Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebidanan komunitas adalah kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan
upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dilibatkan klie sebagai mitr dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kebidanan.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani
adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak
memandang pasiennya dari sudut biologis akan tetapi juga sebagai unsur
sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi
dan lingkungan disekelilingnya.
Asuhan Kebidanan pada keuarga merupakan asuhan kebidanan
komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan
kesehatan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks
yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan
bukan hanya berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit seeorang, tetapi juga
berkaitan dengan kesehatan lingkungan, fisik, mental dan keluarga.
Salah satu masalah keluarga adalah anak dari Tn. Y yang mengalami
batuk pilek. Keluarga tidak mengetahui bahwa hal tersebut merupakan
masalah kesehatan yang dialami oleh anak keluarga tersebut, sehingga
keluarga tidak mengatasi hal tersebut dengan segera.
Masalah inilah yang menjadi alasan penulis untuk memberikan asuhan
kebidanan pada keluarga Tn. Y di RT 04 RW 06 Desa Turirejo Kecamatan
Lawang Kabupaten Malang, karena dalam keluarga Tn. Y terdapat masalah
kurangnya pengetahuan tentang batuk pilek pada anak serta

1
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan keluarga dengan masalah yang dialami keluarga Tn. Y.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian untuk menentukan masalah
kesehatan pada keluarga Tn. “Y”.
b. Dapat menyusun skala prioritas masalah kesehatan pada keluarga
Tn. “Y”.
c. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga yang dilakukan
pada keluarga Tn. “Y”.
d. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan keluarga pada
keluarga Tn. “Y”.
e. Mampu mengevaluasi keberhasilan tindakan kebidanan yang telah
dilakukan pada keluarga Tn. “Y”.
f. Mampu mengikuti perkembangan masalah kesehatan setelah
dilakukan asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn. “Y”.
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga
2.2 Konsep Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Menurut Prioritasnya
2.3 KonsepBatuk Pilek (Common Cold)
2.4 Konsep Bahaya Rokok
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Menentukan Diagnosa / Masalah Kebidanan dan Prioritas Masalah
3.3 Perencanaan
3.4 Pelaksanaan

2
3.5 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 2000, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 2000).

Keluarga adalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam
peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Effendy, 2008).
2.1.2 Struktur Keluarga
Menurut Effendy (2008), Struktur keluarga terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilineal
Adalah spasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena
adanya hubungan dengan suami atau istri.

4
2.1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga
Ciri – ciri struktur keluarga menurut Effendy (2008), adalah :
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
2.1.4 Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama
f. Kelurga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
2.1.5 Peranan Keluarga
Menurut Effendy (2008), peranan keluarga adalah :
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

5
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sabagi salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.1.6 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga

6
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialaisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari
tua, dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2.1.7 Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap kehidupannya menurut Effendy (2008) adalah sebagi berikut:
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk
rumah tangga.
b. Tahap Menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendaptkan keturunan sebagai
generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi
keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.

7
c. Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih
sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat
tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat
lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya
sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam
masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan
yang bersih. Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-
norma sosial budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untulk mempersiapkan masa depannya,
membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas
sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini
anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya,
Oleh karena itu suritaula dan dari kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat
meneyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah
melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya
sesunggunya, dalam tahap inianak akan memulai kehidupan berumah
tangga.
h. Tahap berdua kali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-
sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga
akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan
dapat menimbulkan depresi dan stress.

8
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

2.2 Konsep Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Menurut Prioritasnya


Setelah data dianalisa, mungkin keluarga menghadapi beberapa
masalah kesehatan dan masalah perawatan yang tidak dapat ditangani
sekaligus melihat sumber daya keluarga maupun sumber daya tenaga
kesehatan. Maka mengingat situasi ini tenaga kesehatan dapat menyusun
masalah-masalah yang telah diidentifikasi sesuai prioritasnya. Sehingga
tersusunlah sebuah alat yang disebut Skala Menyusun Masalah Kesehatan
Keluarga Menurut Prioritasnya.
Alat ini bertujuan untuk melihat masalah seobjektif mungkin. Ada 4
kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan:
2.2.1 Sifat masalah
Dikelompokkan dalam ancaman kesehatan, tidak kurang sehat dan krisis
yang dapat diketahui
2.2.2 Kemungkinan dari masalah dapat diubah-ubah
Kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah, atau mencegah masalah
bila seandainya ada tindakan.
2.2.3 Potensi masalah untuk dicegah
Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau
dicegah
2.2.4 Masalah yang menonjol
Cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya masalah.
Tabel 2.1 Skala Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
KRITERIA MASALAH Skor BOBOT
a. Sifat masalah
1) Ancaman kesehatan 3
1
2) Tidak/kurang sehat 2
3) Krisis 1
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
1) Dengan mudah 2 2
2) Hanya sebagian 1

9
3) Tidak dapat 0
c. Potensi masalah untuk dicegah
1) Tinggi 3
1
2) Cukup 2
3) Rendah 1
d. Menonjolnya masalah
1) Masalah berat harus ditangani 2
2) Ada masalah tetap tidak perlu segera 1 1
ditangani
0
3) Masalah tidak dirasakan
Skoring :
a. Tentukanlah skor untuk setiap criteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
skor
× Bobot
angka tertinggi
Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5, sama
dengan seluruh bobot.

2.3 Batuk Pilek (Common Cold)


2.3.1 Pengertian
Batuk adalah reflek pertahanan tubuh utuk mengeluarkan benda asing
dari saluran nafas. Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu
masuknya benda asing dari saluran cerna atau saluran nafas bagian atas
(Maryunani, 2010).
Pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung
yang disebut ingus. Pilek alergi bukan penyakit yang diturunkan.
Batuk pilek (commond cold) adalah infeksi primer di nasofaring dan
hidung yang sering mengenai bayi dan anak (Ngastyah, 2005).
Batuk pilek merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering
mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah
tertular, kerenanya bidan yang sedang batuk pilek tidak diperkenankan
bekerja diruangan bayi walaupun ia memakai masker, karena virus dapat
menembusnya (Marmi, 2015).
2.3.2 Patologi Anatomi
Terjadi pembengkakan pada submukosa hidung yang disertai
vasodilatasi pembuluh darah. Terdapat infiltrasi leukosit. Mula-mula sel
mononukleus kemudian juga poli morfonukleus. Sel epitel superfisial

10
banyak yang lepas dan regenerasi epitel sel terjadi setelah lewat stadium
akut (marmi, 2015).
2.3.3 Komplikasi
Menurut Marmi (2015), penyakit ini sebenarnya merupakan self limited
disease yang sembuh sendiri 5-6 hari jika terjadi invasi kuman lain.
Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis pranasal, penutuban tuba
Eustachii, dan penyebaran infeksi.
Sinusitis pranasal. Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena
pada anak kecil sinus paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih
berat, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah
sinus frontalis dan maksilaris. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan
foto rontgen.
Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala malaise, cepat
lelah dan sukar berkonsentrasi (pada anak besar). Kadang-kadang disertai
sumbatan hidung, nyeri kepala hilang muncul, bersin yang terus menerus
disertai sekret purulen dapat unilateral maupun bilateral. Bila didapatkan
pernapasan mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa
sebab yang jelas perlu dipikirkan terjadinya komplikasi sinusitis. Sinusitis
paranasal dapat diobati dengan memberikan antibiotik.
Penutupan Tuba Eustachii. Tuba Eusachii yang buntu memberi gejala
tuli dan infeksi dapat menembus langsung ke daerah telinga tengah dan
menyebabkan Otitis Media Akut (OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan
bayi dapat disertai suhu badan yang tinggi (hiperpireksia), kadang
menyebabkan kejang demam.
2.3.4 Penyebab
Menurut Marmi (2015), faktor penyebab yang sering dijumpai pada bayi
dan anak ialah :
a. Tuba eustachii pendek, lebar dan lurus sehingga merintangi penyaluran
secret.
b. Posisi bayi anak yang selalu terlentang selain memudahkan pembesaran
infeksi juga merintangi penyaluran secret.

11
c. Hipertropi kelenjar limfosit nasofaring akibat infeksi saluran nafas atas
atau akibat alergi dapat menutupi tuba eustachii. Infeksi telinga tengah
walaupun jarang dapat berlanjut menjad mastroditis atau ke syaraf pusat
(meningitis)
2.3.5 Gambaran Klinik
Batuk pilek mempunyai gejala seperti pilek, batuk sedikit dan kadang-
kadang bersin keluar sekret yang cair dan jernih dari hidung. Bila terjadi
infeksi sekunder oleh coccus sekret menjadi kental dan purulen. Sekret ini
sangat mengganggu bayi, sumbatan hidung menyebabkan anak bernafas
lewat mulut, dan mengakibatkan gelisah. Pada anak yang lebih besar
kadang didapatkan keluhan nyeri otot, pusing, dan anoreusnya. Sumbatan
hidung (kongesti) disertai selaput lendir tenggorok yang sering menambah
rasa nyeri dan batuk bertambah.
2.3.6 Penatalaksanaan
a. Medik
Untuk batuk pilek tanpa komplikasi diberikan pengobatan simtomatis
misalnya ekspektoransia untuk mengatasi batuk, sedatife untuk
menenangkan pasien dan antipiretik untuk menurunkan demam.
Obstruksi hidung pada bayi sangat sukar diobati. Penghisapan lendir
hidung tidak efektif dan sering mnimbulkan bahaya. Cara yang paling
mudah untuk mengeluarkan sekret :
1. Dengan membaringkan bayi tengkurang
2. Pada anak besar dapat diberikan tetes hidung larutan efedrin 1%
3. Batuk yang produktif tidak boleh diberikan antitusif karena
menyebabkan depresi pusat batuk dan pusat muntah, penumpukan
sekret hingga dapat menyebabkan bronkopneumonia. Selain
pengobatan tersebut, pada sinusitis terutama yang kronik, dapat
diberikan pengobatan dengan penyinaran.
b. Penanganan
Masalah dalam perawatan pasien dengan batuk pilek adalah gangguan
rasa aman da nyaman, resiko terjadi komplikasi, gangguan suhu tubuh,
kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

