Sumur resapan merupakan suatu upaya untuk meresapkan air hujan dalam rangka
menambah cadangan air tanah. hal ini mengingat persediaan air di negara ini sudah sangat
menipis, ditambah lagi dengan masalah air lainnya seperti kelebihan air di saat musim hujan
yang mengakibatkan masalah banjir dan musim kemarau sering kekurangan air, sehingga
seluruh masyarakat harus segera mungkin menyadari dan menyelamatkan air. Sumur resapan
dapat berfungsi untuk mencegah penurunan tanah, mengurangi genangan banjir dan aliran air
di permukaan tanah, mengurangi meluasnya penyusupan/instrusi laut ke arah daratan,
menambah potensi air tanah. Sumur resapan merupakan sistem resapan buatan, yang dapat
menampung air hujan akibat dari adanya penutupan tanah oleh bangunan berupa lantai
bangunan maupun dari halaman yang di-plester. Selain itu, sumur resapan berfungsi untuk
menampung, menyimpan dan menambah cadangan air tanah serta dapat mengurangi limpasan
air hujan ke saluran pembuangan dan badan air lainnya sehingga dapat dimanfaatkan pada
musim kemarau dan sekaligus mengurangi timbulnya banjir.
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air yang
dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di atas
permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah:
1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun ijuk
(kosong)
2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk
3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur diisi
dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur
5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur).
Alternatif menerapkan teknologi sumur resapan yang ramah lingkungan,
melalui ”penetapan luas permukaan sumur resapan per hektar”, dengan pertimbangan: (a)
kriteria daerah resapan, dan (b) besaran suplai air kedalam tanah, atas dasar luasan sumur
resapan per hektar, menurut kriteria daerah resapan. Hal ini mengingat bahwa daerah resapan,
dipengaruhi oleh besaran curah hujan, kedalaman efektif tanah, porositas dan premabilitas
tanah, kemampuan infiltrasi air kedalam tanah, perbedaan muka air tanah pada musim hujan
dan kemarau. Sedangkan besaran suplai air, diperhitungkan atas dasar: kemampuan tubuh
tanah dalam meresapkan air kedalam tanah (perkolasi), intensitas pemanfaatan ruang (ratio
luas lantai bangunan dengan ruang terbuka hijau), pemanfaatan air tanah dangkal, dan (d)
tingkat kepedulian masyarakat terhadap sumber daya air tanah dangkal.Untuk menetapan luas
sumur resapan, atas dasar kriteria daerah resapan dan besaran suplai air kedalam tanah, untuk
selanjutnya disusun dalam bentuk “Kriteria Baku Nalar Wilayah Resapan”, yang secara rinci
disajikan pada tabel berikut:
Sumber : Waryono (1996).
• Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dan mengisi pori-pori
tanah hal ini akan mencegah terjadinya penurunan tanah.
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam
atau labil.
2. Sumur resapan harus dijauhklan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank
(minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum satu meter dari fondasi
bangunan.
3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di
bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50
meter pada musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air)
lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan
teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu :
• Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam.
• Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam.
• Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam.
PERSYARATAN TEKNIS SUMUR RESAPAN
• Sumur resapan dibuat pada batuan yang stabil dan berpori/ lulus air
• Sumur resapan tidak boleh dibangun pada lereng curam dan front slope
• Sumber air dapat air hujan (atap rumah) juga air larian/permukaan
• Kedalaman sumur resapan harus sampai pada lapisan permeable/ lulus air
• Sumur resapan dapat dibangun pada daerah dataran dan atau tinggian/ perbukitan/ gunung
tergantung maksud dan tujuannya
• Lokasi sumur resapan jauh dari sumber polutan
• Bentuk, dimensi dan konstruksi sumur resapan tergantung kondisi lapangan
• Kedalaman sumur resapan harus di atas posisi muka air tanah
• Lubang sumur resapan harus ditutup (menjaga keamanan dan keselamatan, dll).
7 Beton bertulang pracetak Ø 100 cm, Dinding sumur bagian atas dan
dinding porous dinding sumur bagian bawah
1. Buat sumur dengan diameter 80-100 cm sedalam 1,5 m namun tidak melebihi muka air
tanah.
2. Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan bata kosong (tanpa
plesteran) atau pasangan batu kosong.
3. Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang ke dalam sumur
resapan dengan menggunakan pipa paralon.
4. Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang berfungsi
membuang limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa
pembuangan harus lebih tinggi dari muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan
tersebut.
5. Isi lubang sumur resapan air dengan koral setebal 15 cm.
6. Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton. Di atas plat beton ini dapat diurug
dengan tanah.