Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH KERAJINAN BARANG BEKAS

BAB I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena atas bimbingan dan
petunjuk serta kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan yang berarti.
Dan untuk itu kami membuat makalah ini diperuntukkan bagi teman-teman serta saudara-saudara
yang ingin mencari inspirasi baru untuk kegiatan pada pelajaran kerajinan tangan di sekolah.
Untuk itu adanya makalah ini diharapkan siswa-siswi dapat membuat kerajinan tangan dengan baik
tapi jangan lupa cari terus inspirasi lain untuk sebuah kreasi yang terbaik bagi Anda. Dan sebelumnya
kami juga meminta maaf jikalau ada kesalahan serta kata-kata yang salah pada makalah ini.
Dan mudah-mudahan dengan adanya makalah ini siswa-siswi juga dapat mempelajari serta
mempraktekkannya.
A.LATAR BELAKANG
Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya.Lampion yang
lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas tebal atau sutera berwarna (biasanya
merah).
Tapi lampion yang ada di makalah ini bukan lampion seperti biasa, lampion ini adalah Lampion Benang.
Lampion Benang, merupakan lampu tidur berbahan benang jahit berhiaskan kain flanel yang dapat dibuat
karakter seperti karakter nama, karakter kartun atau karakter klub bola.
Usaha membuat Lampion dari bahan benang jahit merupakan jenis usaha yang memiliki target pasar yang
masih sangat luas. Lampion ini biasanya digunakan untuk lampu tidur dan hiasan.Karya yang satu ini
salah satu contoh handmade yang memiliki prospek bisnis dan usaha yang sangat menguntungkan namun
tentunya dengan modal kecil.
B.TUJUAN
1.Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan Lampion benang.
2.Untuk mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan lampion benang.
3.Untuk meningkatkan kreativitas dalam seni kerajinan tangan.
4.Untuk mengasah jiwa sebagai entrepreneur dalam lingkungan bisnis.
BAB II ISI
A.Pengertian Kerajinan Tangan
Merupakan hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang
dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan).Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari
berbagai bahan.Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya
istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang-barang.
Kerajinan tangan bisa terbuat dari barang - barang bekas seperti botol bekas, kardus, dan plastik makanan.
Arti yang lain ialah usaha yang berterusan penuh semangat ketekunan, kecekalan, kegigihan, dedikasi dan
berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara
Kerajinan Tangan bisa disebut juga suatu kegiatan dalam menciptakan suatu bentuk produk yang
dominan menggunakan tangan manusia, yang sangat minim dalam penggunaan mesin atau alat
otomatis.Hal yang lumrah dalam pembuatan kerajinan tangan adalah mengangkat suatu nilai dari bahan
atau barang yang tidak layak pakai (barang bekas), sehingga memiliki fungsi untuk kehidupan dan
tentunya bernilai ekonomis.
Dalam Kerajinan Tangan, kapasitas produksi terukur dari jumlah orang yang terlibat didalamnya. Selain
itu adanya pengaruh ketersedaan bahan baku utama dan pendukung, karena bahan bekas ketersediannya
tidak bisa diprediksi, kecuali dalam pembuatan kerajinan tangan tersebut menggunakan lebih banyak
bahan baru.
Bahan yang biasa digunakan untuk kerajinan tangan adalah bahan baru yang bisa kita beli di toko juga
menggunakan barang bekas layak pakai, serta bahan yang melalui pendaurulangan.
Contoh bahan yang biasa digunakan adalah :
1. Kain : Flanel, Kain Perca
2. Benang : Benang jahit, benang Wol
3. Sedotan
4. Kertas : Kertas Samson, Kertas Koran, Kertas Daur Ulang, Kertas Kardus, Hardbot, dll
5. Botol Bekas
6. Kayu Baru / Kayu Sisa, Triplek
7. Bambu
8. Spare Part Kendaraan Bekas
9. Neon Bekas
10. Kaca Bekas
11. Daun dan Bungan Kering
12. Pasir Laut
13. Kaleng Bekas
14. Besi : Besi Begel, Besi Plat, Besi Pipa, Besi Bekas lainnya
15. Tanah Liat
16. Plastik : Kantong Kresek, Bungkus Kopi, Botol, dan bentuk kemasan plastik lainnya.
Dalam membuat kerajinan tangan tentunya dibutuhkan jiwa seni dan kreatifitas yang tinggi.Pemahaman
terhadap peluang usaha ini tidaklah mudah, tetapi juga bukanlah hal yang rumit.Kuncinya kita harus
memiliki kemauan yang tinggi dan bersungguh-sungguh.
Mengubah barang bekas menjadi barang yang berguna merupakan peluang yang sangat besar.Saat ini bisa
kita lihat bermunculan pengusaha barang bekas yang tentunya bisa mendatangkan uang yang sangat
banyak. Apalagi dengan sentuhan kreatifitas pastinya akan menciptakan nilai yang jauh lebih besar lagi.
Semoga saja nantinya lebih banyak generasi muda kreatif yang mampu menyulap barang bekas menjadi
suatu produk yang memiliki nilai yang tinggi melalui usaha kerajinan tangan. Potensi ini selain
mendatangkan income secara pribadi tetapi akan mampu menghidupi orang banyak yang terlibat
didalamnya, juga akan mampu mengangkat potensi pariwisata Indonesia.
B.LAMPION BENANG
Lampion adalah sejenis cahaya yang dibungkus dengan kertas.Biasanya cahaya yang dimasukkan
didalam kertas ada yang berupa lilin, lampu dan semacam lainnya.Suasana kumpulan lampion membuat
nyaman dan indah.Komposisi warna yang indah dipadukan dengan gelapnya malam memiliki pesona
alam yang begitu luar biasa.
Lampionbenang adalah suatu kerajinan tangan yang berbahan dasar dari benang dengan dibentuk sebagai
tempat lampu bolam. Lampion ini biasanya dibuat ileh seorang pengusaha kerajinan lampu karena banyak
sekali para pecinta kreasi craft yang mencari lampu hias rumah maupun tempat tidur ini karena murah
namun unik. Mau tahu cara membuatnya? Berikut ulasan ringkasnya.
Tapi lampion yang ada di makalah ini bukan lampion seperti biasa, lampion ini adalah Lampion Benang.
Lampion Benang, merupakan lampu tidur berbahan benang jahit berhiaskan kain flanel yang dapat dibuat
karakter seperti karakter nama, karakter kartun atau karakter klub bola.
Usaha membuat Lampion dari bahan benang jahit merupakan jenis usaha yang memiliki target pasar yang
masih sangat luas. Lampion ini biasanya digunakan untuk lampu tidur dan hiasan.Karya yang satu ini
salah satu contoh handmade yang memiliki prospek bisnis dan usaha yang sangat menguntungkan namun
tentunya dengan modal kecil. Berikut proses pembuatannya.
ALAT DAN BAHAN:
Balon
Benang Jahit
Lem Kayu
Kain Flanel (untuk hiasan)
Kuas
Gunting
Gelas Plastik Bekas Minuman
Bohlam min 5 watt
Stand Lampu dilengkapi kabel dan colokan listrik
CARA MEMBUAT:
1.Tiup balon hingga mencapai ukuran kecil/sedang (jangan terlalu besaryaaa,nanti benang yang
dibutuhkan semakin banyak dan semakin lama bikinnya).
2.Masukkan lem kayu ke dalam gelas plastik dan campurkan dengan air secukupnya (jangan terlalu encer
yaa nanti lama keringnya dan daya rekatnya kurang).
3.Setelah lem tercampur lalu gunakan kuas untuk melapisi seluruh permukaan balon dengan lem.
4.Mulai melilitkan benang ke balon (lilitannya acak saja).
5.Setelah terlihat agak tebal lapisi seluruh permukaan benang dengan lem lagi dan lilit kembali dengan
benang, begitu seterusnya sampai beberapa kali pengulangan (sesuai keinginan.
6.Kemudian lapisi seluruh permukaan benang di lapisan terluar dengan lem.
7.Keringkan dengan cara digantung (jangan dikeringkan di bawah sinar matahari nanti balon bisa meletus
dan jangan diletakkan di lantai karena balon dapat menyusut)
8.Setelah mengering buatlah lubang di bagian bawah balon, keluarkan balon yg ada di dalam, gunting
kain flanel sesuai dengan karakter yang ingin dibentuk, tempelkan
9.Satukan balon benang karakter dengan lampu dan stand lampunya
DAFTAR HARGA BAHAN :
NO NAMA BAHAN HARGA BAHAN
1. 2 buah benang @ 2.000 Rp 4.000,-
2. Balon Rp 500,-
3. Lem Rp 5.000,-
4. Bola Lampu Rp 2.000,-
5. Colokan Rp 3.000,-
6. Piting Rp 5.000,-
7. 1 meter kabel Rp 5.000,-
8. Pernis Rp 10.000,-
Jumlah Rp 34.500,-
Harga jual lampu lampion benang karakter ini dipasarkan sekitar Rp 50.000-120.000.

BAB III PENUTUP


A.KESIMPULAN
Kerajinan Tangan bisa disebut juga suatu kegiatan dalam menciptakan suatu bentuk produk yang
dominan menggunakan tangan manusia, yang sangat minim dalam penggunaan mesin atau alat otomatis.
Lampion Benang, merupakan lampu tidur berbahan benang jahit berhiaskan kain flanel yang dapat dibuat
karakter seperti karakter nama, karakter kartun atau karakter klub bola.
B.SARAN
Saran yang diberikan pada makalah ini, yaitu harus bersabar dalam proses pembuatan lampion
benangnya, karena membutuhkan ketelitian dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
pengeringan lem.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.amikom.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/lampion
http://lampionlucu.blogspot.com/
http://zhahab.blogspot.com/

Makalah Pemanfaatan Barang Bekas


GADISNET Sunday, January 31, 2016 Kesenian, Makalah, seni rupa
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbil Alamin, kata terindah sebagai ungkapan rasa syukur penulis atas petunjuk
dan rahmat Allah SWT, sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Ilmiah Remaja (KIR)
ini. Kesempurnaan hanyalah milik yang Maha Sempurnah, Allah SWT, oleh karena itu Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan karya ilmiah (KIR) ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan
dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis perlukan demi kesempurnaan penulisan Karya
Ilmiah (KIR) ini.
Penulis menyadari pula bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah (KIR) tidak terlepas dari dukungan,
bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada yang terhormat :
1. Orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan moral maupun materi kepada kami.
2. Teman-teman yang telah banyak memberikan masukan dalam menyusun karya ilmiah (KIR) ini, dan
3. Semua pihak yang bersedia kami wawancarai guna meminta pendapat dan sarannya dalam menyusun
karya ilmiah ini.
Dan akhirnya kepada Allah jualah penulis memohon balasan yang berlipat ganda, semoga Karya Ilmiah
(KIR) ini dapat berguna dalam perkembangangan kreativitas dan peningkatan aktivitas bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................... 3
2.1 Pengertian Barang bekas................................................................................... 3
2.2 Sampah dan jenis-jenis barang bekas................................................................ 3
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 4
3.1 Materi Penelitian............................................................................................... 4
3.2 Metode Penelitian............................................................................................. 4
3.3 Metode Pengambilan Sampel........................................................................... 4
3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................................ 5
3.5 Populasi dan Sampel......................................................................................... 5
3.6 Waktu dan lokasi penelitian.............................................................................. 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 6
4.1 Hasil ................................................................................................................. 6
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP...................................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan....................................................................................................... 9
5.2 Saran................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia menghasilkan banyak sampah dalam seharinya. Sampah tersebut menjadi polusi bagi rakyat
Indonesia mulai dari sampah yang mudah hancur pada tanah dan ada juga yang susah hancur pada tanah,
sampah inilah yang membuat polusi di Indonesia. Sampah-sampah itu berupa plastic,pipet,besi,dan
baskom.
Dari semua sampah tadi, kami memilih plastik dan pipet sebagai bahan utama proses daur ulang menjadi
barang yang berguna yaitu berupa tas dari Koran bekas. Dengan hasil pembuatan tas tersebut a akan kami
buat dapat dimanfaatkan bagi anak-anak sekolah. Yang fungsinya sebagai tempat menyimpan buku, pulpen,
pensil,dll. Informasi tentang pemanfaatan koran bekas, pipet, plastik menjadi tas, dompet,dll. Kami peroleh
dari internet.http://www.warnetgadis.com/
1.2 Rumusan Masalah
2. Apakah koran bekas, pipet, dan plastik dapat dijadikan tas selempang?
3. Bagaimana proses pembuatan tas selempang dari koran bekas, pipet, dan plastik?
4. Apakah tas selempang dari koran bekas, pipet, dan plastik dapat dimanfaatkan?
1.3 Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui koran bekas, pipet, dan plastik dapat dijadikan tas selempang.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan tas selempang dari barang bekas.
4. Untuk mengetahui tas selempang dari koran bekas, pipet, dan plastik dapat dimanfaatkan.
1.4 Manfaat Penelitian
4. Bagi masyarakat / lingkungan sekolah.
a. Dimanfaatkan anak sekolah sebagai tas.
b. Mengurangi dampak sampah produksi masyarakat.
c. Untuk mengurangi produksi sampah di sekolah
5. Bagi pengembangan IPTEK
a. Menambah wawasan setiap masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki
b. Turut serta dalam memajukan teknologi tepat guna di masyarakat
6. Bagi Penulis
a. Melatih kemampuan kita dalam membuat suatu karya ilmiah
b. Melatih kita dalam mengembangkan tehnik menulis dengan rapi & baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Barang bekas
Arti barang bekas menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu suatu barang yang tidak dapat dipergunakan
lagi baik sisa-sisa dari rumah tangga maupun sisa-sisa dari pabrik.
2.2 Sampah dan jenis-jenis barang bekas.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud: biasa atau utama
dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembuatan tas salempang atau materi
yang dibuang. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,
dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.
Jenis-jenis barang bekas :
- Koran
Ternyata koran bekas di rumah Anda pun dapat dimanfaatkan sebagai penyedot emas, penemuan
dari para ilmuwan Jepang ini merupakan satu terobosan yang cukup menggembirakan. Koran bekas
merupakan salah satu bahan ramuan gel yang ramah lingkungan yang dapat diolah untuk memisahkan emas
dari sampah elektronik.
- Plastik
Sampah plastik dari bekas kemasan serbuk minuman yang seringkali dianggap hanyalah sampah
plastik tak berharga dan menjadi penghuni tempat sampah, ternyata bisa disulap jadi aneka bentuk benda
bermanfaat. Di Pati, Jawa Tengah beragam kreasi unik dibuat mulai dari tas hingga dompet.
- Pipet
Pipet dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan hiasan rumah seperti taplak meja, tirai,dan
pembuatan bunga dari pipet.dll.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Materi Penelitian
Materi penelitian adalah Koran,pipet,dan tempurung kelapa bekas menjadi tas.
Tabel daftar alat penelitian dan kegunaannya:
NO Alat dan Bahan Kegunaan
1. Koran Bekas Sebagai kulit luar tas
2. Tali/Benang Untuk menyambungkan satu sama lain dari Koran yang sudah
digulung rapi.
3. Lem Agar Koran yang sudah di gulung tidak kembali lagi
4. Gunting Untuk menggunting Koran dan pipet
5. Pipet Untuk hiasan tas agar lebi menarik
6. Tempurung Kelapa Sebagai Pengunci Tas

3.2 Metode Penelitian


Metode yang kami gunakan pada karya ilmiah ini adalah metode dekskriptif yaitu cara observasi yang
di ambil dari internet atau buku, untuk mendapatkan fakta secara aktual dan konstekstual. Data yang
diperoleh hanya berlaku pada tempat,waktu,dan kondisi penelitian.
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Data diambil dengan cara memungutnya di rumah bila tidak terpakai lagi. Berdasarkan sifatnya sampah
terbagi manjadi dua yaitu sampah Organic dan Anorganik,sampah Organik adalah sampah yang terdiri dari
bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang berasal dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan, rumah tangga atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah
rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sayuran, kulit buah,
dan daun. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian
lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga,
misalnya berupa botol kaca, botol plastik, tas plastik, dan kaleng. Kertas, koran, dan karton merupakan
pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan
plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan adalah sebagai berikut:
- Menentukan tempat pengambilan sampel
- Mengumpulkan semua materi penelitian (sampel) yang ditemukan
- Memilih bahan-bahan yang masi layak untuk di buat karya ilmiah
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi sampah yang kami ambil adalah sampah organik dan nonorganik. Sampah nonorgani tidak
dapat terdekradasi secara alami, dengan kreatifitas sampah ini bsa didaur ulang untuk beragam kebutuhan.
Jenis samapah yaitu kertas, sampah kaleng, botol,kain, plastik.Meneliti Koran-koran yang masih layak
pakai untuk dibuat menjadi tas yang menarik. Koran, pipet, dan tempurung kelapa yang dibuang tapi masi
layak pakai.
3.6 Waktu dan lokasi penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 07 Januari 2016 di rumah salah satu teman kami.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Terlalu banyak permasalahan sampah di masyarakat itu, sangat memperihatinkan yaitu dengan
banyaknya sampah yang terbuang disekitar kita, dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan banyak
masyarakat yang tidak mempedulikan bahwa pentingnya keindahan bagi setiap masyarakat.
Di dalam kehidupan masyarakat terutama di Indonesia, sampah-sampah yang menumpuk di mana-
mana tanpa ada kesadaran untuk menindak lanjuti. Bagaimana agar sampah tersebut tidak menjadi suatu
masalah dalam kehidupan lingkungan. Seperti yang kita ketahui, sampah datang dari berbagai macam
sumber. Itu semua dapat menimbulkan berbagai macam bencana seperti: banjir, dan sebagainya.
Sampah terbagi atas dua yaitu sampah organik, dan sampah anorganik. Dari berbagai kondisi
tersebut kami mengambil tindakan untuk membuat suatu karya atau kerajinan dengan memanfaatkan
sampah-sampah tersebut. Sampah yang kami ambil yaitu sampah anorganik yang berupa limbah atau
sampah dari Koran bekas menjadi sebuah tas,
Sampah Koran,plastik,tali rapia,dan tempurung kelapa dan ini, merupakan sampah atau hasil olahan
tersebut yang berasal dari sampah sekolah dan tempat yang pusat olahannya bahan kertas yang dapat
dimanfaatkan kembali. Salah satunya dengan membuat tas salempang tersebut yang tadinya sudah tidak
digunakan sehingga, kami berpikir dengan membuat tas itu dapat bermanfaat.
Pembuatan tas salempang ini dapat dilakukan dengan berbagai tahap pembuatan yaitu:
Siapkan semua bahan yang ingin digunakan

Buatlah pola sesuai dengan apa yang diinginkan.

Gabungkan sampah Koran tersebut menjadi bentuk tas. Sesuai yang diinginkan.
Berilah hiasan pada tas tersebut yang sudah dibuat sesuai pola.

Dalam pembuatan ini kami sengaja mengambil Koran bekas sebagai bahan utama, untu dijadikan suatu
kerajinan.
Gambar: dari hasil pengolahan sampah Koran menjadi tas salempang.