12
1. Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan ini akibat batuk dan pilek sering melelahkan dan
mengganggu istrahat pasien apalagi bila disertai muntah atau diare
serta suhu yang tinggi. Untuk mengurangi hidung yang tersumbat
bayi dibaringkan tengkurap dengan kepala bayi miring dan 1 lubang
hidung masih terbuka. Pemberian obat tetes hidungmungkin
menolong pernafasannya, namun hanya sementara atau dapat
digunakan kapas yang ditetesi minyak kayu putih yang digantungkan
di depan hidung bayi atau dipenitikan pada baju. Untuk mengurangi
batuk dapat diberikan obat batuk sebelum tidur malam bila waktu
tidur sering batuk berikan minum hangat dan bila perlu ekstra obat
batuknya.
2. Resiko terjadi komplikasi
Berbagai komplikasi tersebut menyebabkan penyakit batuk pilek
yang relatif ringan akhirnya berkembang menjadi yang amat berat.
Agar obat dapat diminum (jika selalu muntah), caranya obat
diencerkan dengan 1-2 sendok teh dengan teh manis, sirup atau
madu kemudian diberikan sedikit.
3. Gangguan suhu tubuh
Komplikasi oleh invasi bakteri biasanya sering menyebabkan suhu
tubuh meningkat, kadang-kadang menyebabkan terjadinya kejang
demam. Penurunan suhu hanya dapat diatasi dengan obat antibiotika
yang tepat.
4. Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Pada umumnya orang tua menganggap bahwa penyakit batuk pilek
idk membahayakan karena penyakit ini dapat mengenai anak
berulang kali. Oleh karena itu orang tua perlu diberikan penjelasan
jika anak sudah batuk pilek selama 2 hari sebelum sembuh apalagi
mudah diobati sendiri supaya dibawa berobat ke fasilitas kesehatan
terutama untuk bayi selain penyuluhan tntang batuk pilek yang juga

13
petugas agar bayi tidak mudah mendapat penyakit tersebut harus
selalu mempertahankan kesehatan anak dengan memberikan
makanan yang bergizi serta untuk hdup bersih dan sehat (Marmi,
2015).
2.3.7 Obat Yang Harus Disediakan Di Rumah
a. Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering.
b. Beri minum air matang lebih banyak
c. Jika umur 1 tahun, beri kecap manis atau madu dicampur airjeruk nipis.
d. Jauhkan dari asap rokok, asap dapur, dan asap pembangkaran sampah
Catatan : bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan jika
a. Batuk tidak sembuh dalam 2 hari.
b. Anak sesak napas dan demam
2.4 Konsep Bahaya Rokok
2.4.1 Pengertian Rokok
Rokok merupakan salah satu zat aditif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh
karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan.
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang mengandung “nikotin” dan “tar” dengan atau tanpa
bahan tambahan.
2.4.2 Kandungan Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya
200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan dan 43 jenis lainnya
dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.
Racun utama bagi rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.
a. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru, mengandung bahan kimia yang beracun, sebagian
merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker.
b. Nikotin adalah zat aditif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah.
Zat yang bersifat karsinogen, dan memicu kanker paru yang mematikan.
c. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah,
membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.

14
Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-
201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai
(ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai
(arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide).
2.4.3 Bahaya Rokok
Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi
tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon
monoksida, dsb.
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan
pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan
pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap
melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah
tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok
bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok
berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya
terbatas.
Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong
miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering
dialihkan untuk membeli rokok.
2.4.5 Penyakit yang Ditimbulkan Akibatkan Merokok
a. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok dapat
menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi mata dan
dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran darah
dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan
degrasi muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit
mata yang tak tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya

15
bagian pusat retina yang disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk
memfokuskan pusat penglihatan di dalam mata dan mengontrol
kemampuan membaca, mengendarai mobil, mengenal wajah dan warna
dan melihat objek secara detail.
b. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya
protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya
vitamin A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering
dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
c. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang
kadang-kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan kematian akibat penyakit
tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita Custaneus
Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak merah
pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok
d. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu
pelebaran dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang
menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan
CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan Tracheotomy untuk
membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang ventilasi
pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-paru. Pada
kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga
mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan bernafas.
e. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan
batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang
menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila
keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.

16
f. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung.
Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk
penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari
40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung
pada perokok 22 kali lebih besar dariyang tidak merokok.
g. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat
pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah
dari pada oksigen sehingga kemampuan darah untuk mengangkat
oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya tulang pada perokok
kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau retak dan
penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih rentan
terhadap masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih retan
terhadap masalah tulang punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa
buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri
punggung setelah terjadi trauma.
h. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko
terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang
penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit
kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-
negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah
dan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri
yang akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.
i. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
yang meninggalkan warna coklat kekuningan.

17
j. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan
berbagai komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi.
Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi
dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil
atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok. Angka
yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian karena
kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi abnormal
karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga
dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok
dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya
menopause dini.
k. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada
DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan
bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak
yang berbakat kanker. Rokok juga memperkecil jumlah sperma dan
infertilitas banyak terjadi pada perokok.
l. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa
perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh)
sehingga pasien perlu diamputasi.
m. Impotensi
Bagi laki-laki yang berusia 30an dan 40an tahun, maka merokok dapat
meningkatkan resiko disfungsi ereksi sekitar 50%. Hal ini karena
merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri
sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis(lemah
syahwat). Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa

18
menjadi peringatan dini bahwa rokok dapat merusak daerah lain di
tubuh.
2.4.6 Tips Berhenti Merokok
Dikenal dengan 8M :
a. Memiliki niat dan motivasi
b. Mengurangi jumlah rokok perhari
c. Melakukan hobi diwaktu senggang
d. Membuat makanan kesukaan
e. Menghisap permen
f. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan
agar tidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok
g. Melakukan olahraga
h. Mengingat bahaya merokok bagi diri sendiri dan keluarga.
2.4.7 Upaya Pencegahan
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok
penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan
motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan
membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok
yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan
contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena
ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan.
Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai
poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan
dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah
sekolah-sekolah, televisi atau radio.

