Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Penyebaran penyakit Demam Berdarah di Indonesia masih cukup luas.
Masih banyak daerah di Indonesia yang merupakan daerah endemis Demam
Berdarah. Untuk itu diperlukan pengetahuan masyarakat mengenai
perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegyptidan Aedes albopictus serta cara
mencegah nyamuk tersebut berkembang biak. Pola siklus peningkatan penularan
bersamaan dengan musim hujan. Interaksi antara kebersihan lingkungan,
pengetahuan masyarakat tentang Demam Berdarah dengue dan turunnya hujan
adalah determinan penting dari penularan, karena dinginnya suhu mempengaruhi
ketahanan hidup nyamuk dewasa. Lebih jauh lagi, turunnya hujan dan kebersihan
lingkungan dapat mempengaruhi reproduksi nyamuk dan meningkatkan
kepadatan populasi nyamuk vektor (WHO,2010).
Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan anak kecil yang menderita
dengue lebih berisiko mengalami infeksi yang serius. Anak-anak cenderung
berisiko mengalami sakit berat apabila mereka tergolong anak-anak yang
berkecukupan gizi (jika mereka sehat dan memakan makanan bergizi). Ini
berbeda dari banyak infeksi lainnya, yang biasanya lebih parah terjadi pada anak-
anak yang termasuk golongan kurang gizi, tidak sehat, atau tidak memakan
makanan bergizi. Perempuan lebih cenderung terserang sakit yang lebih parah
daripada laki-laki. Dengue bisa mengancam jiwa pada pasien dengan penyakit
kronis (jangka panjang), seperti diabetes dan asma.
Data Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan Pada tahun 2015 dilaporkan terjadi 5 kejadian luar biasa
(KLB) yang terjadi di tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Maluku, dan Sulawesi
Tengah dengan jumlah kasus 45 dan kematian 7 atau 15,5%.
Kasus Demam Berdarah yang ditemukan di Sumatera Barat tahun 2015
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding jumlah kasus pada
2014 sebanyak 2.311 kasus atau IR sebesar 47,75 per 100.000 penduduk dengan

1
10 kematian atau CFR sebesar 0,43 persen. Kasus DEMAM BERDARAH yang
terjadi di Sumbar itu ialah 944 kasus di Padang, 345 kasus di Tanah Datar, 265
kasus di Agam, 172 kasus di Kabupaten Solok, 157 kasus di Limapuluh Kota,
151 kasus di Pesisir Selatan, 141 kasus di Padang Pariaman, 136 kasus di
Pariaman, 128 kasus di Sawahlunto, 99 kasus di Bukittinggi, 96 kasus di
Pasaman, 91 kasus di Sijunjung, 83 kasus di Kota Solok, 75 kasus di Pasaman
Barat, 49 kasus di Dharmasraya, 39 kasus di Solok Selatan, 29 kasus di Padang
Panjang, 24 kasus di Kepulauan Mentawai dan 23 kasus di Payakumbuh. (Bidang
Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Sumbar Tahun
2015)
Menurut data dari Bidang Pelayanan Medis pasien yang dirawat dengan
Demam Berdarah di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan tahun 2015 sebanyak
315 kasus, sedangkan data terbaru bulan Januari – Maret tahun 2016 tercatat
sebanyak 119 kasus. Data dari ruangan anak RSUD Dr.Muhammad Zein Painan
pada bulan Februari 2016 Demam Berdarah merupakan penyakit nomor satu dari
sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat diruang anak..
Mengingat tingginya angka kasus Demam Berdarah di Kabupaten Pesisir
Selatan dan banyaknya pasien yang dirawat dengan Demam Berdarah maka
diperlukan peningkatan pengetahuan kepada masyarakat agar dapat melakukan
pencegahan terjadinya kasus Demam Berdarah dilingkungan masyarakat kita.
Peran perawat sangat penting dalam melakukan perawatan dan Asuhan
keperawatan pada anak dengan DHF yang dengan melakukan pengkajian Kapan
mulai demam dan mengetahui masa kritis pada pasien DHF, Menegakkan
diagnosa yang tepat sehingga Merencanakan intervensi dan melaksanakan
Implementasi yang tepat,melakukan evaluasi terhadap Implementasi yang telah
dilakukan.Selain itu penyuluhan kesehatan apabila pasien sudah boleh
pulang,karena cendrung anggota keluarga yang terkena DHF akan terkena
anggota yang lain,karena penanganan keluarga setelah dirawat di RS yaitu
menjaga kebersihan,hindari menggantung pakaian yang lembab,melakukan 3
M ,Menguras,Menimbun,Membakar barang yang bisa membuat genangan air.

2
Berdasarkan fenomena diatas, kelompok tertarik untuk melakukan pengkajian
mengenai asuhan keperawatan pada anak demam berdarah di RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan tahun 2016.

1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak. W dengan Dangue Haemorogic Fever(DHF) di
RSUD Dr. Muhammad Zein Painan tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada An. W dengan Dangue
Haemorogic Fever (DHF)
b. Mampu melakukan analisa data dan menegakkan diagnosa
keperawatan pada An. W dengan Dangue Haemorogic Fever (DHF)
c. Mampu menetukan intervensi keperawatan pada An. W dengan
Dangue Haemorogic Fever (DHF)
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada An. W dengan
Dangue Haemorogic Fever (DHF)
e. Mampu melakukan evaluasi SOAP pada An. W dengan Dangue
Haemorogic Fever (DHF)
f. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada An.
W dengan Dangue Haemorogic Fever (DHF)

1.3. Manfaat
1. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga
dapat melakukan asuhan keperawatan dengan baik terutama pada kasus
perawatan anak dengan Dangue Haemorogic Fever(DHF)
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan
meningkatkan keterampilan serta mengaplikasikan secara langsung teori-
teori yang didapat di bangku perkuliahan.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit DHF


1. Defenisi
Demam dengue /DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam,nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik ( Sudoyo,2010)
Penyakit DHF mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat
dan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat
penanganan yang terlambat.Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga

4
dengue hemoragic fever (DHF),Dengue Fever(DF),demam dengue, dan
dengue shock sindrom (DSS) (Widoyono,2008)
2. Etiologi
Disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus
flavivirus keluarga floviviridae. Terdapat 4 serotip virus yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4, yang semuanya dapat menyebabkan demam
berdarah. Virus dengue dapat beraplikasi pada nyamuk genius Aedes
(stegomya) dan toxorhynchites (Sudoyo, 2010).
3. Anaotomi Fisiologi
Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah
a. Plasma Darah
Terdiri dari air (90%) dan zat-zat terlant kira-kira 10%)
- Protein : albumin, globulin, fibinogen, As-Amino
- Lemak : As lemak, gelisah, cholesterol
- Karbohidrat : Glukosa
- Elektrolit : Na, K, cholida
- Vitamin : K, A, B, C

b. Sel-sel darah
1) Eritosit (SDM)
Diperoduksi oleh sum-sum tulang, umumnya + 120 hari setelah itu
dihancurkan oleh lien (limfa). Bahan-bahan pembentukan adalah
protein, zat besi, vitamin B12 As folat. Di dalam entrosit terdapat
suatu zat disebut haemoglobin yang berfungsi untuk memberi zat
warna merah pada darah, untuk menginkat O2 dan CO2 dari
jaringan kembali ke paru-paru. HB diperiksa dengan cara
“SHALI” jumlah normal eritosit adalah :
Laki-laki : 4,5 – 5 juta /mm3 darah
Perempuan : 5 – 5,5 juta/mm3 darah
Jumlah normal HB :
Laki-laki : 12 – 14 gr%

5
Perempuan : 13 – 16 gr%
2) Leukosit (DSP)
Bentuk dan ukuran bervariasi, tetapi lebih besar dari eritosit
jumlah normalnya : 7000 – 10.000 butir / cc darah
- Lekositosis : jumlah > 10.000 / cc
- Lekopenia : jumlah < 400 / cc
3) Trombosit
Lebih kecil dari eritosit, diamter 2 – 4 mikron, diproduksi oleh
sum-sum tulang.
- Jumlah normal : 2000 – 3000 / cc darah
- Tormbosit : < 2000 / cc
- Trombositosis : > 2000 / cc
Fungsi trombosit adalah sebagai faktor pembekuan darah

4. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan
menimbulkan viremia.Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat
pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat
bradikinin,serotinin,trombin,histamin) terjadinya : peningkatan suhu.
Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah
yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravaskular ke
intersisial yang menyebabkan hipovolemia.Trombositopenia dapat terjadi
akibat dari,penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi
melawan virus (Murwani,2011).

6
Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan
baik kulit seperti ptekie atau perdarahan mukosa di mulut.Hal ini
mekanisme hemostatis secara normal.Hal tersebut dapat menimbulkan
perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok.Masa
virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari(Soegijanto,2006).
Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.Pertama tama yang terjadi adalah
viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam,sakit
kepala,mual,nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh,ruam atau bintik-
bintik merah pada kulit,hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi pembesaran kelenjar getah bening,pembesaran hati (hepatomegali).
Kemudian virus bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah
kompleks virus antibodi.Dalam sirkulasi dan akan mengativasi sistem
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya pembesaran plasma ke
ruang ekstraseluler.Pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler
mengakibatkan kekurangan volume plasma,terjadi
hipotensi,hemokonsentrasi (peningkatkan hemotokrit > 20 %)
menunjukan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan)
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian
cairan intravena (Noersalam,2005).
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan
dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga yaitu rongga
peritonium,pleura, dan pericardium yang ada otopsi ternyata melebihi
cairan yang diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan
intravena,peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma
telah teratasi, sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan
gagal jantung,sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang

7
cukup,penderita akan mengalami kekurangan cairan yang akan
mengakibatkaan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami
renjatan,metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
dengan baik.(Murwani.2011)

8
WOC DHF

Gigitan Nyamuk Ades Aegipty


Gigitan Nyamuk Ades Aegipty

Infeksi virus Dengue Inkubasi 2 - 7 hari


Infeksi virus Dengue Inkubasi 2 - 7 hari
- Demam MK: - Hipertermi
- Demam MK: - Hipertermi
- Nyeri otot dan sendi - gangguan rasa
- Nyeri otot dan sendi - gangguan rasa
nyaman :nyeri
nyaman :nyeri
Virus menyebar ke kulit virus berimplikasi dinodus linfotikus
Virus menyebar ke kulit virus berimplikasi dinodus linfotikus

Ruam Pembentukan antibodi virus dalam sirkulasi darah limFodenopati


Ruam Pembentukan antibodi virus dalam sirkulasi darah limFodenopati
Aksifasi sistem komplemen
Aksifasi sistem komplemen
anafilaktosis O3A dan C5a dilepaskan
anafilaktosis O3A dan C5a dilepaskan

asresi trombosit Permeabilitas pembuluh darah meningkat


asresi trombosit Permeabilitas pembuluh darah meningkat
kebocoran plasma
kebocoran plasma
Vaso aktif (CADP) yang bersifat trombosit faktor 3 dilepaskan
Vaso aktif (CADP) yang bersifat trombosit faktor 3 dilepaskan
meningkat permebilitas kapiler volume plasma menurun
meningkat permebilitas kapiler volume plasma menurun
dilepaskan
dilepaskan
Koagulasi intra vaskuler
Koagulasi intra vaskuler
dirangsang cairan keluar ekstrasel Hovopolemia
dirangsang cairan keluar ekstrasel Hovopolemia
Trombositopenia gangguan sirkulasi hipote
Trombositopenia gangguan sirkulasi hipote
masuk ke peluara
masuk ke peluara
Faktor koagulasi menurun hipoksia jaringan shoc
Faktor koagulasi menurun hipoksia jaringan shoc
- edema paru
- edema paru
- atelektosis anoksia
- atelektosis anoksia
Tek. Sirkulasi darah menurun - TD menurun Perdarahan MK: - Devisit Vol.cairan MK: pola nafas jaringan
Tek. Sirkulasi darah menurun - TD menurun Perdarahan MK: - Devisit Vol.cairan MK: pola nafas jaringan
- Nadi cepat dan halus - Efiktasis - Resi shock tedak efektif
- Nadi cepat dan halus - Efiktasis - Resi shock tedak efektif
- Hematemesis hipovolemik asidosis
- Hematemesis hipovolemik asidosis
Aliran balik vena menurun MK: Resti shock - Melena metabolik
Aliran balik vena menurun MK: Resti shock - Melena metabolik
hipovolemik - Ptekie, ekimosis, purpura
hipovolemik - Ptekie, ekimosis, purpura
kematian
kematian
Curah jantung menurun MK: perubahan
Curah jantung menurun MK: perubahan
perfusi jaringan
perfusi jaringan
Perfusi jaringan menurun MK: - ketidakseimbangan
Perfusi jaringan menurun MK: - ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit 9
cairan dan elektrolit
- Gangguan aktivitas
- Gangguan aktivitas
Shcok
Shcok
- Edema papebra
- Edema papebra
- Asites
- Asites
- Edema tangan dan kaki
- Edema tangan dan kaki
5. Manifestasi Klinis
a. demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari dengan
sebab yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh
antipiretik.
b. Manifestasi Perdarahan
 Dengan manipulasi, yaitu uji torniquet positif
Kriteria : (+) bila jumlah petekie ≥ 20
(±) bila jumlah petekie 10 – 20
(-) bila jumlah petekie < 10
 Spontan, yaitu petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis atau melena.
c. Malaise, mual, muntah, sakit kepala, tidak nafsu makan dan kadang-
kadang batuk.
d. Nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi
e. Pembesaran hati
f. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat sampai tak teraba,
TD menurun, disertai kulit yang lembab dan dingin terutama pada
ujung jari tangan, kaki dan hidung, lemah, gelisah sampai menurunnya
kesadaran.
(Rampengan, 2007 ; 127)

6. Derajaat Berat DHF


a. Derajat I (Ringan)
Demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet positif.
b. Derajat II (Sedang)
Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan
yang lain.
c. Derajat III

10
Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu denyut nadi
cepat, lemah, tekanan darah menurun disertai dengan kulit yang
dingin , lembab, dan gelisah.

d. Derajat IV
Derajad III ditambah syok berat, dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan darah tidak terukur disertai dengan penurunan kesadaran,
sianosis dan asidosis.
(Suriadi,2010)
7. Komplikasi
a. Asodosis Metabolik
b. Kematian
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Leukosit : Lekosit menurun
2) Trombosit : Trombositopenia (< 100.000/mm3)
3) Hematokrit : Meningkat > 20 %
4) Hemostasis : Dilakukan DT, APTT, Fibrinogen,.dicurigai
adanya perdarahan/ kelainan pembekuan darah
5) Protein/albumin : Hipoprotemia
6) GGOT/SGPT : Meningkat
7) Ureum, kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
8) Elektrolit : sebagai parometer pemantauan pemberian
cairan
9) Imuno serologi
IgM : Terdeteksi pada hari ke 3-5, meningkat pada minggu
ke3 menghilang setelah 60-90 hari
IgG : Pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14,
infeksi sekunder pada hari ke 2
b. Radiologi
Pada foto dada didapatkan efusi pleura

11
( Sudoyo, 2010)
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit
1) Tirah baring
2) Makanan lunak dan bila belum nafsu makan berikan minum 1,5 –
2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula/sirup),air tawar
ditambah garam
3) Medikomentosa yang bersifat simtomatis untuk hiperpireksia
dapat diberi kompres, anti piretik golongan asitaminofen.
b. Klien dengan tanda renjatan
1) Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan
diatasi
2) Observasi keadaan umum, nadi, suhu dan pernafasan tiap jam,
serta Hb dan Ht 4-6 jam pada hari pertama, selanjutnya tiap 24jam
c. Klien DSS (Dengue Shock Syndrome)
Diberi cairan intra vena yang diguyur, seperti : Nacl, RL yang
dipertahankan selama 24-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak
tampak hasilnya dapat diberikan plasma/ plasma ekspander/ dekstran/
prepat hemasel sejumlah 15-29 ml/kg BB dan dipertahankan selama
24-48 jam setelah renjatan teratasi.
Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastro
intertinal yang hebat dan pada pemeriksaan Hb dan Ht menurun
(Ratna Dewi.Pudiastuti.2011).

A. Asuhan Keperawatan Teoritis pada Klien DHF


10. Pengkajian
a. Identitas Klien
Biasanya yang dikaji nama anak,umur,jenis
kelamin,pendidikan,anak ke,nama orang tua,alamat orang
tua,pendidikan orang tua,pekerjaan orang tua.
b. Riwayat Kesehatan

12
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien mempunyai riwayat demam dengue,kemungkinan
klien pernah terpapar dengan virus dengue yang berbeda.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluh sakit perut,demam tinggi mmendadak
dan terus-menerus,nyeri otot dan sendi,nafsu makan
menurun,perdarahan pada gusi,hidung,hematemesis atau
melena,ptekie,kulit teraba lembab dan dingin terutama pada
ujung jari tangan,kaki dan hidung.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya penyakit DHF bukan penyakit keturunan,tapi ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
4) Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan tubuh yang baik,maka
kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari.
5) Kondisi lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan
yang kurang bersih seperti air yang menggenang dan gantungan
baju dikamar.
(DR.Nursalam.dkk.2005)
c. Pemeriksaan Fisik
1) TTV
Biasanya jika sudah terjadi di shock ditemukan TD menurun, Nadi
pertama cepat kemudian menurun. Pada hari ke4 atau ke5 suhu
tinggi dan jika shock tiba-tiba turun. Pernafasan cepat.
2) TB : Biasanya tidak ditemukan peningkatan atau penurunan
BB dan Lila : biasanya ditemukan penurunan

3) Kepala
- Lingkar kepala, ukuran ubun-ubun, bentuk kepala
- Rambut : Biasanya tidak ditemukan kelainan

13
- Mata : Biasanya konjungtiva anemis
- Hidung : Biasanya hidung kadang mengalami perdarahan,
- Mulut : Biasanya membran mukosa kering, dan
ditemukan perdarahan pada gusi
4) Leher
Biasanya tidak ditemukan kelainan
5) Thoraks
I : - Biasanya bentuk dada semetris kiri dan kanan
- Pergerakan dada sama kiri dan kanan
P : Biasanya fremitus kiri kanan
P : Biasanya sonor
A : Biasanya bunyi nafas vesikuler

Jantung
I : Biasanya ictus tidak terlihat
P : Biasanya ictus teraba di LMCS RIC V
P : Biasanya batas jantung normal
A : Biasanya teratur
6) Abdomen
I : Biasanya perut asites
A : Biasanya bising usus (+)
P : Biasanya nyeri tekan dan hepar teraba
P : Biasanya nyeri tekan
7) Ekstremitas
Biasanya akral teraba dingin, kapilarirefill > 3 detik, sianosis, dan
terjadi nyeri otot, sendi dan tulang.

8) Integumen
Biasanya ada petekie pad kulit, kulit teraba lembab dan dingin,
turgor kulit menurun.

14
9) Neurologik
Biasanya kesadaran menurun
d. Pola kebiasaan
1) Nutrisi
a) Makan : kaji frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan
menurun / berkurang.
b) Minum : Biasanya klien dianjuran banyak minum air putih +
1,5 – 2 liter/hari, minum susu, syrup dan jus jambu biji.
2) Eliminasi
a) Miksi : kaji apakah sering BAK, sedikit/ banyak. Pad DHF
grade IV sering terjadi hematuria.
b) Defekasi : biasanya anak mengalami diare/ konstipasi.pada
DHF grade III - IV bisa terjadi melena.
3) Aktivitas perawatan diri
Biasanya kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang.
4) Istirahat dan tidur
Biasanya istirahat dan tidur anak terganggu karena mengalami
nyeri sendi dan otot.
e. Data Sosial ekonomi
Biasanya penyakit ini biasa terjadi pada semua golongan, baik
ekonomi atas, menengah dan bawah, serta bias juga terjadi pada
kalangan semua usia
f. Data psikososial
Biasanya kien ditemukan cemas karena demamnya naik turun dan
sering bertanya-tanya tentang penyakitnya dan kesembuhannya.
g. Pemeriksaan labor
1) Labor
a)Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20
%,Normal Pria 40-50%,wanita 35-47 %.
b) Leukosit .
Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui

15
limfositosis relatif (>45% dari total leukosit) disertai adanya
limfosit plasma biru (>15% dari jumlah total leukosit) yang pada
fase syok meningkat.

Tabel 2.2. Hitung Persentase Hitung Absolut


leukosit normal. Tipe Normal
sel
Leukosit 5.000-11.000/μl
Neutrofil 45-75 4000-6000/μl
Monosit 5-10 500-1000/μl
Eosinofil 0-5 <450/μl
Basofil 0-1 <50/μl
Limfosit 10-45 2000-5000/μl

c)Trombosit
Umumnya terdapat trombositopenia (jumlah trombosit <
100.000/μl) pada hari ke 3-8.
d) Hematokrit
Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit ≥20% dari hematokrit awal, umumnya
dimulai pada hari ke-3 demam.
Tabel 2.3. Nilai normal Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)
hemoglobin/
hematokrit. Usia/Jenis
Kelamin
Saat lahir 17 52
Anak-anak 12 36
Remaja 13 40
Pria Dewasa 16 (ア2) 47 (ア6)
Wanita dewasa 13 (ア2) 40 (ア6)
(menstruasi)
Wanita dewasa 14 (ア2) 42 (ア6)
(postmenopause)
Selama Kehamilan 12 (ア2) 37 (ア6)

16
Hemostasis
Dilakukan pemeriksaan prothrombin time (PT), partial
thromboplastin time (aPTT), thrombin time (TT) atau
fibrinogen pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan
atau kelainan pembekuan darah.
e. Protein/albumin
Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.
Nilai normal albumin adalah 3-5,5 g/dl, nilai normal
protein total adalah 5-8 g/dl (Price, 2003).
f. SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase)
Dapat meningkat. Nilai normal alanin aminotransferase
adalah 0-40 IU/l. Menurut Kalayanarooj (1997) anak
dengan level enzim hati yang meningkat sepertinya lebih
rentan mengalami dengue yang parah dibandingkan dengan
yang memiliki level enzim hati yang normal saat
didiagnosis.
g. Elektrolit
Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. Jumlah
kalium normal serum adalah 3,5-5,2 mEq/l, sedangkan
natrium 135-145 mEq/l.
h. Golongan darah dan cross match
Bila akan diberikan transfusi darah dan komponen darah.
i. Imunoserologi
Dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
IgM terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai
minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari.IgG pada
infeksi primer mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada
infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi pada hari ke-2.

17
2. Radiologis

Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada


hemitoraks kanan
Radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada
hemitoraks kanan. Tetapi apabila terjadi perembesan
plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua
hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula
dideteksi dengan pemeriksaan USG.

2.Kemungkinan diagonsa keperawatan


Diagnosa keperawatan menurut NANDA (Herdman,2010)
a. Syok berhubungan dengan Perpindahan cairan Intraseluler k Cairan
Ekstraseluler.
b. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
penyakit(viremia).
c. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.
d. Gangguan pemenuhan nutrisi,kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksia.
e. Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan
trombositopenia.
3.Intervensi Keperawatan

Dx keperawatan NOC NIC Aktifitas Keperawatan


Resiko Syok b/d Syok prevention Syok prevention 1.Monitor status sirkulasi
pindahnya cairan Syok management BP,warna kulit,suhu
Intraseluler ke Indikator : kulit,denyut jantung
Ekstraseluler 1.Nadi dalam batas HR,ritme,nadi perifer,dan
yang diharapkan kapiler refil.
2.Irama jantung dalam 2.Monitor tanda inadekuat
batas yang oksigenasi jaringan.
diharapkan 3.Monitor suhu dan

18
3.Frekuensi nafas pernafasan.
dalam batas yang 4.Monitor intake output
diharapkan. 5.Pantau hasil labor:
4.Irama pernafasan Hb,HT,AGD, dan
dalam batas yang elektrolit.
diharapkan. 6.monitor hemodinamik
5.Natrium invasi yang sesuai
serum,kalium 7.Monitor tanda dan gejala
serum,klorida Asites.
serum ,kalsium 8.Monitor tanda awal syok.
serum magnesium 9.Tempatkan pasien pada
serum,PH darah posisi supine kaki elevasi
serum dalam batas untuk peningkatan preload
normal. dengan tepat.
10.Lihat dan pelihara
Hidrasi kepatenan jalan nafas.
Indikator : 11.Berikan cairan IV dan atau
1.Mata cekung tidak oral yang tepat.
ditemukan 12.Berikan Vasodilator yang
2.Demam tidak benar.
ditemukan. 13.Ajarkan keluarga dan
3.Td dalam batas pasien tentang tanda dan
normal gejala datangnya syok.
14.Ajarkan keluarga dan
pasien tentang langkah
untuk mengatasi gejala
syok.

Syok management 1.Monitor fungsi neurologis


2.Monitor fungsi renal
3.Monitor tekanan nadi
4.Monitor status cairan,
intake output
5.Catat gas darah arteri dan
oksigen dijaringan.
6.Monitor EKG
7.Memanfaatkan pemantauan
jalur arteri untuk
meningkatkan akurasi
pembacaan tekanan darah,
8.Menggambarkan gas darah
arteri dan memonitor
jaringan oksigenasi.
9.Memantau tren dalam
parameter hemodinamik
10.Memantau faktor penentu

19
pengiriman jaringan
oksigen (misalnya,PaO2
kadar hemoglobin
SaO2,CO) jika tersedia
11.Memantau tingkatkan
karbon dioksida sublingual
memonitor gejala gagal
pernafasan
12.Memonitor nilai
laboratorium

20
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
I. Identitas data
a. Nama anak : An. W
b. Tempat/Tgl lahir : Salido/
c. Umur : 4 Tahun 3Bulan
jenis Kelamin : Perempuan
d. Anak ke : III (Tiga)
e. BB/TB : 16 kg/105 cm
f. Alamat : Salido

a. Nama Ibu : Ny. E


b. Umur : 37 Tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SLTA
e. Alamat : Salido

a. Nama Ayah : Tn. H


b. Umur : 39 Tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Pendidikan : SLTA
e. Alamat : Salido

Dx Medis : DHF Gr.III


No RM : 210019
Tgl Masuk RS : 26-3-2016

II. Keluhan Utama

21
Pasien demam di rumah ± 4 hari yll. Pasien sudah
dibawa berobat oleh orang tua ke puskesmas salido, namun
demam tidak turun.
III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Dahulu
Anak kalau demam biasanya dikompres, banyak
minum dan diberikan obat penurun panas langsung
turun.tapi demam 4 hr ini demam tinggi terus menerus.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien masuk melalui IGD tanggal 26/3/2016 jam 02.00
wib,ibu pasien mengatakan dibawa berobat ke Puskesmas
Salido,namun demam tidak turun,pada saat pengkajian
tanggal 28/03/2016 jam 8.30 wib Ibu An.W
mengatakan anaknya demam tinggi sejak 4 hr yll,
Demam tinggi selama 4 hr ,ibu An W mengatakan
anaknya muntah selama 4 hr dirumah frekuensi 2 x sehari
berisi apa yang dimakan, anak tidak mau makan
hanya 2 sendok saja,ibu mengatakan pusing,batuk dan
pilek sejak 4 hr yll, ibu mengatakan timbul bintik- bintik
merah setelah demam 4 hr.An W tampak gelisah, nafas
agak sesak,
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga menderita
penyakit yang sama dengan pasien.
IV. Riwayak Kesehatan Lingkungan
Pasien tinggal di daerah perkampungan yang padat
penduduk, dan saluran air selokan mengalami
penyumbatan, sehingga saluran pembuangan limbah rumah
tangga tidak lancar, mengakibatkan penggenangan air
didalam selokan. Ayah An W berdagang di pasar An W
sering diajak ke pasar kalau,didepan toko ayah pasien
selokannya tergenang air,Tidak ada teman sebaya dan
tetangga yang menderita demam.
V. Riwayat Psikososial

22
An W sering bermain di luar rumah dan orang tua
sering membawa anak ke pasar dimana oorang tua mencari
nafkah berjualan di pasar
VI. Riwayat Tumbuh Kembang
An W tidak ada gangguan pertumbuhan atau
gangguan tumbuh kembang. Pasien sudah bisa berdiri
sejak usia 11 bulan,tetapi berjalan belum bisa karena anak
masih gamang dan sering terjatuh, Motorik Kasar : Pasien
sudah bisa bermain bola dan menyusun balok pada usia 11
bulan. Kognitif dan bahasa : kosa kata yang bisa di
ucapkan ma-ma pa-pa.

VII. Imunisasi
Jenis Imunisasi Usia Pemberian I Usia Pemberia II Usia Pemberian III
BCG 1 Bulan
Hepatitis 2 Bulan I,II,III II
DPT 2 Bulan I,II II 4 Bulan,DPT III
Polio 2-3 Bulan I II 4 Bulan, Polio
Campak 9 Bulan Polio dan
Campak
Kesimpulan Imunisasi An.W Lengkap
VIII. Pola Kebiasaan Sehari Hari
a. Pola Pemenuhan Nutrisi
1) Sehat : Makan 3 x sehari dengan menu lengkap,(nasi lauk
pauk dan sayur). Anak biasa minum susu
bendera bubuk setiap pagi dan malam hari.
2) Sakit : Makan dengan diet ML dan susu 3 x 200 cc (Porsi
makan yang dihabiskan hanya 1/4 porsi saja)
b. Pola Tidur
1) Sehat : Ibu mengatakan anak bisa tidur siang selama 5 jam
sehari..dan tidur malam seperti biasa 8-9 jam/hari.
2) Sakit : Anak bisa tidur siang lebih kurang 2 jam/ hari dan
sering terbangun akibat ketidaknyamanan
peningkatan suhu tubuh.
c. Pola aktivitas/Latihan/Olah raga/Bermain/Hobi

23
Pasien berusia 4 tahun dengan pekerjaan orang tua
wiraswasta. Rutinitas yang di lakukan pergi pagi pulang
sore, terkadang pasien dibawa ke toko atau
ketempat orang tua bekerja. Diwaktu sehat anak
bermain seperti anak biasanya.
d. Pola Kebersihan diri
Mandi, oral hygine, cuci rambut, berpakaian.
Sehat : Anak mandi 2 kali sehari dibantu oleh orang
tuanya, pasien sikat gigi sudah menggunakan pasta gigi
baby, cuci rambut setiap pasien mandi, berpakian dibantu
oleh orang tua
Sakit : Diwaktu sakit pasien tidak pernah mandi, orang tua
beranggapan bila anak demam hanya bisa di lap saja.
e. Pola Eliminasi
1) BAB, Sehat : Pasien BAB tiap hari warna kuning,
konsistensi lunak.
Sakit : Selama sakit pasien mencret, frekuensi 2
kali, konsistensi cair, sedikit hampas
warna hijau
2) BAK, Sehat : Pasien pakai pampers lebih kurang 3 kali
diganti sehari
Sakit : Selama dirawat, karena pasien pasang
infus lebih kurang 4 kali ganti pampers
warna kuning.
f. Kebiasaan Lain
Pasien suka memasukkan benda asing ke mulut seperti
mainan.
IX. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
TD : 120/100mmhg
Nadi : 120x/ Menit
Pernapasan : 60x/ Menit
Suhu : 38,1 C
b. TB/BB 105 cm/ 16 kg
c. Kepala
LK : 52 cm
Pasien tidak mandi dan cuci rambut hanya di lap saja

24
d. Mata
Mata tidak simetris kiri dan kanan (mata juling),
konjungtifa tidak anemis, sklera tidak ikterik, papebra
oedem, pupil( reflek cahaya positif), mata tampak
memerah dan cekung
e. Telinga
Simetris ki/ka, serumen tidak ada. Pendengaran bagus
f. Hidung
Septum simetris ki/ka sekret (+), pasien rewel dan sering
menangis Perdarahan hidung (+) tampak ketika anak
mengupil hidung nya
g. Mulut
Kebersihan ada, warna bibir merah, mukosa bibir kering,
lidah merah, gigi lengkap.Perdarahan gusi (+)
h. Leher
Pembesaran kelenjer getah bening tidak ada, pembesaran
kelenjer tiroid tidak ada.
i. Thorax
I : Simetris ki/ka, tidak ada tarikan dinding dada, gerakan
nafas abdominal torakal, Suara nafas vesikuler
P : Tidak fremitus kiri dan kanan
P : Sonor
A : Rhonki -/-, wheezing -/-
j. Jantung
I :Bunyi jantung normal, irama teratur.
P : Ictus cordis tidak teraba
P : Batas jantung normal
A : Bunyi jantung teratur
k. Abdomen
I : Ptekie Spontan
A : Dising usus normal 14 x /menit
P : Distensi ada
P : Perut kembung
l. Punggung
Bentuk normal, tidak ada tanda-tanda kelainan kongenital
m. Ekstremitas
Akral dingin, infus terpasang 2 jalur, pada lengan kiri atas
kaki kiri bawah. Terdapat Ras reconvalensence di
seluruh tubuh. CRT memanjang > 3 detik
n. Genetalia
BAB tidak ada perdarahan

25
o. Kulit
Ptekie spontan (+) terdapat Ras Reconvalensence, turgor
bagus cepat kembali, kulit terasa lembab.
p. Pemeriksaan Neurologis
Anak samnolen
X. Pemeriksaan Tumbuh Kembang
a. DDST
Personal sosial : pasien sudah bisa memakai baju ,biasanya
pasien tidak takut dengan orang baru,karna kondisinya syok
pasien agak gelisah dan hanya sama ayah dan ibu saja mau.
Motorik Halus: Biasanya pasien sudah bisa mengambar
beberapa bagian,memilih jari yang lebih besar dengan benar
Bahasa : Dapat berkata -kata dengan jelas,karena kondisi
pasien syok pasien banyak gelisah mau membuka slang 02
yang terpasang.
Motorik kasar : Berdiri satu, melompat, melemparbola,berjalan
mundur,Tapi kondisi sakit pasien tidur ditempat tidur,posisi
setengah duduk.
b. Status Nutrisi An.W baik
XI. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium... Tgl 26/3/16
Hb : 12,6 gr % (
Leukosit 10.500 mm/3 (5.000-10.000)
Ht : 37 gr % (40-48 (p)/38-43(w)
Trombosit 92000 mm/3 (150.000-400.000)
.tgl 28/3/16
Hb :13.6 gr%
Leuko :10500 mm/3
Ht :34 gr %
Trombo:42.000 mm/3
Tgl 29/3/16
Hb : 11.2
Leuko: 10400. Mm/3
Ht : 33 gr%
Trombo: 66.000 /mm3
Tgl 30/3/16
Hb : 10.6 gr%
Leuko : 8600 mm/3
Ht : 32 gr%
Trombo 73.000 mm/3...................
XII. Penatalaksanaan
Pemberian Therapi.....IVFD RL 10 gtt/i

26
Ranitidin 2x 20 mg IV
Paracetamol 3x 11/4 cth
Hasil kolaborasi laksanakan Protap pasien syok
IVFD RL 2 jalur. 20 cc/BB selama 1/2 jam
Monitor TTV /1/2 jam

27
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS : -Ibu mengatakan anaknya demam Syok Pindahnya cairan
Sudah 6 hari. (Hipovolemik ) intravaskuler ke
-Ibu mengatakan anaknya sering ekstavaskuler
Tidur.
-Ibu Mengatakan nafas anaknya
Terlihat sesak.
-Ibu mengatakan perut anak makin
Besar

DO : -Pasien tampak lemah.


-Nafas sesak RR : 60 x/i
-pasien sering tidur.
-Td 100/80 x/i
-Nadi 120 x/i
-Akral pasien dingin.
- Perut kembung.
- Pasien tampak pucat.
- Bibir kering dan kemerahan.

2.. DS. -Ibu mengatakan anak sering haus Kekurangan volume Pindahnya cairan
dan minta minum. cairan intravaskuler ke
-Ibu mengatakan anak kelihatan ekstavaskuler
Kurus Sejak sakit.
-Ibu mengatakan bibir anak kering.

DO.- Anak tampak lemah


- BB anak saat sehat 16 kg.
- BB anak saat sakit 15 kg
- Bibir anak tampak kering dan
Kemerahan.
- Kulit anak tampak kering.
- Suhu 39.C
- TD 110/80 mmhg
- Nadi 110 x/m
- Lab.
Hb : 13.6 g/dl
Lekosit : 10.500 /mm3
Trombosit ; 42.000
Hematoktrit ; 39 %

28
BAB IV
PEMBAHASAN

Terdapat persamaan dan perbedaan antara konsep asuhan keperawatan


dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien. Persamaan dan perbedaannya
antara lain adalah :
1. Di konsep asuhan keperawatan tanda dan gejala yang biasanya ditemui pada
pasien DHF :
a. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari
kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah.
b. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan
umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang
positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena,
petekia dan purpura.
c. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba,
meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah.
d. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya
penderita, dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis
disekitar mulut.
Sedangkan tanda dan gejala yang dijumpai pada pasien adalah :
1. Demam

Pasien datang ke Rs dengan keluhan utama panas sudah 4 hari dengan


temperatur 383 C Axilla, panas terus menerus terutama pada siang hari
muntah -muntah 2 x ,nafsu makan menurun, sehingga pada tanggal 26
maret 2016 pasien masuk melalui IGD jam 02.00 wib dan dirawat

29
diruangan Anak Rsud Dr.Muhammad Zein Painan.pada tanggal
28/03/2016 pasien mengalami syok.
1. Perdarahan

Mata : Kelopak mata oedem,

Hidung : terdapat perdarahan hidung pada hari 3 dirawat

Mulut : terdapat perdarahan pada gusi pada hari 3 dirawat

Perut : Distensi (+),

Kulit :pada hari ke 4 demam terdapat ptekie spontan,Terdapat Ras


reconvalensencepada demam hr 6

Ekstremitas : oedema

2. Syok .

Pasien mengalami syok pada hari demam hr ke 6,TD 120/100.N :120


x/menit,Suhu 38,1 C,Pernafasan 60 x/menit,Akral dingin,

Sehingga diagnosa yang bisa diangkat antara lain :


1. Syok B/D Perpindahan cairan Intraceluler ke cairan Ektraseluler
2. kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan dan
ptekie.
3. Hipertermi B/D Proses penyakit

BAB V
PENUTUP

30
A. Kesimpulan
Ada beberapa persamaan Teoritis dengan kasus yang kelompok ambil,
diantaranyan pasien mengalami demam tinggi selama 4 hr,masa kritis pasien
DHF demam hr 5 - 7 hr demam, hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik
terdapat ptekie spontan,perdarahan hidung,gusi,oedem pada kelopak dan
ekstremitas,An W mengalami syok pada demam hr 6.Melakukan analisa
data pada An. W dengan Dangue Haemorogic Fever(DHF). Diagnosa yang
timbul Syok penanganan pertama Management Syok. Melakukan protap
Syok sesuai protap diruangan Anak.Pasang IV Line 2 jalur RL 20cc/BB
selama 1/2 jam .monitor TTV saban 15 -30/ menit.Evaluasi yang tercapai
Syok teratasi.
Untuk menggurangi Dampak masih tingginya angka penyakit DHF
terutama pada Anak,penting sekali Peran perawat kalau di RS selain
melakukan perawatan pada pasien DHF juga penyuluhan pada keluarga
tentang perawatan anak yang mengalami DHF,apa yang dilakukan dirumah
setelah dirawat.jaga kebersihan terutama hindari pakaian yang bergantungan,
aliran selokan jangan sampai tergenang,3 M,Menguras,Menutup dan
menimbun/Membakar barang yang bisa membuat air tergenang.

B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan penyusunan makalah ini dapat meningkatkan kualitas
pelayanan sehingga dapat melakukan asuhan keperawatan dengan baik
terutama pada kasus perawatan anak dengan Dangue Haemorogic
Fever(DHF) dan dapat menjadi acuan untuk tindakan proses
keperawatan.

2. Bagi mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan
meningkatkan keterampilan serta mengaplikasikan secara langsung teori-
teori yang didapat di bangku perkuliahan dan dapat memberikan ilmu dan

31
pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

AW Sudoyo, B Setiyohadi, I Alwi, M Simadibrata K, S Setiadi (eds),

32
Buku ajar ilmu penyakit dalam jilidIII Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing.
h 1984
Centres for Disease Control and Prevention (2010) "Dengue Epidemiology".
"Dengue Fever" National Institute of Allergy and Infectious Diseases
Vorvick, L (2010) "Dengue hemorrhagic fever"MedlinePlus.
World Health Organization (2009) "Dengue and Dengue Haemorrhagic
Fever".http://www.bratachem.com/abate/siklus.htm. 2004.
MembasmiJentikNyamuk, MencegahDemamBerdarah.
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_308/materi2.html. 2008.
DemamBerdarah Dengue.
http://118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full.php
ppid=245&fname=hal3a.htm. 2008. DemamBerdarah Dengue.
Herdman,T.Heather.Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014.
Amin Huda Nurarif.Hardhi Kusuma .Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis dan NANDA .2013.
Judith M.Wilkinson.Buku saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 .2011.
Murwani, Arita, 2011.Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi I.
Yogyakarta

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan

33
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak pada An.W dengan DHF
grade III diruangan Anak RSUD Dr.Muhammad Zein Painan tanggal 28
maret sampai 30 maret 2016 ” . Shalawat dan salam tidak penulis ucapkan pada
junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW.Dalam menyelesaikan makalah ini
kelompok banyak mendapat masukan yang membangun untuk itulah kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drg.BUSRIL.MM selaku Direktur RSUD Dr.Muhammad Zein
Painan.
2. Ibu Ns.Mira Andika M.Kep Selaku Dosen Koordinator Perawatan Anak.
3. Ibu Ns.Agustina S.Kep Pembimbing Klinik di Ruangan Anak.
4. Orang tua An W yang telah bersedia memberikan informasi tentang
pasien.
5. Bapak Dah Suherman.SH selaku KTU dan Ketua Diklat RS
6. Bapak Doni Boy. MM Kasubag Kepegawaian wakil ketua Diklat RS.
7. Ibu Ns.Zaiyar Efrita.M..Kep Kasi Keperawatan.
8. Ibu Bay evon Karmila MM. Selaku Koordinator Diklat
9. Serta seluruh ibu dosen,serta rekan rekan kelompok A yang senantiasa
selalu kompak dan kebersamaan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
karena keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu kelompok mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Painan, 04 April 2016

Kelompok A
LAPORAN KASUS SEMINAR
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An.W DENGAN DHF GR III
DIRUANGAN RAWAT INAP ANAK RSUD Dr.MUHAMMAD ZEIN
PAINAN TGL 28 MARET S/D 30 MARET 2016

34
OLEH :
KELOMPOK A
1. DELNI DESASTRI,S.Kep 8. MEKSI YURINDO,S.Kep
2. DORI EFRIHARMA,S.Kep 9. NEN YALNI,S.Kep
3. DEWI HERAWATI,S.Kep 10. NURSYAFRIANI,S.Kep
4. FEBRITA,S.Kep 11. RIRI AFRIANI,S.Kep
5. HIRVA YORA,S.Kep 12. SALLI DANNAVRIKHA,S.Kep
6. IDHA SRILAILI,S.Kep 13. WELFI,S.Kep
7. LUSI HASMI,S.Kep

PRAKTEK PROFESI NERS


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2016

35

Anda mungkin juga menyukai