Anda di halaman 1dari 8

Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan

SIFAT KERANGKA KONSEPTUAL


Kerangka konseptual merupakan pedoman dalam penyusunan prinsip atau standar akuntansi.
Kerangka konseptual akuntasi keuangan merupakan sistem koheren dari dasar dan tujuan
terkait yang dapat menciptakan standar yang konsisten yang menjelaskan sifal, fungsi, dan
batasan dari akuntansi keuangan dan statemen keuangan. Adanya Kerangka konseptual akan
mengarahkan penyusunan prinsip atau standar akuntansi yang konsisten. Kerangka
konseptual dapat dianalogikan dengan Undang-Undang Dasar suatu negara yang merupakan
dasar atau pedoman bagi penyusunan peraturan lainnya di negara tersebut. Kebutuhan akan
pengembangan kerangka konseptual didasarkan·pada beberapa alasan berikut, yaitu:
1. Bermanfaat: penentuan standar akuntansi harus dikembangkan/dibangun dan
berkaitan dengan bangunan konsep dan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Masalah-masalah praktik baru dan berisiko tinggi terhadap perkembangan akuntansi
harus secara cepat dipecahkan, dengan melihat kerangka dasar teori yang ada.
3. Kerangka konseptual meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan
kepercayaan terhadap pelaporan keuangan.
4. Kerangka konseptual mendukung komparabilitas statemen keuangan perusahaan-
perusahaan.

PENGEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL


APB Statement No. 4 "Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial
Statements of Business Enterprises, " statemen yang boleh dikatakan paling sukses di antara
statemen-statemen lain yang telah dikeluarkan APBN. Statemen ini menjelaskan tentang
praktik, namun tidak menjelaskan tentang praktik-praktik apa yang seharusnya dilakukan.
Statemen ini memberikan pertanda baik bagi pengembangan kerangka konseptual akuntansi.
Pada tahun 1976, F ASB yang betugas menggantikan fungsi APB mengeluarkan 5 (lima)
Statement of Financial Acounting Concept, yaitu:
1. SFAC No. 1, "Objectives of financial Reporting by Business Enterprises." Statemen
ini menjelaskan tentang tujuan-tujuan dan maksud-maksud akuntansi.
2. SFAC No. 2, "Qualitative Characteristic of Accounting Information." Statemen ini
menjelaskan berbagai karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3. SFAC No. 3, "Elements of Financial Statements of Business Enterprises." Statemen
ini menjelaskan definisi elemen-elemen dan pos-pos statemen keuangan.
4. SFAC No. 5, "Recognition dan Measurement in Financial Statements of Busisness
Enterprises. "Statemen ini menjelaskan kriteriadan pedoman dasarpengakuan
mengenai informasi apa yang harus secara formal dikaitkan dalam statemen keuangan
dan kapan harus disajikan.
5. SFAC No. 6, "Elements of Financial Statements." Statemen ini menggantikan SFAC
No. 3. dan diperluas meliputi organisasi non profit.

KERANGKA KONSEPTUAL STATEMEN KEUANGAN


Kerangka konseptual adalah sistem yang koheren yang menghubungakan tujuan dan dasar
yang dapat mendukung pencapaian standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat,
fungsi, dan batasan akuntansi keuangan dan statemen keuangan. Gambar 2.1 menunjukkan
kerangka konseptual dalam akuntansi. Kerangka konseptual akuntansi dipengaruhi oleh
lingkungan dimana kerangka tersebut dikembangkan. Kerangka konseptual akuntansi
dapatdibagi menjadi tiga level;yaitu: (1) level tujuan dasar, (2) level karakteristik informasi
akuntansi dan definisi elemen statemen keuangan, dan (3) level konsep pengakuan dan
pengukuran
.
TUJUAN UTAMA PELAPORAN KEUANGAN
Tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang (1) bermanfaat dalam
pembuatan keputusan kredit dan investasi oleh pihak yang ingin memahami kegiatan
ekonomik dan bisnis perusahaan, (2) membantu kreditor dan investor yang ada atau yang
potensial, serta pemakai lain dalam menentukanjumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas
di masa yang akan datang, (3) mengenai sumber-sumber ekonomik, tuntutan terhadap sumber
ekonomik, dan perubahan didalamnya. Oleh karena itu tujuan pelaporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu tujuansecara luas adalah menyampaikan informasi
yang bermanfaat bagi investor dan kreditor dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan.
Tujuan secara sempit, yaitu menyampaikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan
kreditor dan investor untuk menaksir penerimaan kas dari investasi, pinjaman kepada
perusahaan. Tujuan yang terakhir, adalah menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk
penentuan prospek aliran kas bagi usaha perusahaan.
Level Pertama
Tujuan Utama