19
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

3.1 Pengkajian
Tanggal 5 Januari 2017, Jam 10.00 WIB
Data subyektif
a. Struktur dan Sifat Keluarga
1. Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : > Rp 2.000.0000,-/ bulan
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Dr. Sutomo RT.04 RW.06 Desa Turirejo,
Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

2. Data Anggota Keluarga


Tabel 3.1 Data Anggota Keluarga Tn. Y

Hub.
No Nama Umur L/P Agama Pendidikan Pekerjaan
Keluarga
33
1. Ny. S P Islam Istri SMA Wiraswasta
tahun

15
2. An. R L Islam Anak - -
bulan

20
3. Genogram

64

64 64 64 64

64

Gb. 3.1 Genogram Keluarga Tn. Y dan Ny. S


Keterangan:

6 = laki-laki - - - - - - - - - = tinggal serumah


4

= perempuan

4. Pengambilan Keputusan
Dalam keluarga yang mengambil keputusan dan memutuskan suatu
permasalahan dalam keluarga paling banyak dipegang oleh Tn.Y,
namun Tn.Y sering berdiskusi dalam memecahkan masalah.
5. Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara keluarga baik. Ibu dan anak atau antara istri
dengan suami cukup baik. Meskipun kadang terjadi pertengkaran
antara keluarga, hal tersebut tidak pernah terjadi berlarut-larut. Dalam
mengasuh anak lebih banyak dilakukan oleh ibu karena suami bekerja
dari pagi sampai sore diluar rumah.

21
b. Kebutuhan Sehari-hari
1. Kebutuhan Nutrisi
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam sehari-hari, keluarga
dengan memasak sendiri dengan komposisi : nasi, ikan, telur, tempe,
tahu, dan sayur. Pengolahan sayur dilakukan dengan cara dipotong
dulu sebelum dicuci. Dalam memasak ibu sudah menggunakan garam
beryodium, tidak ada perbedaan makanan dalam keluarga, keluarga
makan-makanan sesuai yang dimasak oleh Ny.S. Dalam keluarga tidak
ada tradisi pantang terhadap makanan. Terkadang dalam keluarga
Tn.Y, makan buah seperti pepaya, apel dan buah naga. Keluarga Tn.Y
mempunyai frekuensi makan yang teratur yaitu 3x sehari. Tn. Y
mempunyai kebiasaan minum susu yaitu 1x sehari, dan An.R ±6x
sehari.
2. Kebutuhan Istirahat
Kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada kemauan
dan kesibukan masing-masing:
a) Tn. Y jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja.
Dan biasanya malam tidur mulai jam 21.00 sampai jam 04.00 pagi
b) Ny. S pada siang hari selalu tidur meskipun cuma 1 atau 2 jam
dan pada malam hari ibu tidur mulai jam 21.00 sampai jam 04.00
pagi
c) An. R lebih banyak tidur karena masih kecil, ± 12 jam
3. Kebersihan Diri
Dalam sehari anggota keluarga mandi 2x sehari, gosok gigi 2x
sehari menggunakan pasta gigi, Tn. Y dan Ny. S mengganti pakaian 1x
sehari dan By. L ganti setiap selesai mandi atau apabila basah.
4. Eliminasi
Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari
dan tidak ada gangguan apapun.

22
5. Olah Raga
Ibu menggangap bahwa pekerjaan rumah yang dilakukan
merupakan olah raga bagi ibu, namun ibu dan suami sering berjalan
kaki di sekitar rumah saat pagi hari.
6. Rekreasi
Ibu beserta seluruh anggota keluarga sering berekreasi, setidaknya
1 kali setiap bulan dan sering berkunjung ke rumah orang tua Tn. Y.
c. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
1. Penghasilan
Setiap bulan Tn. Y mendapat penghasilan > Rp. 2.000.000,00 yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ny. S mendapat
penghasilan Rp 500.000,00 – Rp 750.000,00. Tn. Y memiliki
kepercayaan pada Ny. S untuk mengatur keuangan keluarga.
2. Pendidikan
Tn. Y lulusan Perguruan Tinggi dan pekerjaan sekarang adalah
swasta, Ny. S lulusan SMA dan pekerjaan sekarang sebagai
wiraswasta dengan membuka toko di depan rumah.
3. Suku dan Agama
Tn. Y dan Ny. S adalah sama-sama suku jawa dan beragama Islam.
4. Hubungan dengan Keluarga
Hubungan anggota keluarga terjalin baik, jika ada masalah
diselesaikan dengan musyawarah, dan Ny. S selalu menuruti perkataan
suami.
d. Faktor Lingkungan
1. Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. Y adalah milik orang tua Ny. S, dengan
luas tanah >36 m2, dan terdiri dari 4 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
ruang keluarga, 1 dapur. Ventilasi rumah berupa jendela terbuka
dengan sirkulasi udara dan cahaya baik. Kamar mandi dan WC di
dalam rumah bagian belakang.

23
Denah rumah

TOKO GUDANG

R. TAMU KAMAR KAMAR DAPUR


TERAS TIDUR TIDUR

KAMAR KAMAR
R. KELUARGA
TIDUR TIDUR KM

Gambar 3.2 Denah Rumah Tn. Y

2. Jenis Bangunan
Lantai rumah dari keramik, dinding tembok, ventilasi jendela
terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk baik.
3. Kebersihan
Halaman rumah cukup bersih, keadaan rumah juga cukup bersih.
4. Pemakaian Air
Menggunakan air HIPAM, sifat air jernih, tidak berbau dan tidak
berasa.
5. Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah leher angsa dengan jarak septik tank dari
sumber air > 10 meter.
6. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui selokan dan kondisi mengalir.
7. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah ditimbun di belakang rumah, namun tanpa
memilah antara sampah organik dan non organik.
8. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. Y biasa berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit.

