Anda di halaman 1dari 21

BAB III

LANDASAN TEORI

A. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

1. Pengertian

PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Pembangkit ini memiliki alat pembakaran yang dinamakan dengan boiler

sehingga dihasilkan uap panas kering (steam) yang akan digunakan untuk

memutar sudu-sudu turbin.

Sudu-sudu turbin yang berputar akan memutar poros turbin yang

terhubung langsung dengan poros generator, sehingga akan menghasilkan

energi listrik. Seperti yang kita ketahui bahwa generator berfungsi untuk

mengubah energi mekanik (poros turbin yang berputar) menjadi energi

listrik yang nantinya akan disalurkan ke garda induk melalui transformator

Gambar.1 PLTU 2 Jateng Adipala

11
2. Fungsi dan Prinsip Kerja PLTU

a. Siklus Rankine

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang

banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan

energi listrik yang ekonomis. PLTU merupaka mesin konversi energi

yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.

Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan,

yaitu:

 Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi

panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.

 Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam

bentuk putaran.

 Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gambar.2 Proses Konversi Energi pada PLTU

12
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersikulasi secara

tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara

singkat adalah sebagai berikut:

 Pertama, air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas

permukaan pemindah panas. Di dalam boiler air ini dipanaskan

dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara

sehingga berubah menjadi uap.

 Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur

tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan

daya mekanik berupa putaran.

 Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar

menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan

magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan

energi listrik dari terminal output generator.

 Keempat, uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk

didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air

yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap

kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

 Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

13
Gambar.3 Siklus Fluida Kerja Sederhana Pada PLTU

b. Siklus Kerja PLTU

Siklus kerja PLTU merupakan siklus tertutup dapat

digambarkan dengan diagram T – s (Temperatur-entropi). Siklus ini

adalah penerapan siklus rankine ideal.

Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut:

14
Tabel.2 Diagram T – s Siklus PLTU

(Siklus Rankine)

 a-b : air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah

langkah kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air

pengisi.

 b-c : air bertekanan ini dinaikan temperaturnya hingga mencapai titik

didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser.

 c-d : air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut

vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothernis, terjadi di

boiler yaitu di wall tube dan steam drum.

 d-e : uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur

kerjanya menjadi uap panas lanjut. Langkah ini terjadi di

superheater boiler dengan proses isobar.

15
 e-f : uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.

Langkah ini adalah langkah ekspansi.

 f-a : pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air

kondensat. Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi di

dalam kondensor.

c. Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu:

1) Boiler

Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas

lanjut (superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar

turbin.

Gambar.4 Boiler Di PLTU 2 Jateng Adipala

16
2) Turbin Uap

Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang

dikandung oleh uap menjadi energi putar (energi mekanik). Poros

turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika turbin

berputar generator juga ikut berputar.

Gambar.5 Turbin Uap

3) Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari

turbin (uap yang telah digunakan untuk memutar turbin).

17
Gambar.6 Kondensor

4) Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin

menjadi energi listrik.

Gambar.7 Generator di PLTU 2 Jateng Adipala

18
d. Peralatan Penunjang

Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya

adalah:

1) Desalination Plant (Unit Desal)

Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut menjadi air tawar

(fresh water) dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air

laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama, maka

dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.

Gambar.8 Desalination Plant (Unit Desal)

2) Reverse Osmosis (RO)

Berfungsi menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut,

sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.

19
Gambar.9 Reverse Osmosis

3) Deminerallizer Plant (Unit Demin)

Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang

terkandung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus

bebas dari mineral yang menyebabkan korosi pada peralatan PLTU.

Gambar.10 Deminerallizer Plant

20
4) Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)

Digunakan hidrogen (H2) sebagai pendingin generator.

Gambar.11 Hidrogen Plant

5) Chlorination Plant (Unit Chlorin)

Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl)

yang digunakan untuk melemahkan mikro organisme laut pada area

water intake.

Gambar.12 Chlorination Plant

21
6) Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)

Berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada

saat boiler utama start up maupun sebagai uap bantu.

Gambar.13 Auxiliary Boiler

7) Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)

Merupakan unit yang melayani pengolahan batu bara yaitu darii

proses bongkar muat kapal (Ship Unloading) di dermaga, penyaluran

ke stock area sampai penyaluran ke bunker unit.

Gambar.14 Coal Handling

22
8) Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)

Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh

maupun abu terbang dari electrostatic precipitator hopper pada unit

utama sampai ke tempat penampungan abu.

Gambar.15 Ash Handling

Gambar.16 Proses kerja PLTU Batubara

23
3. Sumber Bahan Bakar

PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak dan batu

bara. PLTU yang menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya memiliki

gas buang yang relatif bersih dibandingkan dengan PLTU yang

menggunakan batu bara. PLTU batubara lebih cocok dipakai pada wilayah

yang memiliki kandungan batubara.

B. Batubara

1. Pengertian

Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya

adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan

organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses

pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan

oksigen.

2. Manfaat Batubara

Kegunaan batu bara antara lain adalah:

a) Untuk bahan bakar pembangkit listrik

b) Untuk bahan bakar pembuatan baja

c) Untuk bahan pembuatan karbon aktif dan serat karbon

d) Untuk bahan bakar berbagai industri

3. Kelas dan Jenis Batubara

Berdasarkan tingkat proses pembentukanya yang dikontrol oleh

tekanan, panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam 5 (lima) kelas,

antara lain sebagai berikut:

24
 Antrasit

Adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)

metalik, mengundang antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar

aiar kurang dari 8%.

Gambar.17 batubara Antrasit

 Bituminus

Mengandung 68-68% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari

beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.

Gambar.18 batubara Bituminus

25
 Sub-bituminus

Mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya

menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan

bituminus.

Gambar.19 batubara Sub-bituminus

 Lignit

Batubara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung

air 35%-75% dari beratnya.

Gambar.20 batubara Lignit

26
 Gambut

Berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang

paling rendah.

Gambar.21 batubara Gambut

Table Negara Pengekspor Batu Bara Utama:

Tabel. 3 pengekspor batubara berdasarkan

negara dan tahun (dalam jumlah ton)

27
C. Siklus Bahan Bakar Batubara di PLTU

PLTU 2 Jateng, Adipala adalah salah satu pembangkit listrik yang

menggunakan bahan bakar batubara dengan kapasitas pembangkit 660 MW.

Untuk mencapai kapasitas pembangkitan yang cukup besar tersebut

dibutuhkan batubara dalam jumlah yang sangat banyak. Oleh karenanya

diperlukan suatu penangan khusus terhadap bahan bakar batubara.

Sistem pembakaran dalam PLTU dimulai dari coal storage batubara

diangkut dengan belt conveyor menuju boiler house dan disimpan di dalam

coal bunker setelah itu menuju coal feeder, pulverizer, coal pipes dan

combustion burner. Dalam bangunan PLTU, coal bunker berfungsi sebagai

tempat penampung batubara yang akan didistribusikan ke pulverizer melalui

coal feeder.

Untuk menghasilkan pembakaran yang efisien, batu bara yang masuk

ruang pembakaran harus digiling terlebih dahulu hingga berbentuk

serbuk/tepung (pulverized coal). Penggilingan batu bara menjadi serbuk

dilakukan mill pulverizer yang dikenal juga dengan nama bowl-mill, batubara

digiling hingga berukuran 200 mesh (200 bagian/inchi). Disebut bowl-mill

karena di dalamnya terdapat mangkuk (bowl) tempat batubara ditumbuk

dengan grinder. Pemasukan batubara dari coal bunker ke pulverizer diatur

dengan coal feeder, sehingga jumlah batubara yang masuk ke pulverizer bisa

diatur dari control room.

Batubara yang sudah digiling menjadi serbuk ditiup dengan udara

panas (udara primer) dari pulverizer menuju combustion burner melalui pipa-

28
pipa. Pada saat start up, pembakaran tidak langsung dilakukan dengan

batubara, tetapi terlebih dahulu mempergunakan bahaan bakar minyak (Fuel

Oil). Baru setelah beban mencapai 30 % tetapi kenyataanya di lapangan baru

bisa bila beban lebih dari 50 %. Batubara pelan-pelan mulai masuk

menggantikan minyak. Maka selain coal piping, burner juga terhubung

dengan oil pipe, atomizing air dan scavanging air pipe yang berfungsi untuk

mensuplai BBM, agar pembakaran dalam combustion chamber berlangsung

dengan baik perlu didukung dengan sistem suplai udara dan sistem

pembuangan gas sisa suplai udara dan sistem pembuangan gas sisa

pembakaran yang baik.

Tugas ini dilakukan oleh Air and Flue Gas Sistem. Air dan Flue Gas

Sistem terdiri dari Primary Air (PA) Fans, Forced Draft (FD) Fans, Induced

Draft (ID) Fans, Air Heater, Primary Air Ducts, Secondary Air Ducts dan

Flue Gas Ducts. Udara yang akan disuplai ke ruang pembakaran dipanaskan

terlebih dahulu agar tercapai efisiensi pembakaran yang baik. Pemanasan

tersebut dilakukan oleh Air Heater dengan cara konduksi dengan

memanfaatkan panas dari gas buang sisa pembakaran di dalam furnace.

Ada dua tipe Air Heater yang banyak dipakai di PLTU, yang pertama

air heater type turbular, banyak dipakai di PLTU yang berkapasitas kecil.

Sedangkan air heater type rotary lebih dipilih untuk PLTU kapasitas besar.

Primary Air Fans berfungsi untuk menghasilkan primary air (udara primer)

yang diperlukan untuk mendorong serbuk batubara dari pulverizer ke burner.

Forced Draft Fans berfungsi untuk menghasilkan secondary air (udara

29
sekunder) untuk mensuplai udara ke ruang pembakaran. Sedangkan Induced

Draft Fans berfungsi untuk menyedot gas sisa pembakaran dari combustion

chamber untuk dikeluarkan ke cerobong asap.

Flue Gas Sistem adalah bagian yang sangat penting untuk menjaga

agar PLTU tidak menyebabkan polusi berlebihan kepada lingkungan. Bagian

dari flue gas sistem yang umum terdapat di semua PLTU adalah Electrostatic

Precipitator (EP). EP hanya digunakan untuk batubara bilamana pada waktu

start awal yang menggunakan HSD EP tersebut dimatikan karena bisa

merusak komponen EP tersebut. Electrostatic Precipitator adalah alat

penangkap debu batubara.

Sebelum dilepas ke udara bebas, gas buang sisa pembakaran batubara

terlebih dahulu melewati electrostatic, precipitator untuk dikurangi

semaksimal mungkin kandungan debunya. Bagian utama dari EP ini adalah

housing bagian dalam yang terdiri dari discharge electrode, collecting plates

hammering sistem, dan ash hoppers yang terletak di bagian bawah untuk

menampung abu.

30
Gambar.22 Diagram PLTU 2 Jateng Adipala
8

Anda mungkin juga menyukai