Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No.

1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASKA
OPERASI SECTIO CAESAREA
Mutia Anwar*, Titi Astuti*, Merah Bangsawan*
* Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Persalinan sectio caesarea memiliki nyeri lebih tinggi sekitar 27,3% dibandingkan dengan persalinan
normal yang hanya sekitar 9% (Pratiwi dkk, 2012). Terdapat alternatif dalam penanganan nyeri dengan
nonfarmakologi berupa teknik relaksasi pernapasan menggunakan aromaterapi lavender. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi aromatherapi lavender terhadap penurunan
intensitas nyeri pada post operasi sectio caesarea. Metode penelitian Quasi Experiment dengan rancangan
non-equivalent control group. Teknik pengambilan sampel accidental sampling, diperoleh sampel 24
responden yang terbagi dalam kelompok intervensi dan kontrol. Pengumpulan data menggunakan
instrument Numerical Rating Scale (NRS). Uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada penurunan rasa nyeri pada kelompok intervensi dari 6.92 menjadi 3.83 (skala
nyeri ringan) dan didapatkan rata-rata skala nyeri ibu post operasi sectio caesarea sebelum dan sesudah
pada kelompok kontrol yaitu 6.92 dan 5.25. Setelah dilakukan Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi sebelum dan sesudah
dilakukan teknik relaksasi aromatherapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri pada post operasi
sectio caesarea dengan p value 0.000 (p value < 0.05). Peneliti menyarankan agar pihak rumah sakit perlu
mempertimbangkan agar perawat maupun bidan dapat mengaplikasikan pemberian aromatherapi sebagai
terapi komplementer untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea sesuai keadaan pasien dan SOP yang
ada.

Kata Kunci: nyeri, sectio caesaria, aromatherapy, lavender

LATAR BELAKANG 2013, angka ibu melahirkan dengan sectio


caesarea di Indonesia 9,8% dengan
Persalinan dapat dilakukan dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta 19,9%
dua cara yaitu persalinan secara normal dan terendah di Sulawesi Tenggara 3,3%.
atau spontan (lahir melalui vagina) dan Menurut RISKESDAS tahun 2013
persalinan abnormal atau persalinan tingkat pesalinan sectio caesarea di
dengan bantuan suatu prosedur seperti Indonesia sudah melewati batas maksimal
Sectio Caesarea. Pada proses sectio standar WHO 5-15%. Tingkat persalinan
caesarea dilakukan tindakan pembedahan, sectio caesarea di Indonesia 15,3% sampel
berupa irisan di perut ibu (laparatomi) dan dari 20.591 ibu yang melahirkan dalam
rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan kurun waktu 5 tahun terakhir yang di
bayi (Abasi, 2015 dalam Utami, 2016). survey dari 33 provinsi. Gambaran adanya
Data World Health Organization faktor resiko ibu saat melahirkan atau di
(WHO) tahun 2015 selama hampir 30 operasi caesarea adalah 13,4 % karena
tahun tingkat persalinan dengan sectio ketuban pecah dini, 5,49% karena
caesarea menjadi 10% sampai 15% dari Preeklampsia, 5,14% karena Perdarahan,
semua proses persalinan di Negara-negara 4,40% Kelainan letak Janin, 4,25% karena
berkembang. jalan lahir tertutup, 2,3% karena ruptur
Berdasarkan Survey Demografi dan uteri.
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka Angka persalinan sectio caesarea di
kejadian Sectio Caesarea di Indonesia provinsi Lampung tahun 2013 menurut
921.000 dari 4.039.000 persalinan atau hasil RISKESDAS sekitar 4,5%, angka
22,8% dari seluruh persalinan. kejadian sectio caesarea di Kota Bandar
Berdasarkan hasil data RISKESDAS tahun Lampung pada tahun 2012 adalah 3.401

