Anda di halaman 1dari 7

A.

Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. SIKAP
RELIGIUS
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, SIKAP
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung SOSIAL
jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, PENGETA
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin HUAN
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah KETERAM
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di PILAN
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi Dasar
3.11 Menganalisis isi struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan,
penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.
4.11 Mengontruksi teks negosiasi dengan memperhatikan isi, setruktur (orientasi
,pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup)dan kebahasaan teks negosiasi.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.11.1 Menguraikan struktur isi teks negosiasi yang dibaca.
3.11.2 Memberikan contoh isi struktur (orientasi, ,pengajuan, penawaran,
persetujuan, penutup dan Kebahasaan teks negosiasi. yang dibaca.
3.11.3 Menganalisis kebahasaan teks negosiasi yang dibaca.
4.11.1 Membuat teks negosiasi dengan memerhatikan Isi, struktur (orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.
4.11.2 Menganalisis teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi,
pengajuan , penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.
4.11.3 Menyimpulkan teks negosiasi dengan memerhatikan isi struktur (orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa diharapkan dapat:
1. Menguraikan struktur isi teks negosiasi yang dibaca.
2. Memberikan contoh isi struktur (orientasi, ,pengajuan, penawaran, persetujuan,
penutup dan Kebahasaan teks negosiasi. yang dibaca.
3. Menganalisis kebahasaaan teks negosiasi yang dibaca.
4. Membuat teks negosiasi dengan memerhatikan Isi, struktur (orientasi, pengajuan,
penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.
5. Menganalisis teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan
, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.
6. Menyimpulkan teks negosiasi dengan memerhatikan isi struktur (orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan

a. STRUKTUR TEKS NEGOSIASI


Pada dasarnya, negosiasi ialah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna
mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) lain. Tujuan negosiasi ialah mengatasi atau menyesuaikan
perbedaan, untuk memperoleh sesuatu dari pihak lain (yang tidak dapat dipaksakan).
Negoisasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah
pihak dalam melakukan transaksi, atau menyelesaikan sengketa/perselisihan pendapat.
Negosiasi yaitu bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di
antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda,
Sebuah teks negosiasi memiliki struktur sebagai berikut;
1. Orientasi, berisi pengenalan awal atau perbincangan awal antara kedua belah pihak
yang akan melakukan negosiasi.
2. Pengajuan, berisi tentang permintaan oleh salah satu pihak.
3. Penawaran, berisi klimaks dari teks negosiasi karena terjadi tawar menawar antara
kedua belah pihak.
4. Persetujuan, berisi kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak.
Perhatikan contoh analisis struktur teks negosiasi berikut ini.
Pembeli : “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?”(sambil menunjuk ke
arah mangga gedong gincu) Orientasi
Penjual : “Tiga puluh ribu, Bu. Murah.”
Pembeli : “Boleh kurang kan, bang?” Pengajuan
Penjual : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lho, Bu. Ini bukan
Penawaran
karbitan. Masak pohon.”
Pembeli : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang kan? Kan lagi musim,
Pengajuan
Bang. Dua puluh ribu saja ya?”
Penjual : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya
Penawaran
dapat untung, Bu.”
Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?” Pengajuan
Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.” Penawaran
Pembeli : “Iya, Bang. Yang penting saya dapat mangga yang bagus dan
tidak busuk.”
Persetujuan
Penjual : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”
Pembeli : “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya Pak.”
Dalam contoh negosiasi di atas, proses pengajuan dan penawaran terjadi lebih dari satu
kali hingga tercapai kesepakatan.

b. KEBAHASAAN TEKS NEGOSIASI


Dalam teks negosiasi terdapat beberapa cirri kebahasaan yaitu:
1. menggunakan bahasa yang santun
2. terdapat ungkapan yang bersifat persuasive
3. terkadang terdapat bahasa yang bersifat memerintah atau memaksa
4. adanya pasangan tuturan partisipan
5. .jika berbentuk dialog,maka terdapat tanda baca titik dua(:)
Bacalah dengan saksama teks negosiasi berikut beserta penjelasan contoh kaidah
kebahasaanya!
Penjual : Mari, sini, Kak, lihat-lihat dulu! Di sini murah-murah. Silakan, mau cari
apa?
Pembeli : Ada HP Leknopo tipe S939, tidak?
Penjual : Ada, Kak.
Pembeli : Berapa harganya?
Penjual : 2, 9 juta, Kak.
Pembeli : Wah, kok mahal sekali? Di internet, saya lihat harganya 2, 5 juta.
Penjual : Harga segitu saya gak bisa balik modal, Kak.
Pembeli : Turunin lagi boleh ya? 2, 6 bagaimana?
Penjual : Belum boleh, Kak. Tipe ini baru keluar. Dua juta delapan ratus lima puluh
deh.
Pembeli : Wah, cuma turun lima puluh? Dua juta tujuh ratus, bagaimana, Mbak.
Penjual : Waduh, masih rugi, Kak. Begini deh, Kak, Dua juta tujuh ratus lima puluh.
Itu sudah murah, lho, kak.
Pembeli : Hmm…tapi gratis lapisan antigores, ya?
Penjual : Ya... boleh lah… dua juta tujuh ratus lima puluh gratis antigores.
Pembeli : Baik, ini uangnya.
Penjual : Ini barangnya, kak. Silahkan diperiksa terlebih dahulu. Garansi toko tiga
bulan ya, Kak.
Pembeli : Ya. Terima kasih ya.
Penjual : Sama-sama. Silahkan datang lagi nanti, ya, Kak!
Kebahasaan dalam teks negosiasi tersebut adalah,
1. Bahasa Persuasif
Sebagian besar negosiasi dilakukan dengan menggunakan bahasa persuasif
(persuade), yaitu bahasa yang dipakai untuk membujuk, mengajak, dan meyakinkan
pihak lain. Perhatikanlah contoh-contoh bahasa persuasif berikut!
Contoh 1
Penjual : Mari, sini, Kak, lihat-lihat dulu! Di sini murah-murah. Silahkan, mau cari
apa?
Contoh 2
Pembeli : Turunin lagi boleh ya? 2, 6 bagaimana?
Contoh 3
Penjual : Waduh, masih rugi, Kak. Begini deh, Kak, Dua juta tujuh ratus lima puluh.
Itu sudah murah, lho, kak.
2. Bahasa Interogatif
Bahasa interogatif adalah bahasa pertanyaan. Bentuk seperti ini tentu saja akan sering
muncul dalam teks negosiasi. Ciri bahasa interogatif adalah penggunaan pronomina
tanya, seperti apa, siapa, kapan, berapa, bagaimana.
Contoh 4
Pembeli : Ada HP Leknopo tipe S939, tidak?
Contoh 5
Pembeli : Berapa harganya?
3. Bahasa argumentative
Untuk memperlancar negosiasi, bahasa persuasi terkadang tidak cukup. Untuk itu,
diperlukan bahasa argumentasi, yaitu bahasa yang digunakan untuk menyampaikan
alasan dan pemberian bukti. Dalam contoh di atas, bentuk argumentasi adalah
sebagai berikut.
Contoh 6
Pembeli : Wah, kok mahal sekali? Di internet, saya lihat harganya 2, 5 juta.
Dalam tuturan di atas, si calon pembeli berusaha meyakinkan penjual dengan
berargumentasi bahwa di internet, harga yang dimaksud hanya 2,5 juta.
4. Bahasa santun
Kesopanan adalah satu syarat keberhasilan negosiasi. Tanpa hal ini, pihak lain kecil
kemungkinan untuk mau menerima permintaan kalian. Beberapa cara untuk
menciptakan kesantunan dalam berbahasa adalah dengan menggunakan kalimat-
kalimat bernada syarat atau pengandaian yang terlihat dari adanya penggunaan
konjungsi pengandaian, seperti jika, kalau, bila, andai. Selain itu, pemilihan
pronomina sapaan juga harus diperhatikan. Pronomina kamu seharusnya dihindari
dan diganti dengan kata Anda atau sapaan hormat lain, seperti Bapak atau Ibu.
Contoh 7
Pembeli : Turunin lagi boleh ya?
Contoh di atas menunjukkan bahwa calon pembeli berusaha untuk menawar harga
dengan menggunakan kesopanan, boleh ya. Bandingkan jika calon pembeli
mengatakan, “Mahal amat? Turunin lagi dong harganya!” Tentu saja itu akan sangat
tidak sopan.
Contoh 8
Kalau bisa, turunkan lagi harganya boleh? Kalimat di atas adalah contoh kesantunan
dengan menggunakan konjungsi pengandaian.
5. Kalimat deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang bertujuan memberitakan sesuatu kepada
pihak lain. Kalimat deklaratif dapat juga disebut dengan kalimat berita atau kalimat
pernyataan.
Contoh 9
Penjual : 2, 9 juta, Kak.
Penjual : Harga segitu saya gak bisa balik modal, Kak.
c. Pasangan kalimat tutur dalam teks negosiasi
Bacalah kembali teks negosiasi antara pembeli dan pedagang buah-buahan,
kemudian perhatikan kutipan berikut.
Kutipan 1:
Pembeli : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang, kan? Kan lagi musim,
Bang. Dua puluh ribu saja ya?”
Penjual : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan ribu, ya, Bu. Biar saya dapat untung, Bu.”
Kutipan 2
Pembeli : “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, kan Bang?”
Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”
Pada kutipan 1 terdapat pasangan tuturan meminta dan menolak penurunan harga,
sedangkan pada kutipan kedua pasangan tuturannya adalah meminta dan memberi.
Pasangan tuturan sesungguhnya adalah tindakan saling memberi pesan dan merespons
antara partisipan dalam kegiatan negosiasi.
Berikut adalah contoh-contoh pasangan tuturan.
1. Mengucapkan salam > membalas salam
2. Bertanya > menjawab atau tidak menjawab
3. Meminta tolong > memenuhi atau menolak permintan
4. Meminta > memenuhi atau menolak permintaan
5. Menawarkan > menerima atau menolak tawaran
6. Mengusulkan > menerima atau menolak usulan
d. Langkah-langkah membuat teks negosiasi
Agar anda dapat membuat teks negosiasi dengan lebih mudah, maka salah satu metode
yang digunakan adalah dengan pendekatan langkah-langkah penyusunan teks negosiasi,
sebagai berikut:
 Menentukan tujuan
 Menentukan pihak-pihak yang berkaitan
 Menentukan konflik
 Menentukan solusi dalam penawaran
 Menentukan model kesepakatan

Buatlah sebuah teks negosiasi kemudian tentukan strukturnya, serta jelaskan kaidah
kebahasaanya.

Sumber :
- Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
- Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
- Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
- https://www.mikirbae.com/2017/03/unsur-kebahasaan-teks-negosiasi.html
- https://www.inirumahpintar.com/2017/11/pengertian-tujuan-ciri-kebahasaan-teks-
negoisasi.html

Anda mungkin juga menyukai