2237 4072 1 SM PDF
2237 4072 1 SM PDF
Agustus 2013
Abstract: Knowledge and attitude are result from know based on sensory perception to certain
object an social interaction until person action formed. Patient safety is free from accidental
injury or try so avoid injury at patient on medical treatment consequences and therapy error.
Objective. This study aims to find out relationship between knowledge and nurses attitude with
patient safety at Room Care of Liun Kendage Tahuna Hospital. Methods. This research method
was cross sectional study with purposive sampling, and amount of respondent are 65. Obtained
data was processing SPSS and analyzing by using chi-square (x2 ) test for probability of 95% (α
0.05). Statistic analyses showed that there are relationship between knowledge and nurses
attitude with patient safety at Room Care of Liun Kendage Hospital in Tahuna, p=0.014
(α<0.05). There are relationship between nurses attitude with patient safety at Room Care of
Liun Kendage Hospital in Tahuna, p=0.000 (α<0.05). Device for hospital is increasing quality of
nursing care which is related to patient safety according to hospital national escort.
Keywords: Knowledge, attitude, patient safety.
Abstrak: Pengetahuan dan sikap merupakan hasil dari tahu melalui penginderaan terhadap suatu
objek tertentu dan interaksi sosial sehingga terbentuknya tindakan seseorang. Patient safety
adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan
medis dan kesalahan pengobatan. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient Safety) di ruang
rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna. Desain Penelitian adalah survey analitik dengan
rancangan cross sectional. Pemilihan sampel dengan purposive sampling sebanyak 65
responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan program komputerisasi dengan menggunakan
uji chi-square (x2), pada tingkat kemaknaaan 95% (α 0,05). Analisis statistik menunjukan hasil
bahwa ada hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient
safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna, p=0,014 (α<0,05). Ada hubungan
sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap
RSUD Liun Kendage Tahuna, p=0,000 (α<0,05). Saran bagi rumah sakit dapat lebih
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien (patient
safety) sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit.
Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Pelaksanaan Keselamatan Pasien (patient safety).
1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume1. Nomor 1. Agustus 2013
2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume1. Nomor 1. Agustus 2013
3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume1. Nomor 1. Agustus 2013
perawat-perawat muda. Hasil penelitian ini dengan patient safety, mengikuti pelatihan di
sesuai dengan keadaan sebenarnya, yaitu luar Daerah Sangihe dimana paling banyak
60% perawat pelaksana berusia pada rentang berasal dari Kota Manado. Sebagian besar
produktif karena berkisar 20 – 40 tahun perawat-perawat yang ada di seluruh
(Shawky, 2010). ruangan telah mengikuti pelatihan walaupun
Hasil penelitian ini, paling banyak jumlah perawat yang belum pernah
berjenis kelamin perempuan sebesar 95,4%, mengikuti pelatihan yang berhubungan
sedangkan laki – laki sebesar 4,6%. dengan patient safety lebih banyak. Perawat
Berdasarkan survei secara keseluruhan pelaksana yang pernah mendapat pelatihan
perawat di Rumah Sakit Liun Kendage dan belum mendapat pelatihan tidak
didominasi oleh perawat perempuan yang memiliki perbedaan dalam pelaksanaan
tersebar di seluruh ruangan rawat inap keselamatan pasien. Hal ini didukung
maupun rawat jalan. Hasil penelitian ini penelitian sebelumnya yang menyatakan
memiliki kesamaan dengan teori yang bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna
dikemukakan bahwa jenis kelamin perawat tentang pelatihan perawat pelaksana dengan
didominasi oleh perempuan, karena dalam budaya kerja (Marpaung, 2005).
sejarahnya keperawatan muncul sebagai
peran care taking (pemberi perawatan) 2. Analisa Bivariat
secara tradisional di dalam keluarga dan Gambaran pengetahuan perawat tentang
masyarakat (Rolinson dan Kish, 2010). keselamatan pasien di setiap ruangan sudah
Berdasarkan hasil penelitian ini, tingkat baik ini ditunjukkan oleh hasil penelitian
pendidikan dari responden paling banyak dimana menunjukkan pengetahuan setiap
memiliki pendidikan DIII sebanyak 87,7% responden telah baik dengan jumlah
dan yang paling sedikit S1 Ns sebanyak keseluruhan yakni 90,8%. Pengetahuan
1,5%. Ini dipengaruhi oleh tempat perguruan merupakan faktor penting dalam seseorang
tinggi yang ada di Daerah Sangihe hanya mengambil keputusan namun tidak
ada lulusan DIII keperawatan. Perawat selamanya pengetahuan seseorang bisa
dengan pendidikan DIII ini tersebar di menghindarkan dirinya dari kejadian yang
seluruh ruangan di Rumah Sakit sedangkan tidak diinginkannya, misalnya perawat yang
perawat dengan lulusan S1 dan S1 Ns masih tingkat pengetahuannya baik tidak
berjumlah sedikit. Hasil penelitian ini sesuai selamanya melaksanakan keselamatan
dengan penelitian sebelumnya yang pasien dengan baik karean segala tindakan
menyatakan lebih dari 60% perawat masih yang akan dilakukan beresiko untuk terjadi
berpendidikan DIII di Indonesia (Soeroso, kesalahan.
2003). Berdasarkan observasi yang dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian, paling oleh peneliti, diketahui bahwa gambaran di
banyak responden tidak pernah mengikuti atas di pengaruhi oleh kepatuhan perawat
pelatihan yang berhubungan dengan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)
keselamatan pasien (patient safety) yakni yang telah diberikan, peran kepemimpinan
sebanyak 58,5% dan yang pernah mengikuti (kepala perawat Rumah Sakit) yang terus
pelatihan sebanyak 41,5%. Di Rumah Sakit memantau dan menge valuasi tindakan yang
Liun Kendage belum pernah diadakan dilakukan setiap perawat pelaksana, dan
pelatihan yang berhubungan dengan patient komunikasi yang baik kepala ruangan
safety. Namun perawat-perawat yang telah dengan perawat pelaksana juga antar
mengikuti pelatihan yang berhubungan perawat pelaksana di seluruh ruang rawat
5
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume1. Nomor 1. Agustus 2013
inap. Sehingga dari hasil yang diperoleh menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
dapat disimpulkan semakin tinggi faktor pendukung atau suatu kondisi yang
pengetahuan seseorang semakin baik dalam memungkinkan antara lain adalah fasilitas
pelaksanaan keselamatan pasien (patient (Notoatmojo, 2003).
safety).
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan SIMPULAN
ini terjadi setelah seseorang melakukan Berdasarkan hasil penelitian tentang
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. hubungan pengetahuan dan sikap perawat
Pengetahuan ini merupakan hal yang dengan pelaksanaan keselamatan pasien
dominan yang sangat penting untuk (patient safety) di ruang rawat inap RSUD
terbentuknya tindakan seseorang, dari Liun Kendage Tahuna dapat disimpulkan
pengalaman beberapa penelitian ternyata sebagai berikut: Ada hubungan pengetahuan
tindakan yang tidak didasari pengetahuan perawat dengan pelaksanaan keselamatan
yang baik, tidak akan menghasilkan hasil pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap
yang baik (Notoadmojo, 2007). RSUD Liun Kendage Tahuna, dimana 95%
Diperoleh 95% perawat di rumah sakit perawat pelaksana mempunyai pengetahuan
mempunyai sikap baik terhadap pelaksanaan baik tentang pelaksanaan keselamatan
keselamatan pasien (patient safety) di rumah pasien, dan ada hubungan sikap perawat
sakit. Sikap responden mengenai dengan pelaksanaan keselamatan pasien
keselamatan pasien di setiap ruangan sudah (patient safety) di Ruang Rawat Inap RSUD
baik ini di dasarkan oleh hasil penelitian Liun Kendage Tahuna, dimana 95% perawat
yakni 92,3%. Sedangkan sikap responden pelaksana mempunyai sikap yang baik
dengan pelaksanaan keselamatan pasien di dalam melaksanakan keselamatan pasien.
ruang rawat inap paling banyak sudah baik
yakni 95,0% sedangkan sikap responden DAFTAR PUSTAKA
dengan pelaksanaan keselamatan pasien Adib A. (2009). Materi Seminar Nasional
kurang yakni 5,0%. Berdasarkan obsevasi Keperawatan dengan tema
peneliti, gambaran ini dipengaruhi oleh “Sistem Pelayanan Keperawatan
kepatuhan dan tanggung jawab setiap dan Manajemen Rumah Sakit
perawat pelaksana terhadap keselamatan untuk Mewujudkan Patient
pasien itu sendiri. Safety” Di unduh 8 Mei 2013.
Sikap dikatakan sebagai fungsi dari
manusia seperti persepsi, motivasi dan Ariyani. (2009). Analisis pengetahuan dan
berpikir yang seperti itu menunjukan motivasi perawat yang
hubungan-hubungan, bahwa sampai batas- mempengaruhi sikap mendukung
batas tertentu perilakunya dapat diramalkan penerapan program patient safety
(Mar’at, 2006). Sikap yang baik dapat di Instalasi Perawatan Intensif Di
terwujud jika didasarkan pada tanggung RSUD Moewardi Surakarta.
jawab atas segala sesuatu yang telah Tesis. Program Pasca Sarjana
dipilihnya dengan segala resiko yang UNDIP. Dipublikasikan.
merupakan sikap yang paling tinggi
(Rumbewas, 2009). DepKes RI.(2008). Panduan Nasional
Suatu sikap belum tentu otomatis Keselamatan Pasien di Rumah
terwujud dalam suatu tindakan (overt Sakit.
behavior). Untuk mewujudkan sikap
6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume1. Nomor 1. Agustus 2013