[84]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

dari 170.000 persalinan (20%) dari seluruh farmakologi untuk mengontrol nyeri
persalinan. dengan non farmakologi agar sensasi nyeri
Di RSUD Dr. H Abdul Moeloek dapat berkurang serta masa pemulihan
Provinsi Lampung terdapat ibu post tidak memanjang (Bobak, 2004 dalam
partum dengan persalinan sectio caesarea Swandari, 2014).
di RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Manajemen nonfarmakologi yang
Lampung tahun 2012 yaitu 581 orang. sering diberikan antara lain yaitu dengan
Pada tahun 2013 yaitu 722 orang. Pada meditasi, latihan autogenic, latihan
tahun 2014 yang berjumlah 320 orang relaksasi progresif, guided imagery, nafas
dengan rata-rata perbulan 30 orang ritmik, operant conditioning, biofeedback,
(9,09%). Dari hasil rekam medik terdapat membina hubungan terapeutik, sentuhan
gambaran adanya faktor resiko ibu saat terapeutik, stimulus kutaneus, hipnosis,
melahirkan atau dioperasi caesar dalam musik, accupresure, aromatherapi
klasifikasi 13,4%, karena Preeklamsi (Andarmoyo, 2013).
Berat, 5,49%, kelainan letak, 5,14% Menurut Dr. Alan Huck (Neurology
karena plasenta previa, dan 4,40% karena Psikiater dan Direktur Pusat Penelitian
partus tak maju. Bau dan Rasa), aroma berpengaruh
Dari hasil beberapa penelitian langsung terhadap otak manusia, mirip
tentang melahirkan melaui operasi Sectio narkotika. Hidung memiliki kemampuan
Caesarea menunjukan bahwa melahirkan untuk membedakan lebih dari 100.000 bau
secara sectio caesarea akan memerlukan yang berbeda yang sangat berpengaruh
waktu penyembuhan luka uterus/rahim pada otak yang berkaitan dengan suasana
yang lebih lama dari pada persalinan hati, emosi, ingatan, dan pembelajaran.
normal. Selama luka belum benar-benar Dengan menghirup aroma lavender maka
sembuh, rasa nyeri bisa saja timbul pada akan meningkatkan gelombang-gelombang
luka tersebut. Bahkan menurut pengakuan alfa di dalam otak dan gelombang inilah
para ibu yang melahirkan bayinya yang membantu kita untuk merasa rileks
menggunakan prosedur operasi, rasa nyeri (Simkin, 2008 dalam Swandari, 2014). Hal
memang kerap terasa sampai beberapa hari ini terjadi karena aromatherapi mampu
setelah operasi (Maryunani, 2010). memberikan sensasi yang menenangkan
Persalinan sectio caesarea memiliki diri dan otak, serta stress yang dirasakan
nyeri lebih tinggi sekitar 27,3% (Laila 2011 dalam Swandari, 2014).
dibandingkan dengan persalinan normal Menurut penelitian Khasani &
yang hanya sekitar 9%. Rasa nyeri Amriyah (2012), tentang Pengaruh
meningkat pada hari pertama post operasi Aromaterapi Terhadap Nyeri Pada Pasien
sectio caesarea. Secara psikologis Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD
tindakan sectio caesarea berdampak Kajen Kabupaten Pekalongan.
terhadap rasa takut dan cemas terhadap Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
nyeri yang dirasakan setelah analgetik bahwa ada pengaruh yang signifikan
hilang (Pratiwi dkk, 2012 dalam Utami, pemberian aromaterapi terhadap nyeri
2016). pada pasien post operasi sectio caesara di
Penanganan yang sering digunakan RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
untuk menurunkan nyeri post Sectio dengan ρ value sebesar 0,001 < 0,05.
Caesarea berupa penanganan farmakologi. Berdasarkan hasil pre-survey peneliti
Pengendalian nyeri secara farmakologi pada bulan januari 2017, di RSUD Dr. H.
efektif untuk nyeri sedang dan berat. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
Namun demikian pemberian farmakologi terdapat ibu post partum dengan
tidak bertujuan untuk meningkatkan persalinan Sectio Caesarea di RSUD Dr.
kemampuan klien sendiri untuk H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
mengontrol nyerinya (Van Kooten, 1999; tahun 2016 yaitu 309 orang. Dari hasil
Anggorowati dkk., 2007 dalam Swandari, rekam medik terdapat gambaran adanya
2014). Sehingga dibutuhkan kombinasi faktor resiko ibu saat melahirkan atau

