:

Ø Disebabkan karena tenaga kerja terlalu kelelahan menyebabkan tidak fokusnya pada
pekerjaan yang dilakukannya.

Ø Disebabkan karena tenaga kerja tidak mematuhi peraturan untuk memakai alat
keselamatan yang seharusnya diperlukan.

Ø Disebabkan karena tenaga kerja lalai dan bekerja sesuai kehendaknya tidak menataati
peraturan.
BAB III

PEMANTAUAN DAN METODA

A. Faktor Teknis

1. Faktor Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seorang pekerja atau karyawan beraktifitas.
Lingkungan yang tidak kondusif dapat menghambat kerja para karyawan. Lingkungan kerja
dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, suhu, penerangan, dan situasinya.

2. Potensi bahaya Kecelakaan kerja

Sumber-sumber yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan kerja pada industri sebagai
berikut :

· Suara bising mesin

· Polusi udara

· Arus listrik yang tidak terisolir

· Pengaruh suhu tinggi

3. Sarana dan peralatan kerja

Dalam kegiatan indusrti sarana dan peralatan kerja sangat dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan kerja suatu industri. Peralatan industri yang dimiliki sudah cukup memadai, namun
sarana untuk keselamatan dan kesehatan kerja belum memenuhi UU no. 1 tahun 1970 yang
telah ditentukan.
B. Pencegahan dan Penanggulangan dari Aspek Manusia.

1. Penyakit akibat kerja

· Tuli

· Gangguan pernafasan

· Tegangan arus listrik

· Stres pekerjaan

Pencegahan dan penanggulangan penyakit akibat kerja :

a. Menghilangkan sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman agar tidak


menimbulkan bahaya

b. Mengisolasi sumber-sumber yang dapat menimbulkan bahaya

c. Mengendalikan sumber-sumber bahaya tidak aman secara teknis

d. Penempatan pegawai sesuai bakat dan kemampuan fisik pekerja

2. Sikap dan sistem kerja K3

Ø Sikap dan sistem kerja k3 di dalam industry tekstil yakni diperbolehkannya berbicara
dengan tenaga kerja yang lain.

Ø Pada saat bekerja tenaga kerja diharuskan memakai alat-alat keselamatan seperti masker
dan sepatu. Tetapi adakalanya beberapa tenaga kerja yang tidak menggunakan alat
keselamatan tersebut dengan alasan yang beragam. Salah satunya yakni karena tidak nyaman
saat menggunakan masker ataupun dengan alasan malas menggunakannya. Selain itu dari
pihak perusahaan tidak memberikan sangsi kepada tenaga kerja yang melanggar karena
melonggarnya aturan yang berlaku dan lebih mengutamakan rasa segan untuk mengingatkan
satu sama lain.

Ø Setiap tenaga kerja harus bekerja selama 8 jam sehari dikurangi dengan waktu istirahat
selama 1 jam. Akan tetapi saja ada tenaga kerja yang tidak tepat waktu dan menambah waktu
istirahat. Dari perusahaan sendiripun tidak memberi tindakan lanjut pada tenaga kerja yang
melanggar.

Ø Jika ada tenaga kerja yang sakit dan sampai mendapatkan perawatan inap di rumah sakit
maka akan mendapatkan keringanan cuti 1 (selama 1 bulan dari hari izin). Apabila sampai
melebihi cuti 1 belum sembuh maka tenaga kerja mendapatkan cuti 2 (selama 3 bulan dari
hari izin). Dan apabila sampai mlebihi cuti 2 maka mendapatkan cuti 3 (selama 6 bulan dari
hari izin). Jika melebihi cuti 3 maka tenaga kerja akan PHK dengan tunjangan dari
perusahaan.

Ø Tenaga kerja mendapatkan asuransi jiwa dari perusahaan. Khusus untuk tenaga kerja tetap
mendapatkan asuransi jiwa beserta anggota keluarganya (istri/suami dan 2 anak).

