Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIKA

PEMANASAN GLOBAL

‘’EFEK RUMAH KACA PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL TERBESAR’’

DISUSUN OLEH

MASRUUROH LISSADA

X1 IPA 1

SMA NEGERI 1 RENGAT

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah pemanasan global ini untuk memenuhi tugas pelajaran fisika

Selama proses pembuatan makalah ini, banyak hal yang didapatkan, termasuk ilmu
pengetahuan baru, tepatnya mengenal lebih dalam tentang salah satu dari berbagai macam
penyebab pemanasan global, yaitu efek rumah kaca.

kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, guru pembimbing, orang
tua, dan teman-teman yang telah membantu dan memberi kontribusi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penyusunan makalah ini.

kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. kami berharap pembaca
dapat memperbaiki makalah ini dengan memberikan kritik dan saran demi karya yang dapat
lebih baik di kemudian hari.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi berupa
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.

Rengat, 27 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ...............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3 Tujuan ..........................................................................................................
1.4 Manfaat ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemaasan Global..........................................................................


2.2 Pengertian Gas Rumah Kaca..........................................................................
2.3 Hubungan Pemanasan Global Dengan Efek Rumah Kaca.............................
2.4 Penyebab Pemanasan Global..........................................................................
2.4.1 Uap Air...............................................................................................
2.4.2 Karbon Dioksida.................................................................................
2.4.3 Metana.................................................................................................
2.4.4 Nitrogen Oksida..................................................................................
2.4.5 Gas lainnya..........................................................................................
2.5 Dampak Pemanasan Global.............................................................................
2.6 Cara Mengatasi Pemanasan Global Akibat Efek Rumah Kaca.......................
2.7 Cara Meminimalisasi Dampak Pemanasan Global..........................................

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan ......................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di


bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi.
Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah
akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida,
hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta
akibat penggundulan dan pembakaran hutan.

Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan sistem terhadap


ekosistem di bumi, antara lain; perubahan iklim yang ekstrim, mencairnya es sehingga
permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Adanya perubahan
sistem dalam ekosistem ini telah memberi dampak pada kehidupan di bumi seperti
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan. Efek
rumah kaca sebagai suatu sistem di bumi sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi.
Suhu atmosfer bumi akan menjadi lebih dingin jika tanpa efek rumah kaca. Tetapi, jika efek
rumah kaca berlebihan dibandingkan dengan kondisi normalnya maka sistem tersebut akan
bersifat merusak. Melihat sebagian besar emisi gas rumah kaca bersumber dari aktivitas
hidup manusia, maka pemanasan global harus ada upaya solusinya dengan merubah pola
hidup dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Tulisan ini diharapkan dapat memberi wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat tentang
apa dan bagaimana terjadinya pemanasan global, serta bagaimana perilaku masyarakat yang
diharapkan dalam upaya meminimalisasi efek terjadinya pemanasan global.
1.2. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas tentang salah satu fenomena dunia
yang saat ini mengancam yaitu Pemanasan Global. Dalam pembahasannya, penulis akan
membahas banyak tentang :
1) Pengertian Pemanasan Global
2) Pengertian Gas Rumah Kaca
3) Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca
4) Penyebab Pemanasan Global
5) Dampak Pemanasan Global
6) Solusi dari Pemanasan Global

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu pembaca mengenai pemanasan
global, diantaranya:
1) Mengetahui Pengertani Dari Pemanasan Global
2) Mengetahui Jenis Jenis Gas Rumah Kaca
3) Mengetahui Keterkaitan Antara Pemanasan Global Dengan Efek Rumah Kaca
4) Mengetahui Penyebab Dari Pemanasan Global
5) Mengetahi Dampak Dampak Yang Ditimbulkan Dari Pemanasan Global
6) Mengetahui Solusi Yang Tepat Untuk Mengurangi Pemanasan Global