[85]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

dioperasi caesar dalam klasifikasi 0,62% Teknik sampling yang digunakan


karena letak melintang, 4,97 karena pada penelitian ini adalah tehnik non-
palsenta previa, 17,93% karena rondom sampling (sampel tidak acak).
preeklamsi, dan 15,98% karena partus Teknik non rondom merupakan teknik
lama. pengambilan sampel dari populasi dimana
Hasil wawancara (pre-survey) di setiap anggota populasi tidak mempunyai
dapatkan data dari ibu pasca sectio kesempatan yang sama untuk diambil
caesarea, ibu mengatakan nyeri mulai sebagai sampel. Penelitian ini
terasa saat obat bius (anestesi) hilang, menggunakan accidental sampling.
nyeri timbul saat bergerak, nyeri terasa Peneliti pada penelitian ini hanya akan
seperti tersayat-sayat, tertusuk-tusuk, nyeri mengambil sampel yang termasuk
dirasakan di daerah luka insisi. Ibu dalam kriteria inklusi dan eksklusi
mengatakan untuk mengurangi rasa nyeri yang telah ditetapkan oleh peneliti.
dengan cara beristirahat dan melakukan Instrumen pengumpulan data dalam
tarik napas dalam yang sudah diajarkan penelitian ini dilakukan dengan
oleh bidan. Hasil wawancara peneliti pada menggunakan alat ukur tingkat nyeri yang
bidan di ruang delima untuk penanganan dalam penggunaannya dengan observasi.
nyeri pada pasien post operasi sectio Alat ukur yang digunakan peneliti dalam
caesarea diberikan obat sub suprafenid / 8 mengukur intensitas nyeri merujuk pada
jam atau analgetik Ketorolac tingkat nyeri dengan alat ukur (instrumen)
Thromethanine 30mg dalam Ringer Laktat Numerical Rating Scale dengan skala
500mg/8jam. Selain obat analgetik, nyeri 0-10 untuk menentukan tingkat akhir
diajarkan mobilisasi untuk mempercepat nyeri. Pengkajian nyeri dilakukan sebelum
penyembuhan luka insisi. dan setelah diberikan aromatherapi
lavender pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol. Uji statistik
METODE menggunakan Uji Mann-Withney.

Jenis penelitian ini adalah penelitian


kuantitatif dengan desain eksperimen semu HASIL
(quasy experiment design) yang diperluas
dengan rancangan non-equivalent control Analisis Univariat
group.
Populasi dalam penelitian adalah Tabel 1: Distribusi Rata-Rata Nyeri
ibu post operasi Sectio Caesarea di Sebelum dan Sesudah pada
Ruang Delima RSUD Dr. H. Abdul Kelompok Kontrol
Moeloek Provinsi Lampung sejumlah
309 orang pasien dengan hasil rata- Nyeri Mean Med SD Min-Max
rata tiap bulan sejumlah 26 orang Sebelum 6.92 7.00 0.793 6-8
pasien. Sesudah 5.25 5.00 0.965 4-7
Besar sampel dalam penelitian
ini ditentukan berdasarkan rumus Berdasarkan tabel di atas, distribusi
analitik numerik tidak berpasangan rata-rata nilai skala nyeri ibu post operasi
dengan menggunakan penelitian sectio caesarea sebelum pada kelompok
terkait sebelumnya. Berdasarkan kontrol yaitu 6.92 dengan standar deviasi
perhitungan yang telah dilakukan, 0.793, distribusi rata-rata nilai skala nyeri
diperoleh sampel sebesar 11 orang, sesudah pada kelompok kontrol yaitu 5.25
dan jumlah responden yang digunakan dengan standar deviasi 0.965.
dalam penelitian ini sejumlah 12
responden untuk masing-masing
kelompok.

[86]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

Tabel 2: Distribusi Rata-Rata Nyeri 0.793, sedangkan rata-rata nilai skala nyeri
Sebelum dan Sesudah pada sesudah pada kelompok kontrol yaitu 5.25
Kelompok Intervensi dengan standar deviasi 0.965. Secara teori
nyeri yang dihasilkan dari operasi sectio
Nyeri Mean Med SD Min-Max caesarea adalah akibat luka sayatan yang
Sebelum 6.92 7.00 0.793 6-8 tentunya akan menembus kulit, otot, rahim
Sesudah 3.83 4.00 0.835 3-5 beserta seluruh persyarafan yang
dilewatinya. Luka pada lapisan organ
Berdasarkan tabel di atas, distribusi tubuh yang berbeda akan menghasilkan
rata-rata nilai skala nyeri ibu post operasi nyeri yang berbeda (Sari, 2013). Nyeri
sectio caesarea sebelum diberikan teknik merupakan suatu kondisi yang lebih dari
relaksasi aromatherapi lavender pada sekedar sensasi tunggal yang disebabkan
kelompok intervensi yaitu 6.92 dengan oleh stimulus tertentu (Potter & Perry,
standar deviasi 0.793, distribusi rata-rata 2006).
nilai skala nyeri ibu post operasi sectio Hal ini sesuai dengan pernyataan di
caesarea sesudah diberikan intervensi dalam Asmadi (2009) dimana nyeri
aromatherapi lavender yaitu 3.83 dengan merupakan sensasi yang rumit, unik,
standar deviasi 0.835. universal dan bersifat individual karena
respon individu terhadap sensasi nyeri
Analisis Bivariat beragam dan tidak bisa disamakan satu
dengan yang lainnya. Hal tersebut menjadi
Tabel 5: Hasil Uji Analisis Selisih Nyeri dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri
Sebelum dan Sesudah pada pada klien.
Kelompok Kontrol dan Kelompok Hasil penelitian skala nyeri sesudah
Intervensi pada kelompok kontrol terjadi penurunan
dari rerata 6.92 menjadi 5.25, dan dengan
Nyeri paska Sectio Caesarea min-max 4-7. Dapat dilihat bahwa rata-
Kelompok rata intensitas nyeri pada ibu post operasi
Mean SD Z p-value
Kontrol 1.67 0.492 section caesarea dapat dikategorikan nyeri
-4.160 0.000 sedang¸ dan terdapat responden yang
Intervensi 3.09 0.515
masih merasakan nyeri yang dikategorikan
Tabel di atas menunjukkan rata-rata berat. Ini menunjukkan bahwa klien masih
selisih nyeri kelompok kontrol sebesar merasakan nyeri yang berat meskipun
1.67 dengan standar devisasi 0.492 dan diberikan terapi farmakologis. Hal ini
kelompok intervensi sebesar 3.09 dengan karena klien memfokuskan semua
standar devisasi 0.515. Analisis uji non perhatiannya pada nyeri yang dirasakan
parametik dengan menggunakan Mann- (Smeltzer & Bare, 2002).
Whitney didapatkan hasil ρ value 0.000 (ρ Dalam pengendalian nyeri secara
value 0.000 < α 0.05), maka dapat farmakologi efektif untuk nyeri sedang
disimpulkan bahwa adanya pengaruh dan berat. Namun demikian pemberian
pemberian teknik relaksasi aromatherapi farmakologi tidak bertujuan untuk
lavender terhadap penurunan intensitas meningkatkan kemampuan klien sendiri
nyeri post operasi sectio caesarea. untuk mengontrol nyerinya (Van Kooten,
1999; Swandari, 2014). Sehingga
dibutuhkan kombinasi farmakologi untuk
PEMBAHASAN mengontrol nyeri dengan non farmakologi
agar sensasi nyeri dapat berkurang serta
Nyeri pada kelompok control masa pemulihan tidak memanjang (Bobak,
Hasil penelitian menggambarkan 2004 dalam Swandari, 2014).
rata-rata nilai skala nyeri ibu post operasi
sectio caesarea sebelum pada kelompok
kontrol yaitu 6.92 dengan standar deviasi

