Anda di halaman 1dari 19

PEMBUATAN REAGENSIA

Mata Kuliah : Kimia Lingkungan


Tempat Praktikum : Laboratoium Kimia
Hari dan Tanggal Praktikum : Rabu, 06 November 2013

I. TUJUAN
Dapat melakukan pembuatan reagensia untuk pemeriksaan parameter kimia
lingkungan

II. DASAR TEORI


Reagensia adalah bahan-bahan pereaksi yang berperan dalam
pemeriksaan laboratorium. Bahan - bahan yang dipakai tersebut kebanyakan
mengandung bahaya.. Bahan yang berbahaya adalah bahan-bahan yang selama
pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanannya dan
penggunaanya mungkin menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut, uap-
uap, gas, serat atau radiasi mengion yang mungkin menimbulkan iritasi, kebakaran,
ledakan,dan korosif.

Reagen atau dikenal juga dengan Reaktan merupakan istilah yang


sering digunakan didunia kimia. Reagen memiliki banyak kegunaan dan sebagian
besar melibatkan menyelamatkan nyawa aplikasi. Zat atau dua zat membuat,
mengukur atau membangun keberadaan reaksi kimia dengan bantuan reagen.
Kimia organik mungkin juga menetapkan reagen sebagai campuran atau zat-zat
yang berbeda yang akan membuat perubahan pada substrat pada kondisi tertentu.

Konsentrasi suatu larutan merupakan ukuran yang digunakan untuk


menyatakan kuantitas zat terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat
berbagai cara yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi larutan, dan masing-
masing cara memilik berbagai kegunaan masing-masing. Dalam arti lain
konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara
zat terlarut dan pelarut.

 Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)


 Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
 Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak
 Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol,
bagian per sejuta (ppm), dll

2
Dibawah ini adalah berbagai cara untuk menyatakan konsentrasi larutan :
1. Molaritas (M)
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Rumus
Molaritas adalah :
𝒈𝒓𝒂𝒎 𝟏
M = 𝒙
𝑴𝒓 𝒗
Mr = Massa Relatif / BE
v = volume yang dibuat
2. Normalitas (N)
Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan.
Terdapat hubungan antara Normalitas dengan Molaritas, yaitu :
𝒈𝒓𝒂𝒎 𝟏
N = 𝒙 𝒙𝒆
𝑴𝒓 𝒗

N = Mxe
Mr = Massa Relatif / BE
v = volume yang dibuat
e = valensi
3. Normalitas larutan pekat

Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan pekat

𝟏𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝑩𝑱 𝒙 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓
N = 𝟏
𝒙 𝑴𝒓
𝒆
Mr = Massa Relatif / BE
e = valensi
BJ = berat jenis / massa jenis
Kadar = kadar larutan pekat
4. Persen Konsentrasi (%)
Persen konsentrasi dapat dinyatakan dengan persen berat (% b/b) dan persen
volume (% v/v) Persen berat (% b/v)

𝒈𝒓𝒂𝒎 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


 (% b/v) = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏

𝒈𝒓𝒂𝒎 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


 (% b/b) = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝒈𝒓𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕

𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕


 (% v/v) = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏

5. Parts per million (ppm)


Bila larutan sangat encer digunakan satuan konsentrasi parts per million, ppm
(bagian persejuta)

𝒎𝒈 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
Ppm =
𝑳 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏

3
III. ALAT – ALAT
1. Erlenmeyer 250 mL, 2000 mL
2. Gelas Ukur 500 mL, 1000 mL
3. Beaker Glass 100 mL
4. Labu Takar 500 mL, 1000 mL
5. Pipet Ukur 10 mL
6. Botol Reagent 100 mL, 500 mL, 1000 mL
7. Corong
8. Pipet Tetes
9. Batang Pengaduk
10. Pro Pipet
11. Neraca Analitik

IV. BAHAN
1. HCl 37% p.a
2. NaOH p.a
3. KMnO4
4. KI
5. Na-EDTA
6. MnSO4 . 2H2O
7. Aquadest bebas CO2
8. Aquadest

V. LANGKAH KERJA
A. Asam Khlorida (HCl) 1 N sebanyak 1L
1. Mengambil HCl pekat sesuai kebutuhan dengan terlebih dahulu menghitung
N HCl pekat kemudian dengan rumus pengenceran untuk 1N HCl sebanyak
1L yakni 83 mL
2. Menuangkan HCl pekat kedalam gelas ukur 100 mL sebanyak 83 mL,
(proses dilakukan di dalam almari asam)
3. Menuangkan HCl pekat yang telah diambil ke dalam erlenmeyer yang telah
berisi ± 500 mL aquadest secara perlahan melalui dinding leher Erlenmeyer
kemudian digojok agar homogen
4. Menuangkan HCl ke dalam labu takar menggunakan corong, kemudian
membilas gelas ukur bekas HCl pekat dengan aquadest yang air bilasannya
dimasukkan ke dalam labu takar
5. Menambahkan aquadest ke dalam labu takar sampai tanda tera (tanda batas)
kemudian digojok sampai homogen
6. Memasukkan semua larutan ke dalam botol reagent 1L kemudian memberi
label larutan yang berisi nama larutan, konsentrasi larutan, dan tanggal
pembuatan lalu larutan disimpan.

4
B. Asam Khlorida (HCl) 0,1 N sebanyak 1L
1. Mengambil HCl pekat sesuai kebutuhan dengan terlebih dahulu menhitung
N HCl pekat kemudian dengan rumus pengenceran untuk 0,1N HCl
sebanyak 1L yakni 8,3 mL
2. Mengambil HCl pekat menggunakan pipet ukur 10 mL sebanyak 8,3 mL
(proses dilakukan di dalam almari asam)
3. Mengalirkan HCl pekat yang telah diambil ke dalam erlenmeyer melalui
dindingnya yang telah berisi ± 500 mL aquadest kemudian digojok agar
homogen
4. Menuangkan HCl yang ada dalam erlenmeyer ke dalam labu takar
menggunakan corong, kemudian membilas erlenmeyer bekas HCl dengan
aquadest yang air bilasannya dimasukkan ke dalam labu takar
5. Menambahkan aquadest ke dalam labu takar sampai tanda tera (tanda batas)
kemudian digojok sampai homogen
6. Memasukkan semua larutan ke dalam botol reagent 1L kemudian memberi
label larutan yang berisi nama larutan, konsentrasi larutan, dan tanggal
pembuatan lalu larutan disimpan.

C. Mangan Sulfat (MnSO4) 20 % sebanyak 100 mL


1. Menghitung massa MnSO4 dengan rumus berat/volume yakni 20 gram
2. Menimbang 20 gram MnSO4 . 2H2O pada neraca analitik menggunakan
beaker glass 100 mL
3. Melarutkan 20 gram MnSO4 . 2H2O dengan 100 mL aquadest secara
perlahan sampai benar-benar MnSO4 larut sempurna dengan mengaduknya
sampai homogen
4. Memasukkan semua larutan ke dalam botol reagent 100 mL kemudian
memberi
label larutan yang berisi nama larutan, konsentrasi larutan, dan tanggal
pembuatan lalu larutan disimpan.

5
D. Natrium Hidroksida (NaOH) 1N sebanyak 500 mL
1. Menimbang NaOH p.a sesuai kebutuhan dengan terlebih dahulu
menghitung massa yang dibutuhkan dengan rumus normalitas (N) yakni 20
gram
2. Menimbang 20 gram NaOH pada neraca analitik menggunakan beaker glass
100 mL
3. Menyiapkan aquadest bebas CO2 untuk melarutkan NaOH sebanyak 500
mL dalam gelas ukur
4. Melarutkan NaOH tersebut menggunakan aquadest bebas CO2 yang telah
disiapkan secara perlahan sambil diaduk dengan sesekali menuang ke dalam
botol reagent 500 mL yang telah disiapkan agar larutan tidak jenuh
5. Membilas beaker glass yang tadi digunakan melarutkan NaOH dengan
aquadest bebas CO2 sisa yang tadi telah disiapkan dalam gelas ukur,
kemudian air bilasannya dimasukkan ke dalam botol reagent
6. Memasukkan semua larutan ke dalam botol reagent kemudian memberi
label larutan yang berisi nama larutan, konsentrasi larutan, dan tanggal
pembuatan lalu larutan disimpan.

E. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1N sebanyak 1L


1. Menimbang NaOH p.a sesuai kebutuhan dengan terlebih dahulu
menghitung massa yang dibutuhkan dengan rumus normalitas (N) yakni 4
gram
2. Menimbang 4 gram NaOH pada neraca analitik menggunakan beaker glass
100 mL
3. Menyiapkan aquadest bebas CO2 untuk melarutkan NaOH sebanyak 1000
mL dalam gelas ukur
4. Melarutkan NaOH tersebut menggunakan aquadest bebas CO2 yang telah
disiapkan secara perlahan sambil diaduk sampai NaOH larut sempurna
dengan mengaduknya sampai homogen kemudian menuangkannya ke
dalam botol reagent 1L yang telah disiapkan
5. Membilas beaker glass yang tadi digunakan melarutkan NaOH dengan
aquadest bebas CO2 sisa yang tadi telah disiapkan dalam gelas ukur,
kemudian air bilasannya dimasukkan ke dalam botol reagent
6. Memasukkan semua larutan ke dalam botol reagent kemudian memberi
label larutan yang berisi nama larutan, konsentrasi larutan, dan tanggal
pembuatan lalu larutan disimpan.

6
F. EDTA 0,1M sebanyak 500 mL
1. Menimbang Na-EDTA sesuai kebutuhan dengan terlebih dahulu
menghitung massa yang dibutuhkan dengan rumus molaritas (M) yakni
18,615 gram
2. Menimbang 18,615 gram Na-EDTA pada neraca analitik menggunakan
beaker glass 100 mL
3. Menyiapkan aquadest untuk melarutkan Na-EDTA sebanyak 500 mL dalam
gelas ukur
4. Melarutkan Na-EDTA tersebut menggunakan aquadest yang telah disiapkan
secara perlahan sampai larut sempurna dengan mengaduknya sampai
homogen kemudian menuangkannya ke dalam botol reagent 500 mL yang
telah disiapkan
5. Membilas beaker glass yang tadi digunakan melarutkan Na-EDTA dengan
aquadest sisa yang tadi telah disiapkan dalam gelas ukur, kemudian air
bilasannya dimasukkan ke dalam botol reagent 500 mL
6. Memasukkan semua larutan ke dalam botol reagent kemudian memberi
label larutan yang berisi nama larutan, konsentrasi larutan, dan tanggal
pembuatan lalu larutan disimpan.

G. Pereaksi Oksigen sebanyak 100 mL


1. Menimbang 50 gram NaOH dan 15 gram KI pada neraca analitik
menggunakan masing-masing beaker glass 100 mL
2. Menyiapkan aquadest bebas CO2 untuk melarutkan kedua bahan tersebut
sebanyak 100 mL dalam gelas ukur
3. Melarutkan masing-masing keduanya menggunakan aquadest bebas CO2
yang telah disiapkan
4. Memasukkan semua larutan ke dalam botol reagent 100 mL kemudian
memberi
label larutan yang berisi nama larutan, konsentrasi larutan, dan tanggal
pembuatan lalu larutan disimpan.

7
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Asam Khlorida (HCl) 1 N sebanyak 1 L

NO PROSEDUR KERJA PENGAMATAN

1 Mengambil HCl pekat sebanyak 83  Wujud HCl p : cair


mL dengan menuangkan ke dalam  Warna HCl p : tidak berwarna
gelas ukur 100 mL yang dilakukan
 Volume HCl yang diambil : 83 mL
didalam almari asam

2 Menuangkan HCl pekat ke dalam  Warna larutan : tidak berwarna


erlenmeyer yang telah berisi 500
mL aquadest kemudian digojog
perlahan agar homogen

3 Menuangkan HCl ke dalam labu Larutan HCl dalam Erlenmeyer telah


takar menggunakan corong, dituang ke dalam labu takar
kemudian membilas gelas ukur
bekas HCl pekat dengan aquadest
yang air bilasannya dimasukkan ke
dalam labu takar

4 Menambahkan aquadest ke dalam Larutan HCl dalam labu takar telah


labu takar sampai tanda batas ditepatkan
kemudian digojok sampai homogen

5 Memasukkan larutan HCl kedalam Larutan HCl telah dimasukkan


botol reagent 1L kemudian kedalam botol reagent 1L yang
memberi label yang berisi nama, beridentitaskan,
konsentrasi, dan tanggal pembuatan  Nama larutan : HCl
larutan kemudian menyimpannya  Konsentrasi : 1 N
 Tanggal pembuatan :
06 November 2013

8
B. Asam Khlorida (HCl) 0,1 N sebanyak 1 L

NO PROSEDUR KERJA PENGAMATAN

1 Mengambil HCl pekat sebanyak 8,3  Wujud HCl p : cair


mL menggunakan pipet ukur 10 mL  Warna HCl p : tidak berwarna
yang dilakukan didalam almari
 Volume HCl yang diambil : 8,3 mL
asam

2 Mengalirkan HCl pekat yang telah  Warna larutan : tidak berwarna


diambil ke dalam erlenmeyer
melalui dindingnya yang telah
berisi ± 500 mL aquadest kemudian
digojok agar homogen

3 Menuangkan HCl yang ada dalam Larutan HCl dalam Erlenmeyer telah
erlenmeyer ke dalam labu takar dituang ke dalam labu takar
menggunakan corong, kemudian
membilas erlenmeyer bekas HCl
dengan aquadest yang air
bilasannya dimasukkan ke dalam
labu takar

4 Menambahkan aquadest ke dalam Larutan HCl dalam labu takar telah


labu takar sampai tanda batas ditepatkan
kemudian digojok sampai homogen

5 Memasukkan larutan HCl kedalam Larutan HCl telah dimasukkan


botol reagent 1L kemudian kedalam botol reagent 1L yang
memberi label yang berisi nama, beridentitaskan,
konsentrasi, dan tanggal pembuatan  Nama larutan : HCl
larutan kemudian menyimpannya  Konsentrasi : 0,1 N
 Tanggal pembuatan :
06 November 2013

9
C. Mangan Sulfat (MnSO4) 20 % sebanyak 100 mL

NO PROSEDUR KERJA PENGAMATAN

1 Menimbang 20 gram MnSO4 .  Wujud MnSO4: padat


2H2O pada neraca analitik  Warna MnSO4: Putih-merahjambu
menggunakan beaker glass 100 mL
 Massa MnSO4 : 20 gram

2 Melarutkan 20 gram MnSO4 . 2H2O  Warna larutan : Putih-kemerahan


dengan 100 mL aquadest secara  MnSO4 telah larut sempurna
perlahan sampai benar-benar
MnSO4 larut sempurna dengan
mengaduknya sampai homogen

3 Memasukkan larutan MnSO4 Larutan MnSO4 telah dimasukkan


kedalam botol reagent 100 mL kedalam botol reagent 100 mL yang
kemudian memberi label yang beridentitaskan,
berisi nama, konsentrasi, dan  Nama larutan : MnSO4
tanggal pembuatan larutan  Konsentrasi : 20 %
kemudian menyimpannya  Tanggal pembuatan :
06 November 2013

10
D. Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N sebanyak 500 mL

NO PROSEDUR KERJA PENGAMATAN

1 Menimbang 20 gram NaOH p.a  Wujud NaOH: Padat


pada neraca analitik menggunakan  Warna NaOH: Putih
beaker glass 100 mL
 Massa NaOH: 20 gram

2 Menyiapkan aquadest bebas CO2 Aquadest bebas CO2 telah disiapkan


untuk melarutkan NaOH sebanyak sebanyak 500 mL dalam gelas ukur
500 mL dalam gelas ukur

3 Melarutkan NaOH menggunakan Warna larutan :


aquadest bebas CO2 yang telah Mula-mula tak berwarna-keruh
disiapkan secara perlahan sambil kemudian menjadi tak berwarna
diaduk dengan sesekali menuang ke
dalam botol reagent 500 mL yang
telah disiapkan agar larutan tidak
jenuh

4 Membilas beaker glass yang tadi Beaker glass telah dibilas


digunakan melarutkan NaOH menggunakan aquadest bebas CO2 dan
dengan aquadest bebas CO2 sisa telah dimasukkan ke dalam botol
yang tadi telah disiapkan dalam reagent
gelas ukur, kemudian air bilasannya
dimasukkan ke dalam botol reagent

5 Memberi label yang berisi nama, Larutan NaOH telah dimasukkan


konsentrasi, dan tanggal pembuatan kedalam botol reagent 500 mL yang
larutan kemudian menyimpannya beridentitaskan,
 Nama larutan : NaOH
 Konsentrasi : 1 N
 Tanggal pembuatan :
06 November 2013

11
E. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N sebanyak 1 L

NO PROSEDUR KERJA PENGAMATAN

1 Menimbang 4 gram NaOH p.a pada  Wujud NaOH: Padat


neraca analitik menggunakan  Warna NaOH: Putih
beaker glass 100 mL
 Massa NaOH: 4 gram

2 Menyiapkan aquadest bebas CO2 Aquadest bebas CO2 telah disiapkan


untuk melarutkan NaOH sebanyak sebanyak 1 L dalam gelas ukur
1 L dalam gelas ukur

3 Melarutkan NaOH tersebut  Warna larutan : tak berwarna


menggunakan aquadest bebas CO2  NaOH telah larut sempurna
yang telah disiapkan secara
perlahan sambil diaduk sampai
NaOH larut sempurna dengan
mengaduknya sampai homogen
kemudian menuangkannya ke
dalam botol reagent 1 L yang telah
disiapkan

4 Membilas beaker glass yang tadi Beaker glass telah dibilas


digunakan melarutkan NaOH menggunakan aquadest bebas CO2 dan
dengan aquadest bebas CO2 sisa telah dimasukkan ke dalam botol
yang tadi telah disiapkan dalam reagent
gelas ukur, kemudian air bilasannya
dimasukkan ke dalam botol reagent

5 Memberi label yang berisi nama, Larutan NaOH telah dimasukkan


konsentrasi, dan tanggal pembuatan kedalam botol reagent 1 L yang
larutan kemudian menyimpannya beridentitaskan,
 Nama larutan : NaOH
 Konsentrasi : 0,1 N
 Tanggal pembuatan :
06 November 2013

12
F. EDTA 0,1 M sebanyak 500 mL

NO PROSEDUR KERJA PENGAMATAN

1 Menimbang 18,615 gram Na-EDTA  Wujud Na-EDTA: Padat


pada neraca analitik menggunakan  Warna Na-EDTA: Putih
beaker glass 100 mL
 Massa Na-EDTA: 18,615 gram

2 Menyiapkan aquadest untuk Aquadest telah disiapkan sebanyak


melarutkan Na-EDTA sebanyak 500 mL dalam gelas ukur
500 mL dalam gelas ukur

3 Melarutkan Na-EDTA  Warna larutan : tak berwarna


menggunakan aquadest yang telah  Na-EDTA telah larut sempurna
disiapkan secara perlahan sambil
diaduk sampai Na-EDTA larut
sempurna dengan mengaduknya
sampai homogen kemudian
menuangkannya ke dalam botol
reagent 500 mL yang telah
disiapkan

4 Membilas beaker glass dengan Beaker glass telah dibilas


aquadest sisa yang tadi telah menggunakan aquadest dan air
disiapkan dalam gelas ukur, bilasannya telah dimasukkan ke dalam
kemudian air bilasannya botol reagent
dimasukkan ke dalam botol reagent

5 Memberi label yang berisi nama, Larutan EDTA telah dimasukkan


konsentrasi, dan tanggal pembuatan kedalam botol reagent 500 mL yang
larutan kemudian menyimpannya beridentitaskan,
 Nama larutan : EDTA
 Konsentrasi : 0,1 M
 Tanggal pembuatan :
06 November 2013

13
G. Pereaksi Oksigen sebanyak 100 mL

NO PROSEDUR KERJA PENGAMATAN

1 Menimbang 50 gram NaOH dan 15  Wujud NaOH: Padat


gram KI pada neraca analitik  Warna NaOH: Putih
menggunakan masing-masing
 Massa NaOH : 50 gram
beaker glass 100 mL

 Wujud KI: Padat


 Warna KI: Putih
 Massa KI : 15 gram

2 Menyiapkan aquadest bebas CO2 Aquadest telah disiapkan sebanyak


untuk melarutkan kedua bahan 500 mL dalam gelas ukur
tersebut sebanyak 100 mL dalam
gelas ukur

3 Melarutkan masing-masing Masing- masing bahan telah larut


keduanya menggunakan aquadest sempurna
bebas CO2 yang telah disiapkan

4 Memasukkan semua larutan ke Pereaksi Oksigen telah dimasukkan


dalam botol reagent 100 mL kedalam botol reagent 100 mL yang
kemudian memberi label larutan beridentitaskan,
yang berisi nama larutan, dan  Nama larutan :
tanggal pembuatan lalu larutan  Pereaksi Oksigen
disimpan.  Tanggal pembuatan :
06 November 2013

14
VII. PERHITUNGAN
A. Asam Khlorida (HCl) 1 N sebanyak 1 L
Diketahui :
Mr HCl = Ar : H = 1
Ar : Cl = 35,5
HCl = 36,5
BJ = 1,19
Kadar = 37 %
V2 (volume yang akan dibuat) = 1000 mL
N2 (normalitas yang akan dibuat) = 1N
e (valensi) HCl = 1

Ditanya :
Berapa volume HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat 1 N HCl
sebanyak 1000 mL (V1) ?

Jawab :
1000 x BJ x Kadar
 N HCl pekat = 1
𝑥 𝑀𝑟
𝑒

1000 x 1,19 x 37 %
= 1
𝑥 36,5
1

= 12,06 N (N1)

 V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 12,06 = 1000 x 1
V1 = 82,9 ~ 83
= 83 mL

Jadi, volume HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat 1 N HCl sebanyak
1000 mL (V1) adalah 83 mL

15
B. Asam Khlorida (HCl) 0,1 N sebanyak 1 L
Diketahui :
Mr HCl = Ar : H = 1
Ar : Cl = 35,5
HCl = 36,5
BJ = 1,19
Kadar = 37 %
V2 (volume yang akan dibuat) = 1000 mL
N2 (normalitas yang akan dibuat) = 0,1 N
e (valensi) HCl = 1

Ditanya :
Berapa volume HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat 0,1 N
HCl sebanyak 1000 mL (V1) ?

Jawab :
1000 x BJ x Kadar
 N HCl pekat = 1
𝑥 𝑀𝑟
𝑒

1000 x 1,19 x 37 %
= 1
𝑥 36,5
1

= 12,06 N (N1)

 V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 12,06 = 1000 x 0,1
V1 = 8,29 ~ 8,3
= 8,3 mL

Jadi, volume HCl pekat yang dibutuhkan untuk membuat 0,1 N HCl
sebanyak 1000 mL (V1) adalah 8,3 mL

16
C. Mangan Sulfat (MnSO4) 20 % sebanyak 100 mL
Diketahui :
% dengan (berat/volume)
Ditanya :
Berapa massa MnSO4 yang dibutuhkan untuk membuat 20 %
larutan
MnSO4 ?

Jawab :
% = berat / volume
20 % = 20/100 (dalam 100 mL larutan dibutuhkan 20 gram)

Jadi, massa MnSO4 yang dibutuhkan untuk membuat 20 % larutan MnSO4


adalah 20 gram

D. Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N sebanyak 500 mL


Diketahui :
Mr NaOH = Ar : Na = 23
Ar : O = 16
Ar : H = 1
NaOH = 40
Volume (v) = 500 mL = 0,5 L
e (valensi) NaOH = 1

Ditanya :
Berapa massa NaOH yang dibutuhkan untuk membuat 1 N NaOH
sebanyak 500 mL?

Jawab :
𝑔𝑟𝑎𝑚 1
1N = 𝑥 𝑥𝑒
𝑀𝑟 𝑣

𝑥 1
1 = 𝑥 𝑥1
40 0,5 𝐿

x = 20 gram

Jadi, massa NaOH yang dibutuhkan untuk membuat 1 N NaOH sebanyak


500 mL adalah 20 gram

17
E. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N sebanyak 1 L
Diketahui :
Mr NaOH = Ar : Na = 23
Ar : O = 16
Ar : H = 1
NaOH = 40
Volume (v) = 1000 mL = 1L
e (valensi) NaOH = 1

Ditanya :
Berapa massa NaOH yang dibutuhkan untuk membuat 0,1 N NaOH
sebanyak 1000 mL?

Jawab :
𝑔𝑟𝑎𝑚 1
0,1 N = 𝑥 𝑥𝑒
𝑀𝑟 𝑣

𝑥 1
0,1 = 𝑥 𝑥1
40 1𝐿

x = 4 gram

Jadi, massa NaOH yang dibutuhkan untuk membuat 0,1 N NaOH sebanyak
1000 mL adalah 4 gram

F. EDTA 0,1 M sebanyak 500 mL


Diketahui :
Mr EDTA = 372,3
Volume (v) = 500 mL = 0,5 L
Ditanya :
Berapa massa EDTA yang dibutuhkan untuk membuat 0,1 M EDTA
sebanyak 500 mL?

Jawab :
𝑔𝑟𝑎𝑚 1
0,1 M = 𝑥
𝑀𝑟 𝑣

𝑥 1
0,1 = 𝑥
372,3 0,5 𝐿

x = 18,615 gram

Jadi, massa EDTA yang dibutuhkan untuk membuat 0,1 M EDTA sebanyak
500 mL adalah 18,615 gram

18
G. Pereaksi Oksigen 100 mL
Diketahui :
50 gram NaOH
15 gram KI
Komposisi tersebut dalam 100 mL aquadest bebas CO2 dan tinggal mengalikan
sesuai kebutuhan
Misalnya :
 Jika 500 mL dalam aquadest bebas CO2
Maka, 50 gr NaOH x 5 = 250 gr
15 gr KI x 5 = 75 gr
 Jika 50 mL dalam aquadest bebas CO2
Maka, 50 gr NaOH : 2 = 25 gr
15 r KI : 2 = 7,5 gr

VIII. PEMBAHASAN
Dalam praktikum pembuatan reagensia, terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan yang berpengaruh pada hasil pembuatan reagent, yakni :
1. Peralatan yang dugunakan harus dalam keadaan bersih agar tidak
tercampur atau terkontaminasi dengan zat-zat lain yang dapat
mempengaruhi hasil akhir
2. Dalam proses penimbangan bahan, keadaan neraca harus stabil agar KR
(Kesalahan Relatifnya) rendah
3. Dalam proses pengambilan larutan pekat harus akurat
4. Dalam proses pelarutan harus homogen sehingga hasilnya mendekati
ketepatan konsentrasi yang diinginkan
5. Menggunakan alat pelindung diri dengan memperhatikan aturan K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

19
IX. KESIMPULAN
Dari pembuatan reagensia yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa,
Mahasiswa dapat melakukan pembuatan reagensia untuk pemeriksaan
parameter kimia lingkungan yakni :
A. Asam Khlorida (HCl) 1 N sebanyak 1 L
B. Asam Khlorida (HCl) 0,1 N sebanyak 1 L
C. MnSO4 20 % sebanyak 100 mL
D. Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N sebanyak 500 mL
E. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 N sebanyak 1 L
F. EDTA 0,1 M sebanyak 500 mL
G. Pereaksi Oksigen sebanyak 100 mL.

Yogyakarta, 11 November 2013

Dosen Pembimbing Praktikan

1. Agus Suwarni, SKM, M.Kes Kelompok II


2. Naris Dyah Prasetyawati, S.ST
1. Anies Setyaningsih
2. Anityas Limnandari
3. Ari Widiah Yanti Sari
4. Arzani
5. Atikah Nuramalina

20

Anda mungkin juga menyukai