Anda di halaman 1dari 75

WS IMPLEMENTASI PPRA DI RS

Mataram, 16-17 November 2019

SESUAI SNARS EDISI 1.1

dr. Djoni Darmadjaja, SpB,MARS


Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Dr Djoni Darmadjaja, SpB,MARS
HP 08129146524
Palembang 22 Juni 1953
kapuyux@gmail.com
PPRA ADALAH
PROGRAM KEMENKES
YANG DIDORONG PENCAPAIANNYA
OLEH KARS
I. KELOMPOK STANDAR (ARK,HPK,AP,
PELAYANAN BERFOKUS PADA PAP,PAB,PKPO
PASIEN MKE)

(7 BAB)
STANDAR (PMKP,PPI,TKRS,
NASIONAL II. KELOMPOK STANDAR MFK, KKS, MIRM)
AKREDITASI MANAJEMEN RS
(6 BAB)
RUMAH
SAKIT III. SASARAN KESELAMATAN
ED 1 PASIEN SKP

PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM NASIONAL TB
PPRA
GERIATRI
V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM IPKP
PELAYANAN
IMPLEMENTASI PROGRAM PRA DI RS
ADALAH SASARAN AKREDITASI
ReDOWSKo
• R = Regulasi (Pedoman, Panduan, Kebijakan , Program, SPO)
• D = Dokumen bukti implementasi (Rekam Medis, dll)
• O = Observasi pelaksanaan regulasi oleh civitas Hospitalia
• W = Wawancara dengan pelaksana asuhan dan pasien atau
keluarga
• S = Simulasi pelaksanaan SPO
• Ko = Konfirmasi
PENYELENGGARAAN PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)
No STANDAR FOKUS AREA

1 PPRA.4 a) PENYELENGGARAAN PROGRAM TINGKAT RS


Prognas 4 b) KETERLIBATAN DIREKTUR DALAM PENYUSUNAN PROG
c) DUKUNGAN ANGGARAN OPERASIONAL
d) KEPATUHAN STAF AKAN PANDUAN PENGGUNAAN AB
e) LAPORAN DIREKTUR RS KE KPRA PUSAT SETIAP TAHUN

2 PPRA.4.1 a) ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN DALAM BENTUK KOMITE/TIM


Prognas 4.1 b) BUKTI KEGIATAN ORGANISASI PRA
c) PENETAPAN INDIKATOR MUTU PRA
d) MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PRA
e) LAPORAN BERKALA KOMITE/TIM PRA KEPADA DIREKTUR

2 STANDAR 10 EP
GAMBARAN UMUM
Resistensi terhadap antimikroba (resistensi antimikroba, dalam bahasa
Inggris antimicrobial resistance,AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang
mendunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan
mutu dan meningkatkan risiko biaya dan keselamatan pasien.

Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidak mampuan


antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga
penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.
PENGGUNAAN AB YANG TIDAK BIJAK

Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan


antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan penyebaran mikroba
resisten dari pasien ke lingkungannya karena tidak dilaksanakannya praktik
pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu
dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk
mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.
PENGENDALIAN TINGKAT NASIONAL

Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di


fasilitas pelayanan kesehatan maupun di komunitas di tingkat nasional
telah dibentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba yang
selanjutnya disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu
telah ditetapkan program aksi nasional / national action plans on
antimicrobial resistance (NAP AMR) yang didukung oleh WHO.
Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan upaya
pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di
fasilitas pelayanan kesehatan.
IMPLEMENTASI
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila
mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa
penetapan regulasi pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan
organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial
untuk mendukung pelaksanaan PPRA
Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba
yang sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen
dosis optimal, durasi pemberian optimal, efek samping dan dampak
munculnya mikroba resisten yang minimal pada pasien.
PENGGUNAAN AB SECARA BIJAK DI RS
Diagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai dengan upaya
menemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba patogen terhadap
antimikroba.
Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan regulasi dalam
penerapan dan pengendaliannya.
Pimpinan rumah sakit harus membentuk komite atau tim PPRA sesuai
peraturan perundang-undangan sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik
PEMAHAMAN
TENTANG TELUSUR UNIT KERJA
DAN UNIT PELAYANAN
REGULASI & DOKUMEN UNIT
KERJA
PANITIA / KOMITE / TIM

Komite Medik Komite Komite Etik


Keperawatan

Komite Mutu & Komite K3 Komite PPI


KP

Tim PONEK Tim Farmasi Tim DOTS


danTerapi

Tim Geriatri Tim PRA


14
REGULASI & DOKUMEN
UNIT PELAYANAN
UNIT/INSTALASI/RUANGAN

IGD RAJAL RANAP

LAB ICU ANESTESI

Km Bersalin IBS Inst Farmasi


STANDAR 4 - PPRA
Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian
resistensi antimikroba sesuai peraturan
perundang-undangan.
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4

Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di RS yang


meliputi:
Kebijakan Pengendalian resistensi antimikroba
Kebijakan (Panduan) penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis pembedahan
Organisasi pelaksana, Tim/ Komite PPRA terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur:
Staf Medis
Staf Keperawatan
Staf Instalasi Farmasi
Staf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan mikrobiologi klinis
Komite Farmasi dan Terapi
Komite PPI
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4

Rumah sakit membuat laporan pelaksanaan program/ kegiatan


PRA meliputi:

a). kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan tentang pengendalian
resistensi antimikroba
b). surveilans pola penggunaan antibiotik di RS (termasuk laporan
pelaksanaan pengendalian antibiotik)
c). surveilans pola resistensi antimikroba
d). forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
ELEMEN PENILAIAN STANDAR 4
1. Ada regulasi dan program tentang pengendalian resistensi
antimikroba di rumah sakit sesuai peraturan perundang-
undangan. (R)
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat dalam menyusun
program. (D,W)
3. Ada bukti dukungan anggaran operasional, kesekretariatan,
sarana-prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan
tugas organisasi PPRA. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan penggunaan antibiotik terapi dan
profilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhan
pasien sesuai panduan. (D,O,W)
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada
KPRA . (D,W)
INSTRUMEN TELUSUR
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor
1) Kebijakan pengendalian resistensi
1. Ada regulasi dan program tentang R 10 TL
antimikroba di RS - -
pengendalian resistensi antimikroba (Kebijakan /Panduan penggunaan 0 TT
Antibiotik profilaksis dan terapi)
di rumah sakit sesuai peraturan
2) Program pengendalian resistensi
perundang-undangan. (R) antimikroba RS

D 1) Bukti pelaksanaan rapat tentang 10 TL


2. Ada bukti pimpinan rumah sakit
penyusunan program melibatkan
terlibat dalam menyusun program.
5 TS
pimpinan RS
2) Bukti program PRA-RS yang sudah 0 TT
(D,W)
disetujui/ditanda tangani Direktur

W • Direktur
• Kepala unit pelayanan
• Kepala bidang/divisi
• Komite/Tim
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisiPRA
1 21
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor

3. Ada bukti dukungan anggaran D Bukti tersedianya anggaran 10 TL


operasional PPRA 5 TS
operasional, kesekretariatan, sarana- O Lihat kantor sekretariat Komite/Tim PRA 0 TT
prasarana untuk menunjang kegiatan yang dilengkapi sarana kantor dan
ATK
fungsi, dan tugas organisasi PRA.
(D,O,W) W Komite/Tim PRA

4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL


pelaksanaan penggunaan antibiotik 5 TS
penggunaan antibiotik terapi dan sebagai terapi & profilaksis pembedahan 0 TT
pada seluruh proses asuhan pasien
profilaksis pembedahan pada
O Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat
di kamar operasi sesuai PPK
seluruh proses asuhan pasien sesuai
Lihat pemberian antibiotik terapi empiris
panduan. (D,O,W atau terapi definitif di ruangan sesuai PPK
W Dokter,
Perawat
Apoteker
Komite/tim PRA
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 22
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor

5. Direktur melaporkan kegiatan PRA D Bukti laporan tentang PPRA RS secara 10 TL


berkala minimal 1 (satu) tahun sekali -
secara berkala kepada KPRA. (D,W) kepada KPRA Kemenkes setiap awal 0 TT
tahun.
W
Direktur RS
Komite/tim PRA

STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 23


IMPLEMENTASI STANDAR
PPRA 4
PPRA 4 EP 1
1. REGULASI PENGENDALIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RS
1) ADA KEBIJAKAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
2) ADA KEBIJAKAN PENGENDALIAN ANTIBIOTIK RS DILENGKAPI DENGAN PANDUAN
3) ADA BUKU PANDUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RS :
1) ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PEMBEDAHAN
2) ANTIBIOTIK TERAPI EMPIRIK
3) ANTIBIOTIK TERAPI DEFINITIF
4) PENGENDALIAN ANTIBIOTIK LINI 1,2 DAN 3
5) AUTOMATIK STOP ORDER
2. PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
1. PENINGKATAN PEMAHAMAN STAF,PASIEN DAN KELUARGA
2. PENGENDALIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RS
3. SURVEILANS POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RS
4. SURVEILANS POLA RESISTENSI ANTIMIKROBA DI RS
5. FORUM KAJIAN PENYAKIT INFEKSI TERINTEGRASI
PPRA 4 EP 2
1.BUKTI KETERLIBATAN DIREKTUR DALAM PENYUSUNAN PROGRAM PRA
1) BUKTI KEHADIRAN PADA RAPAT PENYUSUNAN PROGRAM PRA
2) BUKTI TANDA TANGAN DIREKTUR PADA PROGRAM PRA
3) BUKTI PENGARAHAN DIREKTUR DALAM NOTULEN RAPAT
2. KONFIRMASI MELALUI WAWANCARA DENGAN :
1) DIREKTUR
2) KOMITE/TIM PRA
3) KEPALA UNIT PELAYANAN
4) KEPALA BIDANG
PPRA 4 EP 3
1. DOKUMEN ANGGARAN BELANJA RS TERKAIT PPRA
• ANGGARAN PPRA BISA DALAM BENTUK PAKET LENGKAP
• ANGGARAN TERSEBAR PADA UNIT KERJA TERKAIT ( DIKLAT, PKRS, LABORATO
RIUM, PPI, DLL)
2. KANTOR SEKRETARIAT KOMITE/TIM PRA
• KANTOR BISA BERSAMA DENGAN KOMITE/TIM PPI
• ADA FASILITAS/SARANA KERJA SEPERTI KOMPUTER DAN ALAT TULIS KANTOR
3. AKAN DILAKUKAN WAWANCARA DENGAN
• KETUA KOMITE/TIM PRA
• ANGGOTA KOMITE/TIM PRA
PPRA 4 EP 4
• BERKAS REKAM MEDIS PASIEN
• YANG MENDAPAT ANTIBIOTIK
• DENGAN DIAGNOSA INFEKSI
• DIRAWAT DI ICU
• DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI
• EVALUASI PANDUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK RS (PPAB) & PPK
• ANALISA KESESUAIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN DENGAN PPAB &
PPK
• AKAN DILAKUKAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK DI
RUANG PERAWATAN PASIEN DAN KAMAR OPERASI, APAKAN SESUAI
DENGAN PPAB DAN PPK
• AKAN DILAKUKAN WAWANCARA DENGAN DOKTER,PERAWAT, FARMASI
TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK DI RS
PPRA 4 EP 5
• ADA DOKUMEN PELAPORAN PPRA RS KE KPRA PUSAT
• LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN PRA DI RS KE KPRA PUSAT SETIAP AWAL TH
• MESKIPUN RS BARU MELAKSANAKAN KEGIATAN PRA KURANG DARI SATU
TAHUN, TETAP DILAPORKAN PADA BULAN JANUARI
• AKAN DILAKUKAN WAWANCARA DENGAN
• DIREKTUR RS
• KETUA KOMITE/TIM PPRA
CONTOH CONTOH
DOKUMEN IMPLEMENTASI
STANDAR PROGNAS 4.1 - PPRA
Tim/Komite PRA melaksanakan kegiatan
pengendalian resistensi antimikroba di RS.
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4.1

Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah mendapat sertifikat
pelatihan PPRA
Rumah sakit menyusun program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit terdiri dari :
a). peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf,
pasien dan keluarga tentang masalah resistensi antimikroba
b). pengendalian penggunaan antibiotik di rumah sakit
c). surveilans pola penggunaan antibiotik di rumah sakit
d). surveilans pola resistensi antimikroba
e). forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
MAKSUD & STANDAR 4.1 - PPRA
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan evaluasi dan analisis indikator mutu
PPRA sesuai peraturan perundang-undangan meliputi:
a). perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
b). perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
c). Pelaksanaan forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
e). indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
MAKSUD & STANDAR 4.1 - PPRA
Rumah sakit melaporkan perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan
penurunan mikroba resisten sesuai indikator bakteri multi-drug resistant
organism (MDRO), antara lain: bakteri penghasil extended spectrum beta-
lactamase (ESBL), Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA),
Carbapenemase resistant enterobacteriaceae (CRE) dan bakteri pan-
resisten lainnya. (Lihat juga PPI.6)
ELEMEN PENILAIAN STANDAR 4.1 - PPRA
1. Ada organisasi yang mengelola kegiatan pengendalian resistensi antimikroba
dan melaksanakan program pengendalian resistensi antimikroba rumah sakit
meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti kegiatan organisasi yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan
tujuan. (D,W)
3. Ada penetapan indikator mutu yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan
tujuan. (D,W)
4. Ada monitoring dan evaluasi terhadap program pengendalian resistensi
antimikroba yang mengacu pada indikator pengendalian resistensi antimikroba
(D,W)
5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara berkala dan meliputi butir a) sampai
dengan d) di maksud dan tujuan.(D,W)
INSTRUMEN TELUSUR
IMPLEMENTASI STANDAR
PPRA 4.1
PPRA 4.1 EP 1
• ADA SK PENETAPAN KOMITE/TIM PRA YANG DILENGKAPI DENGAN :
• PENETAPAN KETUA DAN SUSUNAN PENGURUS/ANGGOTA
• URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE/TIM PRA
• PEDOMAN KERJA KOMITE/TIM PRA

• KALAU SUDAH ADA SK PENETAPAN


• LENGKAP SKOR 10
• TIDAK LENGKAP, AKAN DIMINTA RS MELENGKAPI SELAMA MASA SURVEI, SKOR 10
• TIDAK ADA SK PENETAPAN KOMITE/TIM PRA, SKOR 0
PPRA 4.1 EP 2

• ADA RENCANA KEGIATAN KOMITE /TIM PRA DALAM BENTUK :


• MATRIK KEGIATAN
• TIME LINE
• ADA LAPORAN KEGIATAN KOMITE/TIM PRA( LAP BULANAN)
• KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PRA PADA STAF DAN PASIEN
• PENYELESAIAN BUKU PANDUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK (PPAB)
• SURVEILANS (EVALUASI/AUDIT) PENGGUNAAN ANTIBIOTIK (KUANTITATIF & KUALITATIF)
• SURVEILANS (DATA EVALUASI) POLA RESISTENSI ANTIMIKROBA DI RS
• KEGIATAN FORUM KAJIAN PENYAKIT INFEKSI TERINTEGRASI
• AKAN DILAKUKAN WAWANCARA DENGAN
• KETUA KOMITE/TIM PRA
• PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN
PPRA 4.1 EP 3

• ADA DOKUMEN PROFIL INDIKATOR MUTU PPRA :


• SEBAGIAN DAPAT DILIHAT PADA PROFIL MUTU KOMITE PMKP
• SEBAGIAN LAGI DILIHAT PADA PROFIL MUTU KOMITE/TIM PRA
• PENETAPAN INDIKATOR MUTU MENGACU PADA PMK 8/2015
• AKAN DILAKUKAN WAWANCARA DENGAN :
• DIREKTUR RS
• KETUA DAN ANGGOTA KOMITE/TIM PRA
• KETUA DAN ANGGOTA KOMITE PMKP
PPRA 4.1 EP 4

• ADA DOKUMEN LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU PRA :


• LAPORAN SURVEILANS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
Ø DATA AUDIT KUANTITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
Ø DATA AUDIT KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
• LAPORAN SURVEILANS MIKROBA RESISTEN
• LAPORAN KEGIATAN FORUM KAJIAN PENYAKIT INFEKSI TERINTEGRASI (FORKIT)
• AKAN DILAKUKAN WAWANCARA DENGAN :
• DIREKTUR RS
• KETUA DAN ANGGOTA KOMITE/TIM PRA
• KETUA DAN ANGGOTA KOMITE PMKP
PPRA 4.1 EP 5
• ADA DOKUMEN LAPORAN REALISASI PROGRAM KOMITE/TIM PRA
• LAPORAN REALISASI PROGRAM TRIWULAN
• LAPORAN REALISASI PROGRAM SEMESTER
• LAPORAN REALISASI PROGRAM PRA TAHUNAN
INDIKATOR MUTU
PPRA
Indikator mutu PPRA
(PMK no.8/2015, pasal 11)
CONTOH CONTOH
DOKUMEN IMPLEMENTASI
Evaluasi Penggunaan Antibiotik
Di Rumah Sakit

Audit “Kuantitatif “
(DDD)

Multiple
reviewer
Audit “Kualitatif”
(Metode Gyssens)

56
1. Data Instalasi Farmasi
• Lembar resep
• Laporan penjualan/ pengeluaran
2. Rekam Medik Pasien
• Catatan instruksi terapi oleh Dokter
• Catatan pemberian obat (RPO)

57
Pengkajian kuantitatif dengan metode DDD
Defined daily dose (DDD) adalah dosis harian rata-rata antibiotika yang digunakan pada orang dewasa
untuk indikasi utamanya.
Setiap antibiotika mempunyai nilai DDD yang ditentukan oleh WHO berdasarkan dosis pemeliharaan rata-
rata, untuk indikasi utama pada orang dewasa BB 70 kg.
Data yang berasal dari Instalasi Farmasi berbentuk data kolektif, maka rumusnya sebagai berikut:
Perhitungan numerator :
Jumlah DDD perpasien =
jumlah konsumsi antibiotika (gram)= jml kemasan x jml tablet per ke masan x jml gram pertablet
DDD antibiotika (gram)
Total DDD semua pasien yg mendapat AB tertentu = penjumlahan DDD semua pasien utk AB tertentu

Perhitungan denominator :
Jumlah hari-pasien = jumlah hari perawatan seluruh pasien dalam suatu periode studi
Data yang berasal dari pasien menggunakan rumus untuk setiap pasien
jumlah konsumsi antibiotika (dalam DDD) =

DDD/100 patient days = total DDD x 100


Total jumlah hari-pasien
CONTOH PERHITUNGAN DDD

DDD Ampi = 2 gr DDD Ceftri = 2 gr

Px Jenis AB yang didapat LOS Total AB DDD per-pasien


P1 15 30 gr 30/2 = 15 gr
Ampi 3 x 1 gr (10 hr)
P2 10 10 gr 10/2 = 5 gr
Ampi 4 x 500 mg (5 hr)
P3 10 20 20/2 = 10 gr
Ampi 2 x 1 gr (10 hr)

P4 10 10 10/2 = 5 gr
Ceftri 1 x 2 gr (5 hr)
P5 Tanpa AB 10 0 0 gr
P6 Tanpa AB 15 0 0 gr
TOTAL 70
DDD (100 patient-days) Ampi:30/70 X 100 = 42,8

Ceftri: 5/70 x 100 = 7,1


Pola Konsumsi Antibiotik
IRNA OBGYN
(DDD/100 patient days)
Metronidazol 8,26

Meropenem 6,28 Metronidazol 3,02

Fosfomycin 0,46
Cotrimoxazol 1,89
Ciprofloxacin 0,96
2,24 Ciprofloxacin 5,36
Cefuroxim
Ceftriaxone 19,56 35,28
Ceftriaxone
Ceftazidime 0,21
ceftazidime 0,94
Cefotaxime 1,17

Cefo-sulbactam 2,27 Cefotaxim 1,42

Cefixime 2,24
Cefadroxil 0,28
Cefazolin 1,38

Cefadroxil 0,10 Amoxicillin 2,83

Amoxiclav 1,03
Amoxiclav 8,11
Amoxicillin 0,21
33,10 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00
Amikacin

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

60
VI = Rekam medik tidak lengkap/
Kategori tidak dapat dievaluasi
Kualitas V = Tidak ada indikasi
IVA = Ada antibiotik lebih efektif
Penggunaan
IVB = Ada antibiotik kurang toksik/lebih aman
Antibiotik
IVC = Ada antibiotik lebih murah
IVD = Ada antibiotik spektrum lebih sempit
IIIA = Pemberian terlalu lama
IIIB = Pemberian terlalu singkat
II A = Tidak tepat dosis
II B = Tidak tepat interval pemberian
II C = Tidak tepat rute pemberian
I = Tidak tepat saat pemberian antibiotik
(AB profilaksis)
0 = Penggunaan antibiotik tepat
(appropriate)
61
Kualitas Penggunaan Antibiotik (Gyssens)

IRNA Anak IRNA Medik


60 54,35
SMF Peny.Dalam
50
37,10
40,00
40
30,00 25,81
30
21,74
20 20,00 16,13
10,87 9,68
10 6,52 6,45
2,17 2,17 2,17 10,00 4,84

0 0,00
VI V IVa IIIa IIIb IIb 0 VI V IVa IIIa IIIb 0

IRNA Bedah
59,52
60

50

40 33,33

30

20
7,14
10

0
VI V 0
62
DATA SURVEILANS MIROBA RESISTEN
Pseudomonas aeruginosa, Bakteri Terbanyak
Ditemukan pada Pasien ICU
P. aeuroginosa dan A. baumanii resisten terhadap
Carbapenem
E.Coli, K.Pneumoniae, Pseudomonas putida
PMK no. 8 /2015
PELAPORAN KEGIATAN PPRA-RS

Mohon dikirim ke alamat email: pprareport.kemenkes@gmail.com


FORMAT PELAPORAN 1
I. Pendahuluan:
§ Informasi umum tentang RS (tipe, organisasi, jumlah tempat tidur, jumlah
tenaga kesehatan)
§ Program kerja Komite/Tim PRA RS

II. Struktur organisasi RS yang menyantumkan posisi Komite atau Tim


PRA RS

III. Daftar Dokumen yang telah tersedia, yang berhubungan dengan


pelaksanaan PPRA di RS, meliputi:
§ Kebijakan dan/atau Peraturan RS
§ Prosedur operasional baku (POB)/standar prosedur operasional (SPO) PRA
§ Pedoman penggunaan antibiotik (PPAB)
FORMAT PELAPORAN 2
IV. Pelayanan laboratorium mikrobiologi:
• SDM, Sarana dan prasarana
• Jenis pemeriksaan mikrobiologi dan metode yang dilakukan sendiri
• Jenis pemeriksaan mikrobiologi yang dirujuk ke laboratorium lain dan nama
lab rujukan
• Antibiogram (pola mikroba dan kepekaannya) tahun berjalan
• Proporsi sensitivitas AB di rumah sakit:
• E Coli ESBL dibagi E Coli total (patogen) x 100%
• K Pnemoniae ESBL : K Pnemoniae total x 100%
• MRSA : S Aureus x 100%
FORMAT PELAPORAN 3
V. Instalasi Farmasi:
§ Jumlah Farmasi Klinik
§ Metode pengendalian pelayanan antibiotik
VI. Penggunaan Antibiotik di RS
§ DDD antibiotik yang digunakan di RS
§ Kualitas penggunaan antibiotik menggunakan alur gyssen
VII. Kegiatan yang belum terlaksana dan RTL
VIII.Kesimpulan
DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI KARS
Dikelola oleh RS

SISMADAK
Sistem Manajemen Dokumen SIKARS
http://akreditasi.kars.or.id
• Dokumen (Tersimpan di Server
RS) Standar Instrumen Penilaian • Data Rumah Sakit
• Indikator Mutu (IMUT) Benchmark IMUT
• Data Surveior
• Profil RS • Pelaporan Hasil Survei,
• Laporan IKP (Insiden Keselamatan Rekomendasi
Pasien) • Penjadwalan Survei
1. Pelaporan IMUT
Bulanan
Sinkronisasi Data IMUT 2. Pelaporan IKP
SIRSAK ReDOWSKo
• Data Pasien Sistem Informasi RS

• Data PPA (Profesional Pemberi SEP - VClaim


Asuhan) BPJS
• Rekam Medis (Asesmen Awal +
Ulang) E-Klaim
• Asuhan Terintegrasi: Medis, InaCBG
Keperawatan, Gizi, Farmasi
• Inventori Obat dan Alat Webinar
Penunjang
SEKIAN
TERIMA KASIH

. KARS 72
CURICULUM VITAE

Nama : Dr Djoni Darmadjaja, SpB, MARS, FINACS.


Tempat Lahir : Palembang
Tanggal Lahir : 22 Juni l953
Status : Kawin dengan 4 anak, 3 cucu
Alamat : Jl Belanak V no 6 Rawamangun, Jkt 13220
E Mail : kapuyux@gmail.com
Cellphone : 08129146524, dan 08164620511
Social Media : facebook; djoni darmadjaja, kapuyux@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tahun 1972-1978
2. Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah, FKUI Tahun 1981 - l986
3. Program Manajemen Administrasi RS, Pascasarjana FKMUI Tahun 1999 - 2001
4. Program S3 Epidemiologi Klinis FKMUI, Tahun 2008 - withdrawal 2013
Riwayat Pekerjaan :
1. Kepala Puskesmas Balohan , Sabang, Aceh, Tahun 1978 - l980
2. Kepala Rumah Sakit Umum Kelas D, Sabang, Aceh, Tahun l980 – l981
3. Dokter Spesialis Bedah RSUD Karawang , Tahun l986 – 2009
4. Wakil Direktur Pelayanan RSUD Karawang, tahun 2002-2005
5. Direktur RSUD Karawang tahun 2005-2009
6. Anggota Dewan Pengawas RSUD Karawang 2009-2012 dan KARS 2015-2018 .
CURICULUM VITAE
Riwayat Pekerjaan (lanjutan) :
7. Ketua Komite Medis RSUD Karawang, 1999-2002
8. Dosen Luar biasa FK-YARSI Jakarta, 2002-2009
9. Ketua Komite Medis RS Dewi Sri Karawang, 2012-2015
10 Ketua Komite Medis RS Islam Karawang, 2012-sekarang
11 Direktur RS Proklamasi Karawang, 2011-2013
12 Ketua SPI RS Proklamasi Karawang, 2014- 2018
13 Surveior KARS, 2009- sekarang
14 Pembimbing dan Konsilor KARS, 2012- sekarang
15. Pengurus KARS Bidang IT,PR & Marketing 2014- sekarang
Kegiatan Organisasi Profesi :
1. Sekretaris Jendral PP- IKABI, 2012-2015 dan 2015-2018
2. Ketua Umum PP-PABI (Perhimpunan Spesialis Bedah Umum) periode 2018-2022
3. Sekretaris Kolegium Ilmu Bedah Indonesia, 2008- 2018
4. Wakil Ketua BP2KB-IDI, 2009-2015
5. Komisi Pendidikan dan sertifikasi PP-PABI, 2009-2018
6. Divisi Monitoring & Evaluasi JKN Ketua Tim Standarisasi Remunerasi, 2016-2018
7. Komisi Trauma IKABI, Instruktur Nasional ATLS, 2003- sekarang
8. Anggota MPPK –IDI 2016-sekarang
9. Ketua Kompartemen Manajamen Klinis PP- PERSI, 2016-2018
CURICULUM VITAE
Kegiatan organisasi lain :
1. Kepala Unit Transfusi darah PMI Cabang Karawang, 1990-2007
2. Yayasan Bina Antar Budaya/ AFS : Ketua Chapter Karawang,1998- 2006,
3. Yayasan Bina Antar Budaya / AFS : Anggota Dewan Pembina Nasional Tahun 2006- sekarang.
4. Anggota Tim Pertimbangan Klinis Dinkes DKI, 2016- sekarang
Kegiatan Seminar/workshop manajamen (10 tahun terakhir) :
1. The 35 th ISQua International Conference Kuala Lumpur, MY 24-26 September 2018.
2. The 34 th ISQua International Conference London,UK 1- 4 October 2017.
3 BMJ International Forum on Quality and Safety in Healthcare : KualaLumpur 23-26 August 2017.
4. The 33 rd ISQua International Conference Tokyo,Japan 17-19 October 2016.
5. The 32 nd ISQua International Conference Doha,Qatar 4-7 October 2015
6. BMJ International Forum on Quality and Safety in Healthcare : Asia, Hongkong 28-30 September 2015.
7. The 31 St ISQua International Conference Rio De Janeiro 5-8 October 2014
8. TOT for KARS Surveyors on JCI Standar of International Hospital Acreditation, Jakarta, March 12-16, 2012
9. 3rd Hospital Management Program,Center for Health and Policy Studies (CHAMPS) Faculty of Public Health
University of Indonesia 11-15 August 2008.
10. Pelatihan Surveior Akreditasi RS Angkatan IX Tahun 2009, Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 9-12 Maret
2009.

Anda mungkin juga menyukai