Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMANASAN GLOBAL
DISUSUN OLEH
MASRUUROH LISSADA
X1 IPA 1
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah pemanasan global ini untuk memenuhi tugas pelajaran fisika
Selama proses pembuatan makalah ini, banyak hal yang didapatkan, termasuk ilmu
pengetahuan baru, tepatnya mengenal lebih dalam tentang salah satu dari berbagai macam
penyebab pemanasan global, yaitu efek rumah kaca.
kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, guru pembimbing, orang
tua, dan teman-teman yang telah membantu dan memberi kontribusi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penyusunan makalah ini.
kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. kami berharap pembaca
dapat memperbaiki makalah ini dengan memberikan kritik dan saran demi karya yang dapat
lebih baik di kemudian hari.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi berupa
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1Kesimpulan ......................................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................................
PENDAHULUAN
Dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas tentang salah satu fenomena dunia
yang saat ini mengancam yaitu Pemanasan Global. Dalam pembahasannya, penulis akan
membahas banyak tentang :
1) Pengertian Pemanasan Global
2) Pengertian Gas Rumah Kaca
3) Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca
4) Penyebab Pemanasan Global
5) Dampak Pemanasan Global
6) Solusi dari Pemanasan Global
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu pembaca mengenai pemanasan
global, diantaranya:
1) Mengetahui Pengertani Dari Pemanasan Global
2) Mengetahui Jenis Jenis Gas Rumah Kaca
3) Mengetahui Keterkaitan Antara Pemanasan Global Dengan Efek Rumah Kaca
4) Mengetahui Penyebab Dari Pemanasan Global
5) Mengetahi Dampak Dampak Yang Ditimbulkan Dari Pemanasan Global
6) Mengetahui Solusi Yang Tepat Untuk Mengurangi Pemanasan Global
1.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk memberikan pemahaman kepada pembaca agar dapat
mengurangi terjadinya pemanasan global dilam kehidupan sehari hari, diantaranya:
1) Ilmu pengetahuan Pembaca akan bertambah
2) Pembaca akan mengeahui dampak yang ditimbulkan dai efek rumah kaca
3) Pembaca akan menjadi bijak menggunakan produk gas rumah kaca.
BAB II
PEMBAHASAN
pemanasan global adalah suatu proses peningkatan suhu rata-rata di bumi, baik itu pada
lapisan atmosfer, daratan, dan lautan.Pemanasan global sangat erat kaitannya dengan
pencemaran udara di seluruh dunia. Meningkatnya jumlah karbon dioksida, efek rumah kaca,
gas akibat pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas manusia lainnya, merupakan sumber
utama terjadinya pemanasan global selama bertahun-tahun.Berdasarkan hasil penelitian para
ahli menyebutkan bahwa suhu bumi mengalami peningkatan drastis selama satu abad
terakhir, yaitu mencapai 0,6°C. Mungkin terlihat kecil, namun dampak pemanasan global
tersebut sangat besar bagi kehidupan di bumi.
Menurut agen perlindungan lingkungan Amerika Serikat pengertian pemanasan global adalah
peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi, baik yang telah berlalu maupun yang sedang
terjadi saat ini. Efek rumah kaca merupakan penyebab pemanasan global yang paling besar
sehingga menyebabkan perubahaan iklim.
Menurut Asosiasi Energi Matahari New Mexico, Amerika Serikat pengertian pemanasan
global adalah peningkatan suhu atau temperatur rata-rata di permukaan bumi sebagai dampak
dari efek rumah kaca.
Menurut NRDC global warming adalah proses peningkatan suhu udara karena
terperangkapnya panas di atmosfir oleh gas karbondioksida yang bisa mengancam perubahan
iklim dan dapat menimbulkan bencana di permukaan bumi. NRDC mengatakan global
warming merupakan krisis lingkungan dan kemanusiaan terbesar yang terjadi pada saat ini.
Menurut National Wildlife Federation, global warming adalah peningkatan suhu udara di
bumi yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam, misalnya badai, kekeringan,
banjir, dan lain-lain. Global warming juga mengakibatkan perubahan landscape kehidupan di
bumi dan membunuh banyak species.
2.2 Pengertian Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca.
Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul
akibat aktivitas manusia.
Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat
penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia
timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia
(yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material
organik (seperti tumbuhan).
Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk
digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan
oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk
ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke
angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida
(CO2),metana(CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga
Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia
untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek
gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini
terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang
ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas
2.4 Penyebab Pemanasan Global
miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang
dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir. Penggundulan hutan yang
mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar
20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi
kesuburan tanah.
Beberapa merupakan gas rumah kaca, diantaranya:
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap
sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan
aktivitas manusia secara langsung memengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.
Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca
akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di
troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air
mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya
temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus
berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air
berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan
gas-gas rumah kaca seperti CO2[1]. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat
secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.
2.4.2. Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka
membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan,
menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan
yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk
diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer,
aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari
kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul
karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi
karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar,
pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi
yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat
bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
2.4.3. Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia
merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila
dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara,
gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di
tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat dikeluarkan oleh hewan-hewan tertentu,
terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri
pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali
lipat.
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari
pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen oksida dapat menangkap
panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen
bila dibandingkan masa pre-industri.
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi
dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama
manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat
duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan
klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas
atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi
ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak
1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang
Substansi-substansi yang Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin
sedikit dilepas ke udara.
Para ilmuan telah lama mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses
manufaktur akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para ilmuan
mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di atmosfer. Bahan tersebut
adalah trifluorometil sulfur pentafluorida. Konsentrasi gas ini di atmosfer meningkat dengan
sangat cepat, yang walaupun masih tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu
menangkap panas jauh lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya.
Hingga saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.
Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang merugikan baik
terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan
naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah
pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir
terancam. Permukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang yang tinggi, dan
ini berakibat kerusakan fasilitas sosial dan ekonomi. Jika ini terjadi terus menerus
maka akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan masyarakat.
2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim
menyebabkan musim sulit diprediksi. Petani tidak dapat memprediksi perkiraan
musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat musim tanam yang sulit
diprediksi dan musim penghujan yang tidak menentu maka musim produksi panen
juga demikian. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi penduduk,
kelaparan, lapangan kerja bahkan menimbulkan kriminal akibat tekanan tuntutan
hidup.
3. Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap
suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu global
menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada
pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kondisi ini
pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
4. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan
produktivitas primer sehingga sejumlah hewan melakukan migrasi untuk menemukan
habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim,
arah dan kecepatan angin, arus laut (yang membawa nutrien dan migrasi ikan).
5. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu
menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
6. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada puncaknya.
7. Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan terjadinya
perubahan arus laut. Hal ini dapat berpegaruh pada migrasi ikan, sehingga memberi
dampak pada hasil perikanan tangkap.
8. Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap resistensi
kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak menutup
kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab penyakit
tropis. Jenis-jenis larva yang berubah resistensinya terhadap perubahan musim dapat
meningkatkan penyebaran organisme ini lebih luas. Ini menimbulkan wabah penyakit
yang dianggap baru.
9. Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang yang ada
di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor
Leste, dan Philipina. Dikhawatirkan merusak kehidupan masyarakat lokal yang
berada di sekitarnya. Masyarakat lokal yang pertama kali menjadi korban akibat
kerusakan terumbu karang ini. Untuk menyelamatkan kerusakan terumbu karang
akibat pemanasan global ini, maka para aktivis lingkungan dari enam negara tersebut
telah merancang protokol adaptasi penyelamatan terumbu karang. Lebih dari 50
persen spesies terumbu karang dunia hidup berada di kawasan segitiga ini.
Berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebanyak 30
persen terumbu karang dunia telah mati akibat badai el nino pada 1998 lalu.
Diprediksi, pada 10 tahun ke depan akan kembali terjadi kerusakan sebanyak 30
persen.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia.
Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita
oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat
keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit
diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita
terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap
bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.
Dampak negatif dari pemanasan global memang sangat banyak. Baik itu secara langsung atau
tidak langsung pada manusia. Secara tidak langsung yaitu dengan merusak lingkungan yang
akan mengganggu pemenuhan kebutuhan manusia. Secara langsung yaitu dengan suhu yang
terasa semakin panas yang mengganggu kesehatan manusia. Pemanasan global memang tidak
bisa dicegah, Tapi hal tersebut masih bisa diperlamban. Mulai dengan pengembangan
teknologi yang berwawasan lingkungan dan menjalankan prinsip daur ulang, menggunakan
kembali barang yang masih bisa dipakai, dan mengurangi penggunaan SDA yang tidak perlu.
3.2. Saran
Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari
itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita memikirkannya.
Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta
melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah
memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/pemanasan-global-global-
April 2019)
5. https://www.academia.edu/6194383/MAKALAH_PEMANASAN_GLOBAL
7. https://carapemanasanglobal.blogspot.com/2016/04/efek-rumah-kaca-dan-pemanasan-