1.4 Manfaat

Makalah ini bermanfaat untuk memberikan pemahaman kepada pembaca agar dapat
mengurangi terjadinya pemanasan global dilam kehidupan sehari hari, diantaranya:
1) Ilmu pengetahuan Pembaca akan bertambah
2) Pembaca akan mengeahui dampak yang ditimbulkan dai efek rumah kaca
3) Pembaca akan menjadi bijak menggunakan produk gas rumah kaca.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemanasan Global

pemanasan global adalah suatu proses peningkatan suhu rata-rata di bumi, baik itu pada
lapisan atmosfer, daratan, dan lautan.Pemanasan global sangat erat kaitannya dengan
pencemaran udara di seluruh dunia. Meningkatnya jumlah karbon dioksida, efek rumah kaca,
gas akibat pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas manusia lainnya, merupakan sumber
utama terjadinya pemanasan global selama bertahun-tahun.Berdasarkan hasil penelitian para
ahli menyebutkan bahwa suhu bumi mengalami peningkatan drastis selama satu abad
terakhir, yaitu mencapai 0,6°C. Mungkin terlihat kecil, namun dampak pemanasan global
tersebut sangat besar bagi kehidupan di bumi.

Menurut agen perlindungan lingkungan Amerika Serikat pengertian pemanasan global adalah
peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi, baik yang telah berlalu maupun yang sedang
terjadi saat ini. Efek rumah kaca merupakan penyebab pemanasan global yang paling besar
sehingga menyebabkan perubahaan iklim.

Menurut Asosiasi Energi Matahari New Mexico, Amerika Serikat pengertian pemanasan
global adalah peningkatan suhu atau temperatur rata-rata di permukaan bumi sebagai dampak
dari efek rumah kaca.

Menurut NRDC global warming adalah proses peningkatan suhu udara karena
terperangkapnya panas di atmosfir oleh gas karbondioksida yang bisa mengancam perubahan
iklim dan dapat menimbulkan bencana di permukaan bumi. NRDC mengatakan global
warming merupakan krisis lingkungan dan kemanusiaan terbesar yang terjadi pada saat ini.

Menurut National Wildlife Federation, global warming adalah peningkatan suhu udara di
bumi yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam, misalnya badai, kekeringan,
banjir, dan lain-lain. Global warming juga mengakibatkan perubahan landscape kehidupan di
bumi dan membunuh banyak species.
2.2 Pengertian Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.
Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul
akibat aktivitas manusia.

Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat
penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia
timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia
(yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material
organik (seperti tumbuhan).

Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk
digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan
oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.

2.3. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca

Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk
ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke
angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida
(CO2),metana(CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga
Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia
untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek
gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini
terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang
ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas
2.4 Penyebab Pemanasan Global

Pemansan global terjadi ketika ada konsen


trasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal
tersebut disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan
chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh
penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran
hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan
disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan
ozon seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus
dalam Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah
gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari.
Sementara lautan dan vegetasi
menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang berlebihan
akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca yang
berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global. Sepanjang seratus
tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai
oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini
menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan
yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan energi
yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro), yang
dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun

miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang
dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir. Penggundulan hutan yang
mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar
20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi
kesuburan tanah.
Beberapa merupakan gas rumah kaca, diantaranya:

2.4.1. Uap air

Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap
sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan
aktivitas manusia secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca
akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di
troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air
mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya
temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus
berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air
berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan
gas-gas rumah kaca seperti CO2[1]. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat
secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.

2.4.2. Karbondioksida

Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka
membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan,
menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan
yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk
diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.

Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer,
aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari
kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul
karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi
karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar,
pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi
yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat
bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
2.4.3. Metana

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia
merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara,
gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di
tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat dikeluarkan oleh hewan-hewan tertentu,
terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri
pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali
lipat.

2.4.4. Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari
pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida dapat menangkap
panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen
bila dibandingkan masa pre-industri.

2.4.6. Gas lainnya

Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi
dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama
manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat
duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan
klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas
atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi
ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak
1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang
Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin
sedikit dilepas ke udara.

Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses
manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan
mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut
adalah trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan
sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu
menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya.
Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.

2.5 Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang merugikan baik
terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan
naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah
pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir
terancam. Permukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang yang tinggi, dan
ini berakibat kerusakan fasilitas sosial dan ekonomi. Jika ini terjadi terus menerus
maka akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan masyarakat.
2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim
menyebabkan musim sulit diprediksi. Petani tidak dapat memprediksi perkiraan
musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat musim tanam yang sulit
diprediksi dan musim penghujan yang tidak menentu maka musim produksi panen
juga demikian. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi penduduk,
kelaparan, lapangan kerja bahkan menimbulkan kriminal akibat tekanan tuntutan
hidup.
3. Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap
suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu global
menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada
pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini
pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
4. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan
produktivitas primer sehingga sejumlah hewan melakukan migrasi untuk menemukan
habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim,
arah dan kecepatan angin, arus laut (yang membawa nutrien dan migrasi ikan).
5. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu
menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
6. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya.
7. Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan terjadinya
perubahan arus laut. Hal ini dapat berpegaruh pada migrasi ikan, sehingga memberi
dampak pada hasil perikanan tangkap.
8. Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap resistensi
kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak menutup
kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab penyakit
tropis. Jenis-jenis larva yang berubah resistensinya terhadap perubahan musim dapat
meningkatkan penyebaran organisme ini lebih luas. Ini menimbulkan wabah penyakit
yang dianggap baru.
9. Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang yang ada
di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor
Leste, dan Philipina. Dikhawatirkan merusak kehidupan masyarakat lokal yang
berada di sekitarnya. Masyarakat lokal yang pertama kali menjadi korban akibat
kerusakan terumbu karang ini. Untuk menyelamatkan kerusakan terumbu karang
akibat pemanasan global ini, maka para aktivis lingkungan dari enam negara tersebut
telah merancang protokol adaptasi penyelamatan terumbu karang. Lebih dari 50
persen spesies terumbu karang dunia hidup berada di kawasan segitiga ini.
Berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebanyak 30
persen terumbu karang dunia telah mati akibat badai el nino pada 1998 lalu.
Diprediksi, pada 10 tahun ke depan akan kembali terjadi kerusakan sebanyak 30
persen.

2.6. Cara Mengatasi Pemanasan Global Akibat Efek Rumah Kaca

1. Membudayakan sikap hemat listrik


Listrik adalah salah satu bentuk energi yang sudah banyak dibutuhkan manusia.
Meskipun tidak semua manusia menggunakan listrik, namun listrik adalah energi
yang dibutuhkan dan digunakan oleh kebanyakan orang yang menjalani budaya hidup
modern. Namun, listrik dari pembangkit listrik saat ini kebanyakan menggunakan
bahan bakar fosil yang menghasilkan karbon dioksida. Semakin banyak penggunaan
listrik, maka semakin banyak gas buangan yang berupa karbon dioksida sehingga efek
rumah kaca bisa semakin memburuk.
Selain dengan membudayakan sikap hemat listrik, cara mengatasi efek rumah kaca
dan pemanasan global bisa dilakukan dengan menggunakan energi alam untuk
memproduksi listrik. Energi alam tersebut misalnya adalah energi aliran air maupun
angin sehingga tidak ada gas buangan karbon dioksida.
2. Menanam pohon sebanyak mungkin dan menjaga hutan
Pohon dan jenis tumbuhan berklorofil lainnya memiliki peran yang besar dalam
membersihkan udara karena tumbuhan berklorofil memiliki kemampuan untuk
mengolah karbon dioksida, air, sinar matahari dan unsur hara menjadi bahan organik
dan oksigen.
Oksigen adalah salah satu hal yang menjadi faktor penentu kehidupan seluruh
makhluk hidup di bumi. Karena itulah keberadaannya sangat diperlukan. Tanpa
adanya oksigen, manusia dan makhluk hidup lain tidak bisa bernapas dan tidak bisa
hidup. Karena itulah semakin banyak pohon yang ditanam di bumi, semakin banyak
udara yang bisa dibersihkan dari berbagai polutan.
Selain menanam pohon sebanyak mungkin, cara mengatasi efek rumah kaca dan
pemanasan global juga bisa dilakukan dengan menjaga hutan. Pencegahan terhadap
penebangan pohon di hutan secara sembarangan juga perlu dilakukan. Hal ini sangat
penting karena hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia sekaligus penyeimbang
ekosistem. Hutan terutama jenis hutan yang belum terjamah manusia memiliki
keseimbangan ekosistem yang sangat baik sehingga banyak hewan dan tumbuhan
yang hidup dan bertahan dari pengaruh lingkungan luar.
3. Kurangi penggunaan alat transportasi berbahan bakar minyak
Pembakaran menghasilkan gas karbon dioksida sebagai gas buangan. Tidak hanya
pembakaran bahan bakar fosil tetapi juga pembakaran bahan bakar minyak seperti
bensin. Apabila alat transportasi yang berbahan bakar minyak banyak digunakan dan
jumlahnya semakin bertambah, maka karbon dioksida yang dibuang ke atmosfer juga
semakin banyak.
Akibatnya, efek rumah kaca dan pemanasan global yang terjadi akan semakin buruk.
Karena itulah alat transportasi yang berbahan bakar minyak sebaiknya dikurangi
penggunaannya. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan
alat transportasi umum untuk mengurangi gas karbon dioksida di udara.
Cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global dari aspek transportasi juga
bisa dilakukan dengan menggunakan alat transportasi dengan energi alternatif yang
tidak menghasilkan karbon dioksida sebagai gas buangan misalnya seperti sepeda,
mobil berbahan bakar hidrogen dan sebagainya.
4. Mengolah sampah dengan baik
Sampah selalu menjadi masalah di manapun manusia berada. Terutama sampah
seperti plastik yang sulit terurai. Karena banyaknya sampah plastik dan jenis sampah
lain yang mengganggu keindahan dan kebersihan lingkungan, kebanyakan orang
menjadi tidak sabar dan membakar sampah tanpa mempertimbangkan akibatnya.
Tidak semua sampah harus dibakar karena ada jenis sampah yang juga bisa di daur
ulang. Terutama karena pembakaran sampah juga menghasilkan gas karbon dioksida
yang merupakan salah satu penyebab efek rumah kaca. Karena itulah sebaiknya
sampah dipilah terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan lebih lanjut.
Sampah yang bisa didaur ulang sebaiknya didaur ulang dan sampah organik yang bisa
segera terdekomposisi sebaiknya dijadikan kompos sehingga karbon dioksida yang
dihasilkan dari pembakaran sampah bisa berkurang.
Cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global dengan metode ini cukup
efektif jika diterapkan oleh banyak orang karena asap dari pembakaran sampah juga
bisa mencemari lingkungan dan mengganggu sistem pernapasan.
5. Kurangi penggunaan alat yang menggunakan CFC
Chlorofluorocarbon atau yang biasa dikenal sebagai CFC adalah senyawa yang
umumnya digunakan pada produk alat rumah tangga seperti pendingin ruangan dan
kulkas. Teknologi tersebut memang bermanfaat bagi manusia, namun perlu
diperhatikan juga dampak dari penggunaan teknologi tersebut.
CFC merupakan salah satu senyawa yang turut berperan menimbulkan efek rumah
kaca. Karena itulah pengurangan penggunaan alat yang menggunakan CFC
merupakan cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global yang cukup
ampuh.
Untuk mengatasi suhu ruangan yang panas, Anda dapat merancangsebuah bangunan
yang memiliki banyak ventilasi udara sehingga Anda tidak perlu menggunakan
pendingin ruangan atau AC. Apabila Anda telah memiliki rumah atau bangunan
dengan sedikit ventilasi udara, Anda bisa mengambil langkah alternatif dengan
menggunakan AC non CFC yang ramah lingkungan. Begitu pula dengan kulkas,
sebaiknya Anda menggunakan kulkas non CFC untuk mencegah efek rumah kaca dan
pemanasan global agar tidak semakin memburuk dan merugikan manusia.
6. Menerapkan sistem budidaya pertanian dan peternakan yang baik
Sistem budidaya pertanian dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang berupa
pupuk dan pestisida bisa menyebabkan kerusakan dan pencemaran pada lingkungan.
Karena itulah sistem pertanian organik yang tidak merusak dan mencemari
lingkungan sudah mulai digalakkan di seluruh dunia.
Namun, penggunaan bahan organik yang tidak tepat ternyata juga bisa berdampak
buruk pada lingkungan. Penggunaan pupuk organik berupa kotoran ternak yang
belum matang turut berkontribusi dalam terjadinya efek rumah kaca. Hal ini terjadi
karena kotoran ternak yang belum matang merupakan sumber gas metana yang
merupakan salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca.
Cara mengatasi efek rumah kaca dan pemanasan global dengan cara ini bisa dilakukan
dengan menggunakan pupuk kandang yang telah matang yaitu pupuk kandang yang
telah mengalami proses dekomposisi.
Pupuk kandang matang umumnya memiliki warna yang lebih gelap daripada pupuk
kandang segar dan juga sudah kehilangan bau tidak sedapnya tidak seperti pupuk
kandang yang masih segar. Penggunaan pupuk kandang yang benar akan mengurangi
gas metana yang dilepas ke atmosfer bumi.

2.7. Cara Meminimalisasi Dampak Pemanasan Global

1. Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di


lahan-lahan kritis. Tumbuhan hijau memiliki peran dalam proses fotosintesis, dalam
proses ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan menghasilkan oksigen.
Akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat dikurangi.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna mengurangi
penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Emisi gas karbon
yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
Kita mengenal bahwa paling banyak mesin-mesin kendaraan dan industri digerakkan
oleh mesin yang menggunakan bahan bakar ini. Karena itu diupayakan sumber energi
lain yang aman dari emisi gas-gas ini, misalnya; menggunakan energi matahari, air,
angin, dan bioenergy. Di daerah tropis yang kaya akan energi matahari diharapkan
muncul teknologi yang mampu menggunakan energi ini, misalnya dengan mobil
tenaga surya, listrik tenaga surya. Sekarang ini sedang dikembangkan bioenergy,
antara lain biji tanaman jarak (Jathropa. sp) yang menghasilkan minyak.
3. Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan kompor
di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang mengandung karbon. Karena itu
sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan,
misalnya dari sampah organik.
4. Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman dan
penerapan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Dimensi manusia Manusia berperan sebagai pengguna-perusak-pelestari alam.
Manusia harus diberi kesadaran akan pentingnya alam bagi kehidupannya. Alam
memiliki keterbatasan dibanding kemampuan manusia dalam mengeksploatasi alam.
Manusia memanfaatkan alam guna memperoleh sumber makanan dan kebutuhan
sosial lainnya, tetapi disadari atau tidak tindakannya dapat berakibat kerusakan faktor-
faktor ekologis. Karena itu manusia harus menyadari bahwa ia dan perilakunya adalah
bagian dari alam dan lingkungan yang saling mempengaruhi.
b) Penegakan hukum dan keteladanan Pelanggaran atas tindakan manusia yang
merusak lingkungan harus mendapat ganjaran. Penegakan hukum lingkungan menjadi
bagian yang penting guna menjaga kelestarian lingkungan, dan memberi efek jera
bagi yang melanggar. Penegakan hukum tidak memandang strata sosial masyarakat.
Selain itu adalah panutan dan ketokohan seseorang memegang peranan penting.
Mereka yang memiliki pemahaman yang lebih baik (berpendidikan) terhadap
lingkungan hidup hendaknya berperan memberi contoh dan sikap lingkungan yang
baik pula kepada masyarakat. Misalnya, kita masih menemukan kasus peran beberapa
aparat pemerintah dibalik kerusakan hutan, baik dengan memberikan modal maupun
perlindungan bagi perambah hutan.
c) Keterpaduan Seluruh elemen masyarakat harus mendukung upaya pelestarian
lingkungan dan sumberdaya alam serta penegakan hukumnya. Upaya ini harus
dilakukan secara komprehensif dan lintas sektor. Misalnya, untuk mengatasi emisi
gas-gas rumah kaca akibat peningkatan jumlah kendaraan di Kota Jakarta, harus di
atas secara bersama dengan daerah sekitar seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan
Tangerang. Karena pekerja yang menggunakan kendaraan bermotor setiap hari masuk
ke kota Jakarta bermukim di empat kota tersebut. Demikian halnya mengatasi banjir
di Kota Gorontalo, misalnya, tidak dapat diatasi dengan perbaikan fasilitas lingkungan
dan membina kesadaran penduduk kota, tetapi secara menyeluruh dengan masyarakat
di wilayah lain (hulu dan DAS) yang memberi kontribusi terhadap bencana banjir.
Masyarakat dan pemerintah daerah terdekat seperti Kabupaten Bone Bolango dan
Kabupaten Gorontalo turut bertanggungjawab dalam upaya penanggulangan banjir di
Kota Gorontalo. Secara geografis, terdapat daerah aliran sungai dimana dua sungai
besar yang melewati dan bermuara di kota ini. Karena itu bencana alam dan
kerusakan lingkungan tidak dapat dipilah menurut wilayah administratif semata, tetapi
bersifat area geografis-ekologis.
d) Mengubah pola pikir dan sikap Faktor-faktor lingkungan fisik, mahluk hidup lain
dan manusia memiliki peran masing-masing dalam lingkungan hidup. Manusia
sebagai mahluk yang diberi kemampuan logika harus mampu memandang
kepentingan hidupnya terkait dengan kehidupan mahluk hidup lain beserta kejadian
proses-proses alam. Sikap dan perilaku manusia terhadap alam cepat atau lambat
memberi berdampak pada lingkungan hidupnya. Peduli terhadap lingkungan pada
dasarnya merupakan sikap dan perilaku bawaan manusia. Akan tetapi munculnya
ketidak pedulian manusia adalah pikiran atau persepsi yang berbeda-beda ketika
manusia berhadapan dengan masalah lingkungan. Manusia harus memandang bahwa
dirinya adalah bagian dari unsur ekosistem dan lingkungannya. Naluri untuk
mempertahankan hidup akan memberi motivasi bagi manusia untuk melestarikan
ekosistem dan lingkungannya.
e) Etika lingkungan Kecintaan dan kearifan kita terhadap lingkungan menjadi filosofi
kita tentang lingkungan hidup. Apa pun pemahaman kita tentang lingkungan hidup
dan sumber daya, kita harus bersikap dan berperilaku arif dalam kehidupan. Dalam
wujud budaya tradisional, kearifan lokal melahirkan etika dan norma kehidupan
masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungannya. Selama
masyarakat masih menghormati budaya tradisional yang memiliki etika dan nilai
moral terhadap lingkungan alamnya, maka konservasi sumber daya alam dan
lingkungan menjadi hal yang mutlak. Dalam kehidupan masyarakat demikian, etika
lingkungan tidak tampak secara teoretik tetapi menjadi pola hidup dan budaya yang
dipelihara oleh setiap generasi. Etika lingkungan akan berdaya guna jika muncul
dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita
oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat
keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit
diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita
terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap
bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
Dampak negatif dari pemanasan global memang sangat banyak. Baik itu secara langsung atau
tidak langsung pada manusia. Secara tidak langsung yaitu dengan merusak lingkungan yang
akan mengganggu pemenuhan kebutuhan manusia. Secara langsung yaitu dengan suhu yang
terasa semakin panas yang mengganggu kesehatan manusia. Pemanasan global memang tidak
bisa dicegah, Tapi hal tersebut masih bisa diperlamban. Mulai dengan pengembangan
teknologi yang berwawasan lingkungan dan menjalankan prinsip daur ulang, menggunakan
kembali barang yang masih bisa dipakai, dan mengurangi penggunaan SDA yang tidak perlu.

3.2. Saran

Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari
itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita memikirkannya.
Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta
melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah
memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/pemanasan-global-global-

warming.html (Diakses pada 27 April 2019)

2. elfilah.mutiply.com/journal/item/ (Diakses pada 27 April 2019)

3. http://www.scribd.com/doc/22182806/Makalah-Global-Warming (Diakses pada 27

April 2019)

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global (Diakses pada 27 April 2019)

5. https://www.academia.edu/6194383/MAKALAH_PEMANASAN_GLOBAL

(Diakses pada 27 April 2019)

6. https://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca (Diakses pada 27 April 2019)

7. https://carapemanasanglobal.blogspot.com/2016/04/efek-rumah-kaca-dan-pemanasan-

global.html (Diakses pada 27 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai