Modul 1 Up
Modul 1 Up
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2. H2SO4 pekat
1. Sampel (diberikan asisten) ± 1 gr dimasukkan ke dalam test tube.
2. Ditambahkan 0,5 ml H2SO4 pekat, diamati yang terjadi dan diuji
gas yang keluar untuk gas tidak berwarna dan berwarna seperti
tabel di bawah ini :
Jenis Gas Karakter/unsur senyawa yang ada
CO2 Dapat mengeruhkan setetes Ba(OH)2 berarti adanya
karbonat, oksalat.
H2S Bau telur busuk, dengan kertas Pb asetat memberi warna
hitam dari S berarti adanya polisulfida.
HOAc Dapat memerahan kertas lakmus, berarti adanya asetat.
HCl Bau merangsang yang dapat dicirikan bila batang pengaduk
yang dibasahi HCl dicelupkan ke dalam NH4Cl berarti
adanya garam-garam klorida.
HF Bau merangsang, dalam keadaan dingin seperti berminyak,
bila dipanaskan mengeluarkan gas, berati adanya garam-
garam flourida atau silicon flourida.
NO2 Berwarna coklat, bau merangsang dan dapat membirukan
kertas benzidina, berarti adanya nitrit.
Br2 dan Warna coklat, bau merangsang dan dapat membirukan
HBr kertas KI + kanji, berati adanya hipobromit.
Cl2 Warna kuning, bau merangsang, membirukan kertas KI +
kanji berati adanya hipoklorit.
NO3 Bau merangsang, warnacoklat, membirukan kertas KI +
kanji berarti adanya garam-garam nitrat.
CIO2 Gas kuning, dapat meledak berarti adanya garam-garam
klorat.
I2 Gas ungu, bau merangsang, memutihkan kertas lakmus,
membirukan kertas KI + kanji berati adanya garam-garam
klorida.
B. Dengan NaOH
Sama hal dengan asam kuat, dengan basa kuat juga akan mendesak basa
lemah dan mengeluarkan gas yang dapat ditandai dari baunya.
1. Sampel (diberikan asisten) ± 1 gr dimasukkan ke dalam test tube.
2. Ditambahkan 0,5 ml NaOH 1M, diamati yang terjadi dan diuji gas yang
dihasilkan .
NH3 Gas tidak berwarna, bau merangsang, dapat merubah kertas
lakmus merah menjadi biru, dengan pereaksi Nessler
menimbulkan warna coklat.
Gas yang lain diidentifikasi dengan spesifik gas seperti percobaan
dengan asam sulfat.
B. Pelarutan Sampel (anorganik dan organik)
Untuk melarutkan sampel terutama sampel yang betul-betul belum diketahui
karakternya, dilakukan pelarut-pelarut berturut-turut (dengan sedikit zat).
Untuk senyawa anorganik dapat digunakan pelarut yang bersifat polar ( air
murni, HCl 2M, HCl pekat, HNO3 2M, HNO3 pekat, Aquaregia HNO3 pekat :
HCl pekat 1 : 3 dan sebagainya) dan senyawa organik digunakan pelarut yang
bersifat non polar (pelarut organik, etil alkohol, aceton, benzen, eter,
kloroform, karbon tetraklorida, dan sebagainya).
a. Untuk sampel senyawa anorganik
1. Disiapkan 6 buah test tube yang bersih, diberi lebel.
2. Masing-masing test tube dimasukkan sampel kira-kira 1 gram
3. Ditambahkan ke masing-masing sampel 5 tetes berturut-turut pelarut
air murni, HCl 2M, HCl pekat, HNO3 2M, HNO3 pekat, dan
aquaregia, kemudian dikocok.
4. Dibiarkan 30 menit, perhatikan mana yang terlarut sempurna (pelarut
yang melarutkan sampel dengan sempurna dipakai sebagai pelarut
yang cocok untuk percobaan selanjutnya).
b. Untuk senyawa organik. Digunakan pelarut yang bersifat non polar
(pelarut organik, etil alkohol, aceton, benzen, eter, kloroform, karbon
tetraklorida).
1. Disiapkan 6 buah test tube yang bersih, diberi lebel.
2. Masing-masing test tube dimasukkan sampel kira-kira 1 gram
3. ditambahkan ke masing-masing sampel 5 tetes berturut-turut pelarut
etil alkohol, aseton, benzen, eter, klorofrom,karbon tetraklorida, dan
dikocok.
4. Dilanjutkan dengan penambahan pelarut sampai volume 5 ml dan
dikocok
5. Dibiarkan 30 menit, perhatikan mana yang terlarut sempurna (pelarut
yang melarutkan sampel dengan sempurna dipakai sebagai pelarut
yang cocok untuk percobaan selanjutnya).
C. Uji reksi nyala
Zat/senyawa dapat memeberikan warna khas sesuai dengan unsur/logam
penyusunnya, karena logam mempunyai jumlah elektron yang berbeda-
beda, sehingga valensi elektronnya berbeda pula. Eksitasi elektron pada
elektron valensi, akibat dirangsang oleh pemakaran dengan bunsen,
memberikan eksitasi elektron yang berbeda untuk setiap logam, sekaligus
akan memberikan panjang gelombang yang dicirikan oleh warna yang
muncul. Warna dapat dilihat melalui pembakaran zat/senyawa dengan kawat
Ni-Cr, yang sebelum kawat Ni-Cr dibersihkan dengan mencelupkan ke
dalam larutan HCl. Spesifik panjang gelombang atau warna dapat terlihat
dengan bantuan kaca kobalt atau kaca biru tua.
1. Hasil pelarut pada percobaan diatas, dianalisa berdasarkan nyala
2. siapkan kawat nikrom yang telah dicelupkan pada HCl pekat
3. Dicelupkan kawat nikrom kedalam sampel, dan dibakar dalam
pembakar spirtus. Diamati warna yang terjadi, dengan bantuan kaca
kobalt
4. Dilakukan secara bergantian pada setiap sampel
5. Dicatat hasil pengamatan pada jurnal, sesuai dengan kode sampel.
I. Identifikasi Sampel
1. Pengenalan secara makro
Padat Padat
2. H2SO4 pekat
c. Dengan NaOH
- Amati - Amati
- Bakar
- Amati warna
Warna api jingga
A. Identfikasi sampel
Hasil Percobaan
No Perlakuan
Organik Anorganik
1 Identifikasi Sampel Secara Makro
a. Wujud Padatan Padatatan
b. Rupa Serbuk Serbuk
c. Warna Putih Cokelat
d. Bau Tidak Berbau Tidak berbau
2 Asam Basa
Pengenalan sifat asam
1. Dengan kertas lakmus
a. Mencelupkan kertas Lakmus biru Lakmus biru
lakmus menjadi merah menjadi merah
b. Mengamati perubahan
B. Senyawa Organik
1. 6 test tube diisi sampel
2. Ditambahkan
a. Etanol Tidak larut
b. Karbontetraklorida Tidak larut
c. Benzene Larut sempurna
d. Kloroform Tidak larut
e. Eter Tidak larut
f. aseton Tidak larut
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yakni tentang identifikasi sampel dan preparatif.
Sampel terdiri dari dua macam yakni sampel senyawa organik dan senyawa
anorganik. Biasanya sampel anorganik diperoleh dari garam – garam mineral,
sedangkan senyawa organik biasanya diperoleh dari bahan – bahan alam.
Untuk melakukan preparatif sampel terlebih dahulu kita haru memiliki
pelarut yang cocok, maka dari itu awal pengerjaan adalah indentifikasi sampel
untuk menentukan pelarut apa yang cocok untuk sampel yang dimiki.
Awal percobaan dimulai dari identifikasi bentuk yakni berbentuk serbuk
dilanjutkan dengan warna dan bau dari hasil percobaan diperoleh warna
cokelat tidak berbau untuk sampel anorganik. Sedangkan sampel organik
berbentuk cairan berwana bening tidak berbau. Selain identifikasi secara
makro dapat pula diuji dengan asam dan basa. Untuk asam kita ambil salah
satu yaitu dengan H2SO4 pekat yang diperoleh yakni terbentuk CO2 saat uji
dengan Ba(OH)2 serta tidak berbau dan menghasilkan warna larutan coklat.
Untuk uji basanya menggunakan NaOH dan diperoleh hasil untuk sampel
organik terdapat gelembung dan gumpalan serta untuk sampel anorganik
berbau dan sedikit mengendap. Kenapa pada saat di uji dengan asam encer
terjdi perubahan warna coklat disebabkan dalam senyawa tersebut
mengandung Fe3SO4, Fe2O, dan sebagainya.
Sampel organik dan anorganik dilarutkan pada pelarut yang berbeda. Hal
ini dikarenakan terjadi kepolaran pada senyawa organik dan anorganik.
Senyawa anorganik biasanya laut dalam pelarut anorganik polar. Pelarut polar
digunakan karena senyawa anorganik memiliki ikatan yang kuat antar
molekulnya. Dari hasil percoabaan pelarut yang memiliki kepolaran paling
baik adalah HCl pekat dimana sampel anorganik dapat larut dengan sempurna,
hal ini disebabkan karena keelektronegatifan yang tinggi antar senyawanya.
Untuk sampel organik akan dilarutkan pada pelarut organik yang bersifat
non polar kenapa, karena momen dipol listrik yang tidk dimiliki oleh larutan
anorganik. Dari hasil percobaan senyawa yang memiliki sifat non polar paling
baik yakni eter karena sampel senyawa organik dapat larut secara sempurna.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel organic dan anorganik bersifat tidak hidroskopis.
2. Saat di test dengan kertas lakmus anorganik bersifat asam dan organic
bersifat asam.
3. Pada reaksi nyala anorganik berwarna oren/jingga dan oraganik
berwarna pink (merah muda).
4. Pada preparative organic larut sempurna larutan benzan dan anorganik
larut sebagian dengan HCl pekat.
DAFTAR PUSTAKA
Brand, James. 2012. Chemitri Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Hart. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi 11. Jakarta: Erlangga.
Petruci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Mode Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Putjaatmaka. 1982. Kimia Organik Terjemahan Dari Organic Chemistry Oleh
Fessenden. Jakrta: Erlangga.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semikaro
Bagian Satu. Jakarta : PT Kolman Media Pustaka.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung. ITB
LAMPIRAN