Tujuan Pelaporan
Keuangan

Level kedua:
Konsep Fundamental

Karakteristik Kualitatif lnformasi Akuntansi Elemen Statemen Keuangan

Level Ketiga
Konsep Pengakuan dan Pengukuran

Asumsi p Prinsip Batasan

Gambar 2.1Rerangka Konseptual Akuntansi Keuangan

KONSEP FUNDAMENTAL
Level yang kedua menjelaskan teritang karakteristik kualitatif informasi akuntansi dan
definisi elemen-elemen statemen keuangan. Konsep ini menjembatani niasalali mengapa
akuntansi yang menyangkut tujuan, dan bagaimana akuntansi yang menyanglrut pengakuan
dan pengukuran. Berikut uraian karakterisitik kualitatif informasi alruntansi:
1. Karaktersitik Kualitatif Informasi Akuntansi
a. Pembuat keputusan dan Kepahaman
b. Kualitas utama informasi akuntansi:
1) Relevan
a) nilai prediksi (prediktif value)
b) nilai balikan (feedback value)
c) ketepatan waktu (timelines)
2) Dapat Dipercaya
a) memiliki daya uji (verifiability)
b) tidak memihak (neutrality)
c) disajikan apa adanya (representational faithfulness)
c. Kualitas Kedua:
1. Daya banding (comparability)
2. Konsistensi (consistency)

2. Elemen Utama Statemen Keuangan


 Aktiva - Kewajiban - Kerugian
 Equity - Lnvestasi
 Distribusi - Pendapatan
 Biaya - Keuntungan

PEMBUAT KEPUTUSAN DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI INFORMASI


AKUNTANSI
Pembuat keputusan adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Untuk membuat keputusan dibutuhkan informasi. Informasi akan bermanfaat, jika mampu
menghubungkan pemakai dengan keputusan yang akan diambil. Pemakai informasi memiliki
kemampuan yang berbeda dalam memahami informasi keuangan yang disampaikan
perusahaan, sehingga informasi yang disampaikan adalah informasi yang dapat dipahami
oleh pemakai. Oleh karena itu faktor yang dapat menghubungkan informasi dengan pemakai
informasi dalama pembuatan keputusan adalah kepahaman (understandability) pemakai
terhadap informasi yang disampaikan.
a. Kualitas Utama Informasi Akuntansi
Ada dua kualitas utama agar informasi yang disajikan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan, yaitu relevan (relevance) dan dapat dipercaya (reliability). Lnformasi akuntansi
dikatakan relevan apabila dapat membuat perbedaan dalam suatu keputusan. lnformasi
akuntans.i yang relevan dapat membantu membuat prediksi tentang basil masa lalu, kini dan
masa yang akan datang (predictive value), atau membandingkan atau memperbaiki harapan di
masa yang lalu (feedback value). Se lain itu informasi akuntansi harus disajikan tepat waktu
(timeliness), artinya disajikan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas yang dapat
mempengaruhi keputusan. Dapat dipercaya merupakan kualitas informasi yang memberikan
jaminan bahwa informasi disajikan secara beralasan bebas dari kesalahan dan bias, dan
disajikan apa adanya (faithful representation). Untuk dapat dipercaya informasi akuntansi
harus memiliki daya uji (verifiability), disajikan apa adanya (jaith/ull representation), dan
netral (neutrality). Disajikan apa adanya mengandung makna bahwa terdapat kesesuaian
antara angka, deskripsi, yang dilaporkan dengan kejadian yang sebenamya. Netral artinya
informasi akuntansi yang disajikan tidak memihak baik kepada pembuat statemen, maupun
kepada pemakai statemen keuangan.
b. Kualitas Kedua
Informasi mengenai perusahaan akan lebih bermanfaat, jika dapat diperbandingkan dengan
informasi yang sama tentang perusahaan yang berbeda (comparability) atau membandingkan
informasi yang samadalam periode waktu yang berbeda (consistency). Sebenarnya kedua
kualitas ini bukanlah kualitas informasi yang maknanya sama dengan relevan dan daya uji,
serta tepat waktu.