[87]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

Nyeri pada kelompok intervensi merasakan ketenangan, dikarenakan


Hasil penelitian pada kelompok aromanya yang harum dan segar.
intervensi menggambarkan rata-rata nilai Menurut peneliti penurunan skala
skala sesudah pemberian aromatherapi nyeri sesudah dilakukan teknik relaksasi
lavender mengalami penurunan dari rerata aromatherapi lavender juga dipengaruhi
6.92 menjadi 3.83, dan dengan min-max 3- karena aromatherapi lavender mempunyai
5. Dapat dilihat bahwa rata-rata intensitas peranan penting dalam mengurangi rasa
nyeri pada ibu post operasi section nyeri. Hal ini sesuai dengan Ross (2006,
caesarea dapat dikategorikan nyeri sedang h.106) menyatakan bahwa aromatherapi
dan nyeri ringan. Nyeri ringan adalah yang digunakan melalui penciuman dapat
nyeri tidak mengganggu aktivitas langsung dibawa lewat syaraf alat
mobilisasi atau secara obyektif pasien penciuman ke hypotalamus atau area
dapat berkomunikasi dengan baik, limbic dari otak, memori dan emosi
tindakan manual dirasa sangat membantu. sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.
Hal ini terjadi karena ibu post operasi Nyeri dapat diatasi dengan
sectio caesarea dapat mempraktekkan penatalaksanaan nyeri yaitu cara
teknik relaksasi aromatherapi lavender meringankan nyeri atau mengurangi nyeri
dengan benar dalam lama waktu latihan sampai tingkat kenyamanan yang dapat
kurang lebih 15 menit, dan responden diterima klien.
tidak memfokuskan semua perhatiannya
pada nyeri yang dirasakan. Pengaruh aromatherapi lavender pada
Menurut Dr.Alan Huck (Neurology intensitas nyeri pasien post operasi
Psikiater dan Direktur Pusat Penelitian sectio caesarea
Bau dan Rasa), aroma berpengaruh Berdasarkan hasil penelitian yang
langsung terhadap otak manusia, mirip telah dilakukan dengan menggunakan uji
narkotika (Swandari, 2014). Aromaterapi Mann-Whitney diperoleh hasil p-value
yang digunakan melalui cara inhalasi atau (0,000) < α (0,05), yang berarti ditolak,
dihirup akan masuk ke sistem limbic sehingga dapat disimpulkan bahwa
dimana nantinya aroma akan diproses pemberian aromatherapi lavender
sehingga kita dapat mencium baunya. Pada berpengaruh terhadap penurunan intensitas
saat kita menghirup suatu aroma, nyeri post operasi sectio caesarea di.
komponen kimianya akan masuk ke Sesuai dengan teori gate control
bulbus olfactory, kemudian ke limbic yang dikemukakan oleh Melzack dan Wall
sistem pada otak. Hal ini akan merangsang bahwa impuls nyeri dihambat saat sebuah
memori dan respon emosional. pertahanan ditutup, sehingga dapat
Hipotalamus berperan sebagai relay dan menurunkan intensitas nyeri yang
regulator, memunculkan pesan-pesan yang dirasakan. Hal ini menyatakan bahwa
harus diterima kemudian diubah menjadi aromatherapi akan merangsang keluarnya
tindakan yang berupa pelepasan senyawa hormone enfekalin, serotonin dan
elektrokimia berupa zat endorphin dan endorphin. Enfekalin dianggap dapat
serotonin, sehingga berpengaruh langsung menimbulkan hambatan presinaptik dan
pada organ penciuman dan diopersepsikan hambatan pasca sinaptik pada serabut-
oleh otak untuk memberikan reaksi yang serabut nyeri tipe C dan tipe delta A
membuat perubahan fisiologis pada tubuh, dimana mereka bersinaps di komu
pikiran, jiwa, dan menghasilkan efek dorsalis. Proses tersebut mencapai inhibisi
menenangkan pada tubuh sehingga dapat dengan penghambatan saluran kalsium.
mengurangi nyeri (Dewi, dkk.2013). Hal Penghambatan nyeri tersebut yaitu dengan
ini sesuai dengan pernyataan beberapa memblok reseptor nyeri sehingga nyeri
responden yang ketika mencium atau tidak dikirim ke korteks selebri dan
menghirup aromatherapi lavender yang selanjutnya akan menurunkan persepsi
diteteskan pada tissue, responden nyeri. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Akbar, dkk, 2014;

[88]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

Abasi, 2015) bahwa penggunaan dan di kombinasikan dengan terapi


aromaterapi secara inhalasi dapat komplementer lain sebagai terapi
merangsang pengeluaran endorphin efektif pendamping atau sebagai bagian dari
menurunkan nyeri ibu post partum dengan intervensi keperawatan dalam pemberian
p value (0,000) < α (0,05). asuhan keperawatan pada pasien yang
Hasil penelitian ini didukung oleh mengalami nyeri pasca operasi.
penelitian yang sudah dilakukan Kim pada
tahun 2007 menyebutkan bahwa
penggunaan terapi aroma untuk perawatan KESIMPULAN
post operasi anastesi dengan pemakaian
aromatherapi lavender memiliki pengaruh Berdasarkan hasil penelitian dapat
yang signifikan dan lebih efektif disimpulkan bahwa rata-rata skala nyeri
dibandingkan dengan pemakaian sadatif. pada ibu paska operasi sectio caesarea
Selain itu, hasil yang diperoleh mengenai sebelum dan sesudah pada kelompok
kegiatan penalitian ini yaitu pemakaian kontrol yaitu 6.92 dan 5.25, sedangkan
terapi aroma lavender lebih efektif dalam pada kelompok kelompok intervensi yaitu
proses penurunan nyeri dibandingkan 6.92 dan 3.83.
dengan pemakaian dengan pemakaian Hasil analisis statistik lebih lanjut
analgesik (p-value = 0.007). Kedua jenis menggunakan Uji Mann-Withney dapat
metode tersebut dapat dikombinasikan satu disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
sama lain sehingga lebih cepat dalam bermakna antara kelompok kontrol dan
proses penurunan tingkat intensitas nyeri. kelompok intervensi sebelum dan sesudah
Namun demikian, metode non farmakologi dilakukan teknik relaksasi aromatherapi
memiliki kelebihan yaitu proses lavender terhadap penurunan intensitas
pelaksanaannya relatif sederhana, efektif, nyeri pada post operasi sectio caesarea
dan tidak menimbulkan efek merugikan dengan p value 0.000 (p value < 0.05). Hal
(Potter & Perry, 2005; Pratiwi, 2012). ini berarti bahwa terdapat pengaruh
Menurut peneliti, jika melihat dari aromaterapi lavender terhadap nyeri pada
analisa bivariat baik pada kelompok pasien paska operasi sectio caesaria.
kontrol maupun kelompok intervensi dan Berdasarkan kesimpulan tersebut
didukung oleh teori serta pembahasan peneliti menyarankan agar pihak rumah
mengenai hasil peneliti-peneliti sakit perlu mempertimbangkan agar
sebelumnya dapat disimpulkan terdapat perawat maupun bidan dapat
pengaruh teknik relaksasi aromatherapi mengaplikasikan pemberian aromatherapi
lavender terhadap penurunan intensitas sebagai terapi komplementer untuk
nyeri pada post operasi sectio caesarea. menurunkan nyeri post sectio caesarea
Pemberian aromatherapi lavender sesuai keadaan pasien dan SOP yang ada.
merupakan salah satu dari terapi
komplementer berupa latihan teknik
relaksasi pernapasan. Prinsip dasar teori DAFTAR PUSTAKA
penurunan nyeri oleh teknik relaksasi
pernapasan menggunkan aromatherapi Andarmoyo, S. 2013. Konsep & Proses
lavender adalah teori gate control yang Keperawatan Nyeri. Jogyakarta: Ar-
terletak pada fisiologis sistem otonom. Ruzz Media.
Tarik napas dalam dapat memberikan Asmadi. 2009. Teknik Prosedural
individu kontrol diri ketika terjadi rasa Keperawatan Konsep Aplikasi
ketidaknyamanan atau cemas, stress fisik Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
dan emosi yang menyebabkan nyeri Salemba Medika.
meningkat, sehingga mendekatkan Dewi, Iga Prima, dkk. 2013. Aromaterapi
hubungan terapeutik perawat dan klien. Lavender Sebagai Media Relaksasi.
Pemberian aromatherapi lavender Universitas Udayana: Bagian
direkomendasikan agar dapat diterapkan Farmasi Fakultas Kedokteran.

[89]
Jurnal Keperawatan, Volume XIV, No. 1, April 2018 ISSN 1907 - 0357

Jurnal Farmasi Fakultas Kedokteran Teknik Relaksasi Pernapasan


Universitas Udayana Bali. Menggunakan Aromaterapi
Khasani, dkk. 2012. Pengaruh Lavender di Rumah Sakit Al Islam
Aromaterapi Terhadap Nyeri Pada Bandung. Jurnal
Pasien Post Operasi Sectio KeperawatanUniversitas Padjajaran
Caesarea Di RSUD Kajen Bandung.
Kabupaten Pekalongan Swandari, P. 2014. Perbedaan Tingkat
Kozier, Erb, Berman, & Synder. 2010. Nyeri Sebelum Dan Sesudah
Buku Ajar Fundamental Pemberian Aromatherapi Lavender
Keperawatan ; Konsep, Proses, & Pada Ibu Post Sectio Caesarea di
Praktik Ed. 7 Vol. 2. Jakarta: EGC. RSUD Ambarawa. Jurnal Kebidanan
Maryunani, 2010. Nyeri dalam Persalinan. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Jakarta: Trans Info Medika. Utami, S. 2016. Efektivitas Aromaterapi
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Bitter Orange Terhadap Nyeri Post
Fundamental Keperawatan. Jakarta: Partum Sectio Caesarea di RSUD
EGC. Arifin Achmad Pekanbaru.
Pratiwi, dkk. 2012. Penurunan Intensitas http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
Nyeri Akibat Luka Post Sectio hp/ujph. (diakses pada Oktober
Caesarea Setelah Dilakukan Latihan 2016).

[90]

Anda mungkin juga menyukai