Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan


1. Berdasarkan identifikasi dan preparative sampel melalui pengamatan
secara makro tentang wujud, rupa, warna, bau dan sifat hidroskopis dari
senyawa organik dan anorganik.
2. Berdasarkan karakteristik sampel organic dan anorganik
1.2 Tujuan Percobaan

Memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang pengenalan sampel dari


golongan senyawa organik atau senyawa anorganik serta melihat karakterisasi
atau pengelompokan sifat sampel yang dianalisis.

1.3 Manfaat Percobaan


Mengetahui unsure unsure yang termassuk golongan kation dan anion dan
mengetahui perubahan yang terjadi jika ditambahkan dengan reagensia yang
ada.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

Identifikasi sampel merupakan langkah awal sebelum melakukan


analisis kimia untuk menetapkan jenis/karakter/golongan dari sampel yang
akan dianalisis, apakah dari senyawa anorganik atau senyawa organi,
sekaligus pula dapat menetapkan metoda/prosedur/ kerja analisanya.

Identifikasi meliputi pengamatan secara makro tentang wujud, rupa,


bau, sifat hidroskofis. Dalam praktikum ini jenis atau golongan sampel adalah
sampel dari golongan anorganik misalnya mineral berasal dari batu-batuan,
pasir, tanah, dan air. Sedangkan sampel organik misalnya dari alam seperti
tumbuh-tumbuhan, hewan, dan sintetis dari polimer.

Preparatif sampel adalah menyiapkan sampel siap untuk dianalisa atau


diukur ssesuai dengan Metoda Analisa Kimia (MAK) yang digunakan.
Merubah wujud sampai ke wujud yang dikehendaki oleh MAK. Perubahan
dari wujud ke padat ke larutan dengan cara melarutkan sampel dengan pelarut
yang cocok.

Dalam praktikum melarutkan sampel dilakukan:


1. Untuk sampel anorganik pelarut yang digunakan pelarut yang
bersifat polar mulai, berturut-turut dengan air muri, HCl 2M, HCl
pekat, HNO3 pekat, Aquarehia (HNO3 pekat : HCl pekat = 1:3)
2. Untuk sampel organic digunakan pelarut organic bersifat non polar
berturut-turut: etanol, aseton, benzene, eter, kloroform, karbon
tetraklorida.
2.2 Teori Tambahan
Identifikasi dan preparatif sanpel adalah menganalisa sampel anorganik
dan organik. Pada sampel organik pelarut yang digunakan adalah alkohol,
benzena, aseton, eter, kloroform. Alkohol adalah pesenyawa organik yang
mempunyai satu atau lebih gugus fungsi hidroksil.(Syukri, 1999)
Sifat asam basa senyawa organik menurut Archenius yaitu asam rasanya
manis dapat bereaksi dengan kebanyakan logam membentuk gas, merubah
lakmus biru menjadi merah, menghantarkan arus listrik menghasilkan gas
CO2 apabila direaksikan dengan karbonat dan bereaksi dengan basa
menghasilkan garam dan air.
Basa rasanya alkalis, licin, mengubah lakmus merah menjadi biru,
menghantarkan listrik, bereaksi dengan logam aktif, menghasilkan gas dan
bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan air.(Petrucci, Ralph, 1987)
Analisa kualitatif bertujuan menunjukan adanya atau tidaknya unsur
radikal, ion atau senyawa dalam zat atau campuran zat yang tidak diketahui
atau sampel. Sedangkan untuk menentukan struktur molkul atau struktur
kristal tidak termasuk kedalam analisa kualitatif. Analisa kualitatif selalu
diikuti oleh analisa kuantitatif yang menentukan jumlah atau kualitas unsur
raadikal ion dan senyawa yang dicari.(Syukri, 1999)
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(anion dan kation) tentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi pereaksi yang memberikan tertentu untuk
satu jenis kation dan anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi –
pereaksi ini dapat dilihat adanya perubahan kimia yang terjadi, misalnya
bentuk endapan terjadi perubahan warna dan bau.(Svehla, 1985)
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon keculai karbiad, karbonat, dan oksida karbon. Diantara
beberapa golongan senyawa organik adalah hidrokarbon aromatik, senyawa
yang mengandung paling tidak cincin benzen. Senyawa hidrosiklik yang
mencakup atom – atom non karbon dalam struktur cincinnya. (Pudjaatmaka,
1982)
Contoh dari senyawa organik atau molekul : asam nukleat, lemak, protein,
gula, enzim, metana dan beberapa bahan – bahan. Sesngakan cotoh dari
senyawa anorganik yaitu NaCl, logam dan berlian. Zat yang terbentuk dari
elemen tunggal dan senyawa lain yang tidak mengandung ikatan karbon
hidrogen. (Heart, 2003)
Warna larutan yang diperoleh ketika tidak dilarutkan dalam air atau asam
encer harus diperhatika, karena ini mungkin memberi keterangan –
keterangan yang berharap warna – warna berikut diperhatikan oleh ion – ion
(katon biasanya berhidrat) yang terdaat dalam larutan encer.
Tembaga (II) : Biru
Mangan : Kuning Kromat
Kobalt : Merah Jambu (Vogel, 1985)
Identifikasi sampel dan preparatif sampel melakukan langkah awal
sebelum melakukan analisis kimia untuk menetapkan maca atau jenis zat atau
komponen – komponen bahan yang di analisa. Dalam melakukan analisa kita
mempergunakan sifat – sifat zat atau bahan alam sifat fisik maupun sifat
kiminaya misalnya ada satu sampel cairan dalam gelas kimia. Bila kita ingin
mengetahui apa sampel cair itu maka lakukanlah analisa kualitatif terhadap
sampel tersebut. Caranya menentukan sifat fisik sampel tersebut. Misalnya
bagaimanakah warna, bau, indeks bias, titik didih, masa jenis, dan kelarutan.
Begitu pula bila sampel padatan kita tentukan bagaimana warna, bau, titik
leleh, bentuk molekul kristal serta kelarutan. (Brand, 2012)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat yang dipergunakan:

1. Tabung reaksi ukuran 6. Kawat nikrom


sedang 7. Alat destruksi basah
2. Rak tabung reaksi 8. Kaca arloji
3. Batang pengaduk kaca 9. Botol semprot
4. Plat tetes 10. Botol warna penyimpanan
5. Gelas kimia 250, 500 sampel
ml
3.1.2 Bahan yang dipergunakan:
1. Sampel dari senyawa 12. Alkohol
organik 13. aseton
2. Sampel dari senyawa 14. Na2CO3
anorganik 15. K2CO3
3. HCl 2M 16. NaOH
4. HCl Pekat 17. Aquades
5. Metiken klorida
6. etil asetat
7. n-hexan
8. H2SO4 pekat
9. HNO3 2M
10. HNO3 pekat
11. H2O2
3.2 Cara Kerja
A. Identifikasi sampel ( anorganik dan organik )
1. Sampel yang disiapkan terdiri dari sampel Anorganik dan Organik.
Sampel anorganik diberikan asisten dan sampel organik disiapkan oleh
praktikan.
2. Periksa kesua sampel ini secara makro terhadap :
a. Pengenalan Wujud : padat, cair atau gas.
b. Pengenalan Rupa :
untuk padat : bungkahan (flokul), butiran, serbuk halus
untuk cair : larutan, koloid
c. Pengenalan Warna
c.1 Sampel anorganik
Sampel padat, larutan dan cair memberikan warna yang khas
sesuai dengan unsur penyususnnya, warnanya : berwarna dan
bening.
Jika berwarna memberikan beberapa kemungkinan ada unsur
seperti di bawah ini :
Warna Sampel Kemungkinan unsur/senyawa yang ada
Hijau Ni(II), Fe(II), Cr(II), Cu(II), Cr2O3, HgCl2 ,KMnO4
Biru Cu(II), Co(II), HgO, HgI2, HgS, CrO4, K4Fe(CN)6,
Cr2O7,Sb2S3
Merah Pb3O4, As2O3
Merah Jambu Mn(II), Co(II)
Kuning Fe(III), As2O3, HgO, CdS, PbI2, CrO4,
K4Fe(CN)6.3H2O
Coklat Fe(III), PbO, CdO, Fe2O4, Ag3AsO4, SnS, Fe2O3,
Fe(OH)3
Hitam PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO2, Co3O4, CoS,
NiS, NiO, Ag2S, C

Sampel gas, dilaksanakan pada percobaan reaksi dengan


asam sulfat.

c.2 Sampel oganik : berwarna, tidak berwarna

d. Pengenalan Bau : untuk anorganik/organik : berbau atau tidak


berbau
3. Pengenalan sifat zat yang Hidroskopis (anorganik dan organik)
a. Diambil beberapa bagian dari masing-masing sampel, disimpan
dalam kaca arloji, dibiarkan beberapa lama.
b. Dicatat waktu mulai penyimpanannya dan mulai saat terjadi
peristiwa hidroskopis.
c. Dicari perbandingan waktu dari kedua sampel tersebut an
dinyatakan mana dari sampel tersebutyang sangat hidroskopis.
4. Pengenalan sifat asam dan basa (anorganik dan organik)
a. Dengan kertas lakmus
Sifat zat/senyawa dapa diperiksa sifat keasamannya dan
kebasaannya dengan menggunakan kertas lakmus. Diamati apa
yang terjadi dari kedua sampel tersebut.
b. Dengan asam sulfat
Asam sulfat yang digunakan H2SO4 encer 1M dan pekat. Asam
sulfat adalah asam kuat, sebagai hasil reaksinya dengan asam
lemah akan terdesak keluar dan menghasilkan gas seperti :
CO3= + 2H+ ↔ H2CO3
H2CO3↔ H2O +CO2
A. Dengan H2SO4 encer
1. H2SO4 encer
1. Sampel (diberikan asisten) ± 1 gr dimasukkan ke dalam test tube.
2. Ditambahkan 0,5 ml H2SO4 1M, diamati yang terjadi dan diuji gas
yang keluar untuk gas tidak berwarna dan berwarna seperti tabel di
bawah ini :
Jenis Gas Karakter/unsur senyawa yang ada
SO2 Bau merangsang dan dapat terjadi dari reaksi dengan H2SO4
encer bila memberi warna hijau berarti sulfit, tetapi endapan
S berarti tiosulfit.
CO2 Dapat mengeruhkan setetes Ba(OH)2 berarti adanya
karbonat, oksalat.
H2S Bau telur busuk, dengan kertas Pb asetat memberi warna
hitam dari S berarti adanya polisulfida.
HOAc Dapat memerahan kertas lakmus, berarti adanya asetat.
NO2 Berwarna coklat, bau merangsang dan dapat membirukan
kertas benzidina, berarti adanya nitrit.
Br2 Warna coklat, bau merangsang dan dapat membirukan
kertas KI + kanji, berati adanya hipobromit.
Cl2 Warna kuning, bau merangsang, membirukan kertas KI +
kanji berati adanya hipoklorit.

2. H2SO4 pekat
1. Sampel (diberikan asisten) ± 1 gr dimasukkan ke dalam test tube.
2. Ditambahkan 0,5 ml H2SO4 pekat, diamati yang terjadi dan diuji
gas yang keluar untuk gas tidak berwarna dan berwarna seperti
tabel di bawah ini :
Jenis Gas Karakter/unsur senyawa yang ada
CO2 Dapat mengeruhkan setetes Ba(OH)2 berarti adanya
karbonat, oksalat.
H2S Bau telur busuk, dengan kertas Pb asetat memberi warna
hitam dari S berarti adanya polisulfida.
HOAc Dapat memerahan kertas lakmus, berarti adanya asetat.
HCl Bau merangsang yang dapat dicirikan bila batang pengaduk
yang dibasahi HCl dicelupkan ke dalam NH4Cl berarti
adanya garam-garam klorida.
HF Bau merangsang, dalam keadaan dingin seperti berminyak,
bila dipanaskan mengeluarkan gas, berati adanya garam-
garam flourida atau silicon flourida.
NO2 Berwarna coklat, bau merangsang dan dapat membirukan
kertas benzidina, berarti adanya nitrit.
Br2 dan Warna coklat, bau merangsang dan dapat membirukan
HBr kertas KI + kanji, berati adanya hipobromit.
Cl2 Warna kuning, bau merangsang, membirukan kertas KI +
kanji berati adanya hipoklorit.
NO3 Bau merangsang, warnacoklat, membirukan kertas KI +
kanji berarti adanya garam-garam nitrat.
CIO2 Gas kuning, dapat meledak berarti adanya garam-garam
klorat.
I2 Gas ungu, bau merangsang, memutihkan kertas lakmus,
membirukan kertas KI + kanji berati adanya garam-garam
klorida.

B. Dengan NaOH
Sama hal dengan asam kuat, dengan basa kuat juga akan mendesak basa
lemah dan mengeluarkan gas yang dapat ditandai dari baunya.
1. Sampel (diberikan asisten) ± 1 gr dimasukkan ke dalam test tube.
2. Ditambahkan 0,5 ml NaOH 1M, diamati yang terjadi dan diuji gas yang
dihasilkan .
NH3 Gas tidak berwarna, bau merangsang, dapat merubah kertas
lakmus merah menjadi biru, dengan pereaksi Nessler
menimbulkan warna coklat.
Gas yang lain diidentifikasi dengan spesifik gas seperti percobaan
dengan asam sulfat.
B. Pelarutan Sampel (anorganik dan organik)
Untuk melarutkan sampel terutama sampel yang betul-betul belum diketahui
karakternya, dilakukan pelarut-pelarut berturut-turut (dengan sedikit zat).
Untuk senyawa anorganik dapat digunakan pelarut yang bersifat polar ( air
murni, HCl 2M, HCl pekat, HNO3 2M, HNO3 pekat, Aquaregia HNO3 pekat :
HCl pekat 1 : 3 dan sebagainya) dan senyawa organik digunakan pelarut yang
bersifat non polar (pelarut organik, etil alkohol, aceton, benzen, eter,
kloroform, karbon tetraklorida, dan sebagainya).
a. Untuk sampel senyawa anorganik
1. Disiapkan 6 buah test tube yang bersih, diberi lebel.
2. Masing-masing test tube dimasukkan sampel kira-kira 1 gram
3. Ditambahkan ke masing-masing sampel 5 tetes berturut-turut pelarut
air murni, HCl 2M, HCl pekat, HNO3 2M, HNO3 pekat, dan
aquaregia, kemudian dikocok.
4. Dibiarkan 30 menit, perhatikan mana yang terlarut sempurna (pelarut
yang melarutkan sampel dengan sempurna dipakai sebagai pelarut
yang cocok untuk percobaan selanjutnya).
b. Untuk senyawa organik. Digunakan pelarut yang bersifat non polar
(pelarut organik, etil alkohol, aceton, benzen, eter, kloroform, karbon
tetraklorida).
1. Disiapkan 6 buah test tube yang bersih, diberi lebel.
2. Masing-masing test tube dimasukkan sampel kira-kira 1 gram
3. ditambahkan ke masing-masing sampel 5 tetes berturut-turut pelarut
etil alkohol, aseton, benzen, eter, klorofrom,karbon tetraklorida, dan
dikocok.
4. Dilanjutkan dengan penambahan pelarut sampai volume 5 ml dan
dikocok
5. Dibiarkan 30 menit, perhatikan mana yang terlarut sempurna (pelarut
yang melarutkan sampel dengan sempurna dipakai sebagai pelarut
yang cocok untuk percobaan selanjutnya).
C. Uji reksi nyala
Zat/senyawa dapat memeberikan warna khas sesuai dengan unsur/logam
penyusunnya, karena logam mempunyai jumlah elektron yang berbeda-
beda, sehingga valensi elektronnya berbeda pula. Eksitasi elektron pada
elektron valensi, akibat dirangsang oleh pemakaran dengan bunsen,
memberikan eksitasi elektron yang berbeda untuk setiap logam, sekaligus
akan memberikan panjang gelombang yang dicirikan oleh warna yang
muncul. Warna dapat dilihat melalui pembakaran zat/senyawa dengan kawat
Ni-Cr, yang sebelum kawat Ni-Cr dibersihkan dengan mencelupkan ke
dalam larutan HCl. Spesifik panjang gelombang atau warna dapat terlihat
dengan bantuan kaca kobalt atau kaca biru tua.
1. Hasil pelarut pada percobaan diatas, dianalisa berdasarkan nyala
2. siapkan kawat nikrom yang telah dicelupkan pada HCl pekat
3. Dicelupkan kawat nikrom kedalam sampel, dan dibakar dalam
pembakar spirtus. Diamati warna yang terjadi, dengan bantuan kaca
kobalt
4. Dilakukan secara bergantian pada setiap sampel
5. Dicatat hasil pengamatan pada jurnal, sesuai dengan kode sampel.

3.3 Diagram Alir

I. Identifikasi Sampel
1. Pengenalan secara makro

Sampel Organik O-8 Sampel Anorganik A-8


- Pengenalan wujud - Pengenalan wujud

Padat Padat

Sampel Organik O-8 Sampel Anorganik A-8


- Pengenalan warna - Pengenalan warna
Kuning
Putih Coklat
Sampel Organik O-8 Sampel Anorganik O-8

- Pengenalan rupa - Pengenalan rupa


Serbuk Serbuk

Sampel Organik O-8 Sampel Anorganik O-8


- Pengenalan bau - Pengenalan bau

Tidak berbau Tidak berbau

2. Pengenalan sifat zat yang hidroskopis

Sampel Organik O-8 Sampel Anorganik O-8


- Simpan di kaca arloji - Simpan di kaca arloji

- catat waktu mulai menyimpan - catat waktu mulai menyimpan

- catat waktu mulai hidroskopis - catat waktu mulai hidroskopis

- cari perbandingan waktu - cari perbandingan waktu


Tidak Hidroskopis Tidak Hidroskopis
3. Pengenalan sifat asam dan basa
a. Dengan kertas lakmus

Sampel Organik O-8 Sampel Anorganik A-8


- Periksa dengan kertas lakmus - Periksa dengan kertas lakmus

Lakmus biru menjadi merah Lakmus biru tetap merah


Lakmus biru tetap biru
Lakmus biru tetap biru
b. Dengan asam sulfat
Lakmus biru tetap biru
1. H2SO4 encer

1 g Sampel Organik O-8 1 g Sampel Anorganik O-8

+ 0,5ml H2SO4 1M + 0,5ml H2SO4 1M


- Uji gas - Uji gas
Tidak terdapat gas Tidak terdapat gas

2. H2SO4 pekat

1 g Sampel Organik O-8 1 g Sampel Anorganik O-8

+ 0,5ml H2SO4 pekat + 0,5ml H2SO4 pekat


- Uji gas - Uji gas
Terdapat gelembung gas Tidak terdapat gas

c. Dengan NaOH

1 g Sampel Organik O-8 1 g Sampel Anorganik O-8

+ 0,5 ml NaOH 1M + 0,5 ml NaOH 1M

- Amati - Amati

Terdapat gelembung Tidak terdapat gas


gas
d. Reaksi Nyala
Sampel Anorganik O-8

- Celupkan kawat NiCr

- Bakar

- Amati warna
Warna api jingga

II. Preparatif Sampel

1 g Sampel Organik O-8 Sampel Anorganik O-8

- Masukkan ke test tube - Masukkan ke test tube

+ etanol, aseton, benzen, + aquades, HCl 2M, HCl


pekat,

eter, kloroform, dan HNO3 2M, HNO3 pekat,

karbon tetraklorida dan aquaregia

- Kocok dan amati - Kocok dan amati


Larut dalam benzen Larut dalam HCl pekat
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identfikasi sampel

Hasil Percobaan
No Perlakuan
Organik Anorganik
1 Identifikasi Sampel Secara Makro
a. Wujud Padatan Padatatan
b. Rupa Serbuk Serbuk
c. Warna Putih Cokelat
d. Bau Tidak Berbau Tidak berbau
2 Asam Basa
Pengenalan sifat asam
1. Dengan kertas lakmus
a. Mencelupkan kertas Lakmus biru Lakmus biru
lakmus menjadi merah menjadi merah
b. Mengamati perubahan

2. H2SO4 1M Tidak terdapat Tidak terdapat gas


a. + 1 gram ke testube gas
b. + 0,5 H2SO₄ 1m

3. Dengan H₂SO₄ Pekat Terdapat Tidak terdapat gas


Sampel organik gelembung gas
a. + 1 gram ke testube
b. + 0,5 H2SO₄ pekat
c. Di kocok

Pengenalan sifat basa


4. Dengan NaoH Terdapat Tidak terdapat gas
a. + 1 gram ke testube gelembung gas
b. + 0,5 ml NaOH 1M
c. Mencatat uji gas
3 Hidroskopis tidak hidroskop tidak hidroskop
4 Preparatif Sampel
A. Sampel Anorganik
1. 6 test tube diisi sampel
2. Ditambahkan
a. Air murni Tidak larut

b. HCl 2M Tidak larut

c. HCl pekat Larut sebagian,


warna kuning

d. HNO₃ 2M Tidak larut

e. HNO₃ pekat Tidak larut,

f. Aquareagia Tidak larut

B. Senyawa Organik
1. 6 test tube diisi sampel
2. Ditambahkan
a. Etanol Tidak larut
b. Karbontetraklorida Tidak larut
c. Benzene Larut sempurna
d. Kloroform Tidak larut
e. Eter Tidak larut
f. aseton Tidak larut

5 Reaksi uji nyala


a. Cuci kawat nikrom dengan Warna nyala
HCl orange
b. Dimasukan pada sampel
c. Dibakar

4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yakni tentang identifikasi sampel dan preparatif.
Sampel terdiri dari dua macam yakni sampel senyawa organik dan senyawa
anorganik. Biasanya sampel anorganik diperoleh dari garam – garam mineral,
sedangkan senyawa organik biasanya diperoleh dari bahan – bahan alam.
Untuk melakukan preparatif sampel terlebih dahulu kita haru memiliki
pelarut yang cocok, maka dari itu awal pengerjaan adalah indentifikasi sampel
untuk menentukan pelarut apa yang cocok untuk sampel yang dimiki.
Awal percobaan dimulai dari identifikasi bentuk yakni berbentuk serbuk
dilanjutkan dengan warna dan bau dari hasil percobaan diperoleh warna
cokelat tidak berbau untuk sampel anorganik. Sedangkan sampel organik
berbentuk cairan berwana bening tidak berbau. Selain identifikasi secara
makro dapat pula diuji dengan asam dan basa. Untuk asam kita ambil salah
satu yaitu dengan H2SO4 pekat yang diperoleh yakni terbentuk CO2 saat uji
dengan Ba(OH)2 serta tidak berbau dan menghasilkan warna larutan coklat.
Untuk uji basanya menggunakan NaOH dan diperoleh hasil untuk sampel
organik terdapat gelembung dan gumpalan serta untuk sampel anorganik
berbau dan sedikit mengendap. Kenapa pada saat di uji dengan asam encer
terjdi perubahan warna coklat disebabkan dalam senyawa tersebut
mengandung Fe3SO4, Fe2O, dan sebagainya.
Sampel organik dan anorganik dilarutkan pada pelarut yang berbeda. Hal
ini dikarenakan terjadi kepolaran pada senyawa organik dan anorganik.
Senyawa anorganik biasanya laut dalam pelarut anorganik polar. Pelarut polar
digunakan karena senyawa anorganik memiliki ikatan yang kuat antar
molekulnya. Dari hasil percoabaan pelarut yang memiliki kepolaran paling
baik adalah HCl pekat dimana sampel anorganik dapat larut dengan sempurna,
hal ini disebabkan karena keelektronegatifan yang tinggi antar senyawanya.
Untuk sampel organik akan dilarutkan pada pelarut organik yang bersifat
non polar kenapa, karena momen dipol listrik yang tidk dimiliki oleh larutan
anorganik. Dari hasil percobaan senyawa yang memiliki sifat non polar paling
baik yakni eter karena sampel senyawa organik dapat larut secara sempurna.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel organic dan anorganik bersifat tidak hidroskopis.
2. Saat di test dengan kertas lakmus anorganik bersifat asam dan organic
bersifat asam.
3. Pada reaksi nyala anorganik berwarna oren/jingga dan oraganik
berwarna pink (merah muda).
4. Pada preparative organic larut sempurna larutan benzan dan anorganik
larut sebagian dengan HCl pekat.
DAFTAR PUSTAKA
Brand, James. 2012. Chemitri Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Hart. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi 11. Jakarta: Erlangga.
Petruci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Mode Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Putjaatmaka. 1982. Kimia Organik Terjemahan Dari Organic Chemistry Oleh
Fessenden. Jakrta: Erlangga.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semikaro
Bagian Satu. Jakarta : PT Kolman Media Pustaka.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung. ITB
LAMPIRAN

1. Pertanyaan dan Jawaban


1. Kenapa identifikasi sampel sangat penting dilakukan sebelum
mengerjakan analisa suatu sampel?
Jawab : Karena identifikasi merupakan langkah awal untuk
menetapkan jenis atau karakter ataupun golongan dari sampel yang
akan analisis apakah dari senyawa organik ataupun anorganik,
sekaligus pula dapat menetapka metode atau prosedur kerja
analisanya berikut pelarut yang cocok untuk sampel yang akan
digunakan.
2. Jelaskan kenapa unsur atau atom dan senyawa mempunyai warna
khas?
Jawab : Karena mengidentifikasi ion logam dalam jumlah yang
relatif kecil pada sebuah senyawa. Suatu unsur memiliki ciri dan
karakteristik yang berbeda-beda seperti halnya untuk logam-logam
golongan alkali dan alkali tanahyang memberikan warna-warna yang
khas bila dibakar, karena salah satu hal yang mempengaruhi
konfigurasi atom-atom tersebut sebab setiap atom memiliki
konfigurasi yang berbeda-beda serta karakteristik dari golongan
tersebut.
3. Kenapa dalam percobaan reaksi nyala dicelupkan terlebih dahulu
dengan HCl , apakah warna HCl yang terlihat pada waktu
memanaskan sampel?
Jawab : Karena Hcl dapat melarutkan pengotor-pengotor atau zat
pengganggu yang mungkin menempel pada kawat Ni-krom sehingga
pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat dan kawat akan
benar-benar bersih. Pembakaran HCl tidak memberikan warna
sehingga tidak mempengaruhi atau mengganggu warna nyala logam
alkali dan alkali tanah ketika diamati.
4. Cari jenis asam kuat yang dapat digunakan sebagai pelarut senyawa
organik
Jawab : HClO3, CHCl3, HCl
5. Cari jenis pelarut organik sebanyak mungkin, lengkapi
karakteristiknya!
Jawab : Eter : kurang polar, tidak terlalu larut dalam air, mudah
terbakar.
Aseton : Polar, dapat direduksi.

Anda mungkin juga menyukai