ELEMEN-ELEMEN DASAR STATEMEN KEUANGAN


Salah satu aspek pen ting dalam pengembangan struktur teori adalah penentuan elemen-
elemen statemen keuangan atau definisi. Ada 10 elemen utama statemen keuangan yaitu:
Aktiva (assets),
yaitu manfaat ekonomik yang mungkin dimiliki atau dikendalikan oleb entitas tertentu di
masa yang akan datang, sebagai basil kejadian atau transaksi masa lalu.
Kewajiban (liabilities),
yaitu manfaat ekonomik yang mungkin dikorbankan di masa yang akan datang yang timbul
dari kewajiban kini suatu entitas untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada
entitas lain, sebagai basil kejadian atau transaksi masa lalu.
Ekuitas (equity),
yaitu kepentingan residu terbadap aktiva suatu entitas yang dihasilkan dari pengurangan.
aktiva dengan kewajiban. Dalam perusahaan ekuiti adalah modal pemilik.
Investasi,
yaitu kenaikan dalam aktiva bersih perusakaaat~rtentu yug dihui&aadtlri trander sesuatu
yang memiliki nilai dari entitas lain kepada perusahaan, untuk mendapatkan atau menaikan
kepentingan kepemilikan.
Distribusi,
yaitu penurunan dalam aktiva bersib suatu perusahaan tertentu yang dihasilkan dari transfer
aktiva, penyerahan jasa, atau terjadinya kewajiban kepada pemilik.
Penghasilan komprehensif,
yaitu perubahan dalam ekuitas (aktiva bersib) suatu entitas selama periode tertentu yang
dihasilkan dari transaksi atau kegiatan dengan pibak bukan pemilik. Item ini meliputi semua
perubahan dalam ekuiti, kecuali yang dibasilkan dari kegiatan investasi atau distribusi dari
dan kepada pemilik.
Pendapatan,
yaitu aliran masuk atau kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban suatu perusahaan (atau
kombinasi keduanya) selama periode tertentu yang timbul disebabkan oleb kegiatan produksi
barang, pengiriman barang, penycrah• jua, atau kegiatan lain yang mcrupakan kegiatan pokok
perusahaan.
Biaya,
yaitu aliran keluar atau penurunan aktiva atau terjadinya kewajiban suatu perusahaan (atau
kombinasi keduanya) selama periode yang timbul disebabkan oleh kegiatan produksi barang,
pengiriman barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan pokok
perusahaan.
Keuntungan,
yaitu kenaikan dalam ekuitas (net assets) dari kegiatan atau transaksi perusahaan yang terjadi
secara insindental atau dari semuakegiatan atau kejadian dan kondisi lain yang
mempengaruhi entitas selama periode waktu tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan
atau investasi oleh pemilik.
Kerugian,
yaitu penurunan dalam ekuitas (net assets) dari kegiatan atau transaksi perusahaan yang
terjadi secara insindental atau dari semua kegiatan atau kejadian dan kondisi lain yang
mempengaruhi entitas selama periode waktu tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan
atau investasi oleh pemilik.

KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


Istilah konsep seringkali dibingungkan dengan istilah lain seperti prinsip, asumsi, batasan.
Kerangka konseptual meliputi keseluruhan baik yang dikelompokan sebagai tujuan, kualitas
informasi, elemen statemen keuangan, maupun konsep pengakuan dan pengukuran yang
terdiri atas, asumsi, prinsip, dan batasan. Berikut uraian setiap istilah tersebut.
1. Asumsi Dasar
Asumsi dasar sangat penting untuk memahami cara data tertentu disajikan dalam statemen
keuangan. Asumsi dasar menjadi dasar struktur akuntansi keuangan. Ada empat asumsi dasar,
yaitu: (a) entitas ekonomik, (b) kesinambungan usaha, (c) unit moneter, dan (d) periodisasi
akuntansi.
Asumsi Entitas Ekonomik (economic entity assumption). Asumsi ini menjelaskan bahwa
kegiatan ekonomik suatu entitas dapat diakumulasi dan dilaporkan berdasarkan suatu asumsi
bahwa suatu entitas terpisah dan dibedakan dari pemiliknya atau unit bisnis yang lain. Entitas
ekonomi tidak mesti sama dengan entitas hukum. Perusahaan induk dan perusahaan anak
masing-masing merupakan entitas hukum tersendiri, tetapi.kegiatan mereka digabungkan
untuk tujuan pelaporan dan akuntansi.
Asumsi Kesinambungan Usaha (going concern assumption). Asumsi ini beranggapan
bahwa usaha perusahaan merupakan usaha yang tidak pernah terputus dan akan berlangsung
dalam jangka waktu yang lama. Diterimanya asumsi ini memberikan kredibilitas atau
kepercayaan terhadap prinsip kos historis. Depresiasi dan amortisasi hanya dapat
dilaksanakan jika asumsi ini ada.
Asumsi Satuan Moneter (monetary unit assumption). Akuntansi didasarkan pada asumsi
bahwa uang merupakan sebutan persamaan yang menghubungkan kegiatan ekonomik, dan
merupakan unit moneter yang memberikan suatu dasar yang tepat bagi pengukuran dan
analisis akuntansi. Faktor yang mendukung penggunaan asumsi ini bahwa unit moneter
merupakan alat yang efektif untuk menunjukkan perubahan kepentingan dalam modal, dan
pertukaran barang dan jasa. Selain itu unit moneter adalah relevan, sederhana, tersedia secara
umum, mudah dipahami, dan bermanfaat.
Asumsi Periodisasi (periodicity assumption). Asumsi ini menganggap bahwa umur suatu
entitas dapat dibagi ke dalam periode waktu yang ditentukan (amficial. Period untuk tujuan
penyajian statemen keuangan kegiatan ekonomik entitas tertentu secara periodik. Oleh karena
itu harus ditentukan hubungan antara kegiatan atau transaksi tertentu dengan period waktu
yang ditentukan secara arbitrasi.
2. Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip dasar merupakan pedoman yang diikuti dalam pengakuan transaksi entitas bisnis.
Prinsip berkaitan secara mendasar dengan bagaimana aktiva, kewajiban, pendapatan, dan
biaya diidentifikasi, diukur, dan dilaporkan. Ada empatprinsip dasar akuntansi, yaitu: (a) kos
historis, (b) pengakuan pendapatan, (c) penandingan, dan (d) pengungkapan penuh.
Prinsip Kos Historis (historical, cost principle). Prinsip ini menjelaskan bahwa kebanyakan
aktiva dan kewajiban perusahaan diakui sebesar kos (harga perolehan). Kos memiliki
keuntungan yang penting dibandingkan dengan penilaian yang lain, sebab kos dapat
dipercaya (reliable), dan objektif.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (revenue recognition principle). Prinsip ini menjadi
Dasar pengakuan pendapatan suatu entitas. Pendapatan diakui apabila, ( 1) direlalisasikan
atau dapat direalisasikan (realized or realizable), (2) telah menjadi hak (earned). Pendapatan
dikatakan direalisasi, jika produk (barang atau jasa), atau aktiva lain ditukarkan diterima
secara tunai atau timbul tuntutan atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasikan, jika
aktiva yang diterima atau dimiliki siap dikonversi menjadi kas atau tuntutan atas kas. Aktiva
siap dikonversi jika dapat dijual atau ditukarkan dalam pasar aktif dengan harga yang
ditentukan tanpa adanya kos tambahan secara signifikan. Sedangkan pendapatan dikatakan
telah menjadi hak (earned) jika suatu entitas telah melaksanakan suatu pekerjaan secara
substansial untuk mengakui manfaat pendapatan. Ada beberapadasar lain pengakuan
pendapatan, yaitu berdasarkan persentase penyelesaian, akhir produksi, dan saat kas diterima.
Prinsip Penandingan (matching principle). Prinsip ini menyebutkan bahwa biaya
(expenses) harus dipertemukan dengan pendapatan (revenue) secara layak selama periode
tertentu. Biaya yang dipertemukan dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode adalah
biaya yang terjadi untuk mendapatkan pendapatan selama periode tertentu.
Prinsip Pengungkapan Penuh (full discl.ousure principle). Prinsip ini mengatur tentang
inforrnasi yang harus dilaporkan sehingga secara signifikan dapat mempengaruhi
pertimbangan tentang keputusan yang akan diambil oleh pemakai informasi. Prinsip ini
mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dilaporkan dalam statemen keuangan
mencerminkan pertimbangan untuk menyeimbangkan berbagai faktor agar dicapai kombinasi
yang terbaik (judgmental trade-oft). Penyeimbangan tersebut dilakukan untuk (1)
mengungkapkan secara cuk:up mendetail sesuatu yang membuat perbedaan kepada pemakai
informasi, (2) kombinasi dan kondensasi atau penyingkatan yang cukup agar informasi
mudah dipahami. Dalam statemen keuangan, akuntan dapat menempatkan pengungkapan
informasi pada salah satu dari tiga tempat berik:ut: (1) dalam tubuh statemen keuangan, (2)
dalam catatan atas statemen keuangan, dan (3) sebagai informasi tambahan (supplementary
information).
3. Batasan
Agar memberikan informasi yang memiliki karakteristik kualitatif sehingga informasi
tersebut bermanfaat, maka perlu mempertimbangkan batasan-batasan berikut: (a) dan (b)
merupakan batasan yang sangat dominan digunakan. Ada empat batasan akuntansi, yaitu: (a)
hubungan antara kos dan manfaat, (b) materialitas, (c) praktik-praktik dalam industri, dan (d)
kensevatif.
Hubungan Kos-Manfaat (Kos-Benefit Relationship). Batasan ini berkaitan dengan
gagasan bahwa manfaat informasi akuntansi hams lebih besar dibandingkan dengan kos
untuk menyiapkan informasi tersebut. Kesulitan yang timbul dalam hal ini adalah baik kos,
khususnya manfaat tidak selalu merupakan kejadian atau dapat diukur.
Materialitas (materiality). Suatu item dikatakan material, apabila item terse but
dicantumkan atau dihilangkan akan mempengaruhi atau mengubah pertimbangan seseorang
secara wajar. Sebaliknya suatu item dikatakan tidak wajar, apabila item tersebut dicantumkan
atau pun dihilangkan tidak akan memepengaruhi pertimbangan atau keputusan seseorang.
Sesuatu yang dicantumkan dala statemen keuangan harus membuat suatu perbedaan, dan
biasanya memiliki ukuran relatif besar dan penting.
Praktik-praktik dalam lndustri. Pertimbangan praktik kadangkala membutuhkan
pemahaman terhadap sifat khas (sesuatu yang menjadi kebiasaan) suatu industri atau bisnis.
Sebagai ilustrasi, gedung dan tanah bagi sebagian perusahaan dilaporkan sebagai aktiva tetap,
dan bagi perusahaan real-estate gedung dilaporkan sebagai sediaan gedung atau tanah. Oleh
karena itu penyajian secara wajar informasi posisi keuangan dan basil operasi untuk industri
tertentu, membutuhkan pemahaman terhadap kebiasaan dari teori akuntansi dasar (basic),
sebaba sifat khas yang dimiliki oleh industri tertentu.
Konservatif (conservatism). Batasan ini diterapkan dalam kondisikeragu-raguan. Jika
terdapat keraguan tentang perlakuan akuntansi yang akan diterapkan, maka akuntan harus
memilih solusi paling akhir, misalnya dalam hal melaporkan aktiva atau laba lebih besar.
Akan tetapi harus diingat bahwa batasan ini hanya digunakan, apabila konsep yang lain tidak
dapat memberikan jalan keluar atau pemecahan terhadap permasalahan tertentu, dengan
perkataan lain hanya digunakan sebagai altematif terakhir, yaitu terdapat keraguan terhadap
perlakuari. yang disediatan oleh konscp yan& lain (when doubt exist).

KERANGKA KONSEPTUAL PRINSIP AKUNTANSI INOONESIA


Kerangka konseptual yang berlak:u di suatu negara tidak mesti selalu sama dengan yang
berlaku di negara lain. Demikian halnya dengan negara Indonesia, diperlukan kerangka
konseptual yang sesuai dengan lingkungan di Indonesia. Kerangka yang diusulkan untuk
diberlakukan di Indonesia. Postulat atau asumsi menunjukkan kondisi lingkungan tempat
diterapkannya akuntansi. Postulat diperlukan agar tujuan pelaporan keuangan disusun sesuai
dengan keadaan di Indonesia. Masalahnya adalah merumuskan kondisi lingkungan agar
bermanfaat unruk mengarahkan penyusunan tujuan pelaporan keuangan. Asumsi yang paling
berpengaruh adalah sistem perekonomian Indonesia. Contoh penggunaan asumsi entitas yang
terpisah dan kesinambungan di Indonesia dan di USA terhadap item bunga dan dividen.
Untuk itu diperlukan postulat lingkungan. Kendala lingkungan yang mempengaruhi tujuan
pelaporan keuangan berasal dari lingkungan ekonomi, hukum, politik, dan sosial. Struktur
pelaporan keuangan perlu ditenrukan dengan memperhatikan standar atau aturan-aturan lain
yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Penyusunan definisi diperlukan agar terdapat
perlakuan yang konsisten terhadap sesuatu yang dimasukkan sebagai elemen tertentu. definisi
ditetapkan setelah elemen-elemen statemen keuangan ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai