Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Semua organisme dalam hidupnya mengalami proses perubahan biologis.
Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh semua organisme yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Berlangsungnya proses perubahan biologis
dipengaruhi oleh tersedianya faktor-faktor pendukung salah satunya cahaya.
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk
hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia
ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat
menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan
untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada
jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh ada pula yang memerlukan
remang-remang untuk pertumbuhannya. Kekurangan cahaya matahari akan
mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya
tergantung jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan
berlangsung dan akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan berwarna
pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga
dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk perpanjangan se-sel tumbuhan.
Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan
tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang biak lebih
lebar, lebih hijau, tampak lebih segar, dan batang kecambah lebih kokoh.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan?
2. Bagaimana pertumbuhan kedelai apabila ditempatkan di tempat yang terkena
sinar dan yang tidak terkena sinar matahari langsung?
3. Bagaimana pertumbuhan kedelai apabila ditempatkan di tempat yang gelap?

1
C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan biji kedelai apabila ditempatkan di tempat
yang terkena sinar dan yang tidak terkena sinar matahari langsung.
3. Untuk mengetahui pertumbuhn kedelai apabila di tempatkan di tempat gelap.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah wawasan tentang pertumbuhan biji kedelai.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa,


dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula).
Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer.
Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini
terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh,
pertambahan tinggi batang dan jumlah daun. Perkembangan adalah proses
terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat
kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung) dan irreversible. Contoh,
munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan. Tahapan Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali
dengan perkecambahan biji.

Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga
dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang
berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol
keluar dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai dan berlangsung
sebelum peristiwa ini muncul. Proses perkecambahan dengan proses fisika, terjadi
ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
Proses Kimia, air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone
giberelin (GA). Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma)
untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim bekerja menghidrolisis cadangan
makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan
molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam
endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh
kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

Macam Perkecambahan Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan,


ada dua tipe perkecambahan, yaitu :

1. Perkecambahan Epigeal Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan


plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas

3
batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji
tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang
kedelai, kapas.
2. Perkecambahan Hipogeal Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon
didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada
epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji
monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya
kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya,


tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :

1) Pertumbuhan Primer Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical


(terdapat pada ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar
dan batang.
2) Pertumbuhan Sekunder Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas
pembelahan mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga
mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral
terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem
menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar
membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan
fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada
tumbuhan dikotil.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan


yaitu Faktor Internal. Faktor Intraseluler/Genetis Gen mengandung factor-faktor sifat
keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk
mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang
merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara
langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan
sintesis-sintesis yang dikendalikan.

4
Faktor internal yang juga mendukung dalam pertumbuhan adalah hormon.
Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu
bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :

a. Auksin Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun
pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung
batang serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Tanaman yang semula
tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul disisi bawah,
menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah
sehingga batang tumbuh membengkok keatas. Aktivitas auksin akan terhambat
oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin
akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan
tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang
lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok
kearah datangnya cahaya.
b. Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c. Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d. Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).
e. Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f. Kalin. Berperan dalam proses organogenesis.
g. Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.

Selain itu, tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Air
b. Suhu
c. Oksigen
d. Cahaya

Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta
sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan.
Bila tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman menjadi kering,kekurangan
nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan

5
terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati. Agar tanaman dapat tumbuh
dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut juga harus ditentukan. Suhu yang
baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C. Semakin tinggi suhu yang ada di lingkungan suatu
tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin rendah kandungan air pada
tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada
suhu yang rendah memacu pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan
tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu sendiri adalah untuk aktivitas enzim serta
kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar
luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan
yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan
penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka
pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam penyerapan
unsur hara dalam tanah.

Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas


cahaya. Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri :
berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit
namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanamana
yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan
mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun
berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Beberapa
proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh cahaya antara lain :
perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang,
gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas.

VARIABEL PERCOBAAN

A. Variabel Bebas  Intensitas cahaya


B. Variabel Kontrol  Biji Kedelai
C. Variabel Terikat  Pertumbuhan biji kedelai

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. Judul Kegiatan : Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kedelai.


B. Tujuan : Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kedelai.
C. Alat : 1) Cawan petri
2) Cutter/silet
3) Spons
4) Penggaris
5) Alat tulis
D. Bahan : 1) Biji kedelai
2) Air
E. Cara Kerja
1. Bersihkan kedelai mengguanakan air bersih.
2. Merendam kedelai menggunakan air bersih selama 24 jam.
3. Menyayat spons menjadi tiga bagian.
4. Meletakkan tiga biji kedelai pada setiap sayatan.
5. Meletakkan spons pada cawan petri dan menambahkan air pada cawan petri
serta memastikan kadar air cukup pada cawan petri.
6. Menempatkan cawan petri pada cahaya redup atau intensitas cahaya yang
kurang.
7. Menunggu kedelai selama satu minggu sampa tumbuhnya daun kepada
kecambah.
F. Indikator Soal
1. Apa pengaruh cahaya terhadap tumbuhan?
2. Apakah terjadi perubahan kotiledon pada awal dan akhir?
3. Sudah tumbuhkan daun atau bagaimana pembentukan daun?
4. Apakah terjadi perubahan warna daun?
5. Apakah terjadi perbedaan panjang pada kecambah? Mengapa?
6. Apakah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?
7. Apakah jenis perkecambahan? Epigeal/hipogeal?

7
8. Apa yang akan terjadi apabilia tumbuhan di letakkan di tempat gelap atau di
tempat terang

G. Hasil Penelitian Kelompok


No Kelompok Gelap Kelompok Terang
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 3,5 23 24,5 - - 2,6 0,5
2 - 3,5 6 10 1,3 - 20,2 0,7
3 2 5 3 16 7,5 7 3,8 0,5
4 - 1,7 3,5 6 5 19 1 0,5
5 3 3,6 3,5 3 5 0,5 0,5 0,7
6 - 9,6 3,5 1 23,3 0,5 6,3 0,8

H. Jawaban

1. Intensitas cahaya matahari menunjukkan pengaruh primer pada fotosintesis,


dan pengaruh sekundernya pada morfogenetik. Pengaruh terhadap
morofogenetik hanya terjadi pada intensitas rendah (Fitter dan Hay, 1991:54).
Pengaruh tanaman dalam kaitannya dengan intensitas cahaya salah satunya
adalah penempatan daun dalam posisi di mana akan diterima intersepsi cahaya
maksimum. Daun yang menerima intensitas maksimal adalah daun yang berada
pada tajuk utama yang terkena sinar matahari (Fitter dan Hay, 1991:54).
Masing-masing tanaman memiliki reaksi yang berbeda terhadap intensitas
cahaya. Byerdasarkan perbedaan reaksi tersebut, tanaman dibedakan menjadi
tanaman C3, C4, CAM. Tanaman C3 adalah tanaman yang hidup baik pada
intensitas cahaya rendah, dan tanaman C4 adalah tanaman yang hidup baik
pada intensitas cahaya tinggi, sedangkan tanaman CAM adalah tanaman yang
hidup didaerah kering. Penelitian yang dilakukan oleh Grime dalam Fitter dan
Hay (1991:55) membuktikan bahwa tanaman yang terbiasa hidup tanpa
naungan seperti Arenaria servillifoliamemperlihatkan kondisi yang tidak dapat
berkembang dan tumbuh jika diberi naungan. Hal tersebut terbukti oleh
habisnya persediaan karbohidat. Lebih lanjut, jika tanaman yang tanpa naungan

8
ternaungi, terdapat beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Masalah yang
dihadapi oleh sebuah daun yang ternaungi adalah untuk mempertahankan suatu
keseimbangan karbon yang positif, dan kerapatan pengaliran di mana keadan
ini tercapai, merupakan titik kompensasi. Dibawah intensitas cahaya yang
rendah terdapat tiga pilihan, yaitu : Pengurangan kecepatan respirasi,
peningkatan luas daun untuk memperoleh permukaan absorbsi cahaya yang
lebih besar; dan peningkatan kecepatan fotosintesis setiap unit energi cahaya
dan luas daun.

2. Biji kedelai yang ditempatkan di tempat gelap terjadi perubahan warna pada
kotiledon yang pada awalnya berwarna kuning terang menjadi kuning pucat
dan tidak terjadi perubahan besar atau kecil. Kotiledon masih menempel pada
kecambah karena kotiledon merupakan sumber energi bagi kecambah. Oleh
karena itu, di tempat gelap warna kotiledon menjadi kuning pucat karena tidak
mendapatkan cahaya dan menyebabkan tanaman tidak bisa berfotosintesis.

3. Pada biji kedelai yang ditempatkan di tempat gelap daunnya sudah tumbuh.
4. Warna daun pada kecambah yangditempatkan di tempat gelap berwarna kuning
pucat.
5. Perbedaan panjang pada kecambah terjadi karena tergantung oleh penyerapan
air yang dilakukan oleh beberapa kecambah. Semakin banyak kecambah
mendapatkan air maka semakin panjang kecambah yang akan tumbuh dan
sebaliknya.
6. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan di tempat gelap.
Faktor Internal
 Gen
Setiap jenis tumbuhan memba gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti
berbatang tinggi atau bebatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen
“baik” oleh lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan
yang baik.
 Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan.

9
Auksin : untuk membantu perpanjangan sel
Giberalin : untuk pemanjangan dan pembelahan sel
Sitokinin : untuk menggiatkan pembelahan sel
Etilen : untuk mempercepat buah menjadi mantang
Asam traumalin : merangsang pembelahan sel di bagian tumbuhan yang
luka
Kalin : merangsang pembentukan organ tumbuhan sbb:
Rizokalin : untuk pembentukan akar
Aulokalin : untuk pembentukan batang
Filokalin : untuk pembentukan daun
Autokalin : untuk pembentukan bunga

Faktor Internal

Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat penting bagi tumbuhan karena
berperan melakukan berbagai fungsi yaitu sebagai pelarut universal, menentukan
laju fotosintesis, membantu proses perkecambahan biji, sebagai medium
berbagai reaksi enzimatis, dan mengangkut unsur hara maupun hasil fotosintesis.
Kelembapan
kelembapan udara yang rendah dapat meningkatkan laju transpirasi sehingga
penyerapan air dan unsur hara meningkat. Keadaan ini memacu pertumbuhan
tanaman. Tanah dengan kelembapan yang cukup dapat meningkatkan
penyerapan air sehingga mampu mempercepat pertumbuhan tanaman dan
membantu perkecambahan biji.
Suhu
Pada umumnya tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik, yang disebut suhu optimum. Suhu yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah akan menghambat proses-proses tersebut. Suhu optimum
bagi tumbuhan berkisar antara 10˚ C-38˚ C. Suhu berpengaruh terhadap proses
fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi.
oksigen

10
oksigen diperlukan untuk proses respirasi untuk proses respirasi aerob. Melalui
proses tersebut, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk pertumbuhannya.
Tumbuhan yang mengalami kematian.

7. Jenis perkecambahan sesuai dengan hasil kegiatan praktikum adalah epigeal.


Secara sederhana, proses perkecambahan epigeal adalah sebuah proses
perkecambahan dimana pertumbuhan hipokotil dari biji tersebut memanjang
yang membuat kotiledon dan juga plumula dari biji tersebut terangkat ke
permukaan tanah. Sehingga posisi kotiledon atau keping biji berada di atas
tanah. Proses perkecambahan ini biasanya terjadi pada tumbuhan-tumbuhan
berjenis dikotil. Salah satu tumbuhan yang memiliki proses perkecambahan
epigeal adalah kacang hijau dan jarak.

8. Perbedaan antara pertumbuhan pada kecambah yang diitempatkan di tempat


gelap dan terang yaitu tumbuhan yang ditempatkan di tempat gelap akan
berwarna lebih pucat daripada tumbuhan yang ditempatkan di tempat terang.
Tumbuhan yang ditempatkan di tempat gelap juga lebih cepat tumbuh daripada
tumbuhan yang di tempat yang gelap. Hal itu disebut dengan etiolasi. Etiolasi
adalah pertumbuhan dari tanaman yang begitu cepat ketika tanaman tersebut
diletakkan di tempat yang gelap atau tempat-tempat yang kekurangan cahaya
matahari. Ada beberapa ciri-ciri yang dapat menandakan bahwa suatu tanaman
mengalami etiolasi, di antaranya :

a. Batang tanaman tersebut terlihat lebih panjang akibat kandungan air yang
melimpah dalam tanaman tersebut, akan tetapi batang tersebut tidak kokoh
(batang terlihat kurus).
b. Tanamah terlihat lemah dan berwarna pucat.
c. Memiliki daun yang kecil-kecil, tipis, dan berwarna pucat, kondisi ini
dikarenakan kandungan klorofil yang terlalu sedikit.
d. Memiliki akar yang kurang lebat.

Penyebab Etiolasi

11
Pada tubuh tanaman terdapat suatu hormon yang berperan penting bagi
pertumbuhan tanaman tersebut yang dikenal dengan nama auksin. Hormon
auksin umumnya ditemukan pada ujung batang, akar, serta pembentukan
bunga. Hormon auksin melakukan difusi ke berbagai sel pada tanaman yang
untuk selanjutnya akan disalurkan dari ujung atas tanaman ke bagian bawah
tanaman melalui jaringan pembuluh. Kaitan hormon ini dengan pertumbuhan
tanaman adalah auksin bertindak sebagai pengatur terjadinya pembesaran sel
serta sebagai pemicu terjadinya pemanjangan sel di bagian belakang jaringan
meristem ujung. Fungsi hormon auksin adalah untuk membantu mempercepat
proses pertumbuhan tanaman, baik itu pertumbuhan akar maupun batang
tanaman. Selain itu, hormon auksin juga membantu mempercepat proses
perkecambahan, proses pembelahan sel, pemasakan buah, serta membantu
mengurangi jumlah biji dalam buah.
Akan tetapi, hormon auksin memiliki sifat yang peka terhadap
cahaya. Artinya, ketika terkena paparan cahaya (sinar matahari), kinerja
hormon ini bisa mengalami hambatan, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi
lambat. Sedangkan ketika tidak ada sinar matahari (cahaya) hormon auksin
akan bekerja dengan aktif, di mana hormon tersebut akan merangsang pompa
proton yang terdapat pada dinding sel guna meningkatkan keasaman dinding
sel serta mengaktifkan enzim ekspansin, yaitu enzim yang memecah ikatan
kimia di dinding sel, sehingga dinding sel melemah dan sel mampu
berkembang menjadi lebih besar. Jadi dengan demikian bisa diketahui bahwa
hormon auksin merupakan pengendali dari proses terjadinya etiolasi. (baca
: fungsi cahaya matahari bagi tumbuhan)

Gejala Etiolasi
Di dalam proses pertumbuhannya, tanaman cenderung tumbuh mengikuti
arah sinar matahari atau sumber cahaya. Itu artinya keberadaan sinar matahari
sangat berpengaruh terhadap terjadinya proses ini. Ketika sebuah tanaman
ditempatkan di tempat yang di dalamnya tidak terdapat cahaya matahari,
hormon auksin yang ada dalam dirinya bisa lebih aktif dalam proses
pertumbuhannya, sehingga tanaman tersebut tumbuh secara abnormal (terus

12
memanjang) hingga ujung tanaman tersebut akhirnya dapat memperoleh
cahaya yang cukup guna menghambat produksi auksin dalam dirinya. Akan
tetapi dalam kebanyakan kasus, pertumbuhan tanaman yang terlalu cepat
tersebut tidak diimbangi oleh pertumbuhan klorofil (zat hijau daun) sehingga
akibatnya bisa menyebabkan tanaman tersebut memiliki warna hijau pucat.
Etiolasi ditandai oleh beberapa gejala, seperti :
1) Tumbuhan mengalami pertambahan panjang atau tinggi dengan cukup
pesat.
2) Dinding sel yang terdapat pada batang dan juga daun tanaman menjadi
melemah. (baca : fungsi dinding sel pada tumbuhan).
3) Di antara ruas yang satu dengan lainnya pada tanaman yang mengalami
etiolasi memiliki jarak yang lebih panjang.
4) Terjadinya klorosis, yaitu warna daun yang pucat sebagai akibat
kurangnya kandungan klorofil dalam tanaman tersebut.

Akibat Etiolasi
Ketersediaan cahaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi
terjadinya etiolasi, di mana tanaman yang hidup di tempat-tempat yang minim
atau tidak ada cahaya akan membuat hormon auksin dalam tanaman tersebut
menjadi aktif, sehingga menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang abnormal
pada tanaman. Pada bagian tanaman yang tidak dapat terkena sinar matahari,
maka tanaman tersebut akan menghasilkan hormon auksin dalam jumlah yang
banyak yang dapat menyebabkan sel-sel dalam tanaman tersebut memanjang
dengan lebih cepat. Lalu apa dampak yang bisa ditimbulkan dari kondisi
tersebut?

1. Terganggunya proses fotosintesis

Mungkin ada sebagian kalangan yang berpendapat bahwa etiolasi


justru merupakan kondisi yang menguntungkan, karena tanaman bisa
berkembang dengan lebih cepat. Akan tetapi, pendapat seperti itu adalah
salah. Pertumbuhan tanaman yang baik belum tentu diikuti oleh
perkembangan tanaman yang baik. Tanaman yang mengalami etiolasi

13
justru tidak dapat melakukan fotosintesis dengan sempurna. Kita tahu
bahwa fotosintesis merupakan proses biokimia yang dilakukan oleh
tanaman, terutama tanaman berklorofil untuk membentuk zat makanan
guna menghasilkan energi, dan bahan utama dalam proses
fotosintesis tersebut adalah cahaya matahari. Ketika tanaman tidak dapat
berfotosintesis dengan sempurna, maka itu artinya perkembangan
tanaman tersebut tidaklah baik karena proses pembentukan zat makanan
bagi dirinya terganggu.

2. Menyebabkan terjadinya etioplas

Selain ketersediaan cahaya matahari, hal lain yang berperan


dalam proses fotosintesis tanaman adalah adanya kloroplas yang di
dalamnya terkandung zat hijau daun (klorofil). Fungsi dari kloroplas
sendiri adalah untuk mengkonversikan sinar matahari, air, serta
karbondioksida menjadi makanan bagi tanaman tersebut. Dalam kasus
etiolasi di mana tanaman tidak mendapatkan sinar matahari, maka tentu
saja kondisi tersebut juga berpengaruh pada kloroplas. Kloroplas yang
tidak mendapatkan sinar matahari ini dinamakan sebagai
etioplas. Ketika sebuah tanaman memiliki kadar etioplas yang tinggi,
maka hal itu bisa berakibat daun-daun pada tanaman tersebut menjadi
berwarna kuning.

3. Tanaman terlihat lebih kecil (kurus)

Tidak hanya itu saja, Meskipun etiolasi membuat pertumbuhan


tanaman menjadi lebih cepat, akan tetapi dampak negative yang bisa
ditimbulkan dari kondisi tersebut adalah kurangnya pasokan energi yang
dihasilkan oleh proses fotosintesis di semua bagian tanaman tersebut. Ini
akan dapat mengakibatkan perkembangan batang, bagian bagian akar,
maupun bagian tanaman lainnya menjadi lebih kecil, sehingga tanaman
tersebut tampak kurus.

14

Anda mungkin juga menyukai