Ø Tenaga kerja kontrak tidak bisa menjadi tenaga kerja tetap di perusahaan berdasarkan
peraturan pemerintah yang baru.

IV. UPAYA PENGETAHUAN, REKAYA PENGENDALIAN DAN


PENANGGULANGAN

A. REKAYASA TEKNOLOGI PENGENDALIAN

1. LINGKUNGAN KERJA

Penerapan k3 pada lingkungan kerja seperti industri tekstil dapat dilakukan dengan beberapa
cara berikut

1. Mengadakan peraturan-peraturan yaitu ketentuan-ketentuan yg diwajibkan mengenai


kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, peralatan dan pemeliharaan,
pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh,
latihan supervisi medis, P3K dan pemeriksaan kesehatan.

2. Pengadaan standarisasi. Yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak
resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis
peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan hygiene umum atau alat-alat
perlindungan diri.
3. Dilakukan pengawasan. Yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan
perundang-undangan yg diwajibkan.

4. Mengadakan penelitian yang bersifat teknik. Yang meliputi sifat ciri-ciri bahan-bahan yg
berbahaya. Penyelidikan tentang pagar penaman, pengujian alat-alat perlindungan diri,
penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu atau penelaahan tentang bahan-bahan
dan desain paling tepat untuk lambang pengangkat dan peraltan pengangkat lainnya.

5. Mengadakan riset medis. Yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis
dan patologis faktor-faktor lindungan dan teknologis serta keadaan-keadaan fisik yg
mengakibatkan kecelakaan.

6. Mengadakan penelitian psikologis. Yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yg


menyebabkan terjadinya kecelakaan.

7. Mengadakan penelitian secara statistik. Untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yg


terjadi, banyaknya mengenai siapa saja dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-sebabnya.

8. Mengadakan pendidikan yg menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum tehnik


sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukangan.

9. Mengadakan pelatihan. Yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja khususnya bagi tenaga
kerja yg baru, dalam keselamatan kerja.

10. Mengadakan pembaharuan. Misalnya pada insentif finansial untuk meningkatkan


pencegahan kecelakaan dalam bentuk pengurangan premi yg dibayar oleh perusahaan, jika
tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.

2. KESELAMATAN KERJA

Setiap melakukan pekerjaan dalam sebuah indutri hendaklah menggunakan alat keselamatan
kerja karena kecelakaan kerja tidak dapat kita ketahui kapan akan terjadi kecelakaan kerja.
Ada beberapa faktor bahaya kecelakaan kerja beserta pengendalian dan pencegahannya yang
diantaranya pada industri SANDANG NUSANTARA adalah sebagai berikut:

Kebakaran, industri ini dapat mengendalikannya karena menyediakan alat pemadam


kebakaran seperti hydran
Jari atau tangan terpotong mesin, tenaga kerja atau pekerja di industri ini bersikap hati-hati
karna tidak menggunakan mesin yang dilengkapi dengan pelindung didepannya.

Kecelakaan lalu lintas, tenaga kerja atau pekerja di industri ini pada bagain pengiriman
barang sangat memperhatikan alat keselamatan kerja baik yang menggunakan sepeda motor
maupun yang menggunakan mobil dan juga selalu mematuhi tambu-rambu lalu lintas.

Gangguan penafasan, tenaga kerja di industri ini dapat terkena gangguan pernafasan karena
enggan memakai masker yang sudah disediakan

Gangguan pendengaran, tenaga kerja di industri ini dapat terkena gangguan pernafasan
karena enggan memakai earplug yang sudah disediakan

3. PENERAPAN ERGONOMI

Ergonomi dapat digunakan dalam menelaah sistem manusia dan produksi yang kompleks.
Hal ini berlaku baik dalam industri maupun sektor informal. Dengan mengetahui prinsip
ergonomi tersebut dapat ditentukan pekerjaan apa yang sesuai bagi tenaga kerja atau
konstruksi alat seperti apa yang layak digunakan agar mengurangi kemungkinan keluhan dan
menunjang produktifitas. Penerapan ergonomi dapat di lakukan melalui dua pendekatan
yaitu:

1. Pendekatan kuratif

Pendekatan ini di lakukan pada suatu proses yang sudah atau yang sedang berlangsung.
Kegiatan berupa interfensi, modifikasi atau perbaikan dari proses yang telah berjalan. Sasaran
dari kegiatan ini adalah kondisi kerja dan lingkungan kerja. Dalam pelaksanaanya terkait
dengan tenaga kerja dan proses kerja yang sedang berlagsung.

2. Pendekatan konseptual

Pendekatan ini di kenal sebagai pendekatan sistem dan akan sangat efektif dan efisien jika di
lakukan pada saat perencanaan. Jika terkait dengan teknologi, sejak proses pemilihan dan alih
teknologi, prinsip-prinsip ergonomi telah ditetapkan penerapannya bersama-sama dengan
kajian lain, misalnya kajian teknis, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Pendekatan
holistik ini kenal dengan pendekatan Teknologi Tepat Guna.
B. PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN DARI ASPEK MANUSIA

1. PENYAKIT AKIBAT KERJA

1.Gangguan pendengaran : Tenaga kerja diharuskan memakai earplug untuk


meminimalisir,gangguan pada telinga yang disebabkan oleh kebisingan mesin .

2.Gangguan nafas : Dengan penggunaan masker dalam bekerja akan mencegah debu dan
kapas kapas halus yang dapat masuk ke saluran pernafasan.

3.Kecelakaan kerja : untuk mencegah tenaga kerja mengalami kecelakaan kerja pada mesin
mesin pemintalan benang tenaga harus berkonsentrasi dan fokus pada pekerjaannya masing
masing. Apabila tenaga kerja sudah merasa lelah atau kurang enak badan akan lebih baik
meminta izin untuk beristirahat agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang tidak diinginkan.

4.Gangguan pengelihatan : Tenaga kerja seharusnya memakai kacamata pelindung ,agar mata
yang sifatnya sensitif akan debu terlindungi , karena kondisi tempat kerja yang sangat
berdebu dan banyak kapas kapas halus . Kacamata pelindung sangat diperlukan bagi tenaga
kerja.

2. SIKAP DAN SISTEM KERJA

Dalam sebuah perusahaan, hendaknya sistem kerja diatur sedemikian rupa sehingga ada
keteraturan pada proses produksi itu sendiri. Pengaturan keamanan dan kenyamanan untuk
para pekerja perlu diperhatikan karena tenaga kerja merupakan aset penting perusahaan.
Penerapan K3 diperlukan dalam penyusunan sistem kerja sehingga dapat mengoptimalkan
hasil produksi. Sebagai tenaga kerja yang merupakan komponen penting dalam sistem kerja ,
mereka harus mematuhi dan memperhatikan peraturan yang dibuat agar penerapan K3 dapat
maksimal sehingga tidak menimbulkan kerugian.
DATA OBJEK KUNJUNGAN

PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA PATAL LAWANG

alamat : Jl Raya Indrokilo 1 Lawang, Malang

Telp : 0341 426165 Fax 0341 426220

Tipe Perusahaan : Persero

Lini Bisnis :Tekstil dan Produk Tekstil

Dibangun sejak : tahun 1965

Deskripsi Bisnis : Produk Utama PT. Industri Sandang Nusantara adalah Benang Tenun, Kain
dan Karung Plastik, yang diproduksi oleh 7 barik Pemintalan, 1 Baril Terpadu (Pemintalan
dan Pertenunan) dan 1 Pabrik Karung Pastik

Dasar Hukum :

1. PP. No. 90 Th. 1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Penggabungan Perusahaan
Perseroan (Persero) PT. Industri Sandang I ke dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT.
Industri Sandang II, menjadi PT. Industri Sandang Nusantara (Pesero)

2. Surat Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan No C-10721.HT.01.04.th.2000


tanggal 25 Mei 2000 perihal Persetujuan Atas Perubahan Pasal 1, Pasal 3 dan Pasal 4
Anggaran Dasar Peseroan Terbatas : perusahaan Perseroan (Persero) PT. Industri Sandang
Nusantara atau disingkat PT. INSAN (Persero)

Komposisi Kepemilikan Saham : Pemerintah :100.00%

Jam kerja perusahaan : Shift 1 : 06.00-14.00

Shift 2 : 14.00-22.00

Shift 3 : 22.00-06.00

Jumlah karyawan : 233orang ( 220 orang karyawan tetap dan 13orang karyawan kontrak )
Strategi perusahaan :

1. Mencipatakan produk yang bernilai tambah dan berkualitas tinggi dengan biaya kompetitif
yang dapat diterima pasar

2. Membina Sumber Daya Manusia secara terus menerus, sehingga dapat tercipta SDM yang
profesional, berkualitas, dan produktif serta berakhlag luhur

3. Memelihara mesin produksi dan sarana pendukungnya dilaksanakan tepat waktu, agar
kualitas, efisiensi dan produktifitasnya optimal

4. Membangun organisasi dan system kerja yang efisien dan berdaya guna tinggi, sehingga
tercipta bidaya kerja yang sehat dan kompetitif Mengelola pendanaan secara optimal dan
efisien dalam rangka menunjang seluruh program perusahaan

Tujuan perusahaan :

Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi
dan pembangunan nasional pada umumnya, di bidang tekstil dan industri sejenisnya, dengan
menerapkan prinsip prinsip Perseroan Terbatas

Visi :

PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA menjadi pemain kelas dunia dalam era
globalisasi dengan menciptakan produk yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi, serta
menjadi motor penggerak dalam industri tekstil Nasional dengan tujuan pasar baik lokal,
regional maupun Internasinal

Misi :

Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang dengan cara :

1. Melaksanakan proses menjalankan tugasyang terbaik

2. Memberikan "hasil" yang terbaik bagi stake holder (pemegang saham, pelanggan, mitra
kerja, karyawan, masyarakat dan lain-lain)

3. Memberikan citra yang terbaik dalam budahaya usaha

Pola pikir seluruh karyawang agar berorientasi pada penciptaan keuntungan perusahaan dan
juga sawah ladang yang perlu dikelola dengan baik, sehingga perilaku perusahaan diarahkan
pada integritas, kerja sama tim, profesionalisme yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, prestasi, keimnanan dan moral

IV.PENUTUP

KESIMPULAN

Pihak manajemen dan tenaga kerja nampaknya belum memiliki pengetahuan yang dalam
tentang kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan produksi
banyak aspek-aspek yang kurang sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk
mencapai kesehatan dan keselamatan kerja, contohnya seperti minimnya kesadaran untuk
menggunakan alat pelindung diri.

SARAN

Pemerintah diharapkan memberikan sosialisasi yang lebih kepada pihak industri mengenai
pentingnya K3 untuk dilaksanakan. Sosialisasi tersebut bisa melalui media cetak maupun
elektronik agar tingkat kesadaran akan pentingnya melaksanakan K3 semakin meningkat.

Pihak manajemen sebaiknya tidak hanya menganjurkan namun mewajibkan kepada


karyawannya untuk bisa menerapkan K3 dan menindak lanjuti dengan lebih tegas, sebab hal
itu demi terwujudnya keselamatan kerja para karyawannya sehingga tingkat produktivitas
perusaan juga turut meningkat.

Para pekerja sebaiknya mulai membiasakan diri untuk mematuhi aturan-aturan K3 demi
kesehatan dan keselamatan kerja dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai