PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebabkan jantung harus bekerja lebih dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui
pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik
merupakan bunyi aliran darah arteri ketika otot jantung berelaksai (Guyton dan Hall, 2006).
Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100-140 mmHg dan
diastolik 60-90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila tekanan darah terus-menerus berada
Hipertensi merupakan penyakit yang sampai sekarang menjadi penyakit yang banyak
dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia dan juga negara-negara maju . Hipertensi tidak
hanya menyerang orang lanjut usia namun juga usia produktif (Dhianingtias dan Hendarti,
2006). Hipertensi juga disebut the silent killer. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya suatu
gejala apapun, sehingga pasien tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi. Hipertensi jelas
merusak organ tubuh, hingga penderita akan mengalami komplikasi kerusakan jantung, ginjal
otak, mata, organ lain hingga kematian (Park L, Ong, K, L et al, 2007).
Menurut WHO (2015) tercatat ada satu miliar orang di dunia menderita hipertensi
dan dua pertiga di antaranya berada dinegara berkembang yang berpenghasilan rendah -
sedang, bila tidak di lakukan tindakan yang tepat, jumlah ini akan terus meningkat.
Diprediksi angka hipertensi pada tahun 2025 sebanyak 29% atau 1,6 miliar orang diseluruh
termasuk penyakit dengan jumlah kasus terbanyak pada pasien rawat jalan yaitu 80.615
dangan CFR (Case Fatality Rate ) sebesar 4,81% atau dengan kata lain sebagian besar
adalah sebesar 26,5% dan cukupan diagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan
1
Saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi diseluruh dunia, dan 3 juta diantaranya
meninggal dunia setiap tahunnya (JNC, 2003). Pada tahun 2020, diperkirakan penderita
hipertensi akan mencapai 1.5 milyar orang (Johnson, 2004). Adanya triangle transisi paralel
yaitu epidemiologi, demografi dan teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan
terjadinya perubahan pola penyakit yakni dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular
kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan yaitu sekitar 52 persen dibanding laki-laki
berdasarkan hasil Riskesdas pada tahun 2018 sebesar 28%, meskipun secara angka terlihat
adanya penurunan prevalensi hipertensi di Sulut bila dibandingkan pada tahun 2007 sebesar
31%, tetapi tetap saja hipertensi menjadi masalah kesehatan yang sangat serius yang
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data
WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008,
sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular.
Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan
gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi
dan peningkatan usia harapan hidup (Buletin Penyakit Tidak Menular, Kemenkes, 2012).
Sedangkan menurut laporan WHO tahun 2014, PTM menyebabkan kematian pada 40 juta
orang setiap tahunnya, setara dengan 70% dari seluruh jumlah kematian secara global
(WHO, 2014).
Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius adalah
es. Prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Kondisi patologis ini jika
tidak mendapatkan penanganan secara cepat dan secara dini maka akan memperberat risiko
2
Berdasarkan laporan WHO tahun 2018, hipertensi bertanggung jawab atas sekitar
45% kematian akibat jantung iskemik dan 51% kematian akibat stroke. Pada tahun 2015,
kematian yang disebabkan oleh jantung iskemik dan stroke meningkat menjadi 54% (dari
56.4 juta kematian di dunia). Berdasarkan data WHO pada tahun 2017 terdapat sekitar 600
juta penderita hipertensi di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah Afrika yaitu
merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan
(Infodatin Hipertensi, 2014). Riskesdas pada tahun 2013 mencatat prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar 25,8 %, dengan prevalensi tertinggi terdapat di Bangka Belitung (30,9%),
diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%).
Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol.
Faktor yang tidak dapat dikontrol meliputi umur, jenis kelamin, suku, stres, dan faktor
genetik sedangkan faktor yang dapat dikontrol antara lain konsumsi garam, kebiasaan
olahraga, kebiasaan merokok dan obesitas (Susalit, 2007), Faktor dapat dikontrol seperti
mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan kejadian hipertensi karena konsumsi garam
kurang dari 3 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 3,5 mmHg dan diastolik
Merokok merusak lapisan endotel pembuluh darah karena kandungan nikotin dan
menimbulkan efek tekanan darah meningkat. Hal ini menjalaskan kebiasaan merokok dapat
hipertesi, hal ini dikarenakan saat olah raga detak jantung serta pernafasan meningkat, tubuh
akan menghasilkan senyawa beta endorphin yang menyebabkan rasa tenang, sehingga
tekanan darah juga menjadi terkendali (Mahan,2004). Obesitas dapat diminimalkan dengan
olah raga yang teratur, Seseorang obesitas mempunyai daya pompa jantung dan sirkulasi
volume darah lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang mempunyai berat badan normal,
3
sehingga mereka mempunyai risiko terkena hipertensi dua hingga enam kali lebih tinggi
Berdasarkan laporan data pasien hipertensi di rawat jalan RS. Prof. Dr. Tabrani pada
tahun 2019 didapati pasien sebanyak pasien hipertensi sebanyak 900 pasien pada bulan Juni
– Agustus dengan rata-rata perbulan 300 orang perbulan. Berdasarkan uraian latar belakang
di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor resiko terjadinya hipertensi di rawat
Hipertensi merupakan penyakit yang sampai sekarang menjadi penyakit yang banyak
dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia dan juga negara-negara maju . Hipertensi
tidak hanya menyerang orang lanjut usia namun juga usia produktif (Dhianingtias dan
Hendarti, 2006). Hipertensi juga disebut the silent killer. Hal tersebut disebabkan oleh tidak
adanya suatu gejala apapun, sehingga pasien tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi.
Hipertensi jelas merusak organ tubuh, hingga penderita akan mengalami komplikasi
kerusakan jantung, ginjal otak, mata, organ lain hingga kematian (Park L, Ong, K, L et al,
2007).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini
adalah “Belum diketahui faktor resiko terjadinya hipertensi rawat jalan di RS Pof Dr
Tabrani.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk faktor resiko terjadinya hipertensi rawat jalan di RS
Pof Dr Tabrani.
2. Tujuan Khusus
4
olahraga, kebiasaan merokok, dan status gizi di RS.Pof.Dr.Tabrani.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pembaca
ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai referensi bagi pembaca yang ingin
hipertensi, agar dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi faktor
3. Bagi responden
Memberikan informasi bagi pasien yang menderita hipertensi tentang upaya yang
4. Bagi penulis
Memberikan wawasan mengenai hipertensi dan sebagai salah satu syarat dalam
1. Lingkup waktu
2. Lingkup tempat.
5
F. Penelitian Terkait
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan kohort. Teknik
sampling pada 108 sampling pasien yang menderita hipertensi. Persamaan dengan
penelitian Lyalomhe (2010) adalah pengumpulan data dengan mengunakan kuesioner dan
adalah tempat penelitian, pengumpulan data dengan wawancara mendalam dengan hasil
22(20%) responden lebih banyak berfikir dan khawatir saat 57 (53%) mengklaim bahwa
hipertensi disebabkan karena semangat yang buruk, 32 (30%) meyakin bahwa hipertensi
2. Malara, Bidjuni & South (2014) judul penelitian Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya hidup dengan hipertensi. Metode penelitian
dengan cross sectional, teknik sempling dengan purposive sampling. Hasil penelitian ada
hubungan dengan aktifitas fifik stres dangan kejadin hipertensi. Persamaan penelitian sama-
sama meneliti gaya hidup pasien hipertensi. Perbedaan penelitian Malara (2014) adalah
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Telaah Pustaka
1. Definisi Hipertensi
menyatakan bahwa hipertensi adalah penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan
darah sistolik maupun diastolik yang naik di atas tekanan darah normal. Tekanan darah
sistolik (angka atas) adalah tekanan puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi
Tekanan darah sistolik dicatat apabila terdengar bunyi pertama pada alat
pengukur tekanan darah. Tekanan darah diastolik (angka bawah) diambil ketika tekanan
jatuh ke titik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali. Tekanan darah
diastolik dicatat apabila bunyi tidak terdengar. Hipertensi adalah keadaan peningkatan
tekanan darah yang akan memberi gejala lanjut ke suatu organ target seperti stroke
(untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertropi
ventrikel kiri / left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di
otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang membawa
Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua
kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
dan terus menerus tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak
merupakan salah satu penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan mempunyai tingkat
mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas
seseorang. Hipertensi (tekanan darah tinggi) berarti meningkatnya tekanan darah secara
7
tidak wajar dan terus menerus karena rusaknya salah satu atau beberapa faktor yang
Sedangkan menurut Agoes, Azwar dkk, (2009) hipertensi atau penyakit “darah
tinggi”, merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik
secara lambat atau mendadak (akut). Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab
utama terjadinya cacat fisik atau kematian akibat stroke, serangan jantung, kegagalan
fungsi jantung, dan gagal ginjal (Sheps, S.G, 2005). Hipertensi atau tekanan darah
tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri
secara terus menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi menambah beban kerja
jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan,
penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital
2. Jenis hipertensi
esensial merupakan salah satu faktor risiko penting untuk terjadinya penyakit
etiologi kesakitan dan kematian yang cukup banyak dalam masyarakat. Bila dilihat
kurang lebih 90-95% dan lainnya adalah kasus hipertensi sekunder. Menurut
Rinawang (2011) yang dikutip Masriadi (2016), hipertensi esensial adalah penyakit
multifaktoral yang timbul terutama karena interaksi antara faktor risiko tertentu.
Faktor utama yang berperan dalam patofisiologi hipertensi adalah interaksi faktor
8
gentik dan faktor lingkungan. Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat dikontrol.
dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes, dan kelainan
sistem saraf pusat. Menurut Masriadi (2016) yang mengutip pendapat Sunardi
(2000) menyatakan bahwa hipertensi yang disebabkan kelainan organ tubuh lain
pembuluh darah dan sebagainya, yang memerlukan pemeriksaan khusus agar dapat
ditentukan penyebabnya.
3. Gejala Hipertensi
Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah. Biasanya penyakit ini
lesu, pusing, pandangan kabur, muka yang terasa panas atau telinga mendenging
terdapat keringat berlebihan. Peningkatan frekuensi denyut jantung, rasa cemas yang
hebat, dan penurunan berat badan. Sebaliknya pada sindrom Cushing, terjadi
pertambahan berat badan, lesu, pertumbuhan rambut abnormal di tubuh, dan pada
9
gejala berupa lesu, peningkatan berkemih, konstipasi atau pembentukan batu ginjal
antaranya: Pusing, mudah marah, sukar tidur, telinga berdengung, sesak nafas, rasa
berat di tengkuk, rasa mudah lelah, mata berkunang - kunang. Gejala lain akibat
payah jantung dan gejala akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa
Menurut Palmer (2007), bila tekananan darah tidak terkontrol dan menjadi sangat
tinggi, (keadaan ini disebut hipertensi berat atau hiertensi maligna), maka mungkin
akan timbul gejala seperti pusing, pandangan kabur, sakit kepala kebingungan,
4. Komplikasi Hipetensi
kekuatan berlebihan pada dinding arteri dapat sangat membahayakan banyak organ-
organ vital pada tubuh. Umumnya, semakin tinggi tekanan darah atau semakin tak
Menurut Susalit (2001) yang dikutip Masriadi (2016) tekanan darah tinggi
dalam jangka panjang waktu lama akan merusak endhotel arteri dan mempercepat
arterioklorosis. Bila penderita memiliki faktor risiko kardiovaskuler lain, maka akan
peningkatan risiko bermakna untuk penyakit jantung koroner, stroke, penyakit arteri
perifer dan gagal jantung. Sedangkan Suhardjono (2006) dalam Masriadi (2016)
menyatakan hipertensi yang tidak dapat diobati akan mempengaruhi semua sistim
organ dan akhirnya akan memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.
10
a. Gagal jantung.
Gagal jantung adalah istilah untuk suatu keadaan di mana secara progresif
jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien. Jika
fungsinya semakin buruk, maka akan timbul tekanan balik dalam sistem sirkulasi
yang menyebabkan kebocoran cairan dari kapiler terkecil paru. Hal ini akan
menimbulkan sesak napas dan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
2010).
b. Ginjal
Ginjal bertugas menyaring zat sisa dari darah dan menjaga keseimbangan
cairan dan kadar garam dalam tubuh. Gagal ginjal timbul bila kemampuan ginjal
dalam membuang zat sisa dan kelebihan air berkurang. Kondisi ini cenderung
bertambah buruk setiap tahunnya. Penyakit gagal ginjal kronik biasanya berakhir
pada keadaan yang disebut gagal ginjal stadium terminal. Keadaan ini bersifat
fatal kecuali bila penderitanya menjalani dialisis (fungsi ginjal dalam menyaring
darah digantikan oleh mesin) atau transplantasi ginjal. Ginjal secara intrinsik
berperan dalam pengaturan tekanan darah, dan inilah sebabnya mengapa tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan penyaakit ginjal dan demikian pula sebaliknya
c. Otak
akibat pendarahan tekanan darah tinggi di otak, akibat emboli yang terlepas dari
pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada
11
dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri
Hipertensi adalah suatu faktor risiko penting untuk infark dan perdarahan
otak. Sekitar 85% stroke disebabkan oleh infark dan sisanya disebabkan
Pada orang berusia >65 tahun, insiden stroke meningat progresif seiring dengan
peningkatan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik (Jameson, J.Larry dan
d. Mata
halus di dalam mata. Di dalam kasus-kasus yang berat, hal ini bahkan dapat
darah serta cairan (lain) ke jaringan disekitarnya. Pada kasus-kasus berat, syaraf
Sheldon 2005).
sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata yang sensitif
terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular retina. Penyakit ini
12
5. Faktor resiko terjadinya hipertensi
a. Usia
Tekanan darah tinggi sangat sering terjadi pada orang berusia lebih dari
bertambahnya usia. (Palmer dkk, 2007). Akibat pertambahan umur dan proses
dkk, 2010). Lima puluh enam persen pria dan 52% wanita yang berusia lebih dari
b. Jenis kelamin
Di kalangan orang dewasa muda dan setengah baya, para pria lebih
wanita telah mencapai menopause, tekanan darah tinggi menjadi lebih umum
c. Riwayat keluarga
meninggi merupakan faktor risiko paling kuat bagi seseorang untuk mengidap
menunjukkan bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan
darah orangtuanya bila mereka memiliki hubungan darah (Palmer dkk, 2007).
seorang dari orangtua mengidap tekakan darah tinggi, maka akan seseorang akan
mempunyai peluang sebesar kira-kira 25% untuk mewarisinya. Jika ibu maupun
ayah mempunyai tekanan darah tinggi, maka peluang untuk tekena penyakit ini
13
d. Kebiasaan olahraga
cepat dan otot jantung juga harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi.
Semakin keras dan sering jantung memompa, semakin besar pula kekuatan yang
mendesak arteri (S.G, Sheldon 2005). Orang yang bergaya hidup tidak aktif akan
lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur
tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan , tetapi juga dapat menurunan
tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah adalah berjalan
e. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap
melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok
risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri (Depkes, 2006). Derajat berat
didapat dari hasil perkalian antara jumlah batang rokok rata-rata yang dihisap
dalam sehari dikalikan lama merokok dalam tahun. Klasifikasi berat merokok
Ringan : 0-199
Sedang : 200-599
Berat : 600
tekanan darah sistolik yang naik sekitar 10 mmHg dan tekanan darah diastolik
naik sekitar 8 mmHg. Kenaikan tekanan darah itu terjadi saat sedang merokok
14
dan sesaat setelah merokok selesai. Tekanan darah akan tetap pada ketinggian
Namun pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi
merokok, status merokok dapat dibagi menjadi never smoker dan ever smoker.
Never smoker adalah orang yang selama hidupnya tidak pernah merokok (Indeks
Brinkman 0). Ever smoker adalah seseorang yang mempunyai riwayat merokok
sedikitnya satu batang tiap hari selama sekurang-kurangnya satu tahun baik yang
f. Status gizi
lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan
munculnya berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah. Disebut obesitas apabila
melebihi Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT).
BMI untuk orang Indonesia adalah 25. BMI ini menggambarkan jumlah
lemak dalam tubuh. BMI memberikan gambaran tentang risiko kesehatan yang
berhubungan dengan berat badan. Body Mass Indeks (BMI) dapat diketahui dengan
Secara umum, populasi kita cenderung semakin kelebihan berat badan. Hal
ini merupakan hal yang tidak sehat karena berbagai macam alasan. Berkaitan dengan
tekanan darah, secara umum semakin tinggi berat badan, semakin tinggi pula tekanan
darah (Palmer dkk, 2007). Semakin besar massa tubuh yang dimiliki, semakin
15
banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi kepada jaringan
tubuh. Itu bearti bahwa volume darah yang diedarkan melalui pembuluh darah
Sheldon 2005).
B. Kerangka Teori
Dari tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas, menyatakan bahwa faktor resiko
C. Kerangka konsep
seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang
dianggap penting untuk masalah yang akan diteliti (Hidayat, 2011) Kerangka konsep
16
Skema 2.2
Kerangka Konsep
1. Genetik
2. Kebiasaan
olahraga
3. Kebiasaan
merokok
4. Status gizi
Faktor resiko
terjadinya
hipertensi:
: Yang di teliti
17
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Ditinjau dari tujuan yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian
menyelidiki keadaan, tempat, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang
hasilnya dipaparkan dalam laporan penelitian (Arikunto, 2007) kuantiatif adalah data
ini mendeskripsikan tentang faktor resiko terjadinya hipertensi rawat jalan di RS Pof Dr
Tabrani.
1. Lokasi penelitian
yang akan dilakukan oleh Peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Lokasi
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian merupakan rancangan tentang waktu yang akan dilakukan oleh
generalisasi yang terdiri dari subyek maupun obyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan (Hasdianah, dkk, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien
hipertensi yang berada di rawat jalan RS. Pof. Dr. Tabrani yaitu periode bulan Juni -
18
D. Besar Sampel Penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian. Sampel adalah objek yang diteliti dan
dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel pada penelitian ini adalah
E. Teknik Sampling
agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian
Sampling yaitu setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau
tidak terpilih menjadi sampel (Nursalam, 2013), Metode pengambilan sampel yang
yang kebetulan ada (Sugiyono, 2011). Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan,
maka penentuan sampel yang dikehendaki harus sesuai dengan kriteria tertentu yang
Kriteria inklusi
Adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau
yang akan diteliti (Nursalam, 2013). Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
a) Pasien lama yang mengalami hipertensi dan tercatat dalam catatan medik di RS. Pof.
Adapun besar sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus slovin
19
N
n=
1 1 + N (d²)
916
=175 (0,1)2
=239 916
1+9,16
n = 90,2
n = 90
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
1. Variabel penelitian
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan
merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau
ditemukan tingkatannya (Setiadi, 2013). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
faktor resiko terjadinya hipertensi di rawat jalan RS Prof DR Tabrani yaitu faktor
2. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah penjelasan semua variabel atau istilah yang akan
20
Tabel 2 Definisi Operasional
a. Jenis data
1) Data Primer
Data Primer adalah data yang dihimpun langsung oleh peneliti. Data primer
pada peneliti ini adalah semua data yang diperoleh langsung oleh responden.
21
2) Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak kedua, pada
penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah data yang diperoleh dari rekam
medis.
H. Pengolahan Data
Yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah di dapat periksa daftar pertanyaan
komputer
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah
I. Analisa Data
Setelah data terkumpul, dilakukan analisa data yang dimulai dari tahap persiapan
yaitu mengecek kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa
setiap pertanyaan pada kuesioner telah dijawab oleh responden. Selanjutnya data diolah
1. Analisa univariat
Analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis
ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang meliputi distribusi
22
frekuensi umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, genetik, kebiasaan olahraga,
kebiasaan merokok, dan status gizi yang ditampilkan dalam bentuk nilai distribusi
dan frekuensi. Untuk menganalisa faktor resiko terjadinya hipertensi di rawat jalan
P = x/n x 100%
Keterangan :
P = Presentase
J. Etika Penelitian
sebagai berikut:
2. Kerahasiaan
Kerahasiaan responden akan dijamin oleh peneliti, hanya beberapa informasi atau
3. Prinsip Manfaat
Prinsip ini bertujuan bahwa semua bentuk penelitian yang dilakukan dapat
manusia dan tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi. Selain itu, Penelitian
yang dihasilkan dapat bermanfaat dan dapat mempertimbangkan antara resiko dan
23
4. Prinsip Menghormati Manusia
Prinsip ini bertujuan untuk menghormati setiap hak manusia, karena manusia
merupakan makhluk yang mulia dan berhak menentukan pilihan antara mau atau
24