24
e. Psikologis
Dalam keluarga suka bergurau dengan bayinya serta tetangga.
f. Keadaan Kesehatan Keluarga
- Tn. Y juga tidak pernah sakit hingga harus di rawat di Rumah Sakit,
hanya demam, batuk, pilek biasa.
- Ny. S tidak pernah sakit hingga harus di rawat di Rumah Sakit. namun
ibu sering merasa pegel-pegel yang apabila dibuat istirahat rasa sakit
sedikit berkurang serta demam batuk pilek biasa.
- By. R juga tidak pernah sakit hingga harus dirawat di Rumah Sakit,
dan status imunisasi lengkap dan sekarang sedang mengalami sakit
pilek.
g. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ibu normal. Ibu memeriksakan kehamilanya ke
petugas kesehatan.
h. Riwayat Persalinan
Persalinan secara SC pada usia keamilan 40 minggu di tolong dokter,
karena tidak ada kemajuan persalinan.
i. Riwayat Nifas
Ibu tidak mengalami perdarahan, demam maupun kejang. Ibu merawat
bayinya dibantu oleh nenek bayi.
j. Riwayat KB
Selama ini ibu memakai KB suntik 1 bulanan
k. Riwayat Perkawinan
- Usia pertama kali menikah
Suami : 25 tahun
Istri : 29 tahun
- Lama menikah : 4 tahun

25
l. Profil Kegiatan dalam Keluarga
Tabel 3.2 Profil Kegiatan dalam Keluarga
Pelaku Kegiatan Tipe Kegiatan

Anak Perem-

Repro-duktif
Perem-puan

Anak Laki-

Pro-duktif
Waktu Kegiatan

Laki-laki

Sosial
puan
laki
04.00 Bangun tidur √ √ √ √

04.30 Shalat subuh √ √ √

05.00 Memasak √ √

06.00 Mandi √ √ √ √

06.20 Makan pagi √ √ √ √

07.00-14.00 Kerja √ √ √

07.00 Membersihkan rumah √ √

04.00-20.00 Mengasuh anak √ √

10.00 Berbelanja √ √

12.00 Memasak √ √

12.40 Shalat dhuhur √ √ √

13.00 Makan siang √ √ √

13.15 Tidur siang √ √ √

15.00 Membersihkan rumah √ √

15.30 Mandi √ √ √ √

15.45 Shalat ashar √ √ √

26
16.00 Berkunjung ke tetangga √ √

17.30 Shalat maghrib √ √ √

18.30 Makan malam √ √ √ √

18.30 Nonton TV √ √ √

19.00 Tidur malam √ √

21.00 Tidur malam √ √ √

Data obyektif
1. Tn. Y
Tidak dikaji, karena Tn. M sedang bekerja
2. Ny. S
Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TD : 110/80 mmhg
Pemeriksaan fisik
- Kepala : rambut hitam, bersih, tidak rontok
- Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih
- Hidung : bersih tidak ada sekret
- Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir lembab, tidak pucat
- Leher : tidak ada benjolan vena jugularis dan pembesaran kelenjar
tiroid
- Dada : simetris, puting menonjol, ASI keluar -/-
3. An. R
Pemeriksaan umum
- BB : 9,5 kg
- PB : 78 cm
- LILA : 15 cm

27
Pemeriksaan fisik
- Kepala : rambut hitam, rambut tipis
- Mata : simetris, konjungtivca tidak pucat, sklera putih
- Hidung : terdapat sekret
- Mulut : bersih, sudah tumbuh gigi, bibir lembab, tidak pucat
- Leher : tidak ada benjolan vena jugularis
- Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
R. kesehatan sekarang : bayi sedang sakit pilek
R. kesehatan lalu : bayi tidak pernah MRS, bayi pernah mengalami
demam setelah imunisasi dan sembuh dengan diberi obat dari bidan.
R. prenatal : kehamilan ibu berjalan dengan baik, periksa rutin di
bidan dan dokter
R. natal : SC, ditolong dokter.
R. imunisasi : imunisasi lengkap
Tabel 3.3 Imunisasi An. R
Jenis Imunisasi Tanggal imunisasi
Hb0 31-10-2015
BCG 02-11-2015
Polio 02-11-2015 02-01-2016 02-02-2016 02-03-2016
DPT 02-01-2016 02-02-2016 02-03-2016
Campak 05-08-2016

3.2 Menentukan Diagnosa / Masalah


Tabel 3.4 Diagnosa/Masalah Kesehatan Keluarga Tn. Y
Data Masalah Kesehatan
Tn. Y sering merokok di dalam Kurangnya kepedulian Tn. Y terhadap
rumah kesehatan An. R
An. R saat ini sedang Kurangnya pengetahuan untuk
mengalami sakit batuk pilek mengatasi penyakit yang diderita
sudah 1 minggu oleh anak

28
Skoring masalah
1. Kurangnya kepedulian Tn. Y terhadap kesehatan An. R
Tabel 3.5 Skoring Masalah 1
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah, Asap rokok dapat
skala: mengganggu system
2/3 x 1 2/3
Tidak/Kurang pernapasan An. R
sehat
2. Kemungkinan Masalah bisa diubah
masalah dapat hanya sebagian
1/2 x 2 1
diubah, skala : dengan penyuluhan
hanya sebagian
3. Potensi masalah Masalah dapat
untuk dicegah: dirubah dengan
tinggi penyuluhan yang
3/3 x 1 1 tepat terutama
partisipasi keluarga
dalam
mendukungnya
4. Menonjolnya Keluarga mengenal
masalah: tidak masalah ini, tetapi
dirasakan keluarga tidak
1/2 x 1 1/2
melihatnya sebagai
masalah yang harus
ditangani segera
Total skore 𝟏
3𝟔

2. Kurangnya pengetahuan untuk mengatasi penyakit batuk pilek yang


diderita oleh anak
Tabel 3.6 Skoring Masalah 2
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah, ketidaktahuan dan
skala: memerlukan
3/3 x 1 1
Tidak/kurang penyuluhan segera
sehat
2. Kemungkinan Masalah mudah
masalah dapat diubah dengan
2/2 x 2 2
diubah, skala : penyuluhan yang
Dengan mudah tepat.
3. Potensi masalah Masalah dapat
untuk dicegah, diubah dengan
skala: 3/3 x 1 1 penyuluhan yang
Tinggi tepat terutama
partisipasi keluarga

29
dalam
mendukungnya.
4. Menonjolkan Keluarga mengenal
masalah, skala: masalah itu, tetapi
Ada masalah 0/2 x 1 0 keluarga tidak
tetapi tidak perlu melihatnya sebagai
ditangani segera masalah.
Total skore 4
Prioritas masalah
Dari skoring masalah, didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 PrioritasMasalah
No. Masalah Jumlah skor
1. Kurangnya pengetahuan untuk mengatasi penyakit
4
yang diderita oleh anak
2. Kurangnya kepedulian Tn. Y terhadap kesehatan An. 𝟏
3𝟔
R

30
3.3 Perencanaan
Tabel 3.8 Perencanaan Asuhan Kebidanan Keluarga
Sumber-
Masalah Masalah
Sasaran Tujuan Perawatan Tindakan Perawatan Kontak sumber yang
kesehatan perawatan
dipakai
1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya Kunjungan Bahan-bahan
pengetahuan rumah yang
untuk diperlukan
mengatasi Visual Aids.
penyakit Waktu dan
batuk pilek Identifikasi masalah keluarga (pengkajian data) tenaga dari
yang pengkaji,
diderita oleh tenaga
anak kesehatan dan
keluarga yang
terlibat
- Kurangnya Setelah Setelah tindakan, ibu dan - Mengucapkan salam Kunjungan Bahan-bahan
pengetahuan tindakan/asuhan, keluarga dapat mengerti dan membina hubungan rumah yang
untuk keluarga dapat pengertian batuk pilek, baik agar tercipta diperlukan
mengatasi mengambil penyebab batuk pilek itu hubungan yang Visual Aids.
penyakit tindakan yang sendiri serta cara mengatasi kooperatif antara Waktu dan
yang diderita tepat agar ibu batuk pilek yang diderita pengkaji dan keluarga. tenaga dari
oleh anak dapat mengatasi - Memberi pengertian
anak pengkaji,
penyakit anak batuk pilek, penyebab
- Dapat mengatakan tenaga
tersebut dari batuk pilek serta
mengenai penyakit batuk kesehatan dan
cara mengatasi penyakit
pilek

31
- Dapat menyebutkan batuk pilek pada anak keluarga yang
penyebab batuk pilek - Menganjurkan ibu terlibat
- Dapat menyebutkan cara untuk segera mengatasi
mengatasi batuk pilek penyakit anak dengan
cara yang sudah
dijelaskan
- Menganjurkan untuk
melakukan perawatan
pada anak dengan
keluhan batuk pilek
dengan tepat
- Menganjurkan untuk
memeriksakan anak ke
petugas kesehatan bila
keluhan terus berlanjut.
Kurangnya Setelah Setelah tindakan, ibu dan - Mengucapkan salam Kunjungan Bahan-bahan
pengetahuan tindakan/asuhan, keluarga dapat mengerti dan membina hubungan rumah yang
untuk mengatasi keluarga dapat pengertian batuk pilek, baik agar tercipta diperlukan
penyakit yang mengambil penyebab batuk pilek itu hubungan yang Visual Aids.
diderita oleh tindakan yang sendiri serta cara mengatasi kooperatif antara Waktu dan
anak tepat agar ibu batuk pilek yang diderita pengkaji dan keluarga. tenaga dari
- Memberi pengertian pengkaji,
dapat mengatasi anak
batuk pilek, penyebab tenaga
penyakit anak - Dapat mengatakan
dari batuk pilek serta kesehatan dan
tersebut mengenai penyakit batuk
cara mengatasi penyakit keluarga yang
pilek
batuk pilek pada anak terlibat
- Dapat menyebutkan
- Menganjurkan ibu
penyebab batuk pilek
untuk segera mengatasi
Dapat menyebutkan cara

32
mengatasi batuk pilek penyakit anak dengan
cara yang sudah
dijelaskan
- Menganjurkan untuk
melakukan perawatan
pada anak dengan
keluhan batuk pilek
dengan tepat
Menganjurkan untuk
memeriksakan anak ke
petugas kesehatan bila
keluhan terus berlanjut.
Kunjungan Bahan-bahan
rumah yang
diperlukan
Visual Aids.
Waktu dan
Evaluasi tindakan/asuhan yang telah diberikan tenaga dari
pengkaji,
tenaga
kesehatan dan
keluarga yang
terlibat
Kurangnya Kunjungan Bahan-bahan
kepedulian rumah yang
Identifikasi masalah keluarga (pengkajian data)
Tn. Y diperlukan
terhadap Visual Aids.

33
kesehatan Waktu dan
An. R tenaga dari
pengkaji,
tenaga
kesehatan dan
keluarga yang
terlibat
- Kurangnya Setelah Setelah tindakan, ibu dan - Mengucapkan salam Kunjungan Bahan-bahan
kepedulian tindakan/asuhan, keluarga dapat mengerti dan membina hubungan rumah yang
Tn. Y keluarga dapat pengertian rokok, kandungan baik agar tercipta diperlukan
terhadap mengambil rokok, bahaya rokok, hubungan yang Visual Aids.
kesehatan tindakan yang penyakit yang ditimbulkan kooperatif antara Waktu dan
An. R tepat untuk akibatkan merokok, tips pengkaji dan keluarga. tenaga dari
merubah - Memberi pengetahuan
berhenti merokok, dan upaya pengkaji,
kebiasaan tentangpengertian
pencegahan tenaga
rokok, kandungan zat
- Dapat memahami pada rokok, bahaya kesehatan dan
pengertian rokok merokok dan keluarga yang
- Dapat menyebutkan bagaimana serta terlibat
kandungan rokok dan dampak yang cara
bahayanya berhenti merokok dan
- Dapat menyebutkan cara upaya pecegahannya
untuk berhenti merokok - Menyarankan pada Tn.
dan upaya pecegahannya Y untuk melakukan tips
berhenti merokok
- Menyarankan Tn. Y
untuk tidak merokok di
dalam rumah.

34
Kurangnya Setelah Setelah tindakan, ibu dan - Mengucapkan salam Kunjungan Bahan-bahan
kepedulian Tn. Y tindakan/asuhan, keluarga dapat mengerti dan membina hubungan rumah yang
terhadap keluarga dapat pengertian rokok, kandungan baik agar tercipta diperlukan
kesehatan An. R mengambil rokok, bahaya rokok, hubungan yang Visual Aids.
tindakan yang penyakit yang ditimbulkan kooperatif antara Waktu dan
tepat agar ibu akibatkan merokok, tips pengkaji dan keluarga. tenaga dari
- Memberi pengetahuan pengkaji,
dapat mengatasi berhenti merokok, dan upaya
tentangpengertian tenaga
penyakit anak pencegahan rokok, kandungan zat kesehatan dan
tersebut - Dapat memahami pada rokok, bahaya keluarga yang
pengertian rokok merokok dan terlibat
- Dapat menyebutkan bagaimana serta
kandungan rokok dan dampak yang cara
bahayanya berhenti merokok dan
- Dapat menyebutkan cara upaya pecegahannya
untuk berhenti merokok - Menyarankan pada Tn.
dan upaya pecegahannya Y untuk melakukan tips
berhenti merokok
Menyarankan Tn. Y
untuk tidak merokok di
dalam rumah.
Kunjungan Bahan-bahan
rumah yang
diperlukan
Evaluasi tindakan/asuhan yang telah diberikan
Visual Aids.
Waktu dan
tenaga dari

35
pengkaji,
tenaga
kesehatan dan
keluarga yang
terlibat

36
3.4 Pelaksanaan
Tabel 3.9 Jadwal Pelaksanaan
Masalah Implementasi
Tanggal
Kesehatan
05-01-2017 - Memperkenalkan diri pada
keluarga.
pukul 10.00 - Menjelaskan tujuan kunjungan
WIB - Melakukan Pengkajian
- Membuat janji untuk melakukan
kunjungan untuk pengamatan.
13-01-2017 Kurangnya - Mengucapkan salam dan membina
pukul 15.30 pengetahuan untuk hubungan baik agar tercipta
WIB mengatasi hubungan yang kooperatif antara
penyakit batuk pengkaji dan keluarga.
pilek yang diderita - Memberi pengertian batuk pilek,
oleh anak penyebab dari batuk pilek serta cara
mengatasi penyakit batuk pilek
pada anak
- Menganjurkan ibu untuk segera
mengatasi penyakit anak dengan
cara yang sudah dijelaskan
- Menganjurkan untuk melakukan
perawatan pada anak dengan
keluhan batuk pilek dengan tepat
- Menganjurkan untuk memeriksakan
anak ke petugas kesehatan bila
keluhan terus berlanjut.
16-01-2017 Kurangnya - Mengucapkan salam dan membina
kepedulian Tn. Y hubungan baik agar tercipta
Pukul 15.00
terhadap kesehatan hubungan yang kooperatif antara
WIB pengkaji dan keluarga.
An. R
- Memberi pengetahuan tentang
pengertian pengertian rokok,
kandungan zat pada rokok, bahaya
merokok dan bagaimana serta
dampak yang cara berhenti
merokok dan upaya pecegahannya
- Menyarankan pada Tn. Y untuk
mengurangi frekuensi merokok
- Menyarankan Tn. Y untuk tidak
merokok di dalam rumah

37
3.5 Evaluasi
Tabel 3.10 Evaluasi Asuhan Kebidanan Keluarga
Tanggal Masalah Implementasi
kesehatan
19-01-2017 Kurangnya S : ibu mengatakan dapat mengerti tentang
Pukul 19.00 pengetahuan tentang penjelasan yang diberikan, dan
WIB untuk mengatasi paham tentang cara mengatasi penyakit
penyakit batuk batuk pilek yang diderita oleh anak
pilek yang O: respon ibu baik dan akan memeriksakan
diderita oleh anak ke polindes
anak A : masalah sudah teratasi
P : anjurkan inu untuk selalu menjaga
kesehatan anak dan terus memberikan
asupan gizi seimbang kepada anak
Kurangnya S : ibu dan suami mengatakan dapat
kepedulian Tn. mengerti tentang penjelasan yang
Y terhadap diberikan.
kesehatan An. R O: suami tidak lagi merokok di dalam rumah
A : masalah sudah teratasi
P : ingatkan kembali pada ibu dan suami
tentang bahaya rokok dan pentingnya
menjaga kesehatan

38
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan suatu analisa dari pengkajian yang telah


dilakukan serta dikaitkan dengan teori yang sudah ada, yang akan dilihat
kesesuaian antara kasus yang ada dengan teori yang berkaitan. Dalam bab ini
akan diberikan pembahasan mengenai asuhan kebidanan keluarga yang diberikan
pada keluarga Tn. Y, warga Desa Turirejo Kecamatan Lawang yang bertempat
tinggal di Dusun Simping RT 04 RW 06 pada tanggal 05 Januari sampai dengan
21 Januarai 2017.
Setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga pada keluarga Tn. Y,
ternyata didapatkan masalah keluarga yaitu, kurangnya pengetahuan tentang
mengatasi penyakit batuk pilek pada anak dan kurang pedulinya Tn. Y terhadap
kesehatan An. R karena sering merokok di dalam rumah.
Pada pengkajian ditemukan masalah bahwa An. “Y” mengalami batuk pilek
sejak 7 hari yang lalu. Ibu tidak memberikan obat dan membiarkan anak
berpakaian hanya dengan memeakai kaos dalam. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa terdapat masalah bayi dengan batuk pilek.
Batuk pilek merupakan keluhan umum yang sering ditemukan pada bayi
dan balita. Pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung
yang disebut ingus. Pilek alergi bukan penyakit yang diturunkan.Gejala utama
adalah gejala seperti pilek, batuk sedikit dan kadang-kadang bersin keluar sekret
yang cair dan jernih dari hidung.
Selian itu ibu mengatakan bahwa Tn. Y sering merokok di dalam rumah.
Dalam asuhan yang elah diberikan pada ibu dan suami, petugas bisa mengubah
kebiasaan Tn. Y dalam merokok. Pada kunjungan yang pertama, ibu mengatakan
bahwa Tn. Y sering merokok di dalam rumah, pada kunjungan ketiga petugas
menyarankan agar Tn. Y mengubah kebiasaan merokoknya dengan tidak lagi
merokok di dalam rumah dan mengurangi frekuensi merokoknya. Pada kunjungan
yang keempat petugas berhasil mengubah kebiasaan Tn. Y yang tidak lagi
merokok di dalam rumah.

39
Setelah masalah dalam keluarga ditemukan dilakukan skoring masalah
untuk menentukan prioritas masalah yang akan diselesaikan terlebih dahulu.
Masalah 1 yaitu Kurangnya pengetahuan untuk mengatasi penyakit batuk pilek
yang diderita oleh bayi dengan skoring masalah 4. Masalah 2 yaitu kurangnya
𝟏
kepedulian Tn. Y erhadap kesehatan pada An. R 3𝟔.

Dari masalah yang ditemukan, maka penulis membuat perencanaan untuk


mengatasi masalah keluarga yang diasuh. Kemudian dilakukan pelaksanaan
dengan melakukan kunjungan rumah selama 4 kali untuk memantau hasil asuhan
hingga evaluasi dilakukan.
Dilakukan pelaksanan dengan kunjungan rumah pada tanggal 13 Januari
2017 di rumah Tn. Y dengan memberi pengetahuan. Keluarga Tn. Y telah
mengerti tentang perawatan anak dengan batuk pilek. Kemudian dilakukan
kunjungan rumah pada tanggal 16 Januari 2017dengan memberi pengetahuan
tentang pengertian kesehatan lingkungan, kandungan zat pada rokok, bahaya
merokok dan bagaimana cara merokok yang benar serta dampak asap rokok
terhadap anak..
Setelah dilakukan perencanaan dan pelaksanaan dilakukan evaluasi pada
tanggal 19 Januari 2016 didapatkan bahwa kedua masalah pada keluarga Tn. Y
sudah teratasi. Dengan demikian, pemberian pengetahuan dengan penyuluhan
sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga,
dan harus dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan yang bertanggungjawab
dibidang ini sehingga harapan menjadi bangsa yang sehat dapat tercapai.

40
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Keluarga, maka penulis
menyimpulkan bahwa:
1. Dari pengkajian didapatkan bahwa keluarga Tn. Y termasuk keluarga yang
sederhana meskipun rumah yang ditempati adalah rumah milik orang tua
Ny. S. Dengan penghasilan yang terbilang cukup, semua kebutuhan
keluarga Tn. Y dapat terpenuhi, termasuk biaya untuk periksa kesehatan
dan berobat apabila sakit.
2. Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn. M yaitu kurangnya
pengetahuan tentang mengatasi penyakit batuk pilek pada bayi dan kurang
pedulinya Tn. Y terhadap kesehatan An. R.
3. Dilakukan penyusunan rencana untuk mengatasi masalah keluarga yang
diasuh dalam 4 kali kunjungan rumah.
4. Pada pelaksanaan dilakukan dengan penyuluhan pada keluarga Tn. Y
sesuai dengan masalah yang ada. Pelaksanaan dilakukan dalam 4 kali
kunjungan rumah sesuai dengan perencanaan.
5. Setelah dilakukan pelaksanaan dari masalah yang ada pada keluarga Tn.Y,
dilakukan evaluasi didapatkan bahwa kedua masalah pada keluarga Tn. Y
sudah teratasi.

5.2 Saran
1. Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan
pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar
dapat ditangani.
2. Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada masyarakat pada
umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun
pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi
atau mengingat kembali informasi kesehatan kepada masyarakat dengan
dibantu pihak lain yang bersangkutan.

41
DAFAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta:
Depkes RI

Effendi. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat. EGC: Jakarta.

Marmi. 2015. ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN PRASEKOLAH.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Maryunani. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

42

Anda mungkin juga menyukai