Dari semua hasil pengerjaan ini kita dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang sering
muncul. Bahwa pemanfaatan Koran bekas ini memiliki ciri khas tersendiri dengan menjadikan sampah
Koran bekas menjadi tas salempang yang tadinya hanya sampah yang tidak pernah terpikirkan menjadi
suatu barang yang berguna. Dan cara-cara pembuatannya sudah dapat kita ketahui dari teori diatas.
4.2 Pembahasan
Sampah-sampah yang tidak digunakan, bisa kita olah kembali dengan keinginan masing-masing. Salah
satunya sampah anorganik yang kami gunakan untuk membuat suatu kerajinan. Sebenarnya sampah
memiliki banyak manfaat terutama bagi masyarakat, yaitu dengan mengurangi pencemaran sampah yang
ada di lingkungan sekitar. Sehingga kondisi sampah yang menjadi masalah dalam pencemaran lingkungan
dapat berkurang.
Selain dari itu dalam kegiatan pengolahan sampah, itu juga memberi manfaat untuk masyarakat, agar
bisa menjaga lingkungannya dengan berbagai macam cara yang kreatif. Maka dari itu, kami mengambil
tema yaitu: pemanfaatan Koran dan plastic bekas menjadi tas salempang . Agar bisa memberi inspirasi
terhadap masyarakat dalam memanfaatkan sampah atau barang bekas menjadi suatu barang yang bernilai
tinggi dan dapat digunakan. Dari kerajinan yang kami buat itu, kami mendapatkan informasi dari internet.
Dalam internet pengolaha sampah Koran di buat menjadi barang berguna . Kerajinan tersebut sudah sering
kami dapatkan. Maka dari itu kami membuat sesuatu yang lebih unik dan jarang ditemukan, yaitu dengan
membuat tas dari Koran bekas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian kami dapat menyimpulkan bahwa Koran dapat dimanfaatkan sebagai tas salempang.
Yang berasal dari sampah Koran bekas sehingga membantu beberapa masyarakat yang kurang mampu.
Pembuatan Koran bekas ini di lakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengumpulan Koran bekas, sampah plastic,dan tempurung kelapa.
2. Pengabungan Koran bekas menjadi satu.
3. Memberikan hiasan pada tas yang sudah di buat.
4. Pembuatan tas salempang.
Pengolahan sampah ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu: menjadikan sebagai hiasan yang
unik, atau bisa juga digunakan untuk tas salempang.
5.2 Saran
Secara umum:
Kami menyarankan agar dilakukan penelitian mengenai sampah-sampah yang dapat di olah kembali.
Kami menyarankan agar sampah yang tidak terpakai sebaiknya diolah kembali. Kami menyarankan agar
masyarakat dapat berkreasi dalam pengolahan sampah yang dapat menghasilkan barang yang bermutu,
sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat.
Secara khusus:
Kami sarakan agar guru atau pembimbing bisa memberi arahan kepada siswanya untuk memanfaatkan
sampah. Kami sarankan agar siswa dapat mempelajari cara-cara pengolahan sampah menjadi suatu
kerajinan, dengan memanfaatkan barang bekas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http : //www.google.com
http : //www.tigaserangkai.com
http ://www.medium.com
Herlina Sulaiman, DRA. 2010/2011. Penuntun Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Remaja. Makassar

nichoputrapratama.blogspot.com › 2017/01 › makalah-...


www.warnetgadis.com › Kesenian › Makalah › seni rupa

MAKALAH PEMANFAATAN BARANG BEKAS


KATA PENGANTAR
‫ﺒﺴﻢﺍﷲ ﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ‬
Assalam’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah swt,karena berkat,rahmat,nikmat dan hidayah-Nya,makalah
Workshop Matematika yang berjudul Pemanfaatan Barang Bekas ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Workshop
Matematika,Ibu Defi,S.Pd.,yang telah memberikan bimbingan, petunjuk,motivasi,dan berbagai
kemudahan lainnya.Makalah ini disusun demi memenuhi tugas mandiri dan menambah pengetahuan
mengenai Workshop Matematika secara umum.
Makalah ini merupakan hasil kerja yang sesuai dengan tenaga dan kemampuan yang ada pada
penulis.Namun penulis menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan atau kesalahan,baik
dari segi isinya,bahasa,analisis dan lain sebagainya.Untuk itu saran,kritik,dan perbaikan yang membangun
dari pembaca dengan senang hati penulis terima diiringi ucapan terima kasih.
Disamping itu,dalam menyelesaikan makalah ini banyak rintangan yang dalami oleh penulis.Namun
dengan tekad dan semangat yang kuat semua rintangan itu dapat diatasi.Penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekanbaru,Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Pemanfaatan Barang Bekas
1. Pemanfaatan Tutup Botol Bekas
2. Pemanfaatan Kalender Bekas
3. Pemanfaatan Kardus Bekas
BAB III PENUTUP
A Kesimpulan
B.Saran
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek dalam pembelajaran adalah media pembelajaran,proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem,maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.Tanpa media,komunikasi tidak akan terjadi
dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal.Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran.
Untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan kreatif maka media perlu memberikan anifas-anifasi
dan kreasi yang berkembang didunia sekarang tidak terbatas itu barang bagus dan berkualitas serta
harganya maha tetapi juga barang-barang yang berasal dari barang bekas.Untuk itu dalam makalah
ini,penulis menjelaskan beberapa pemanfaatan barang bekas sebagai salah satu media dalam
pembelajaran matematika.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini berisi penjelasan tentang pemanfaatan barang bekas yang bisa digunakan sebagai media
pembelajaran matematika.
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mandiri dari mata kuliah workshop matematika dan
juga untuk menambah pengetahuan kita dalam memahami materi pemanfaatan barang bekas sebagai
media pembelajaran matematika.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode perpustakaan dan
pengambilan dari sumber buku yang berkaitan,serta sumber dari internet.
E. Sistimatika Penulisan
Pada BAB 1 sistematika penulisan makalah terdiri dari Pendahuluan yang membahas tentang latar
belakang masalah,rumusan masalah,tujuan penulisan,metode penulisan,serta sistematika penulisan
makalah.
BAB II sistematika penulisan makalah yang membahas tentang isi makalah yang terdiri dari pemanfaatan
barang bekas yang terdiri dari pemanfaatan tutup botol bekas,kalender bekas,serta kardus bekas.
BAB III sistematika penulisan makalah terdiri dari Penutup yang membahas tentang Kesimpulan dan
saran.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMANFAATAN BARANG BEKAS
Kesulitan pada matematika disebabkan karena pembelajaran matematika kurang bermakna, siswa masih
belum aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga pemahaman siswa tentang konsep matematika
sangat lemah.Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika pada saat ini pada umumnya siswa
menerima begitu saja apa yang disampaikan guru.Padahal pada umumnya siswa telah mengenal ide-ide
matematika sejak dini.Siswa memiliki pengalaman belajar,sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk
berkembang.Dengan demikian, pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru mengaitkan
pengetahuan dengan pengalaman yang dimiliki siswa.
Salah satu kompetensi dasar pembelajaran matematika di sekolah dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan kelas 1 SD adalah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.Dalam
mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa SD kelas 1,terdapat beberapa langkah
dalam proses pembelajarannya,yaitu:
1. langkah pengalaman sosial.
2. langkah manipulasi konkrit,semi konkrit,dan abstrak.
Pada umumnya,guru cenderung memperkenalkan konsep-konsep tarsebut dengan langkah manipulasi
konkrit saja yaitu menggunakan bahan-bahan sebagai media berhitung seperti lidi.Dalam mengenalkan
obyek yang lebih abstrak diperlukan suatu media pembelajaran.Salah satunya dengan memanfaatkan
tutup botol bekas,kalender bekas,serta kardus bekas.Kelebihan dari media ini yaitu mudah didapatkan
oleh para siswa dan siswi serta lebih terjangkau.
1. Pemanfaatan Tutup Botol Bekas.
Tutup botol merupakan salah satu barang bekas yang bisa dimanfaatkan.Tutup botol yang dibuang ke
tong sampah,dan dibakar oleh kebanyakan orang,ternyata bisa kita manfaatkan dan memiliki fungsi yang
begitu besar dalam proses belajar mengajar.Salah satu contohnya dalam proses pembelajaran
matematika.Tutup botol bekas dapat digunakan sebagai media pembelajaran ditingkat sekolah Dasar
(SD),terutama dalam,penjumlahan,pengurangan,serta perkalian bilangan bulat.
Tujuan dari pemanfaatan tutup botol bekas ini dalam pembelajaran matematika adalah untuk
memudahkan pemahaman siswa-siswi terhadap perkalian,penjumlahan,pengurangan,serta untuk
menghilangkan rasa jenuh dalam proses belajar mengajar.Biasanya anak sekolah dasar baru belajar
penjumlahan dan perkalian akan melakukan beberapa cara untuk berhitung yaitu:
a . Dihapal diluar kepala
b. Menggunakan konsep matematika yaitu penjumlahan berulang.
Untuk cara yang kedua ini yaitu menggunakan konsep matematika penjumlahan berulang,seorang guru
dapat memberikan konsep dasar kepada siswa,cara pembelajarannya sebagaiberikut:
Siswa disuruh mencari 10 sampai 20 tutup botol bekas,seperti teh botol,aqua,coca-cola,dan
sebagainya,kemudian membawahnya kesekolah.Setelah itu,barulah siswa disuruh mengeluarkan tutup
botol yang sudah mereka bawa,kemudian siswa disuruh untuk menyusun tutup botol tiga-tiga kebawah
atau dua-dua kebawah sebanyak lima atau enam susun.Tanyakan ada berapa susun atau berapa kali
tiganya,kemudian berapa jumlahnya.Dan mereka disuruh berulang– ulang melakukanya dengan jumlah
yang berbeda-beda,misalnya dua–dua ke bawah sebanyak lima atau enam susun.Dengan seperti ini anak
menemukan sendiri konsep dasar perkalian,dan yang lebih penting dari itu pelajaran matematika menjadi
bermakna.
Pemanfaatan tutup botol bekas pada konsep bilangan bulat
Pada bilangan bulat dapat menggunakan tutup botol yang warnanya berbeda.Misalnya untuk bilangan
bulat negatif digunakan tutup botol berwarna merah,sedangkan untuk bilangan bulat positif menggunakan
tutup botol berwarna putih.Jika pada penjumlahan bilangan bulat positif, kita cukup menjumlahkan
bilangan positif yang akan dijumlahkan.Caranya,dengan mengambil tutup botol berwarna putih.
Contoh aplikasinya dalam Penjumlahan dan Pengurangan yaitu:
a. 4 + 2 =6
Ambil empat buah tutup botol berwarna putih susun satu baris.Selanjutnya ambil dua buah tutup botol
berwarna putih,lalu tambahkan pada barisan tutup botol tadi.Terlihat bahwa tutup botol tersebut
berjumlah enam buah.
b. 6+(-4)=2
Ambil enam buah tutup botol berwarna putih susun satu baris.Selanjutnya ambil empat buah tutup botol
berwarna merah susun satu baris dibawah barisan tutup botol berwarna putih tadi.Terlihat bahwa ada dua
buah tutup botol yang tidak mempunyai teman,itulah hasilnya.
c. 5–3=2
Ambil lima buah tutup botol berwarna putih susun satu baris,dari barisan tersebut ambil kembali tiga
buah tutup botol.Terlihat bahwa tutup botol tersebut berjumlah dua buah.
d. -7+(–3)=-10
Pada contoh ini pengurangan tersebut harus diganti dengan menjumlahkan dengan kebalikannya.Sehingga
soal berubah menjadi -7 + (-3).Ambil tujuh buah tutup botol berwarna merah susun satu baris.Lalu ambil
tiga buah lagi tutup botol berwarna merah dan tambahkan pada barisan tutup botol tadi,terlihat bahwa
tutup botol tersebut berjumlah sepuluh buah.
2.Pemanfaatan kalender bekas
Kalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu,seperti hari,minggu,dan
tahun.Nama-nama ini dikenal sebagai tanggal kalender. Tanggal ini bisa didasarkan dari gerakan-gerakan
benda angkasa seperti matahari dan bulan.Ketika berganti tahun baru, maka kita mengganti kalender-
kalender di sekitar kita dengan kalender tahun yang baru. Akan tetapi,kebanyakan dari kita membuang
kalender tahun lama ini karena tidak terpakai lagi. Sebenarnya,kalender-kalender bekas ini bermanfaat
sebagai media pengajaran matematika di tingkat sekolah dasar salah satu manfaatnya adalh untuk
mengenalkan hari,minggu dan tahun kepada para siswa.
Kalender bekas sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a. Praktis karena mudah disimpan.
b. Mudah diaplikasikan karena menampilkan dan mengenalkan lambang bilangan secara langsung.
c. Mudah didapat karena setiap rumah dan sekolah mempunyai kalender.
d. Lebih terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat karena untuk mendapatkan kalender bekas tidak
memerlukan biaya.
e. Selain itu,dengan menggunakan media kalender bekas,siswa sekolah dasar,khususnya anak kelas satu
dan dua akan lebih mudah mengenal bilangan serta urutan-urutan bilangan.
Manfaat dari kalender bekas yaitu: Pemanfaatan kalender bekas sebagai media pembelajaran materi
penjumlahan dan pengurangan pada siswa sekolah dasar khususnya kelas satu dan dua,akan
mempermudah siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan sehingga siswa dapat
memenuhi standar kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yaitu melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan sampai bilangan 20.
1. Dengan adanya kelender bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai media pelajaran akan
mempermudah seorang guru dalam memperkenalkan berapa hari dalam seminggu,berapa minggu
dalam sebulan, berapa bulan dalam setahun,berapa hari dalm sebulan,dan berapa hari dalm
setahun.
2. Membedakan tahun,apakah itu tahun kabisat maupun tahun tidak kabisat.
3. Pemanfaatan kalender bekas juga dapat membuat siswa lebih mengenal angka - angka, urutan-
urutan angka dan kwantitas.
4. Bentuk pemanfaatan kalender bekas yaitu dengan memotong kalender pada bagian tanggal dalam
satu bulan.
5. Sedangkan,bentuk pengoperasian kalender bekas sebagai media pembelajaran menggunakan
prinsip garis bilangan,yaitu berpindah ke bilangan yang lebih besar ketika menyelesaikan operasi
penjumlahan dan berpindah ke bilangan yang lebih kecil ketika menyelesaikan operasi bilangan
bulat,baik itu pengurangan maupun penjumlahan.
Contoh aplikasinya dalam matematika yaitu:
a.Misalkan siswa diperintahkan untuk menyelesaikan operasi penjumlahan 9 + 4.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain guru dapat memerintahkan siswa:
1.Menunjuk angka 9 dikalender bekas.
2.Menunjuk empat angka setelah angka 9 dengan berurutan,menunjuk angka yang lebih besar.
Dalam contoh ini,menunjuk angka 10,11,12,dan berakhir pada angka 13.
3.Angka yang ditunjuk terakhir merupakan hasil dari operasi penjumlahan tersebut.
4.Jadi hasil operasi dari penjumlahan 9 + 4 = 13
b.Pada hari senin menunjukkan tanggal 12,hari apa tepat 5 hari yang akan datang ?
Jawab:
Pada kalender menunjukkan tanggal 12,maka dihitung maju sebanyak 5 kali yaitu menunjukkan angka
13,14,15,dan berakhir pada angka 17.Jadi,penjumlahan 12 + 5 =17,dan pada tanggal 17 iru jatuh pada
hari sabtu.
c.Pada hari jum’at adalah tanggal 15,tanggal berapa dan hari apa tepat 4 hari yang lalu ?
Jawab:
Pada kalender menunjukkan angka 15,dihitung mundur sebanyak 4 kali yaitu menunjukkan angka
14,13,12,dan berakhir pada angka 11.Jadi pengurangan 15 – 4 = 11,dan jatuh pada hari senin.
Jadi,dengan memanfaatkan kalender bekas sebagai media pembelajaran materi penjumlahan dan
pengurangan pada siswa sekolah dasar,khususnya kelas 1 SD,siswa akan lebih memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan sehingga siswa dengan mudah dapat memenuhi standar kompetensi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yaitu melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan sampai bilangan 20.
3.Pemanfaatan kardus bekas sebagai media pembelajaran matematika
Pemanfaatan Kardus untuk membuat jaring-jaring Kubus dan balok
Alat dan Bahan:
1.Kardus Bekas seperti : kardus indomie, kardus aqua dan sebagainya .
2.Gunting.
3.Kawat pengikat .
4.Penggaris,Pensil,Carter,dan Kardus
Langkah-langkah:
 Kardus dipotong sesuai dengan sisi-sisi bangun ruang yang akan dibuat jaring-
jaringnya.Kemudianbuatjaring-jaring pada kardus dengan ukuran yang telah ditetapkan.Setelah itu
jaring-jaring tersebut dipotong dengan pisau carter.
 Setelah di potong maka bentuklah jaring-jaring tersebut sesuai dengan bentuknya.
 Kemudian dilobangkan pinggir-pinggrir setiap potongan kardus.
 Sediakan potongan kawat-kawat pengikat yang kecil.Bentuk jaring-jaring bangun ruang dengan
cara mengikat pinggir-pinggir sisi yang telah dilobangkan dengan menggunakan kawat
pengikat.Bentuk jaring-jaring sesuai dengan bangum ruang yang di inginkan.
 Apabila kita ingin membentuk jaring-jaring yang baru dari bangun ruang yang sama kita bisa
membuka kaawat pengikat pada jaring-jaring yang telah kita buat untuk membuat jaring-jaring
baru dari bangun ruang yang sama.
 Siswa dapat melepas setiap kawat yang ada di pinggir jaring-jaring kubus dan membentuk jaring-
jaring yang baru yang dapat membentuk kubus.Dalam hal ini di perlukan kelihaian siswa untuk
merangkai jaring-jaring yang baru.Tanpa merusak media yang di gunakan oleh para siswa.
Contoh gambar jaring-jaring dari kardus berkas setelah jadi yaitu:
Tujuan dari pemanfaatan barang bekas kardus ini adalah untuk menciptakan kreatifitas siswa dan
siswi,bahwa kardus bekas yang biasanya berada dalam tong sampah dan banyak dibuang oleh banyak
orang ternyata memiliki fungsi yang begitu besar dalam proses belajar,seperti pembuatan jaring-jaring
kubus dan balok.Selain itu,kardus bekas ini mudah didapatkan dan terjangkau oleh para siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dalam pembelajaran,media pembelajaran juga merupakan aspek yang penting.Karena media pembelajarn
juga menjadi perantara komunikasi dalm proses belajar.Dalam bentuknya media pembelajaran tidak harus
bersumber dari teknologi yang canggih dan mutahir.Tetapi juga bisa menggunakan barang-barang yang
sering kita jumpai dtalam kehidupan sehari-hari.Contohny barang bekas.Banyak barng-barng bekas yang
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang sering dubuang dan tidak dipedulikan orang tetapi malah
sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran.Salah satu pemanfaatan barang bekas tersebut yaitu tutup
botol bekas,kalender bekas,serta kardus bekas.
B. Saran
Gunakanlah media pembelajaran sebagai salah satu penunjang kelancaran proses belajar, tidak mesti
harus mahal,tetapi dengan kreativitas kita bisa menciptakan apapun menjadi media belajar.Dalam
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan,oleh karena itu saya sebagai penulis masih
membutuhkan saran dan kritik dari teman-teman.
MAKALAH DAUR ULANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat beserta hidayah-Nya,sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
Makalah ini membahas mengenai “ DAUR ULANG “. Adapun didalamnya membahas mengenai
pengertian dan manfaat daur ulang. Dan kami mengharapkan dapat memberikan manfaat secara maksimal
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada siapa saja yang membacanya.
Kami telah berusaha sebaik mungkin sesuai dengan yang kami miliki, tetapi karena adanya berbagai
keterbatasan maka tidak menutup kemungkinan dalam makalah ini terdapat kesalahan maupun
kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kepada semua pihak yang membaca agar bersedia memberikan
kritik dan saran yang membangun demi sempurna nya penyusunan makalah dimasa yang akan datang.
Akhirnya, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.

Salomekko, 29 Agustus 2015


Penyusun,

( ________________________)

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................ ii
BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
BAB II: Kajian Pustaka
A. Pengertian Daur Ulang ............................................................................................... 2
B. Tujuan Dan Manfaat Daur Ulang ............................................................................... 2
C. Langkah-Langkah Daur Ulang Atau Pemanfaatan Ulang .......................................... 3
D. Macam-Macam Limbah Yang Dapat Di Daur Ulang ................................................. 3
BAB III: Pembahasan
A. Pengertian Daur Ulang ............................................................................................... 4
B. Beberapa manfaat daur ulang ..................................................................................... 4
C. Proses dalam mendaur ulang barang bekas ................................................................ 4
BAB: Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 5
B. Saran ........................................................................................................................... 5
Daftar Pustaka ................................................................................................................ .... 6

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melihat keadaan lingkungan kita yang setiap hari di permasalahkan oleh sampah yang semakin
menggunung seolah sampah ini menjadi masalah atau momok utama yang dihadapi oleh pemerintah dan
masyarakat.
Sehingga masyarakat di beberapa Negara bahkan diseluruh dunia berlomba-lomba menyelesaikan
hal tersebut. Jika kita berbicara tentang permasalahan sampah ini, sebenarnya sampah ini banyak sekali
manfaatnya antara lain dapat membuat pupuk organik. Walaupun ada yang merugikan antara lain
menyebabkan kerugian yang berdampak berbahaya sekali bagi kehidupan makhluk hidup di dunia.
Sebenarnya banyak sekali cara untuk menangani masalah sampah ini contohnya dnegan cara daur
ulang yang bisa menghasilkan KOMPOS alami yang bias dimanfaatkan oleh para petani dan masyarakat,
dengan cara itu pula para petani bisa meminimaliskan penggunaan pupuk anorganik. Karena dengan pupuk
anorganik itu bisa membuat kerusakan lingkungan antara lain pencemaran di dalam air dan tanah.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat penulis
rumuskan dan akan di bahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja manfaat daur ulang ?
2. Bagaimana cara proses daur ulang sampah ?
3. Apa sajakah yang bisa didaur ulang ?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan
mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan
bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas
rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
B. Tujuan Dan Manfaat Daur Ulang
Banyak manfaat yang diperoleh dari pendaur ulangan bahan bekas yang ada di sekitar kita, seperti plastik
bekas, kertas bekas, kayu bekas, dan lain–lain. Daur ulang dapat meningkatkan kreativitas, mengurangi
pencemaran dan sebagainya. Berikut akan kami jelaskan beberapa manfaat yang ada dalam usaha
pengelolaan sampah daur ulang. Manfaat yang diperoleh antara lain :
 Membuka lapangan kerja. Manfaat yang paling menonjol adalah masyarakat dapat membuka
lapangan kerja. Bekerja di sektor formal saat ini sempit kesempatannya. Melamar pekerjaan
membutuhkan syarat tertentu. Lowongan pekerjaan sedikit, sehingga sulit mencari pekerjaan. Usaha
daur ulang ini dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sektor informal. Dengan
bertambahnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, tingkat pengangguran dapat dikurangi.
 Meningkatkan pendapatan masyarakat. Berkreasi dari bahan bekas menjadi kerajinan-kerajinan
tangan lalu didistribusikan kepada masyarakat dapat meningkatkan pendapatan. Apalagi bahan baku
daur ulang tidak membutuhkan modal yang besar. Dalam ekonomi, usaha seperti ini dapat menekan
biaya operasional dan retribusi. Sehingga pemerintah daerah lebih ringan dalam pengeluaran
pengelolaan sampah. Barang daur ulang mempunyai nilai ekonomi yang menghasilkan pendapatan.
Sehingga masyarakat dapat berdaya secara ekonominya. Pemberdayaan ekonomi rakyat yang
dimaksud disini adalah adanya pendapatan atau penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil penjualan
barang olahan dari bahan bekas menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi.Dengan
memperoleh penghasilan tersebut masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan dan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Mengurangi pencemaran lingkungan. Sampah yang dibakar dan limbah pabrik dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan. Mendaur ulang sampah-sampah dan memanfaatkan limbah,
dengan menjadikannya barang kerajinan dan barang-barang kreasi lainnya, pencemaran lingkungan
dapat dikurangi.
 Menghemat sumber daya alam. Berkreasi dari bahan bekas dapat menghemat sumber daya alam
sebagai bahan baku kebutuhan hidup manusia.Contohnya, dengan mendaur ulang kertas kita dapat
mengurangi laju pengurangan jumlah pohon.
 Mencegah penyakit. Sampah yang menumpuk dapat menyebabkan penyakit. Dengan mendaur
ulang sampah-sampah, tumpukan sampah akan berkurang. Tingkat kebersihan pun akan meningkat
jika pengelolaan sampah berjalan dengan baik.
 Menambah kreativitas dan keterampilan. Dengan berkreasi dari bahan bekas, kita akan lebih
kreatif dan terampil. Kita dapat menemukan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif dalam berkreasi
C. Langkah-Langkah Daur Ulang Atau Pemanfaatan Ulang
 Pemisahan. Limbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah
yang harus dibuang ke tempat pembuangan.
 Penyimpanan. Limbah yang sudah dipisahkan tadi disimpan dalam kotak yang tertutup. Usahakan
setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya kertas bekas
atau botol bekas.
 Pengiriman atau penjualan. Barang-barang yang sudah terkumpul dapat dijual ke pabrik yang
membutuhkan material bekas sebagai bahan baku atau dapat dijual atau diberikan ke pemulung.
D. Macam-Macam Limbah Yang Dapat Di Daur Ulang
Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui daur ulang.
 Kertas. Semua jenis kertas dapat di daur ulang, seperti kertas koran dan kardus.
 Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat botol,
gelas, atau piring yang baru.
 Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali sebagai kaleng
pengemas.
 Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja baru.
 Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus (pengepakan)
untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol
sampo.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Daur Ulang
Daur Ulang secara luas artinya pengolahan kembali bahan-bahan bekas dalam bentuk sampah kering yang
nilai ekonominya rendah atau bahkan tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi suatu barang yang berharga
dan berguna bagi kehidupan manusia”.
B. Beberapa manfaat daur ulang
Manfaat yang paling menonjol adalah dapat mengurangi pencemaran lingkungan, sampah yang dibakar
dan limbah pabrik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Mendaur ulang sampah-sampah dan
memanfaatkan limbah, dengan menjadikannya barang kerajinan dan barang-barang kreasi lainnya,
pencemaran lingkungan dapat dikurangi. Selain itu, banyak lagi manfaat dari daur ulang seperti
meningkatkan pendapatan masyarakat, menghemat sumber daya alam, mencegah penyakit dan terakhir
adalah dapat membuka lapangan kerja baru.
C. Proses dalam mendaur ulang barang bekas
Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang,langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut, yang pertama adalah proses pemisahan,dalam proses tersebut Limbah yang akan didaur
ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang harus dibuang ke tempat pembuangan.
Selanjutnya yang kedua yaitu proses penyimpanan, dalam proses ini Limbah yang sudah dipisahkan tadi
disimpan dalam kotak yang tertutup. Usahakan setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material
limbah tertentu, misalnya kertas bekas atau botol bekas. Dan yang terakhir adalah proses pemasaran barang,
dalam proses ini barang yang sudah jadi akan dipasarkan kepada konsumen yang menginginkanya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Menurut saya daur ulang adalah alat untuk melindungi lingkungan dari sampah, dengan adanya Daur Ulang
yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya contohnya seperti sampah yang tidak terpakai yang
menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan tersebut saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Sebagai penerus bangsa, seorang pelajar sebaiknya mampu memanfaatkan sampah organik untuk
menghasilkan barang ekonomis.
2. Perlunya kerjasama dari para siswa untuk mencanangkan pengolahan sampah.

DAFTAR PUSTAKA
http://kholilurohman.blogspot.com/2014/10/contoh-makalah-bertemakan-daur-ulang.html
http://lingkunganku.multiply.com
http://matoa.org
http://www.kimia-lipi.net
http://id.wikipedia.org
MAKALAH KETERAMPILAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada jaman modern saat ini, kita sebagai warga Negara Indonesia dituntut untuk lebih memiliki tingkat
kreatifitas yang tinggi, sehingga pada saat migrasi warga negara asing di Indonesia kita tidak menjadi tamu
dirumah kita sendiri.Salah satu yang dapat dikembangkan oleh kita selaku putra – putri bangsa untuk
mengenalkan beberapa kerajinan khas Indonesia.Salah satunya memalalui pembelajaran & praktek
mengenai kerajinan bahan lunak.Kerajinan sendiri berarti barang/benda yang dihasilkan oleh keteramplan
tangan.Kerajinan terbuat dari berbagai bahan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Uraikan apa saja yang kamu ketahui tentang keterampilan !
2. Uraikan apa saja yang kamu ketahui tentang kerajinan tangan !
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan dari keterampilan dan kerajinan tangan!
4. Buatlah contoh antara keterampilan dan kerajinan tangan
1.3.Tujuan
1. Menguraikan apa saja tentang keterampilan
2. Menguraikan tentang kerajinan tangan
3. Menjelaskan persamaan dan perbedaan dari keterampilan dan kerajinan tangan!
4. Membuat contoh antara keterampilan dan kerajinan tangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Keterampilan
2.1.1. Pengertian Keterampilan
Defenisi/ pengertian dari keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan
kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga
menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
2.1.2. Tujuan Keterampilan
Tujuan mempelajari keterampilan sebagai berikut.
a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya
b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya
d) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
2.1.3. Faktor-Faktor Penentu Keterampilan
Adapun faktor-faktor yang menentukan keterampilan secara umum dibedakan menjadi 3 hal utama,
yaitu :
a. Faktor proses belajar (learning process)
Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan pembelajaran pada setiap
pesertanya. Dengan memahami berbagai teori belajar akan memberi jalan tentang bagaimana pembelajaran
bisa dijelmakan, yang inti sari dari adanya kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan
dan perilaku individu peserta pembelajaran.
Dalam pembelajaran gerak, proses belajar yang harus diciptakan adalah yang dilakukan berdasarkan
tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan
nilai manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah yang bisa menimbulkan berbagai perubahan dalam perilaku
peserta didik ketika sedang belajar gerak harus diupayakan kehadirannya. Di pihak lain, teori-teori belajar
mengajarkan atau mengarahkan kita pada pemahaman tentang metode pengajaran yang efektif. Apakah
suatu materi pelajaran cocok disampaikan dengan menggunakan metode keseluruhan versus bagian, metode
distribusi versus metode padat, atau metode pengajaran terprogram yang kesemuanya merupakan poin-poin
yang akan mengarahkan pada pencapaian keterampilan1[1]
b. Faktor pribadi (personal factor)
Setiap orang merupakan individu yang berbeada-beda, baik dalam hal fisik, mental, emosional,
maupun kemampuan-kemampuannya. Ada ungkapan yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari
bahwa si A berbakat besar dalam voli, si B berbakat dalam olahraga-olahraga individu, dsb. Demikian juga
bahwa seorang anaklebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedang anak yang lain memerlukan waktu
lebih lama. Dan semua ini merupakan pertanda bahwa individu memilik ciri, kemampuan, minat,
kecenderungan, serta bakat yang berbeda.
Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut maka siswa yang mempelajari gerak ditentukan oleh
ciri-ciri atau kemampuan dan bakat dari orang yang bersangkutan dalam menguasain sebuah keterampilan
tertentu, maka akan semakin mudah untuk menguasai keterampilan yang dimaksud. Ini semua
membuktikan bahwa faktor pribadi yang mempengaruhi penguasaan keterampilan2[2].
c. Faktor situasional (situational factor)
Sebenarnya faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran adalah lebih tertuju
pada keadaan lingkungan yang termasuk dalam faktor situasional itu antara lain seperti : tipe tugas yang
diberikan, peralatan yang diguanakan termasuk media belajar, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran
itu dilangsungkan. Faktor-faktor ini pada pelaksanaannya akan mempengaruhi proses pembelajaran serta
kondisi pribadi anak, yang kesemuanya terjalin saling menunjang dan atau sebaliknya.
Penggunaan peralatan serta media belajar misalnya secara langsung atau tidak, tentunya akan
berpengaruh pada minat dan kesungguhan siswa dalam proses belajar yang pada gilirannya akan juga
mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menguasai keterampilan yang sedang dipelajari. Kemajuan
teknologi yang belakangan berkembang juga dianggap menjadi penyebab utama dalam mendongkrak
keberhasilan seseorang sebagai gambaran nyata dari dari semakin terkuasainya keterampilan dengan lebih
baik lagi. Demikian juga kemajuan dalam bidang kesehatan dan kedokteran, dalam dekade terakhir telah
mampu mengungkap banyak rahasua dari kemampuan akhir manusia dalam hal gerak dan
keterampilan3[3].
2.2.Kerajinan Tangan
2.2.1. Pengertian Kerajinan Tangan
Kerajinan Tangan adalah menciptakan suatu produk atau barang yang dilakukan oleh tangan dan
memiliki fungsi pakai atau keindahan sehingga memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas
tinggi tentu harganya akan mahal, jika kalian memiliki keterampilan dan berusaha untuk membuat suatu
produk mungkin dengan kerajinan yang akan anda miliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.
2.2.2. Fungsi Kerajinan Tangan
Kerajinan Tangan memiliki dua fungsi yaitu Fungsi Pakai dan Fungsi Hias.
1. Fungsi Pakai adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan kegunaan dari benda kerajinan tersebut dan
memiliki keindahan sebagai tambahan agar menjadi menarik.
2. Fungsi Hias adalah Kerajinan yang hanya mengutamakan keindahan tanpa memperhatikan guna dari
barang tersebut, contoh kerajinan ini seperti miniatur, patung dll yang hanya menjadi kenikmatan bagi siapa
yang melihatnya.
2.2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Ciri Khas Kerajinan Suatu Daerah
1. Budaya.
2. Letak Geografis.
3. Sumber Daya Alam.
2.2.4. Tahap Atau Cara Pembuatan Kerajinan Tangan
1. Membuat rancangan atau desain.
2. Menyiapkan alat dan bahan.
3. Membuat benda sesuai rancangan.
4. Finishing ( tahap akhir ).
2.2.5. Manfaat lain dari membuat kerajinan tangan
1. Mengembangkan kreatifitas
2. Hobi yang bermanfaat
3. Melatih kemampuan motorik dan kemampuan dasar lainnya
4. Menambah penghasilan
5. Membangun percaya diri
2.3.Persamaan dan Perbedaan Keterampilan dengan Kerajinan Tangan
2.3.1. Persamaan
Kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah
ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan
2.3.2. Perbedaan
Keterampilan tidak hanya terikat pada kreatifitas membuat dan menghasilkan sesuatu dengan alat,
keterampilan lebih luas mencakup kemampuan seseorang dalam berbagai bidang, sedangkan kerajinan
tangan terbatas pada apa yang akan ia kelola untuk dapat menghasilkan nilai dalam pekerjaannya dan
membutuhkan alat atau benda untuk bisa ia ubah menjadi bermanfaat.
2.4.Contoh Keterampilan dan Kerajinan Tangan
2.4.1. Contoh Keterampilan
Cara Belajar Mengemudi Mobil Yang Baik Sesuai Pengalaman Ku
· Langkah pertama dalam belajar mengemudi mobil yang baik untuk pemula adalah mengawalinya dengan
teori dan dilanjutkan dengan praktek pegang setir sambil belajar mengenai dasar-dasar menyetir.
Gas : Sudah pasti fungsinya adalah untuk mempercepat atau memperlambat laju kendaraan.
· Rem : Digunakan untuk memperlambat atau menghentikan laju mobil
· Kopling : Sebagai prasyarat untuk perpindahan gigi dan prasyarat berhenti. Selain 2 hal tersebut, dengan
melepas kopling juga merupakan prasyarat agar mobil mulai jalan saat sopir menginjak pedal gas. Tapi jika
tidak pas maka akan nyendal atau loncat juga tidak mati mesin.
Mesin Mati Saat Belajar Mengemudi
Sedangkan dua kemungkinan yang mengakibatkan mesin mati saat Anda belajar menyetir, yakni
Start cuma melepas kopling dan melupakan gas cuma melepas kopling saja serta yang Berhenti lupa
tekan kopling (kaki diangkat dari tuas, namun diangkat pelan-pelan tetapi tetap nempel).
Persneling Mobil
Kita ambil contoh belajar mengemudi mobil manual. Biasanya kendaraan manual th. 90 an mempunyai
5 speed, yakni 1, 2, 3, 4, 5, serta R atau mundur. Hijau adalah posisi netral.
Cara memegang Setir
Cara memegang Setir yang baik dan benar
Cara memegang setir adalah ujung tuas berbentuk benjolan tak digenggam, namun dipegang memakai
dua ruas bawah jari telunjuk serta tengah dan diapit jari yang lain di kanan kiri tanpa tekanan dan tarikan
"Rileks".
Tuas persneling
Saat memindahkan rasakan desakan serta bunyi, bila berbunyi “klek” bermakna cocok. Saat mengemudi
kita harus bisa melakukanya dengan reflek "hafalkan letak posisi serta langkah perpindahannya" Sebab saat
menyetir tak boleh melirik tuas maupun panel lain termasuk gas atau persneleng atopun rem untuk
mengoperasikan mobil. Pengemudi harus terus focus mengatur jarak mobil di samping kanan-kiri serta
depan.
Mulai Praktek Belajar Mengemudi
Pertama carilah posisi netral dari persneleng hingga mobil tidak meloncat.Selanjutnya pahami dan
belajar dulu cara start, berhenti serta mengoper.

Belajar Mengemudi Mobil Yang Baik Bagi Pemula


Untuk mulai start Hidupkan mesin, injak kopling serta masukkan ke perneling 1 terus injak kopling,
kaki kanan menghimpit gas sampai suara mesin meningkat. Pelan – pelan kopling di lepas tanpa menaikkan
gas, Anda akanmulai merasakan mobil mulai jalan. jika mobil sudah berjalan stabil silahkan lepas kopling
dan menambah gas.
Cara mengoper perneling
Cara mengoper pada prinsipnya sama juga dengan cara start tadi, Akan tetapi perbedaan terdapat pada
pergeseran nya, kopling ditekan, tuas persneling dipindahkan lalu kopling tak diangkat pelan-pelan namun
cepat seiring menghimpit gas.
Cara Berhenti
Cara menghentikan mobil saat belajar adalah dengan menghimpit kopling, melepas gas serta kaki kanan
geser diatas pedal rem dan injak perlahan untuk mengatur rem agar kendaraan lebih pelan untuk
memposisikan sesuai keinginan. Tapi Ingat untuk tidak menghimpit pedal rem dengan kencang serta
mendadak, beresiko! Tak hanya dapat menyebabkan insiden menyeruduk…bagian belakang kita : D atau
minimal akan menyendal
Ada dua prinsip utama yang perlu diingat, agar menyetir dengan selamat : yakni menyetir dengan
benar (tak ngerem mendadak, terus di jalur, berikan sinyal sebelum saat belok, pengereman serta
penyusunan kecepatan yang pas, dan lain-lain) serta yang ke-2 yaitu ngalah! Walau kita ada di jalur yang
benar, namun jika ingin selamet ya mengalah saja..
2.4.2. Contoh Kerajinan Tangan
Kerajinan Tangan dari Botol Bekas Berbentuk Pot Bunga
Bahan dan Peralatan yang Dibutuhkan
· Botol plastik bekas
· Pisau
· Hiasan untuk mata
· Pupuk/tanah untuk menanam
· Tanaman
Cara Membuat Kerajinan Tangan dari Botol Bekas Berbentuk Pot Bunga
· Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan
· Setelah semua sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah memotong botol plasting dengan pisau.
· Ukurannya dikira-kira saja atau lihat pada gambar.
· Beri sedikit hiasan sesuai keinginan. Jika ingin sesuai contohnya, tempelkan saja tutup botolnya sebagai
mulut dan tambahkan mata boneka, lalu tempel.
· Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah botol agar air tidak mengendap di dalam botol.
· Masukkan botol pupuk dan tanah ke dalam botol.
· Masukkan bibit tanaman yang ingin di tanam.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Defenisi/ pengertian dari keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan
kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga
menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
Kerajinan Tangan adalah menciptakan suatu produk atau barang yang dilakukan oleh tangan dan
memiliki fungsi pakai atau keindahan sehingga memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas
tinggi tentu harganya akan mahal, jika kalian memiliki keterampilan dan berusaha untuk membuat suatu
produk mungkin dengan kerajinan yang akan anda miliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bantubelajar.Com/2015/01/Pengertian-Kerajinan-Tangan.Html
Ma’mun, Amung dan M.Saputra, Yudha. 2000. Perkembangan gerak dan
belajar gerak. Jakarta: Depdikbud.
Simple-mom-diary.blogspot.co.id/2013/04/manfaat-membuat-kerajinan
tangan.html
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala
pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
diktat yang penulis beri judul ”PERSAMAAN Dan PERBEDAAN KETERAMPILAN Dengan
KERAJINAN TANGAN”.
Dalam penyusuna diktat ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat
berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa memberikan
sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya
berharap isi diktat ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan
akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar diktat ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar diktat ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------- i


DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------- ii
BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------- 1
1.1. Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------- 1
1.2. Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------------ 1
1.3. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------- 1
BAB II PEMBAHASAN------------------------------------------------------------ 2
2.1.Keterampilan ------------------------------------------------------------------------- 2
2.2.Kerajinan Tangan ------------------------------------------------------------------- 5
2.3.Persamaan dan Perbedaan
Keterampilan dengan Kerajinan Tangan -------------------------------------- 6
2.4.Contoh Keterampilan dan Kerajinan Tangan -------------------------------- 7
BAB III PENUTUP ------------------------------------------------------------------ 13
3.1.Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------- 13
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------- 14

Pemanfaatan Barang Bekas menjadi Media Pembelajaran


Tugas Ujian Akhir Semester(V) Media Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam berbagai proses pembelajaran di Indonesia, peranan guru masih sangat dominan walaupun
sebagian dari mereka telah berupaya untuk menjadi fasilitator disamping sebagai sumber informasi.
Hingga saat ini guru masih dianggap sebagai orang yang mempunyai jawaban terhadap semua pertanyaan
siswanya sehingga seringkali guru merasa dirinya sebagai satu-satunya sumber informasi. Namun pada
kenyataannya pengetahuan manusia sangat terbatas sehingga kita perlu sumber-sumber informasi lainnya
baik dalam belajar maupun membelajarkan orang lain. Guru sebagai penyampai materi (fasilitator)
pelajaran tidak hanya menyampaikan bahan ajar yang sesuai dengan rancangan program pembelajaran.
Namun guru juga dituntut untuk bias memberikan kemudahan bagi para siswa dengan proses
pembelajaran yang mudah dipahami dan menyenangkan. Siswa diharapkan memperoleh dan menemukan
nilai ilmu pengetahuan yang disampaikan guru . oleh sebab itu pendekatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan dan pengharapan
siswa dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Namun untuk menciptakan suasana pembelajaran
seperti itu bukan persoalan yang mudah. Diperlukan komponen-komponen lain untuk mendukung proses
pembelajaran agar mudah dan menyenangkan. salah satu komponen yang bias memudahkan siswa belajar
adalah pemanfaatan media. Media mempunyai klasifikasi mulai dari yang sederhana hingga yang
canggih.
Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah hal yang baru dalam dunia
pendidikan. Sebelum media modern hadir, para guru telah menggunakan berbagai media dan alat peraga
buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru terdahulu mungkin lebih banyak
memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras
agar siswanya bias belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal mungkin. Dengan datangnya media
berteknologi modern menyebabkan berbagai masalah yang selama ini tidak dapat dipecahkan telah
mampu dipecahkan dan memungkinkan mata ajaran apapun diajarkan dan dijelaskan dengan sebaik-
baiknya. Namun, banyak guru di kota-kota besar yang telah terlena dengan kemajuan teknologi yang
digunakan dalam dunia pendidikan. Media modern telah memudahkan mereka memecahkan berbagai
masalah didalam proses belajar mengajar. Ketika dalam keadaan tertentu mereka harus jauh dari media
tersebut mereka menjadi bingung karena ketergantungan pada media tersebut. Mereka telah melupakan
media yang bias dikembangkan dari bahan-bahan sederhana disekitar mereka. Akibatnya mereka menjadi
kurang peka terhadap potensi disekitar lingkungan mereka. Sehingga menyebabkan guru tidak
mempunyai banyak ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar, guru juga
tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkan sehingga guru
tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media. Sebenarnya, kreativitas seorang guru
bias terlihat ketika ia mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang bias dijadikan suatu media
didalam mata pelajarannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang terkait dengan isi makalah
ini, diantaranya :
1. Bagaimanakah cara memanfaatkan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi sebuah media?
2. Apa saja yang harus diperhatikan guru untuk memanfaatkan media yang ada disekitarnya?
3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki guru ketika ia hendak menggunakan barang bekas dan
peralatan sederhana sebagai media pembelajaran?
4. Bagaimanakah efektifitas media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana terhadap siswa?
5. Apa saja barang bekas dan peralatan sederhana yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran?
C. Pembatasan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini hanya berbatas pada pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana
yang ada dilingkungan sekitar yang mudah didapatkan dan hanya dimanfaatkan untuk tujuan
pembelajaran disekolah.
D. Tujuan Penyusunan Makalah
Makalah yang berjudul “ Pemanfaatan Barang Bekas dan Peralatan Sederhana Sebagai Media
Pembelajaran”, ditujukan untuk memenuhi tugas akhir semester ganjil, mata kuliah Media Pembelajaran
yang di bimbing oleh Bapak Dr. H. Faiz Rafdhi. M,kom.
Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini diantaranya adalah:
1. Membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif. Dalam hal ini, guru dan siswanya.
2. Mengembangkan berbagai alternative media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian
rupa, sehingga mampu membantu anak didik tumbuh dn berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif,
mandiri dan peduli terhadap lingkungannya.
3. Membangun kerja sama antar guru dalam upaya mengembangkan berbagai media alternative yang
kreatif, sederhana dan murah sebagai guru mandiri yang peduli lingkungan sekitar sekolah dan
masyarakat.
E. Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini berupa tinjauan pustaka dengan menggunakan
beberapa literatur yang berhubungan dengan media pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah , “ perantara’, atau ‘
pengantar dalam bahasa arab media berarti perantara. Atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.
Adapun pengertian media menurut sebagian para ahli diantaranya :
1). Fleming ( 1987: 234). Beliau mengartikan media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan
dalam dua pihak dan mendamaikannya.
2). Heinich , dan kawan – kawannya, mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar
informasi antara sumber dan penerima . jadi seperti telivisi , foto , radio , rekaman audio , gambar yang
diproyeksikan , bahan – bahan cetakan dan sejenisnya . adalah media komunikasi.
3). Hamijojo dalam latuheru ( 1993), memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang di
gunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyampaikan ide, , gagasan atau pendapat. Sehingga
ide , gagasan dan pendapat itu sampai kepada penerima yang dituju.
4). Gerlach & Ely ( 1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia ,
materi , atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan ,
keterampilan , atau sikap ,dalam pengertian ini guru , buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media.
2. Pengertian Pembelajaran
UU No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Sutomo (1993), pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan
sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah
laku tertentu pula.1
Gagne dan Briggs (1979:3), instruction atau pembelajaran adalah suatu system ang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal.
Secara implisit Gagne dan Briggs ( 1975), mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang
secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran , yang terdiri antara lain buku , tape
recorder, kaset video camera , video recorder, film slide ( gambar bingkai ), foto gambar , grafik , telivisi
dan computer .
Berdasarkan pengertian media dan pembelajaran diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, informasi atau
pesan-pesan penting dari guru kepada muridnya dalam suatu pembelajaran, sehingga proses belajar
menjadi efektif dan efisien.
B. Barang Bekas dan Peralatan Sederhana
1. Pengertian Barang Bekas
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ‘barang’ diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan
arti kata ‘bekas’ adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai.2
Jadi, barang bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai (sisa), yang kegunaannnya
tidak sama seperti benda yang baru.
2. Peralatan Sederhana
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia peralatan sederhana adalah sesuatu yang dipakai untuk
mencapai tujuan, maksud, dan keinginan (alat) yang bentuknya tidak terlalu rumit dan mudah
digunakan(sederhana).
1 Denny Setiawan,dkk. (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka, hal. 28
2 Tanti Yuniar, (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Agung Media aulia, hal.76
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pemanfaatan Barang Bekas dan Peralatan Sederhana Menjadi Media Pembelajaran
1. Cara Mengembangkan dan Memunculkan kreativitas Guna Mengembangkan Barang Bekas menjadi
Media
Jika kita memperhatikan sekeliling kita, maka kita dapat menemukan begitu banyak sumber belajar yang
bias dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bias mengembangkan menjadi suatu media yang
menarik, kreatif dan mempermudah proses belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan sumber
belajar. Guru yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang tidak terhingga.
Untuk mengembangkan atau memunculkan kreativitas guna mengembangkan barang bekas yang ada,
berikut disajikan beberapa cara yang harus dilakukan.
a. Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka
rencanakannlah terlebih dulu program pengembangan yang akan dilakukan berdasarkan garis-garis besar
program pengajaran.
b. Analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
c. Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa digunakan.
d. Membeli atau meminjam media sederhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru jika lingkungan
sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.
2. Beberapa pedoman yang harus diperhatikan ketika akan mengembangkan media dari barang bekas dan
peralatan sederhana.
a) Gunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan
siswa, ataupun bahan-bahan yang bias diperoleh ditoko atau pasar terdekat.
b) Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bias meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa
melalui pendengarannya. Penggunaan media yang sesuai akan mengakibatkan siswa menjadi lebih
berminat dan mendengarkan serta memperhatikan setiap hal yang dikatakan guru.
c) Kembangkan bahan-bahan yang bias menciptakan siswa berpikir kritis, mengundang siswa selalu ingin
bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran. Media yang tercipta diharapkan akan mendorong
siswa untuk melakukan penilaian dan analisis terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang
diterimanya.
d) Buatlah media yang mampu memberikan kebersamaanbagi siswa dengan kondisi yang menyenangkan
dalam mengikuti pelajaran.
e) Tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang di dengar, amati selama guru
memanfaatkan media sederhana ciptaannya. Hal ini dilakukan agar daya ingat siswa dapat digunakan
lebih baik. Mendengar atau mengamati sambil mencatat adalah lebih baik ketimbang siswa hanya
mendengar tanpa adanya aktivitas komunikasi tertulis.
3). Kendala-kendala
Alangkah lebih baik jika media yang dikembangkan telah dilengkapi dengan buku teks, tugas-tugas dan
lembaran kerja. Hal itu perlu dilengkapi dengan pertimbangan dan kemungkinan guru akan menghadapi
berbagai kendala ketika menggunakan media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana.
Kendala-kendala tersebut, misalnya:
a. Keterbatasan waktu yang tersedia,dikaitkan dengan luasnya materi pelajaran dan sasaran/tujuan
perkuliahan.
b. Keterbatasan bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan pengganti.
c. Ketidaktersediaan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat danmengembangkan media.
d. Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan komunikasi lisan.
e. Lingkungan belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk menyimak penjelasan guru secara lisan
maupun ketika dia akan praktek atau demonstrasi.
f. Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai siswa sehingga mereka kurang mampu mencerna
penjelasan dari gurunya.
g. Latar belakang dan tingkat kemampuan siswa yang heterogen sehingga menambah beban guru selama
menjelaskan materi pelajaran.
h. Banyaknya siswa yang harus dibimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu pelajaran sehingga beban
guru terlalu berat.
i. Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan diminta bantuan dalam seggi teknis maupun
pengembangan materinya.
Kompetensi yang harus dimiliki guru terkait dengan keterlibatannya dalam memanfaatkan media
sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana, yaitu:
1. Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telah tersedia secara tepat dan
relevan dengan program pelajaran.
2. Kemampuan untuk menyususn sendiri dan menggunakannya secara baik dan benar.
Lima hal yang terkait dengan pemilihan media yang dibuat dari barang bekas dan peralatan sederhana
adalah;
1. Memiliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran.
2. Materi yang tersaji dalam media tersebut menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk
dipelajari, dicoba dan dipraktekkan.
3. Keterkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4. Bahasa yang digunakan didalam media dan komunikasi lisan mudah dipahami,sederhana jelas, tegas
dan terarah.
5. Terjangkau oleh intelektual siswa.
B. Barang Bekas dan Peralatan Sederhana yang Bisa Dijadikan Media Pembelajaran
Sampah ada dimana-mana. Berbagai macam sumber sampah dapat kita temukan diberbagai tempat di
lingkungan kita. Di rumah, di pasar, di sekolah di perkantoran adalah tempat-tempat yang sering kita
jumpai sampah. Kita bias menemukan sampah organik dan nonorganik.
Arti sampah adalah sesuatu benda yang tidak berguna lagi. Sampah dapat menimbulkan masalah yang
bias menggangu kesehatan, kebersihan dan keindahan lingkungan.
1. Sampah Kertas
Dari berbagai sampah yang ada ternyata sampah kertas lebih banyak jumlahnya daripada bentuk sampah
lain. Kertas memang merupakan bahan baku yang banyak digunakan untuk keperluan hidup manusia.
Walaupun sudah disebut ternyata sampah kertas masih bias dimanfaatkan untuk berbagai hal.
Sampah kertas bias dijadikan media yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran lingkungan yang
bersih dan sehat. Siswa bias diajarkan tentang bagaimana sampah bisa menurunkan kualitas d n merusak
lingkungan hidupnya. Disamping itu siswa juga diajarkan bagaimana memanfaatkan kertas sebagai
medium pembelajaran mereka.
a) Membuat barang-barang berguna
Sampah kertas bisa dimanfaatkan tanpa harus diolah menjadi bubur kertas tetapi langsung dirancang dan
diolah kedalam aplikasi kebutuhan manusia seperti kertas surat,amplop, hiasan dinding dan lain-lain.
Manfaat bagi siswa ketika mereka diajarkan membuat barang-barang dari sampah kertas adalah mereka
akan belajar mengenal dan menggunakan berbagai alat dan bahan seperti pisau potong, gunting kertas,
penggaris siku/lurus, pensil, penghapus, karton tebal, lem, muka/kaca dan sebagainya. Mereka juga
belajar memotong, mengukur, menggaris, membuat lingkaran, melipat, membuat lubang, memadukan
berbagai unsur agar barang yang dibuatnya menjadi lebih menarik dan indah. Mereka juga bisa belajar
tentang seni mewarnai, memilih hiasan yang sesuai, menciptakan suatu model dari hasil pemikirannya.
Begitu banyak keterampilan yang akan diperoleh hanya dari kertas sampah.
b) Membuat sandiwara boneka
Contoh lain adalah membuat sandiwara boneka dengan menggunakan bahan kaos kaki yang sudah tidak
digunakan lagi (kaos kaki bekas). Media ini memberikan pendidikan sekaligus hiburan yang
menyegarkan dengan cerita-cerita lucu. Pengetahuan juga bias disajikan dalam bentuk boneka dengan
cara ringan sehingga anak tidak merasa seperti belajar. Kalau misalnya ada siswa yang takut menghadapi
dokter, maka boneka ini bisa menyajikan profil dokter yang bisa dijadikan kawan, ramah dan tidak
menakutkan. Pengembangan cerita dalam tampilan boneka dapat menambah wawasan anak dengan
informasi IPTEK, berita dunia, dan berita-berita unik.
Cara membuat:
a. Bahan yang diperlukan:
• Kaos kaki bekas yang bersih
• Gunting
• Spidol
b. Cara membuatnya:
• Siapkan kapas yang dibuat bulatan untuk mengisi bagian kepala,
• Gambarlah mukanya dengan memakai spidol,
• Gunting sedikit sisi kiri dan kanan sebagai tempat jari-jari,
• Buat beberapa boneka dengan karakter wajah yang berbeda.
2. Bermain Dengan Magnet
Magnet merupakan benda yang berguna dalam kehidupan kita. Daya yang terjadi di antara magnet-
magnet disebut magnetisme. Magnetisme adalah kekuatan alam yang luar biasa. Ada aneka bentuk dan
ukuran magnet. Magnet digunakan pada telepon, pesawat teletivi, radio, dan barang-barang elektronik
lain. Magnet dapat menggerak-gerakkan mesin-mesin besar, menunjukkan arah dan menimbulkan daya
listrik. Dengan magnet guru dapat menunjukkan berbagai hal yang menarik pada siswa. Berikut adalah
beberapa contoh penggunaan magnet.
a) Membuat kompas
a. Bahan yang dibutuhkan:
• Sebuah baskom/piring yang berisi air
• Sebuah jarum jahit
• Sebuah gabus
• Sebuah magnet
b. Cara membuatnya:
Isilah baskom/piring dengan air bersih sehingga setengan penuh. Pukul-pukulkanlah jarum sambil
digosok dengan magnet, sedikitnya lima puluh kali. Pukulan magnet pada jarum harus selalu searah dan
angkatlah magnet dari jarum setiap kali memukul. Sekarang jarum telah menjadi magnet tetap.
Tancapkanlah jarum pada gabus secara mendatar sehingga gabus dapat mengambang di air dengan
seimbang. Biarkan airnya tenang. Jarum akan mencari arah utara kutub bumi dan menunjuk ke utara.
Guru dapat menjelaskan kepada siswa mengapa hal itu bias terjadi. Selama jarum bergerak, jaga jangan
sampai ada benda dari besi atau bermuatan magnet didekatinya agar gerak jarum tidak terpengaruh.
b) Membuat magnet buatan
a. Bahan yang dibutuhkan:
• Baut besar dengan murnya
• Kabel dan kawat berisolasi
• Dua buah batu baterai
• Sakelar
b. Cara membuat;
• Lilitkan kabel pada baut dengan rapi sehinggan membentuk beberapa lapis lilitan. Sisakan ujung kabel
sehingga terdapat dua ujung. Sementara itu susunlah dua baterai( beri nama A dan B) dengan susunan
seperti kereta api dan tempelkan ujung positif (kepala baterai) A dengan ujung negatif ( dasar baterai) B.
kemudian tempelkan ujung kabel yang lain pada ujung negatif pada baterai A dan ujung kabel yang lain
pada ujung positif baterai B.pada saat kedua ujung kabel menempel pada baterai, maka baut telah menjadi
magnet listrik. Dekatkan benda-benda yang terbuat dari besi, seperti paku, jarum dan lain-lain. Mintalah
siswa untuk mengamati apa yang terjadi. Lepaskan salah satu ujung kabel, mintalah siswa mengomentasi
apa yang dilihatnya. Dengan demikian guru telah membuat siswa aktuf dalam belajarnya.
C. Efektifitas Manfaat Media Sederhana dari Barang Bekas dan Peralatan Sederhana terhadap Siswa
Media pada intinya adalah memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa.
Hal itu berarti media yang digunakan guru adalah untuk kepentingan siswa. Sepintas memang kegiatan
tersebut seperti bermain dan tidak melakukan proses belajar mengajar, namun pada hakikatnya, kegiatan-
kegiatan tersebut telah membuat mereka berpikir mengenai kejadian alam yang terjadi disekitar
mereka.bahkan dalam sebuah percobaan sering kali mereka mencoba berbagai imajinasi, ide dan
gagasan.melemparkan pertanyaan kepada gguru dan siswa, serta berusaha mendapatkan jawaban atas
persoalan dan pertanyaan mereka. Jadi pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi media
sederhana dalam pembelajarn juga cukup efektif untuk membantu siswa memahami materi yang
disampaikan. Melalui belajar sambil bermain, siswa berkesempatan untuk mengembangkan berbagai
kemampuannya.
Cara belajar seperti ini berarti menerapkan Integrated Learning dengan pendekatan prinsip belajar sambil
bekerja dan bermain, sesuai dengan kematangan dan perkembangan fisik dan psikologis anak, dan
disajikan secara atraktif, kreatif, aman, dan menyenangkan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Proses belajar dapat merupakan yang sangat membosankan untuk dikerjakan oleh siswa, untuk itu guru
harus memiliki kreativitas untuk mengembangkan materi yang disampaikan agar lebih menarik dan
membuat siswa berminat untuk belajar.
2. Kreativitas guru dapat dilihat dari kemampuannya membuat media sederhana dari bahan-bahan yang
ada disekitarnya.
3. Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana dapat dijadikan media dalam pembelajaran dengan
memperhatikan kebutuhan siswa. Menyesuaikan media dengan materi yang akan disampaikan. Dan
harapan yang diinginkan dari pembelajaran tersebut. Guru dapat memilih dan membuat media sederhana
dari barang bekas dan peralatan sederhana yang ada disekitar lingkungannya.
4. Banyak barang bekas yang bisa dijadikan media sederhana contohnya sampah kertas, kaos kaki bekas
dan peralatan sederhana seperti jarum, baskom/piring, gabus, gunting, baut dan lain sebagainya.
5. Media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana cukup efektif untuk membantu siswa
memahami materi yang disampaikan guru, mereka bisa belajar sambil berkarya.Selain belajar mereka
juga bisa mengembangkan kemampuannya menuangkan ide dan mengembangkan kreativitasnya karena
ikut serta dalam pembuatan media tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Robson, Pam (1995). Bengkel Kreativitas Magnetisme. Jakarta : Taman Garaha
Sadiman, Arief S, dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Setiawan, Denny,dkk. (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Yuniar, Tanti, (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta ;PT Agung Melia Utama
http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran

MAKALAH Prakarya

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Kami juga
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan keridhoan-Nya Makalah dengan judul “Makalah
Kerajinan Tangan dari Bahan Limbah Stik” ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang kerajinan tangan,
menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran ayng lebih dalam tentang masalh ini.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua, setidaknya untuk membuka
cara berpikir kita tentang kerajina tangan. Untuk menumbuhkan daya nalar, kreatifitas dan pola berpikir
kami sajikan aktivitas yang menurut peran aktif dalam melakukan suatu kegiatan.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga diciptakan pemuas atau pemenuhan
kebutuhan manusia. Untuk itu munculah pabrik-pabrik industri sebagai pengolah bahan mentah untuk
kemudiandiolah dengan sedemikian rupa menjadi barang setengah jadi maupun barang siap pakai, untuk
selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat. Dalam jumlah produksi yang sangat besar tiap harinya akan
menghasilkan sisa-sisa hasil dari proses pengolahan yang tidak terpakai. Sisa-sisa inilah (limbah) bila
terakumulasi dalam jangka waktu yan lama dapat mencemari lingkungan bila tidak ada penanganan khusus.
Kemudian masyarakat sebagai konsumen pun akan mengeluarkan limbah-limbha sebagai hasil
penggunaan hasil barang produksi tersebut. Limbah ini dinamakan limbah rumah tangga.
Meskipun sedikit lebih aman, bukan berarti dapat seenaknya saja membiarkan limbah-limbah ini
dibuang begitu saja. Karena limbah sekecil apapun bila dalam jumlah yang besar dapat memberikan
montribusi besar dalam hal pengurusan terhadap lingkungan. Untuk itulah diperlukan penanganan yang
tepat dalam pengelolaan limbah-limbah industri maupun limbah rumah tangga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan limbah ?
2. Sebutkan contoh kerajinan tangan dari bahan limbah ?
3. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kerajinan tangan dari limbah (lampu tidur
dari stik) ?
4. Bagaiman langkah kerja dalam pembuatan kerajinan tangan dari limbah (lampu tidur dari stik) ?
5. Apa saja manfaat produk, pengrajin, dan lingkungan ?
6. Bagiamana pemasaran dan respon pasar terhadap kerajinan tangan dari limbah (lampu tidur dari stik) ?
7. Berapakah modal yang dibutuhkan dalam dalam pembuatan kerajinan tangan dari limbah (lampu tidur
dari stik) ?
1.3 Tujuan Permasalahan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menginformasikan penjelasan dari bahan limbah, dan
bagaimana cara mengembangkan kreatifitas dalam diri seseorang dengan cara membuat kerajinan tangan
tetapi kerajinan tangan tersebut bermanfaat untuk orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODOLOGI
a. Alat dan bahan :
· Stik · Lem Fox
· Lampu neon 5 watt · Kabel
· Saklar · Dudukan lampu
· Cat · Koas
· Colokan · Potongan bambu
b. Cara Kerja
· Pertama, siapkan alat dan bahan.
· Lalu, buatlah kerangka stik membentuk segi lima.
· Setelah membuat kerangka, buatkan pondasi seperti piramida sampai 5 tingkatan.
· Tambahkan potongan bambu pada setiap sisi pondasi.
· Buatlah kerangka kedua membentuk segi empat untuk disimpaan diatas pondasi.
· Tempelkan tiap stik pada potongan bambu di atas pondasi.
· Catlah lampu tidur setengah jadi tersebut.
· Simpanlah dudukan lampu di dalam lampu tidur setengah jadi.
· Sambungkan kabel dan colokan, lalu pasangkan lampu pada dudukan lampu.
c. Pemasaran dan respon pasar
· Menggunakan Media Sosial
Media sosial sudah menjadi suatu hal yang wajib dimiliki, melalui media sosial seperti facebook, twiiter,
dan gmail. Kita dapat melakukan strategi promosi dengan memperkenalkan produk yang ingin
kita pasarkan kepada pengguna media sosial. Dan dapat menarik pembaca untuk membelinya. Dengan
menggunakan media sosial ini, maka pendekatan yang akan anda lakukan menjadi lebih personal dan juga
menjadi lebih dekat dan lebih mudah dalam transaksi.
· Adakan lomba
Penyelenggaraan kontes atau menjadi sponsor dalam salah satu kontes yang sedang direncanakan adalah
ide strategi promosi yang baik. Dengan menampilkan gambar produk kita pada kontes atau perlombaan
maka brand yang kami promosikan dapat dikenal oleh peserta lomba dan penonton.
· Bagi-bagi Produk
Kita ingin memperkenalkan produk kita, maka salah satu strategi promosi yang cocok untuk
dilakukan adalah dengan memberikan produk kepada masyarakat. Pemberian produk ini bisa diberikan
secara Cuma-Cuma dalam bentuk sampel atau contoh.
· Mendata Pelanggan /Target Market
Mengumpulkan data pelanggan merupakan kegiatan yang kami rekomondasikan. Pada saat proses
perkenalan produk ataupun penjualan berlangsung, pastikan kami mendapatkan data pelanggan sesuai
dengan kebutuhan kami sehingga akan berguna untuk strategi promosi maupun rencana perusahaan
berikutnya.
· Berikan Insentif untuk Setiap Rekomendasi
Berikan insentif bagi pelanggan setia kami yang telah memberikan rekomendasi kepada calon pelanggan
lainnya, untuk menggunakan produk yang kami pasarkan. Insentif dapat diberikan dalam wujud yang
berbeda, seperti kupon diskon, sejumlah uang, atau produk kami sendiri, hal ini tentu merupakan salah satu
strategi promosi jitu.
· Tempatkan Produk di Tempat yang Tepat
Penempatan produk yang baik adalah penenempatan produk pada toko yang dapat menambahkan angka
penjualan. Kami bisa saja memindhkan produk kami untuk diletakan diantara 2 jenis produk lain yang
merupakan komplementer dari jenis produk yang kami jual. Kami juga bisa menempatkan yang kami
pasarkan pada ujung gang toko sehingga mudah untuk ditemukan. Dengan memanfaatkan segi letak
produk dalam toko.
· Lakukan Kegiatan Amal
Salah satu strategi lainnya adalah dengan menunjukan rasa peduli terhadap isu
sekitar masyarakat yang bia ditunjukan melalui kegiatan Amal sambil
mempromosikan. Dengan kegiatan ini kami akan mendapatkan label baik dan disukai oleh banyak orang.
· Gunakan Barang Promosi
Dalam menjalankan strategi promosi, kami dapat menggunakan barang promosi (Berupa, kaos, kalender,
dan lainnya) yang telah diberikan gambar produk sehingga ketika barang promosi tersebut digunakan oleh
seseorang, maka barang tersebut telah meningkatkan orang disekitarnya untuk menggunakan produk
tersebut.
· Susun Acara untuk Mengapresiasi Pelanggan
Selenggarakan acara bagi para pelanggan setia produk yang akan ddipromosikan. Susunlah
acara yang menarik, banyak hadiah dan tanpa ada stand untuk bejualan serta harus tanpa memaksakan
para peserta membeli membeli apapaun pada acara-acara tersebut.
· Lakukan Survey Pembeli setelah Penjual
Untuk meningatkan produkkualitas yang di pasarkan dan juga pelayanan, ada baiknya bagi kami untuk
melakukan survey pada setiap pelanggaran setelah penjualan. Kami bisa melakukan ditempat, melalui
telpon maupun melalui e-mail. Berbentuk survey ini mempermudah pelanggan untuk menyampaikan baik
pujian maupun keluhan tentang produks yang digunakan untuk menyampaikan pujian
maupun keluhan tentang produk yang ada di Kuningan.
d. Manfaat produk, pengrajin, dan lingkungan
· Manfaat produk
Manfaat dari produk ini bisa dijadikan sumber penerangan saat kita tidur, dan bisa juga dimanfaatkan untuk
lampu belajar.
· Manfaat pengrajin
Pengrajin bisa mendapatkan uang, menambah kreatifitas, dan mengasah keterampilan.
· Manfaat lingkungan
Lingkungan akan menjadi sedikit lebih bersih, dan mengurangi limbah yang ada di lingkungan sekitar.
e. Modal
No. Alat dan Bahan Harga
1. Stik Rp. 10.000,-
2. Lampu neon 5 watt Rp. 7.000,-
3. Lem Fox Rp. 10.000,-
4. Kabel Rp. 5.000
5. Cat Rp. 10.000,-
6. Dudukan lampu & colokan Rp. 10.000,-
JUMLAH : Rp. 52.000,-

B. KAJIAN TEORI
Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak
bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Kerajinan tangan dari bahan limbah adalah bentuk pemanfaatan,
penghematan, dan gerakan untuk menjaga lingkungan. Banyak orang yang sering membuang barang-
barang bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-barang ini
sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang tersebut.
Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita juga telah turut
menjaga lingkungan. Tak ada rotan, akarpun jadi, begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang
mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita harus kreatif untuk bisa memecahkan masalah yang
sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara – cara yang tidak biasa. Peribahasa ini tepat digunakan
untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang unik itu tidak hanya dibuat dengan menggunakan
bahan dan teknologi yang tinggi, tetapi kita bisa memanfaatkan barang bekas dengan cara yang sangat
sederhana. Beberapa contoh barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti plastik, bungkus sabun,
bungkusan permen, kardus bekas, kertas bekas atau koran bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan
minuman, benang, boneka, celengan, kaleng bekas, kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang
mempunyai nilai estetika. Berikut ini adalah contoh kerajinan dari stik.
Produk kerajinan dari Bahan Dasar stik es krim sering dikenal orang dengan kerajinan rumah
rumahan, tempat tisu dll . Kerajinan rumah dari sik es krim adalah karya kerajinan yang menggunakan
Bahan baku dari stik es krim yang disusun rapi, sehingga menghasilkan barang atau menghasilkan benda
pakai atau benda hias yang indah.
Dahulu banyak stik es krim yang terbuang percuma, karena kebanyakan orang membuangnya, tapi
lewat pemikiran seseorang ‘stik es krim’ bisa dijadikan kerajinan yang cukup bagus untuk hiasan rumah.
Seperti tempat tisu, rumah-rumahan yang sangat bagus.
BAB III
PENUTUP
· Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Karya kerajinan tangan berbahan dasar stik es krim sangat mudah dibuat asalkan ada kemauan dan
mempunyai nilai seni bagi si pencipta kerajinan
2. Bahan bahan dalam pengerjaan karya kerajinan stik es krim sangat mudah ditemukan karena itu
merupakan bahan bahan yang sering dijumpai di kehidupan sehari hari.
· Saran dan Kritik
Adapun saran yang ingin kami ungkapkan bagi pembaca.
1.Untuk tetap melestarikan karya seni kerajinan dari stik es krim dan hendaknya kita harus memanfaatkan
stik es krim agar tidak terbuang percuma.
2. Bagi para pengrajin hendaknya berusaha lebih kreatif lagi dalam membuat kerajinan dari bahan stik es
krim.
Pemanfaatan Barang Bekas untuk Media Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita, banyak kita temukan barang-barang yang terbuang begitu saja dikarenakan
tidak ada manfaatnya lagi. Sehingga sampah-sampah barang yang tidak digunakan tersebut mencemari
lingkungan sekitar kita, merusak ekosistem tanah karena sampah yang tidak bisa diuraikan oleh tanah.
Pada saat sekarang ini sudah banyak kita lihat pemanfaatan barang bekas yang menghasilkan barang
baru yang sangat memiliki nilai, bahkan dalam proses pemasaran juga memiliki harga yang cukup tinggi.
Selain diproduksi untuk pemasaran dan menghasilkan uang, pemanfaatan barang bekas ini juga bisa
digunakan sebagai media pembelajaran. Karena barang-barang bekas tersebut bisa dimanfaatkan untuk
media pembelajaran, seorang guru akan merasa lebih dimudahkan karena media pembelajaran tidak harus
menggunakan alat-alat yang mahal dan sulit didapat sehingga proses pembelajaran akan berlangsung
dengan efektif tanpa memberatkan salah satu pihak.
Dengan begitu, anak didik lebih merasa bersemangat apabila ia juga dilibatkan dalam pembuatan
media itu sebelum digunakan sebagai media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini berisi penjelasan tentang barang bekas yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran matematika.
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari Dosen pengampu dalam mata kuliah
workshop pendidikan matematika dan untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Barang Bekas
Sebelum kita beranjak pada pemanfaatan barang bekas, terlebih dahulu kita bahas secara singkat apa
pengertian dari barang bekas tersebut.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ‘barang’ diartikan sebagai benda yang berwujud
sedangkan arti kata ‘bekas’ adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai.4.1
Jadi dapat disimpulkan bahwa barang bekas adalah benda yang sudah pernah dipakai baik sekali
maupun lebih dari satu kali.
B. Pemanfaatan Barang Bekas Menjadi Media Pembelajaran
Jika kita memperhatikan sekeliling kita, maka kita dapat menemukan begitu banyak sumber belajar
yang bias dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bisa mengembangkannya menjadi suatu media
yang menarik, kreatif dan mempermudah proses belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan
sumber belajar. Guru yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang tidak
terhingga.
Untuk mengembangkan atau memunculkan kreativitas guna mengembangkan barang bekas yang ada,
berikut disajikan beberapa cara yang harus dilakukan, diantaranya:4.2
1. Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka
rencanakannlah terlebih dulu program pengembangan yang akan dilakukan berdasarkan garis-
garis besar program pengajaran.
2. Analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
3. Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa
digunakan.
4. Membeli atau meminjam media sederhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru jika
lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.
C. Contoh Pemanfaatan Barang Bekas
Beberapa pemanfaatan barang bekas yang dapat diterapkan:4.3
1. Kardus Bekas
Kardus bekas susu dapat kita ubah menjadi kartu suku kata. Caranya kita potong-potong kardus bekas
susu tersebut kemudian kita tulisi dengan kata atau juga suku kata. Tulislah dengan krayon warna-warni
sehingga menarik. Dapat pula ditambahkan dengan gambar.
Pembelajarannya:
a. Kartu kata: mencari padanan kata yang sama, mengelompokkan kata kata yang sejenis.
b. Kartu suku kata: mengelompokkan suku kata awal atau akhir yang sama.
c. Kartu yang berisi angka: pengenalan angka dan bilangan kepada peserta didik.
2. Tempat minuman gelas
Tempat minuman gelas seperti ale-ale dan sebagainya bagian atas dapat kita gunakan dalam
permainan fisik motorik kasar yang dipadu dengan berhitung. Sebelumnya rapikan dulu ring yang telah
kita gunting. Kemudian siapkan tiang kecil dari kayu atau bambu. Usahakan tiang dapat berdiri. Berilah
angka pada tiang tersebut.
Pembelajarannya: suruh anak menghitung ring bekas gelas dengan melemparkannya pada tiang pancang
yang telah disiapkan.
3. Bagian Bawah Tempat Minuman Gelas
Bagian bawahan gelas yang telah di potong kita tulisi dengan huruf atau angka. Tulislah dengan
spidol permanen agar tulisannya tidak hilang.Pembelajarannya: dapat digunakan untuk membuat kata-
kata atau angka dengan menyusun huruf demi huruf atau angka demi angka
4. Kalender atau majalah bekas.
Dapat digunakan untuk aplikasi bangun ruang yaitu kubus dan balok. Potong kalender dalam bentuk
persegi, lipat ditiap unjungnya dan lengketkan dengan menggunakan lem, buat dua buah bentuk kotak
untuk alas dan tutupnya. Jika ingin lebih menarik, balut dengan menggunakan kertas kado.
5. Kulit kerang
Cat dengan warna-warni menarik atau dapat juga dibiarkan tetap alami. Kulit kerang dapat digunakan
untuk mengelompokkan benda-benda berdasarkan ukuran, warna, menyortir ataupun berhitung.

BARANG BEKAS DAN BARANG SEDERHANA


OLEH
Susanto SHI, S.AP.
(Kordinator Tata Usaha dan Guru Mata Pelajaran Tekinkom SMP Negeri 2 OKU,
juga Tutor Program S1 PGSD Pokjar Baturaja Ogan Komering Ulu)
Pendahuluan
Barang bekas dan barang sederhana merupakan solusi mengatasi kendala biaya dalam pengadaan media
pembelajaran. Disini guru dituntut untuk kreatif untuk membuat dan mengembangkan sendiri media
pembelajaran yang berasal dari barang bekas dan barang sederhana, dengan berpedoman kepada rambu-
rambu berikut :
1. Gunakan barang bekas atau barang sederhana yang murah dan mudah didapat,
2. Media yang dibuat hendaklah yang bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa,
3. Bahan yang dikembangkan hendaklah yang bisa menciptakan siswa berpikir kritis, mengundang siswa
selalu ingin bertanya, ingin tahu dan ingin mencari kebenaran.
4. Bahan yang digunakan hendaklah yang bisa merujuk kepada upaya mendorong kemampuan siswa
untuk memahami dan mengingat secara tegas dan jelas materi pembelajaran yang disajikan,
5. Media yang dibuat harus mampu memberikan kebersamaan bagi siswa dengan kondisi yang
menyenangkan dalam mengikuti pelajaran,
6. Siswa mencatat atau menulis segala hal yang ia dengar dan mengamati selama guru mempergunakan
media ciptaannya guna meningkatkan daya ingat siswa.
Dalam proses pembelajaran ini minimal ada 4 komponen yang ada dalam proses mendengarkan, yaitu:
– HEARING = Kemampuan mendengarkan guru dari setiap siswa pada waktu pembelajaran berlangsung,
– ATTENDING = Kemampuan fokus perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan,
– UNDERSTANDING = Kemampuan memahami siswa secara lebih seksama terhadap materi pelajaran
yang diberikan,
– REMEMBERING = Kemampuan mengingat siswa mengenai materi pelajaran yang diterimanya
Media yang dikembangkan juga hendaknya dilengkapi dengan buku teks, hand-out, , tugas, lembar kerja,
soal, dan lain-lain yang berhubungan.
Penggunaan media sederhana juga harus mempertimbangkan berbagai kendala antara lain :
a) Keterbatasan waktu yang tersedia dikaitkan dengan luasnya materi dan tujuan pembelajaran,
b) keterbatasan bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada penggantinya,
c) Ketidaktersediaan alat-alat yang akan digunakan membuat dan mengembangkan media,
d) Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan komunikasi lisan,
e) Lingkungan belajar yang kurang memadai,
f) Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai siswa,
g) Latar belakang dan tingkat kemampuan siswa yang heterogen,
h) Banyaknya siswa yang harus dibimbing oleh seorang guru,
i) Tidak adanya teman sejawat yang akan dimintai bantuan teknis dalam pembuatan dan pengembangan
media
Oleh karena itu seorang guru minimal harus memiliki 2 kompetensi yang terkait dengan penggunaan
media sederhana, yaitu :
1) Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telah tersedia secara tepat dan
relevan dengan program pelajaran,
2) Kemampuan untuk menyusun sendiri dan menggunakannya secara baik dan benar
Penetapan medianyapun minimal harus berdasarkan 5 hal, yaitu :
1) memiliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran
2) materi yang tersaji di dalam media menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk dipelajari,
dicoba dan dipraktekkan
3) berkaitan dengan kpentingan dan proses pembelajaran yang dilaksanakan
4) bahasa yang digunakan dalam media dan komunikasi lisan mudah difahami, runtut, sederhana, jelas,
tegas dan terarah
5) terjangkau oleh kemampuan intelektual siswa
Adapun tujuan pembuatan media sederhana yaitu :
1) Membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif
2) Mengembangkan berbagai alternatif media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian
rupa sehingga mampu membantu anak didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kraetif,
mandiri dan peduli terhadap lingkungan
3) membangun jaringan kerja dalam upaya mengembangkan berbagai media alternatif yang kreatif,
sederhana dan murah yang mandiri dan peduli terhadap lingkungan
Pemanfaatan Barang Bekas dan Barang Sederhana sebagai Media Pembelajaran
1. Sampah Kertas
a) Sampah kertas diolah menjadi bubur kertas lalu dibuat suatu bentuk baru sebagai media pembelajaran,
misalnya bentuk wajah/topeng atau bentuk lainnya.
b) Sampah kertas yang masih baik dapat langsung dimanfaatkan untuk membuat barang keperluan baru
seperti amplop surat umpamanya
c) Sampah kertas dapat diolah sedemikian rupa dengan keterampilan khusus dibuat berbagai bentuk
barang sederhana sebagai media pembelajaran
2. Kaos kaki bekas
Kaos kaki bekas dapat dibentuk dan dihiasi sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk boneka untuk
sandiwara boneka atau bentuk lain yang dibutuhkan.
3. Magnet
a) Magnet dapat dibuat kompas dengan mengkombinasikannya dengan jarum, gabus, dan air dalam
baskom (lihat BMP IDIK4403 hlm 5.20).
b) Membuat magnet buatan dengan mengkombinasikannya dengan peraltan lain (lihat BMP IDIK4403
hlm 5.21).
4. Berbagai barang sederhana untuk permainan, diantaranya :
– Permainan manipulatif untuk mengajarkan konsep bilangan, pengukuran dan sebagainya
– Permainan imajinatif untuk latihan pengembangan imajinasi dan kreasi siswa
– Permainan membaca, membentuk model bangunan, nyanyian, membentuk pasir, dan sebagainya.
Penutup
Ternyata sangat banyak bahan yang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran jika guru mau kreatif,
tentunya pihak penyelenggara pendidikan juga harus mensupport dengan dukungan yang riel.
RUJUKAN
Denny Setiawan, dkk., Komputer dan Media Pembelajaran, Edisi 1, Universitas Terbuka.
ERANAN BARANG BEKAS, BAHAN DAN
PERALATAN SEDERHANA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam proses pembelajaran, sering kali terjadi hambatan-hambatan, baik yang datang dari pihak
guru maupun siswa, hambatan-hambatan tersebutkan secara langsung mempengaruhi suasana
pembelajaran.hambatan yang sering kali muncul adalahketika guru harus memvisualkan suatu konsep
atau ide.sehingga guru membutuhkan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar karena
pembahasan secara lisan tidak memuaskan siswa.apabila sekolah tidak dapat menyediakan alat tersebut,
guru dapat berupaya membuatnya dari bahan-bahan yang sederhana.
Guru selalu dituntut mengembangkann kreaktifitasnya agar materi dapat diterima dengan baik
oleh siswa.kreaktifitas seorang guru bisa terlihat ketika mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana
yang bisa dijadikan suatu mediadidalam mata pelajarannya. Tetapi tentu kita harus ingat bahwa guru
bukanlah mahluk superiordalam segala hal, termasuk dalam menciptakan, mengembangkan, dan
menerapkan strategi pemanfaatan bahan-bahan seerhana. Dalam batas-batas tertentu setiap guru memiliki
keterbatasan (kekurangan) yang sulit diatasi atau dihindari.
Minsalnya ktika guru berkeinginan memvisualkan suatu ide, maka hambatan yang mungkin
dihadapinya ialah:
a. Tidak mempunyai ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar.
b. Tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkannya.
c. Bahan yang digunakan untuk membuat suatu media, tidak terdapat dilingkungannya.
d. Tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media.
Berikut adalah rambu-rambu atau pedoman yang harus diperhatikan ketika kita ingin
mengembangkan media dari bahan-bahan sederhana:
a. Gunakan bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh disekitar lingkungan sekolah, tempat tinggal
guru dan siswa, ataupaun bahan-bahan yang dapat diperoleh di toko atau pasar terdekat.
b. Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa
melalui pendengarannya.
c. Kembangkan bahan-bahan yang bisa membuat siswa berpikir kritis, mengundang siswa selalu ingin
bertanya, ingin tahu, dan mencari kebenaran.
d. Gunakan bahan-bhan yang bisa merujuk kepada uaya mendorong kemampuan siswa untukmemahami
dan mengingat secara tegas dan jelas materi pembelajaran yang disajikan.
e. Buatlah media yang mampu memberikan kebersaman bagi siswa dengan kondisi yang menyenangkan
dalam mengikuti pelajaran.minsalnya untuk membuktikan bahwa warna hitam dan gelap akan
menyimpan panas lebih banyak dari warna putih. Guru atau siswa menyiapkan kain atau baju berwarna
hitam tau putih, termometer sebagai alat ukur.adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Sapkan beberapa kain perca atau baju warna hitam atau warna-warna gelap dan beberapa kain perca
warna putih atau warna-warna terang.
2) Siapkan meja yang ditempatkan dibawah jendela yang terkena sinar matahari.
3) Siapkan 2 buah termomerter.
4) Kain warna hitam dan putih diletakkan di meja yang terkena sinar matahari.
5) Letakkan termometer di bawah kain tersebut.
6) Catat perbedaan suhu antara kedua kain tersebut.
7) Selidiki pula untuk warna yang lainnya.
Tugas mereka mencatat dan menulis setiap hal yang didengar, amati selama guru memanfaatkan media
sederhana ciptaannya. Agar daya ingat siswa dapat digunakan lebih baik.mendengar atau mengamati
sambil mencatat adalah lebih baik ketimbang siswa hanya sekedar mendengar tanpa adanya aktivitas
komunikasai tertulis. Dan lebih baik jika media yang dikembangakan telah dilengkapai dengan buku teks,
hand-out, tugas-tugas dan lembar kerja, soal-soal ujian.hal ituperlu ketika menggunakan media yang
terbuat dari bahan-bahan sederhana.kendala-kendala tersebut minsalnya:
1) Keterbatasan waktu yang tersedia,dikaitkan dengan luasnya materi pelajaran dan sasaran/tujuan
perkuliyahan.
2) Keterbatasan bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan pengganti.
3) Ketidak tersediaan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat dan mengembangkan media.
4) Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan komuikasi lisan.
5) Lingkungan belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk menyimak penjelasan guru secara lisan
maupun ketika dia akan praktik atau demonstrasi.
6) Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai siswa sehingga mereka kurang mampu mencerna
penjelasan dari gurunya.
7) Latar belakang dan tingkat kemampuan siswa yang heterogen sehingggamenambah beban guru selama
menjeaskan materi pelajaran.
8) Banyaknya siswa yang harus di bimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu pelajaran sehingga beban
guru terlalu berat.
9) Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan diminta bantuan dalam segi teknis maupun
pengembangan materi.
jika guru tidak sempat membuat sendiri media yang akan digunakan dalam pembelajaran maka
bisa meminjam dari rekan sejawatnya ataupun menggunakan dari hasil karyasiswanya.seandainya
merekapun tidak memilikimedia yang dibutuhkan maka guru perlu memikirkanuntuk menggunakan
media yang mungkin jauh lebih mahal.namun apapun halangannya tentu guru memerlukan pedoman yang
bisa memperlancar tugas dan tanggung jawab. Setidaknya ia harus menguasai dua kompetensi yangterkait
dengan keterlibatan penggunaan media sederhana yaitu:
a) Kemampuan menseleksi media dari bahan- bahan sederhana yang telah tersedia secara tepat dan relevan
dengan program pembelajaran.
b) Kemampuan untuk menyusun sendiri dan menggunakannya secara baik dan benar.
Baik media dari bahan sederhana yangsudah tersedia maupun maupun yang sudah dibuat sendiri,
semuanya harus merupakan media pembelajaran yang efektif bagi kegiatan beljar mengajar,khususnya
untuk mendorong dan memperkaya kegiatan belajar siswa. Lima hal yang terkait dengan penetapan
(pemilihan ataupenulisan) media yang dibuat dari bahan sederhana adalah:
· Memiliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran.
· Materi yang tersaji didalam media tersebut menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk
dipelajari, dicoba, dan dipraktekkan.
· Berkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran yng sedang dilaksanakan.
· Bahasa yang digunakan didalam media dan komunikasi lisan mudah dipahami, runtut, sederhana, jelas
tegas, dan terarah.
· terjangkau oleh kemampuan intelektual siswa.
KETERKAITAN ANTARA MEDIA BUATAN SENDIRI DAN MEDIA LAINNYA
media yang dibuat guru dari bahan sederhana dan murah tentu akan lebih menarik dan efektifjika
diiringi media lainnya yang lebih moderen dan canggih. Minsalnya, ketika guru menjelaskan berbagai
bentuk daun tentu akan sukar memperlihatkannya kepada semua siswa dalam saatbersama. Dalam hal ini
guru memerlukan OHP atau media proyeksi lainnya untuk menunjukan seara lebih jelas kepada semua
siswa.jadi, pemanfaatan media sederhana bisa membutuhkan media lain untuk lebih mengefektifkan
kemampuannya.
Untuk lebih mudah bagi guru dalam mempertimbangkan kapan ia membutuhkan media lain,maka
berikut adalah beberapa pokok penting yang perlu diperhatikan:
a. pada saat guru harus menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media sederhan yang berukuran kecil
diruangan besar, maka OHP mungkin diperlukan. Media OHP berserta transparansinya merupakan media
proyeksi yang paling praktis untuk membesarkan obyek dalam bentuk bayangan.
b. Media cetak seperti hand-out, synopsis , daptar bibliografi yangterkait dengan materi plajaran dapat
melengkapi media sederhanayang dibuat guru sbab guru kadangkala merasa media butannya kurang dapat
menjelaskan sesuatu secara optimal. Dengan memanfaatkan media cetak diharapkan materi yang
diberikan guru bisa dipahami siswa dengan lebih baik.
c. Papan tulis ataupaun whiteboard yang selalu tersedia dikelas bisa dimanfaatkan guru ketika ia
menggunakan media sederhana buatanya. Papan tulis sangat diperlukan dalam rangka menunjang
kegiatan pembelajaran yang sifatnya lebih sederhana dan pemanfaatannya tidak memerlukan biaya
tambahan.
PEMAMFAATAN BARANG BEKAS, DAN PERALATAN SEDERHANA SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN
Pemamfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah hal yang baru dalam
dunia pendidikan. Sebelum media pendidikan modern hadir, para guru telah menggunakan berbagai
media dan alat peraga buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru zaman dulu
mungkin lebih banyak memiliki kretivitas karena di paksa oleh keadaan yang masih serba terbatas.
Mereka harus bekerja keras setiap saat supaya para siswanya bisa belajar dan menyerap materi pelajaran
semaksimal mungkin. Dengan datangnya media berteknologi telah mampu memecahkan dan
memungkinkan maka ajaran apapun diajarkan dan di jelaskan dengan sebaik-baiknya.Namun banyak
pada guru di kota-kota besar yang telah terlena dengan kemajuan teknologi yang di gunakan dalam dunia
pendidikan.
Kegiatan belajar dalam model ini akan berusaha menggubah para guru media sederhana dari
barang bekas dan peralatan sederhana tetap di butuhkan dan dapat berfungsi efktip,tidak kalah dengan
media modern dan bisa menjadi lebih unggul jika penggunaanya tepat dan sesuai.
Berdasarkan kesadran tentang pentingnya media sederhana yang terbuat dari bahan bekas yang
terdapat di sekitar lingkuggan gurudan siswa kita dapat mencatat tujuaan pembuatan media sederhana
yang terkait satu dengan yang lainnya:
1. Membanggun komonitas berbasis pendidikan kereatif
2. Mengembangkan berbagi arternatif media sederhana yang kereatif dan berkesinambuggan sedemikian
rupa sehingga mampu membuat anak-anak didik tumbuh dan berkembang menjadi peribadi yang
keritis,kereatif,mandiri(otonom),dan perduli terhadap orang lain dan lingkugannya
3. Mengembangkan jaringan kerja (network)para guru dan pendidik untuk mengalang kerja sama dalam
upaya mengembangkan berbagi media alternative yang kereatif, sederhana dan murah sebagi gerakan
guru mandiri dan peduli dengan lingkugan sekolah dan masyarakat.
A.BEBERAPA PEROGERAM YANG BISA DI JADIKAN CONTOH
Sebelum menetukan media sederhana yang akan di kembangkan dari barang bekas maka
rencanakanlah terlebih dahulu perogeram pengembangan yang akan di lakukan berdasarkan garis-garis
besar program pengajaran.Amatilah lingkugan sekolah dan rumah beserta untuk menemukan barang
bekas yang di gunakan.
B.SAMPAH KERTAS
Sampah ada di mana-mana.Berbagi macam sumber sampah yang dapat kita temukan di berbagi
tempat lingkugan kita seperti: di rumah,di pasar,di Lestoran,di perkantoran,dan di skolah adalah tempat-
tempat yang sering kita jumpai sampah kita bisa menemukan sampah organik dan non organik.Arti
sampah adalah sesuatu benda yang tidak berguna lagi,sampah dapat menimbulkan masalah yang
menganggu kesehatan,kebersihan,dan keindahan lingkugan.
Bagi guru dan pendidik ,sampah juga dapat di gunakan untuk berbagi kegiatan
pendidikan.Sampah kertas bisa di jadikan media yang sangat baik untuk meningkatkan ke sadaran
lingkuggan yang bersih dan sehat.Siswa bisabisa di ajarkan tentang bagimana sampah bisa menurunkan
kualitas dan merusak lingkugan hidupnya. Di samping itu sisiwa juga bagi mana memanfaatkan kertas
sebagi medium pembelajaran mereka .Sampah kertas bisa di jadikan kertas alternative yang unik dan
bernilai seni.
· Membuat barang-barang berguna
Berbagi cara pengolahan sampah kertas bisa bermacam-macam. Sampah kertas bisa di olah dahulu
menjadi bubur kertas yang kemudian di jadikan sebagi bentuk barang baru.Sampah kertas juga bisa di
manfaatkan tanpa harus diolah menjadi bubur kertas tetapi langsung di rancang dan diolah kedalam
beragam aplikasi kebutuhan manusia seperti kertas surat,amplop,map,hiasan dinding,dll.
· Membuat Wajah di Bulan
Guru juga dapat membuat media sederhana dari limbah kertas Koran,misalnya membuat hiasan di
bulaan dalam bentuk wajah di bulan, berikut cara membuatnya :
Ø Bahan yang di perlukan :
-Kertas koran
-Lim kertas dari sagu
-Cat air
-Kertas
Ø Cara membuatnya
Rendamlah kertas Koran di dalam air untuk beberapa saat hingga Koran tersebut menjadi
gembur(gampang hancur).kemudian tumbuklah Koran tersebut menjadi bubur kertasn lalu aduklah bubur
kertas tersebut dengan lem dari sagu,sekarang bubur kertas telah menjadi adonnaan dan siap di
bentuk,wajah di bulan di buat dengan menempelkan bubur kertas ke atas Koran selajutnya di beri warna
sesuai dengan seleradengan mengunakan cet air.
· Membuat sandiwara boneka
Contoh lain adalah membuat sandiwara boneka dengan menggunakan kaos kaki bekas. Media ini
memberikan pendidikan sekaligus hiburan yang meyegarkan dengan cerita-cerita lucu. Boneka bukan
hanya menampilkan materi dan guru melainkan juga bisa memberikan kesempatan pada siswa untuk
untukmenampilkan karya mereka sendiri. Dengan itu mereka akan mengembangkan kemampuan
mengembangkan suatu ide cerita, menggambar, dan menulis. Pengembangan cerita dalam tampilan
boneka dapat menambah wawasan anak dengan informasi iptek, berita dunia, dan berita unik.
a. Bahan yang di perlukan :
1. Kaos kaki yang bersih
2. Gunting
3. Spidol
b. Cara membuatnya :
1) Siapkan kapas yang dibulatkan untuk mengisi bagian kepala
2) Gambarlah mukanya dengan memakai spidol
3) Gunting sedikit sisi kiri dan kanan sebagai tempat jari-jari
4) Buat berapa boneka dengan karakter wajah yang berbeda.
C. BERMAIN DENGAN MAGNET
magnet merupakan benda yang berguna dalam kehidupan kita. Daya – daya yang terjadi di antara
magnet-magnet di sebut magnetisme. Magnet di gunakan pada telephone, pesawat, televisi, radio dan
barang-barang elektronik lainnya. Magnet dapat menggerakan mesin- mesin besar menunjukan arah dan
menimbulkan daya listrik. Berikut adalah beberapa penggunaan magnet :
1. Membuat kompas
a. Bahan yang di butuhkan
- Baskom/ piring cekung berisi air
- Sebuah jarum jait
- Sebuah gabus
- Sebuah magnet
b. Cara membuatnya
Isilah baskom/ piring berisi air bersih sehingga penuh. Pukul-pukulkanlah jarum sambil di gosok dengan
magnet, setidaknya lima puluh kali pukulah magnet dari jarum setiap kali memukul. Sekarang jarum telah
menjadi magnet tetap. Tancapkanlah jarum pada gabus secara mendatar sehingga gabus dapat
mangambang di air dengan seimbang. Biarkanya airnya tenang. Jarum akan mencari arah kutub utara
magnet bumi dan menunjuk ke utara.
2. Membuat magnet buatan
a. Bahan yang dibutuhkan
- Baut besar dengan murnya
- Kawat dan kabel berisolasi
- Dua buah batu batrai
- Sakelar
b. Cara membuatnya
Lilitkan kabel pada baut dengan rapi sehingga membentuk beberapa lapis lilitan. Sisakan ujung kabel
sehingga terdapat dua ujung. Sementara itu susunlah dua buah baterai( kita namakan saja batrai A dengan
batrai B) dengan susunan seperti kereta api dan temple kan ujung positif (kepala batrai) batrai A dengan
ujung negatif ( dasar batrai) pada batrai B. kemudian tempelkan ujung kabel yang satu ke ujung dasar
negatif (dasar batrai) pada batrai A dan ujung kabel yang lain pada ujung positif ( kepala batrai) pada
batrai B. pada saat kedua ujung menempel pada baterai maka baut telah menjadi magnet listrik.
Media pada intinya adalah memberikan kemudahan dalam meyampaikan materi pelajaran kepada
siswa. Hal itu berarti media yang kita gunakan adalah untuk kepentingan siswa. Oleh Karena itu media
yang dirancang oleh siswa hendaknya juga memberikan kemudahan bagi siswa dalam tujuan
pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa contoh media dalam bentuk permainan media yang bisa menjadi pedoman
guru :
a. Permainan manifulatif , yaitu memainkan alat-alat yang akan member kesempatan mengajarkan
konsep. Di sekolah dasar guru biasanya memberikan konsep seperti bilangan membandingkan,
meyamakan, mengukur, dan sebagainya.
Untuk bisa memilih secara tepat media sederhana dari bahan-bahan bekas, maka sebaiknya kita
mengguanakn pedoman berikut ini :
a. Pilihlah media yang dapat di buat oleh siswa atau sekelompok siswa. Dengan demikian mereka bukan
hanya belajar tentang materi peljaran tetapi juga belajar tentang hal lain yang yan
berkaitan dengan kemampuan motorik, berkomunikasi dengan lingkungan kehidupanya, lingkingan
sosialnya, serta dengan dirinya sendiri.jika guru pandai memanfaatkan bahan dan barang bekas maka itu
berarti ia juga mengajarkan siiswanya belajar mengerti, memahami, memanfaatkan, dan melestarikan
lingkungan dan sekitarnya. Dengan memanfaatkan berbagai bahan sederhan guru juga akan berhasil
megembangkan fantasi, daya imajinasi, dan kreativitas ssiwanya.
b. Kembangak media yang berfungsi sebagai media untuk kelompok. Hal ini penting mengingat mereka
masih memerlukan bimbingan dalam bersosialisasi dengan sesama dan seusia.
c. Ciptakan media yang bisa meningkatkan konsentrasi siswa. Misalnya dengan menggunkan bahan
warna- warni cairan yang di beri warna, berbagai bentuk yang menarik dan penuh imajinatif, atau
mengkonstruksi suatu benda tertentu dan sebagainya. Namun guru juga harus hati- hati dalam
membimbing mereka agar fantasinya terbentuk dalam bentuk gambaran yang konkret. Guru sebainya
tidak memniarkan para siswa berfantasi tanpa arah yang jelas sebab hal ini dapat meyebabkan
konfabulasi.
d. Permainan untuk siswa sekolah dasar sangat banyak variasinya. Dari yang sedehana sampai yang sukar
atau yang mampu meningkatkan daya pikir siswa. Kegiatan untuk anak sekolah. Pedoman pertama ialah
sebanyak mungkin semua kegiatan dikerjakan dan diciptakan siwa tanpa terlalu banyak campur tangan
guru. Berilahlah cukup waktu untuk mereka dalam mengeksplorasi persoalan.

Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran Di Sekolah


A. Pengertian Masalah Belajar
Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan masalah bagi diri sendiri dan atau orang
lain, ingin atau perlu dihilangkan.
“Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Belajar juga diartikan sebagai proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil
dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya”.
“Belajar adalah proses tingkah laku ( dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan
latihan”. “Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman”.
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut
:“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan”.

B. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran


Para ahli seperti Cooney, Davis & Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab
masalah pembelajaran, di antaranya:
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang
berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa
hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima,
memproses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada
bagian yang tidak sesuai pada bagian tertentu dari otak seorang peserta didik, maka dengan sendirinya
peserta didik akan mengalami masalah belajar. Seandainya sistem syaraf atau otak peserta didik karena
sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna akibatnya akan mengalami hambatan ketika
belajar.
2. Faktor Sosial
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan masyarakat sekeliling sedikit
banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan peserta didik sebagaimana ada yang
menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh
karena itu ada beberapa faktor penyebab masalah belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga
serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung peserta didik tersebut untuk belajar sepenuh hati.
Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang
selalu minum-minuman keras dan melawan hukum, ada orang tua yang selalu marah bila menonton TV
setiap saat, ada juga yang tidak terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat
merupakan contoh dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik.
Intinya, lingkungan di sekitar peserta didik harus dapat membantu mereka untuk belajar semaksimal
mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengan cara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan
membantu para peserta didik, harapan bangsa ini untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih cerdas.
Peserta didik dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkan menjadi peserta didik
berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup.
Sekali lagi, orang tua, guru, dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkan
masalah bagi peserta didik. Karenanya, peran orang tua dan guru dalam membentengi para peserta didik
dari pengaruh negatif masyarakat sekitar, di samping perannya dalam memotivasi para peserta didik
untuk tetap belajar menjadi sangat menentukan.
3. Faktor Kejiwaan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang
mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik unutuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai
contoh, ada peserta didik yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata
pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, peserta didik tersebut akan mengalami masalah belajar yang sangat
berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan masalah belajar. Contoh lain
adalah peserta didik yang rendah diri, peserta didik yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan
menjadikannya sedih berkepanjangan akan mempengaruhi proses belajar dan dapat menjadi faktor
penyebab masalah belajarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik
akan menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak menyenangi suatu
mata pelajaran biasanya tidak atau kurang berhasil mempelajari mata pelajaran tersebut. Karenanya, tugas
utama yang sangat menentukan bagi seorang guru adalah bagaimana membantu peserta didiknya
sehingga mereka dapat mempelajari setiap materi dengan baik. Yang perlu mendapatkan perhatian juga,
hukuman yang diberikan seorang guru dapat menyebabkan peserta didiknya lebih giat belajar, namun
dapat juga menyebabkan mereka tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut. Dapat juga terjadi, peserta
didik akan membenci sekali mata pelajaran yang diasuh guru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi,
tentunya akan sangat merugikan peserta didik tersebut.
4. Faktor Intelektual
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang sempurna
atau kurang normalnya tingkat kecerdasan peserta didik. Para guru harus meyakini bahwa setiap peserta
didik mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada peserta didik yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada
yang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga
ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor
penyebab masalah belajar pada diri peserta didik tersebut.
5. Faktor Kependidikan
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan belum mantapnya
lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan peserta didik, guru yang tidak bisa
memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan peserta didiknya melakukan
hal-hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan peserta didik, sekolah yang membiarkan
para peserta didik bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor penyebab masalah dan
pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan peserta didik tersebut.
C. Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran
Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Dari segi guru
a. Guru mendapat kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi.
b. Kepribadian guru secara keseluruhan belum bisa diteladani peserta didik.
c. Penerapan tugas sebagai pengajar, pendidik, pelatih belum dapat berjalan optimal.
d. Guru mendapat kesulitan dalam menentukan dan mengidentifikasi materi esensial dan materi sulit.
e. Komitmen, kinerja, dan keikhlasan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran belum
sesuai harapan.
f. Guru masih mengandalkan Lembaran Kegiatan Peserta didik (LKS) yang dijual penerbit untuk
pekerjaan rumah peserta didik karena kesulitan dalam mengembangkan LKS sendiri. Padahal seharusnya
LKS yang dikerjakan peserta didik disesuaikan dengan kondisi peserta didik pada sekolah yang
bersangkutan.
g. Guru kesulitan menerapkan disiplin bagi peserta didik dalam belajar.
h. Kemampuan guru masih kurang dalam mengelola laboratorium, sehingga kesulitan menyajikan materi
sains secara praktek.
i. Guru kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran yang sesuai.
j. Guru kesulitan membuat alat evaluasi belajar dan mengembangkan Emosional Spiritual Question
(ESQ).
2. Dari segi kurikulum
a. Isi kurikulum yang padat menyulitkan guru untuk mencapai target yang hendak dicapai dan
menerapkan pendidikan pada peserta didik sehingga menghambat kemampuan peserta didik berpikir
tingkat tinggi.
b. Pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar cenderung pada ranah kognitif, sehingga ranah afektif
dan psikomotor cenderung tidak diterapkan.
c. Materi cenderung lebih tinggi untuk tingkat kemampuan peserta didik.
d. Kurikulum yang sering berubah membuat guru sulit menjalankannya di sekolah.
3. Dari segi peserta didik
a. Minat baca, motivasi belajar, dan daya nalar peserta didik relatif rendah.
b. Kemandirian dan strategi belajar kurang baik.
c. Kurang efektif memanfaatkan waktu dan sumber belajar.
d. Aktivitas bertanya di kelas rendah.
e. Mudah terpengaruh oleh dampak negatif teknologi.
4. Dari segi manajerial
a. Kurangnya perhatian pimpinan terhadap sarana dan prasarana sains baik laboratorium maupun media.
b. Pelatihan meningkatkan mutu guru belum merata.
c. Supervisi oleh kepala sekolah dan pengawas belum optimal.
d. Kurangnya reward bagi guru yang kinerja baik, dan sebaliknya.
5. Dari segi orang tua
a. Kurangnya perhatian orang tua, disiplin, kepedulian, bimbingan belajar, dan fasilitas belajar di rumah.
b. Kuatnya pengaruh televisi di rumah sedangkan orang tua tidak dapat mencegahnya.
c. Banyaknya orang tua yang tidak mengenali bakat anaknya.
d. Tingginya harapan orang tua dibandingkan kemampuan anaknya.
6. Dari segi pemerintah
a. Kurang optimalnya perhatian pemerintah dalam pengadaan sarana, fasilitas laboratorium, dan buku-
buku perpustakaan sekolah.
b. Adanya intervensi birokrat yang terlalu jauh terhadap kebijakan pendidikan. Misalnya pengangkatan
kepala sekolah.
7. Dari segi lingkungan atau masyarakat
a. Lingkungan masyarakat kurang kondusif mendukung suasana belajar.
b. Kemajuan teknologi berpengaruh negatif terhadap konsentrasi belajar peserta didik.
c. Pendidikan agama kurang memadai.
d. Tidak aktifnya kegiatan organisasi di masyarakat yang dapat membangun kreativitas peserta didik.
D. Upaya Mengatasi Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran
Untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang dapat muncul dalam pembelajaran dapat dapat
dilakukan berbagai upaya sebagai berikut:
1. Dari segi guru
a. Guru harus menguasai kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional (sesuai U No. 14 Tahun 2005) atau kompetensi profesional, sosial dan personal (sesuai
Depdikbud 1990).
b. Guru harus menguasai 10 kompetensi dasar guru yang meliputi penguasaan bahan pelajaran beserta
konsep-konsep dasar keilmuannya, pengelolaan program belajar mengajar, pengelolaan kelas,
pengelolaan dan penggunaan media dan sumber pembelajaran, penguasaan landasan-landasan
kependidikan, pengelolaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar siswa, pengenalan fungsi
dan program bimbingan dan penyuluhan, pengenalan administrasi sekolah dan pemahaman prinsip-
prinsip dan melakukan penelitian serta pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan
peningkatan mutu pembelajaran.
c. Guru harus menguasai 10 keterampilan dasar guru yang meliputi keterampilan bertanya, memberi
penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengembangkan dan
menggunakan media serta mengembangkan ESQ.
d. Guru harus menguasai 10 prinsip dalam pembelajaran.
2. Dari segi siswa
a. Siswa harus meningkatkan minat baca dengan memotivasi diri belajar dari hal yang dianggap mudah.
b. Siswa harus berusaha membagi waktu seefisien mungkin.
c. Selektif dalam menggunakan teknologi.
3. Dari segi kurikulum
Merevisi kurikulum yang ada agar dapat diterapkan dalam tiga ranah pembelajaran (kognitif, afektif,
psikomotor), bukan melakukan penggantian kurikulum tersebut.
4. Dari segi manejerial
Peningkatan kinerja manejerial dari segi sarana dan prasarana serta kualitas guru untuk perbaikan proses
pembelajaran.
5. Dari segi orang tua
Orang tua perlu meningkatkan kepedulian terhadap prestasi belajar anaknya dengan mengontrol
penggunaan teknologi dan mengenali bakat anak sehingga dapat mengarahkan untuk menekuni bidang
yang tepat.
6. Dari segi pemerintah
Perlunya optimalisasi perhatian pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana dalam pengadaan
sarana, fasilitas laboratorium, dan buku-buku perpustakaan sekolah dan minimalisasi intervensi birokrat
yang terlalu jauh terhadap kebijakan pendidikan.
7. Dari segi masyarakat
Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendukung suasana belajar seperti mengontrol
penggunaan internet untuk pelajar, mengaktifkan kegiatan organisasi yag dapat membangun kreativitas
peserta didik.

PERMASALAHAN PENDIDIKAN MASA KINI


Oleh: Fitwi Luthfiyah
1. Pendahuluan
Betapapun terdapat banyak kritik yang dilancarkan oleh berbagai kalangan terhadap pendidikan, atau
tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib suatu komunitas
atau suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada kontribusinya pendidikan. Shane (1984: 39),
misalnya sangat yakin bahwa pendidikanlah yang dapat memberikan kontribusi pada kebudayaan di hari
esok. Pendapat yang sama juga bisa kita baca dalam penjelasan Umum Undang-Undang Republik
Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (UU No. 20/2003), yang antara lain
menyatakan: “Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang
dikenal dan diakui oleh masyarakat”.
Dengan demikian, sebagai institusi, pendidikan pada prinsipnya memikul amanah “etika masa depan”.
Etika masa depan timbul dan dibentuk oleh kesadaran bahwa setiap anak manusia akan menjalani sisa
hidupnya di masa depan bersama-sama dengan makhluk hidup lainnya yang ada di bumi. Hal ini berarti
bahwa, di satu pihak, etika masa depan menuntut manusia untuk tidak mengelakkan tanggung jawab atas
konsekuensi dari setiap perbautan yang dilakukannya sekarang ini. Sementara itu pihak lain, manusia
dituntut untuk mampu mengantisipasi, merumuskan nilai-nilai, dan menetapkan prioritas-prioritas dalam
suasana yang tidak pasti agar generasi-generasi mendatang tidak menjadi mangsa dari proses yang
semakin tidak terkendali di zaman mereka dikemudian hari (Joesoef, 2001: 198-199).
Dalam konteks etika masa depan tersebut, karenanya visi pendidikan seharusnya lahir dari kesadaran
bahwa kita sebaiknya jangan menanti apapun dari masa depan, karena sesungguhnya masa depan itulah
mengaharap-harapkan dari kita, kita sendirilah yang seharusnya menyiapkannya (Joesoef, 2001: 198).
Visi ini tentu saja mensyaratkan bahwa, sebagai institusi, pendidikan harus solid. Idealnya, pendidikan
yang solid adalah pendidikan yang steril dari berbagai permasalahan. Namun hal ini adalah suatu
kemustahilan. Suka atau tidak suka, permasalahan akan selalu ada dimanapun dan kapanpun, termasuk
dalam institusi pendidikan.
Oleh karena itu, persoalannya bukanlah usaha menghindari permasalahah, tetapi justru perlunya
menghadapi permasalahan itu secara cerdas dengan mengidentifikasi dan memahami substansinya untuk
kemudian dicari solusinya.
Makalah ini berusaha mengidentifikasi dan memahami permasalahan-permasalahan pendidikan
kontemporer di Indonesia. Permasalahan-permasalahan pendidikan dimaksud dikelompokkan menjadi
dua kategori, yaitu permasalahan eksternal dan permasalahan internal. Perlu pula dikemukakan bahwa
permasalah pendidikan yang diuraikan dalam makalah ini terbatas pada permasalahan pendidikan formal.
1. Permasalahan Eksternal Pendidikan Masa Kini
Permasalahan eksternal pendidikan di Indonesia dewasa ini sesungguhnya sangat komplek. Hal ini
dikarenakan oleh kenyataan kompleksnya dimensi-dimensei eksternal pendidikan itu sendiri. Dimensi-
dimensi eksternal pendidikan meliputi dimensi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan bahkan juga dimensi
global.
Dari berbagai permasalahan pada dimensi eksternal pendidikan di Indonesia dewasa ini, makalah ini
hanya akan menyoroti dua permasalahan, yaitu permasalahan globalisasi dan permasalahan perubahan
sosial.
Permasalahan globalisasi menjadi penting untuk disoroti, karena ia merupakan trend abad ke-21 yang
sangat kuat pengaruhnya pada segenap sector kehidupan, termasuk pada sektor pendidikan. Sedangakan
permasalah perubahan social adalah masalah “klasik” bagi pendidikan, dalam arti ia selalu hadir sebagai
permasalahan eksternal pendidikan, dan karenya perlu dicermati. Kedua permasalahan tersebut
merupakan tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan, jika pendidikan ingin berhasil
mengemban misi (amanah) dan fungsinya berdasarkan paradigma etika masa depan.
1. Permasalahan Globalisasi
Globalisasi mengandung arti terintegrasinya kehidupan nasional ke dalam kehidupan global. Dalam
bidang ekonomi, misalnya, globalisasi ekonomi berarti terintegrasinya ekonomi nasional ke dalam
ekonomi dunia atau global (Fakih, 2003: 182). Bila dikaitkan dalam bidang pendidikan, globalisasi
pendidikan berarti terintegrasinya pendidikan nasional ke dalam pendidikan dunia. Sebegitu jauh,
globalisasi memang belum merupakan kecenderungan umum dalam bidang pendidikan. Namun gejala
kearah itu sudah mulai Nampak.
Sejumlah SMK dan SMA di beberapa kota di Indonesia sudah menerapkan sistem Manajemen Mutu
(Quality Management Sistem) yang berlaku secara internasional dalam pengelolaan manajemen sekolah
mereka, yaitu SMM ISO 9001:2000; dan banyak diantaranya yang sudah menerima sertifikat ISO.
Oleh karena itu, dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan actual pendidikan.
Permasalahan globalisasi dalam bidang pendidikan terutama menyangkut output pendidikan. Seperti
diketahui, di era globalisasi dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma tentang keunggulan suatu
Negara, dari keunggulan komparatif (Comperative adventage) kepada keunggulan kompetitif
(competitive advantage). Keunggulam komparatif bertumpu pada kekayaan sumber daya alam, sementara
keunggulan kompetitif bertumpu pada pemilikan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
(Kuntowijoyo, 2001: 122).
Dalam konteks pergeseran paradigma keunggulan tersebut, pendidikan nasional akan menghadapi situasi
kompetitif yang sangat tinggi, karena harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global. Hal ini
berkaitan erat dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan semangat cosmopolitantisme
dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilih sekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat
pendidikan mereka, terutama jika kondisi sekolah-sekolah di dalam negeri secara kompetitif under-
quality (berkualitas rendah). Kecenderungan ini sudah mulai terlihat pada tingkat perguruan tinggi dan
bukan mustahil akan merambah pada tingkat sekolah menengah.
Bila persoalannya hanya sebatas tantangan kompetitif, maka masalahnya tidak menjadi sangat krusial
(gawat). Tetapi salah satu ciri globalisasi ialah adanya “regulasi-regulasi”. Dalam bidang pendidikan hal
itu tampak pada batasan-batasan atau ketentuan-ketentuan tentang sekolah berstandar internasional. Pada
jajaran SMK regulasi sekolah berstandar internasional tersebut sudah lama disosialisasikan. Bila regulasi
berstandar internasional ini kemudian ditetapkan sebagai prasyarat bagi output pendidikan untuk
memperolah untuk memperoleh akses ke bursa tenaga kerja global, maka hal ini pasti akan menjadi
permasalah serius bagi pendidikan nasional.
Globalisasi memang membuka peluang bagi pendidikan nasional, tetapi pada waktu yang sama ia juga
mengahadirkan tantangan dan permasalahan pada pendidikan nasional. Karena pendidikan pada
prinsipnya mengemban etika masa depan, maka dunia pendidikan harus mau menerima dan menghadapi
dinamika globalisasi sebagai bagian dari permasalahan pendidikan masa kini.
1. Permasalahan perubahan sosial
Ada sebuah adegium yang menyatakan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, semuanya berubah; satu-
satunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Itu artinya, perubahan sosial merupakan peristiwa yang
tidak bisa dielakkan, meskipun ada perubahan sosial yang berjalan lambat dan ada pula yang berjalan
cepat.
Bahkan salah satu fungsi pendidikan, sebagaimana dikemukakan di atas, adalah melakukan inovasi-
inovasi sosial, yang maksudnya tidak lain adalah mendorong perubahan sosial. Fungsi pendidikan sebagai
agen perubahan sosial tersebut, dewasa ini ternyata justru melahirkan paradoks.
Kenyataan menunjukkan bahwa, sebagai konsekuansi dari perkembangan ilmu perkembangan dan
teknologi yang demikian pesat dewasa ini, perubahan sosial berjalan jauh lebih cepat dibandingkan upaya
pembaruan dan laju perubahan pendidikan. Sebagai akibatnya, fungsi pendidikan sebagai konservasi
budaya menjadi lebih menonjol, tetapi tidak mampu mengantisipasi perubahan sosial secara akurat
(Karim, 1991: 28). Dalam kaitan dengan paradoks dalam hubungan timbal balik antar pendidikan dan
perubahan sosial seperti dikemukakan di atas, patut kiranya dicatat peringatan Sudjatmoko (1991:30)
yang menyatakan bahwa Negara-negara yang tidak mampu mengikuti revolusi industri mutakhir akan
ketinggalan dan berangsur-angsur kehilangan kemampuan untuk mempertahankan kedudukannya sebagai
Negara merdeka. Dengan kata lain, ketidakmampuan mengelola dan mengikuti dinamika perubahan
sosial sama artinya dengan menyiapkan keterbelakangan. Permasalahan perubahan sosial, dengan
demikian harus menjadi agenda penting dalam pemikiran dan praksis pendidikan nasional.
1. Permasalahan Internal Pendidikan Masa Kini
Seperti halnya permasalahan eksternal, permasalahan internal pendidikan di Indonesia masa kini adalah
sangat kompleks. Daoed Joefoef (2001: 210-225) misalnya, mencatat permasalahan internal pendidikan
meliputi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan strategi pembelajaran, peran guru, dan
kurikulum. Selain ketiga permasalahan tersebut sebenarnya masih ada jumlah permasalahan lain, seperti
permasalahan yang berhubungan dengan sistem kelembagaan, sarana dan prasarana, manajemen,
anggaran operasional, dan peserta didik. Dari berbagai permasalahan internal pendidikan dimaksud,
makalah ini hanya akan membahas tiga permasalahan internal yang di pandang cukup menonjol, yaitu
permasalahan sistem kelembagaan, profesionalisme guru, dan strategi pembelajaran.
1. Permasalahan sistem kelembagaan pendidikan
Permasalahan sistem kelembagaan pendidikan yang dimaksud dengan uraian ini ialah mengenai adanya
dualisme atau bahkan dikotomi antar pendidikan umum dan pendidikan agama. Dualisme atau dikotomi
antara pendidikan umum dan pendidikan agama ini agaknya merupakan warisan dari pemikiran Islam
klasik yang memilah antara ilmu umum dan ilmu agama atau ilmu ghairuh syariah dan ilmu syariah,
seperti yang terlihat dalam konsepsi al-Ghazali (Otman, 1981: 182).
Dualisme dikotomi sistem kelembagaan pendidikan yang berlaku di negeri ini kita anggap sebagai
permasalahan serius, bukan saja karena hal itu belum bisa ditemukan solusinya hingga sekarang,
melainkan juga karena ia, menurut Ahmad Syafii Maarif (1987:3) hanya mampu melahirkan sosok
manusia yang “pincang”. Jenis pendidikan yang pertama melahirkan sosok manusia yang berpandangan
sekuler, yang melihat agama hanya sebagai urusan pribadi.
Sedangkan sistem pendidikan yang kedua melahirkan sosok manusia yang taat, tetapi miskim wawasan.
Dengan kata lain, adanya dualisme dikotomi sistem kelembagaan pendidikan tersebut merupakan kendala
untuk dapat melahirkan sosok manusia Indonesia “seutuhnya”. Oleh karena itu, Ahmad Syafii Maarif
(1996: 10-12) menyarankan perlunya modal pendidikan yang integrative, suatu gagasan yang berada di
luar ruang lingkup pembahasan makalah ini.
1. Permasalahan Profesionalisme Guru
Salah satu komponen penting dalam kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran adalah pendidik atau
guru. Betapapun kemajuan taknologi telah menyediakan berbagai ragam alat bantu untuk meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran, namun posisi guru tidak sepenuhnya dapat tergantikan. Itu artinya guru
merupakan variable penting bagi keberhasilan pendidikan.
Menurut Suyanto (2006: 1), “guru memiliki peluang yang amat besar untuk mengubah kondisi seorang
anak dari gelap gulita aksara menjadi seorang yang pintar dan lancar baca tulis alfabetikal maupun
fungsional yang kemudian akhirnya ia bisa menjadi tokoh kebanggaan komunitas dan bangsanya”. Tetapi
segera ditambahkan: “guru yang demikian tentu bukan guru sembarang guru. Ia pasti memiliki
profesionalisme yang tinggi, sehingga bisa “digugu lan ditiru”.
Lebih jauh Suyanto (2006: 28) menjelaskan bahwa guru yang profesional harus memiliki kualifikasi dan
ciri-ciri tertentu. Kualifikasi dan ciri-ciri dimaksud adalah: (a) harus memiliki landasan pengetahuan yang
kuat, (b) harus berdasarkan atas kompetensi individual, (c) memiliki sistem seleksi dan sertifikasi, (d) ada
kerja sama dan kompetisi yang sehat antar sejawat, (e) adanya kesadaran profesional yang tinggi, (f)
meliki prinsip-prinsip etik (kide etik), (g) memiliki sistem seleksi profesi, (h) adanya militansi individual,
dan (i) memiliki organisasi profesi.
Dari ciri-ciri atau karakteristik profesionalisme yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa guru tidak bisa
datang dari mana saja tanpa melalui sistem pendidikan profesi dan seleksi yang baik. Itu artinya pekerjaan
guru tidak bisa dijadikan sekedar sebagai usaha sambilan, atau pekerjaan sebagai moon-lighter. Namun
kenyataan dilapangan menunjukkan adanya guru terlebih terlebih guru honorer, yang tidak berasal dari
pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan sebagai guru tanpa melalui system seleksi profesi.
Singkatnya di dunia pendidikan nasional ada banyak, untuk tidak mengatakan sangat banyak, guru yang
tidak profesioanal. Inilah salah satu permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan rumah” bagi
pendidikan nasional masa kini.
1. Permasalahan Strategi Pembelajaran
Menurut Suyanto (2006: 15-16) era globalisasi dewasa ini mempunyai pengaruh yang sangat signifikan
terhadap pola pembelajaran yang mampu memberdayakan para peserta didik. Tuntutan global telah
mengubah paradigma pembelajaran dari paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran
baru. Suyanto menggambarkan paradigma pembelajaran sebagai berpusat pada guru, menggunakan media
tunggal, berlangsung secara terisolasi, interaksi guru-murid berupa pemberian informasi dan pengajaran
berbasis factual atau pengetahuan.
Paulo Freire (2002: 51-52) menyebut strategi pembelajaran tradisional ini sebagai strategi pelajaran
dalam “gaya bank” (banking concept). Di pihak lain strategi pembelajaran baru digambarkan oleh
Suyanto sebagai berikut: berpusat pada murid, menggunakan banyak media, berlangsung dalam bentuk
kerja sama atau secara kolaboratif, interaksi guru-murid berupa pertukaran informasi dan menekankan
pada pemikiran kritis serta pembuatan keputusan yang didukung dengan informasi yang kaya. Model
pembelajaran baru ini disebut oleh Paulo Freire (2000: 61) sebagai strategi pembelajaran “hadap
masalah” (problem posing).
Meskipun dalam aspirasinya, sebagaimana dikemukakan di atas, dewasa ini terdapat tuntutan pergeseran
paradigma pembelajaran dari model tradisional ke arah model baru, namun kenyataannya menunjukkan
praktek pembelajaran lebih banyak menerapkan strategi pembelajaran tradisional dari pembelajaran baru
(Idrus, 1997: 79). Hal ini agaknya berkaitan erat dengan rendahnya professionalisme guru.
1. Kesimpulan dan Saran
Permasalahan pendidikan di Indonesia masa kini sesungguhnya sangat kompleks. Makalah ini dengan
segala keterbatasannya, hanya sempat menyoroti beberapa diantaranya yang dikelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu permasalahan eksternal dan internal. Dalam permasalahan eksternal di bahas masalah
globalisasi dan masalah perubahan social sebagai lingkungan pendidikan.
Sedangkan menyangkut permasalahan internal disoroti masalah system kelemahan (dialisme dikotomi),
profesionalisme guru, dan strategi pembelajaran. Dari pemahaman terhadap sejumlah permasalahan
dimaksud di atas dapat disimpulkan bahwa berbagai permasalahan pendidikan yang komplek itu, baik
eksternal maupun internal adalah saling terkait.
Hal ini tentu saja menyarankan bahwa pemecahan terhadap permasalahan-permasalahan pendidikan tidak
bisa dilakukan secara parsial; yang merupakan pendekatan terpadu. Bagaimanapun, permasalahan-
permasalahan di atas yang belum merupakan daftar lengkap, harus kita hadapi dengan penuh tanggung
jawab. Sebab, jika kita gagal menemukan solusinya maka kita tidak bisa berharap pendidikan nasional
akan mampu bersaing secara terhormat di era globalisasi dewasa ini.
Sebagai insan yang berpendidikan, kita tentu masih terus berharap akan datangnya perubahan
fundamental terhadap sistem pendidikan kita. rasa optimis menatap masa depan wajib terbersit di lubuk
hati kita semua, meskipun banyak sekali problem yang belum terentaskan. Rasa optimis menjadi “kata
kunci” (key word) bagi semua idealisme perubahan itu. Seperti Paulo freire yang telah berhasil
memerdekakan rakyat Brazil dari buta huruf, keterbelakangan, dan kemiskinan. Kita tidak bisa
membayangkan, betapa besar rasa optimis seorang Freire sewaktu berjuang dengan sekuat tenaga dan
pikirannya untuk membebaskan rakyat Brazil dari buta huruf, keterbelakangan, dan kemiskinan itu.
Meskipun banyak problem yang dihadapi oleh pendidikan nasional, namun itu semua tidak boleh
menyurutkan semangat kita. Bagaimanapun juga, pendidikan nasional merupakan investasi bagi masa
depan bangsa. Sebab, melalui pendidikan nasional, masa depan bangsa sedang dirancang sebaik mungkin
dengan cara mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang tidak kalah kualitasnya dengan negara-negara
lain. Kita perlu mengingat kembali kata Cicero, “Pekerjaan apakah yang lebih mulia, atau yang lebih
bernilai bagi negara, daripada mengajar generasi yang sedang tumbuh?”.
Dengan demikian, sebagai seorang yang berada di dunia pendidikan kita tidak perlulah merasa putus asa.
Ini seperti yang dikatakan oleh Suyanto (2006: ), Sitem pendidikan nasional sedang beranjak menuju
perubahan. Akan tetapi, perubahan itu jelas tidak bisa dalam sekali waktu yang langsung memperlihatkan
hasil secara maksimal. Sebab, mengelola sistem pendidikan nasional ibarat menanam modal (investasi)
untuk jangka panjang. Tetapi wujud keberhasilannya tidak seketika. Jika investasi dalam bentuk bisnis
jelas akan menghasilkan untung-rugi secara riil, karena dapat diukur dengan besarnya nominal rupiah.
Namun investasi pendidikan adalah berbentuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang riil bagi
generasi bangsa. Karena tujuan nasional pendidikan kita adalah untuk membangun mentalitas yang
berkarakter.
Daftar Pustaka

Fakih, Mansour, 2000. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press dan
Pustaka Pelajar.
Freire, Paulo, 2000. Pendidikan Kaum Tertindas, alih bahasa Oetomo Dananjaya dkk. Jakarta: LP3ES.
Joesoef, Daoed, 2001. “Pembaharuan Pendidikan dan Pikiran”, dalam Sularto ( ed ). Masyarakat
Warga dan Pergulatan Demokrasi: Antara Cita dan Fakta. Jakarta: Kompas.
Karim, M. Rusli. 1991, “Pendidikan Islam sebai Upaya Pembebasan Manusia”, dalam Muslih Usa (ed.).
Pendidikan Islam di Indonesia: Antara Cita dan Fakta. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Kuntowijoyo, 2001. Muslim Tanpa Masjid: Esai-Esai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai
Strukturalisme Transendental. Bandung: Mizan.
Maarif, Ahmad Syafii, 1987. “Masalah Pembaharuan Pendidikan Islam”, dalam Ahmad Busyairi dan
Azharudin Sahil ( ed .). Tantangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: LPM UII.
Maarif. Ahmad Syafii, 1996. “Pendidikan Islam dan Proses Pemberdayaan Umat”. Jurnal Pendidikan
Islam, No. 2 Th.I/Oktober 1996.
Othman, Ali Issa, 1981. Manusia Menurut al-Ghazali, alih bahasa Johan Smit dkk. Bandung: Pustaka.
Shane, Harlod G., 1984. Arti Pendidikan bagi Masa Depan. Jakarta: Rajawali Pers.
Soedjatmoko, 1991. “Nasionalisme sebagai Prospek Belajar”, Prisma, No. 2 Th. XX, Februari.
Suyanto, 2006. Dinamika Pendidikan Nasional (Dalam Percanturan Dunia Global). Jakarta: PSAP
Muhammadiyah

DAMPAK PLASTIK TERHADAP LINGKUNGAN

Dampak plastic terhadap lingkungan merupakan


akibat negatif yang harus ditanggung alam karena
keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata
sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui,
plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun
yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar
kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik
per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan
berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik
diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan
sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara
mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti
semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl
(PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga
membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara lain:
 Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.
 Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan
pengurai di dalam tanah seperti cacing.
 PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi
racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
 Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
 Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan
ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
 Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan
angin hingga ke laut sekalipun.
 Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
 Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong
plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
 Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi
bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
 Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan
sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses
pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka
akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai
penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi.
Terus gimana, dong?. Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%,
tetapi yang paling memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian
plastik (reduce), dan mendaur ulang (recycle). Terakhir, mungkin perlu regulasi dari pemerintah untuk
meredam semakin meningkatnya penggunaan plastik.
13 Dampak Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan
Plastik merupakan salah satu bahan yang sering digunakan oleh masyarakat untuk berbagai hal, seperti
membawa barang-barang yang tidak cukup dibawa hanya dengan menggunakan kedua tangan atau
membungkus sesuatu yang hendak dibawa maupun diberikan kepada seseorang. Bahkan karena seringnya
digunakan, plastik seolah-olah telah menjadi sebuah kebutuhan yang harus tersedia di masyarakat.
Padahal sebenarnya plastik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan apabila sudah tidak digunakan
lagi, di mana istilah plastik yang sudah tidak digunakan tersebut dikenal dengan sebutan sampah plastik.
Permasalahan sampah plastik di Indonesia
Di Indonesia misalnya, di mana hampir setiap tahun masyarakatnya dilaporkan telah memakai 100 miliar
kantong plastik. Kebiasaan ini memang terjadi mengingat kantong plastik merupakan barang yang gratis
di Indonesia. Sedemikian sehingga dari perhitungan tersebut diperoleh sedikit kesimpulan bahwa setiap
orang di Indonesia menggunakan setidaknya 700 kantong plastik per tahunnya atau dua kantong plastik
dalam sehari. Parahnya lagi, sampah-sampah plastik tersebut tidak semuanya sampai ke tempat
pembuangan yang seharusnya sehingga dapat didaur ulang, tetapi justru berserakan di mana-mana.
 Alasan lainnya mengapa sampah plastik berdampak buruk bagi lingkungan karena sifat plastik
yang memang susah diuraikan oleh tanah meskipun sudah tertimbun bertahun-tahun. Ketahuilah
bahwa plastik baru bisa diuraikan oleh tanah setidaknya setelah tertimbun selama 200 hingga 400
tahun. Bahkan ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa sampah plastik bisa terurai dalam
waktu 1000 tahun lamanya.
 Proses lamanya terurai inilah yang kemudian mengakibatkan dampak sampah plastik buruk bagi
lingkungan, seperti munculnya zat kimia yang dapat mencemari tanah sehingga berkurang tingkat
manfaat dan kesuburannya.
 Selain itu, dengan proses yang susah diuraikan, sampah plastik juga dapat membunuh sang
pengurai tanah. Sehingga wajar saja apabila tingkat kesuburan yang dimiliki tanah
berkurang. Dengan mengetahui fakta ini alangkah baiknya kita, selaku masyarakat Indonesia,
menyadari bahwa penggunaan plastik sebenarnya tidak baik, apabila secara berlebihan dalam
penggunaannya. Dan juga janganlah lupa untuk tidak membuang sampah secara sembarangan,
termasuk sampah plastik.
Fakta Lain Mengenai Sampah Plastik dan Lingkungan
Adapun beberapa fakta lainnya yang berkaitan dengan sampah plastik dan lingkungan, antara lain:
 Sisa-sisa kantong plastik telah banyak ditemukan di dalam kerongkongan anak elang laut di pulau
Midway, Lautan Pasific.
 Sekitar 80% sampah di lautan merupakan sampah yang berasal dari daratan, di mana hampir 90%-
nya adalah sampah plastik.
 Pada bulan Juni 2006 lalu, program lingkungan PBB memperkirakan bahwa dalam setiap mil
persegi terdapat setidaknya 46.000 sampah plastik yang mengambang di lautan.
 Plastik setidaknya telah membunuh hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut, dan juga
ikan-ikan yang sudah tidak terhitung lagi jumlahnya dalam setiap tahunnya.
 Banyak hewan penyu di kepulauan Seribu yang mati hanya karena memakan plastik yang
dikiranya sebuah ubur-ubur, salah satu makanan kesukaan penyu.
Berikut beberapa dampak sampah plastik yang bisa ditimbulkan oleh sampah-sampah plastik yang
berserakan di lingkungan, antara lain:
1. Tercemarnya tanah, air tanah, dan juga makhluk hidup bawah tanah.
2. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan berpotensi untuk membunuh
hewan-hewan pengurai di dalam tanah, termasuk cacing.
3. PCB (polychlorinated biphenyl) yang tidak terurai walaupun sudah termakan oleh para hewan dan
tumbuhan akan menjadi suatu racun berantai sesuai urutan makanannya. Yang mana, tidak
menutup kemungkinan bahwa manusia, termasuk kita sendiri, ada di dalam rantai makanan
tersebut.
4. Sampah plastik akan mengganggu jalur terserapnya air ke dalam tanah.
5. Menurukan kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan plastik juga dapat menghalangi sirkulasi udara
di dalam tanah dan ruang gerak makhluk hidup bawah tanah yang berperan dalam proses
penyuburan tanah.
6. Sampah plastik yang susah diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan semakin
mempermudah untuk diterbangkan angina sehingga tidak menutup kemungkinan untuk
mencemari lautan dan wilayah-wilayah lainnya secara bergantian.
7. Hewan-hewan dapat terjebak dalam tumpukan sampah plastic hingga mati.
8. Hewan-hewan laut, seperti lumba-lumba, penyu, dan anjing laut menganggap sampah atau
kantong plastik sebagai makanannya sehingga mereka akhirnya bisa mati hanya gara-gara
memakannya dan tidak mampu mencernanya.
9. Ketika hewan-hewan yang menelan sampah atau kantong plastik mati, maka sampah atau kantong
plastik yang berada di dalam tubuhnya tersebut tidak akan hancur dan tetap utuh sehingga
akhirnya akan menjadi bangkai yang dapat meracuni hewan lainnya, manusia yang berada di
sekitarnya, hingga mencemari lingkungan dengan baunya yang biasanya busuk dan menyengat.
10. Pembuangan sampah plastik secara sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan alirannya sehingga bukan tidak mungkin akan
menyebabkan banjir ketika hujan turun.
11. Sampah plastik yang dibakar, maka asapnya akan mencemari lingkungan. Yang mana, dalam asap
tersebut biasanya terkandung zat dioksin yang apabila dihirup oleh manusia dapat menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan sistem pernapasan pada manusia, kanker,
pembengkakan hati, dan gangguan sistem syaraf.
12. Penyumbatan saluran air akibat sampah plastik dapat menjadi tempat perkembangbiakan daur
hidup nyamuk dan serangga berbahaya lainnya, seperti nyamuk BDB dan malaria, sehingga
menimbulkan penyakit.
13. Kualitas air di lingkungan akan semakin memburuk karena banyaknya sampah plastik yang
mengandung bahan-bahan kimia, seperti styrene trimer, bisphenol A, dan lain sebagainya, di mana
pada akhirnya akan meracuni air yang biasanya dijadikan air minum atau mandi dalam kehidupan
sehari-hari.
Pencemaran Akibat Sampah Plastik
Adapun beberapa pencemaran lingkungan yang telah terjadi akibat adanya sampah-sampah plastik, antara
lain:
Harus diakui bahwa plastik memang memiliki harga yang relatif murah sehingga siapapun yang
menginginkannya pasti dapat membelinya dengan mudah, tetapi ketika dibuang ke lokasi TPA, plastik
justru tidak dapat terurai dengan cepat dan mudah. Sedemikian sehingga hal itu dapat dengan mudahnya
mencemari tanah di daerah tersebut. Yang mana, pencemaran tanah inilah yang kemudian berdampak
pada berkurangnya tidak kesuburunan tanah itu sendiri.
 Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kebanyakan orang, bahkan mungkin termasuk diri kita sendiri,
cenderung membuang botol atau kantong yang terbuat dari plastik. Hal ini secara langsung justru
akan menjadikan tingkat pencemaran lingkungan semakin meningkat drastis, baik itu di darat
maupun di laut. Apalagi di Negara-Negara berkembang seperti Indonesia, bahkan Negara-Negara
terbelakang lain.
 Sampah-sampah plastik yang biasanya terdiri dari botol plastik, kantong plastik, komponen
elektronik, mainan, dan lain sebagainya yang telah dibuang secara sembarangan, maka sudah
dapat dipastikan akan menyumbat saluran perairan, mulai dari sungai, danau, dan selokan. Hal ini
biasanya sudah merupakan sesuatu yang tidak asing di kawasan perkotaan, sebut saja ibukota
Jakarta.
 Terdapat sekitar 100 juta ton plastik yang diproduksi di seluruh belahan dunia setiap tahunnya, di
mana dari jumlah tersebut 25 juta ton plastiknya merupakan plastik non-degradable semakin
bertambah. Terdapat sekitar 70.000 ton plastik dibuang di lautan.
 Selain itu, jarring ikan yang dibuang dan juga bahan sentetis lainnya yang kemudian dimakan oleh
hewan-hewan air (laut) semakin membuat kehidupan biota laut (air) tersebut terganggu. Dengan
kata lain, semakin banyak pula bio akumulasi plastik yang masuk ke dalam tubuh hewan-hewan
air (laut) tersebut.
Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Sampah Plastik
Adapun hal-hal atau cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran akibat
sampah plastik di lingkungan, antara lain:
1. Semua orang tahu bahwa banyak sekali bahan yang terbuat dari plastik memiliki kegunaan yang
penting, selain kelebihannya yang tidak mudah pecah. Namun meski demikian, sudah saatnya
untuk sadar bahwa plastik justru memiliki bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkannya bagi
kehidupan. Oleh karena itu, sebelum menjadi semakin buruk, marilah bersama-sama mulai
mengurangi penggunaan plastik, terutama kantong plastik sebagai upaya untuk mencegah bahaya-
bahaya yang dapat ditimbulkannya dan sebagai usaha untuk tidak semakin memperparah suasana
dari bahaya yang sudah muncul karena sampah plastik.
2. Menggunakan kertas atau tas biasanya ketika sedang berbelanja dan menghindari membawa
kantong plastik di rumah.
3. Plastik yang dibuang dapat didaur ulang dan dijadikan atau dibuat sebagai tas, dompet maupun
kantong plastik kembali. Selain itu, dengan adanya kantong plastik bio-degradable juga dapat
membantu mengatasi pencemaran lingkungan karena plastik hingga batas tertentu.
4. Jangan membuang sampah plastik dan sampah-sampah lainnya secara sembarangan, apalagi
sampai membuangnya ke sungai atau ke laut.
5. Jangan membakar sampah-sampah plastik secara sembarangan, baik di lingkungan terbuka
maupun di lingkungan tertutup sekalipun.
Demikian beberapa fakta, pencemaran, dampak sampah plastik, serta cara-cara yang dapat dilakukan
untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh sampah plastik di lingkungan.

Dari Risiko Kesehatan Hingga Alam, Ini 8 Bahaya Plastik Menurut Sains!
nationalgeographic.com
Baru-baru ini kita mendapatkan kabar menyedihkan seekor
paus sperma tewas di pinggir perairan Wakatobi dengan 5,9
kg plastik di perutnya. Sampai sekarang, material plastik
masih banyak digunakan dalam kehidupan manusia karena
sifatnya yang ringan dan kuat. Selain itu, produksinya pun
tergolong murah daripada material lain.
Hanya saja, plastik berbahaya jika digunakan berlebihan dan
dalam jumlah yang besar. Salah satunya karena bisa
mencemari lingkungan. Gak main-main loh dampaknya!
Buat kamu yang masih belum tahu, berikut bahaya-bahaya plastik yang harus kamu ketahui.
1. Plastik berbahaya bagi kesehatan manusia

Bahan kimia yang keluar dari plastik ditemukan dalam


darah dan jaringan tubuh dari hampir semua manusia
hidup. Adapun, manusia yang terpapar oleh plastik berisiko
lebih besar untuk mengalami kanker, cacat lahir, gangguan
imunitas, gangguan endokrin dan penyakit berbahaya
lainnya.
Dilansir dari Arizona State University Biodesign Institute,
terdapat dua kelas bahan kimia yang berhubungan dengan
kesehatan manusia, yaitu BPA (bisphenol-A) dan
phthalates (aditif yang digunakan untuk menyintesis plastik).
2. Plastik mengancam kelestarian satwa liar

(Bangkai paus jantan yang terdampar di Pulau Wakatobi)


WWF Indonesia/Kartika Sumolang
Sekarang ini, kehidupan satwa liar telah menyatu dengan
sampah plastik. Mereka pun salah mengira plastik sebagai
makanan mereka dan memberikannya kepada anak-anak
mereka. Bahkan, sampah plastik pun telah mencemari
daerah-daerah terpencil dari bumi. Di laut sendiri, sampah
plastik telah melebih jumlah zooplankton dengan
perbandingan 36:1.
Dilansir dari Biological Sciences, lebih dari 260 spesies,
antara lain invertebrata, kura-kura, ikan, burung laut dan
mamalia yang telah tercemar sampah plastik sehingga
mereka mengalami gangguan makan dan pergerakan.
Plastik pun mengancam reproduksi, laserasi (luka-luka
pada kulit dan daging), bisul hingga kematian.

3. Plastik sendiri gak bisa hilang

asia.nikkei.com
Plastik adalah material yang mampu bertahan selamanya.
Mirisnya, 33 persen bahan plastik hanya dipakai sekali
lalu dibuang, seperti botol air kemasan, kantong plastik
dan sedotan. Plastik sendiri gak bisa terurai dan hanya
menjadi potongan yang lebih kecil dan kecil lagi.
Dilansir dari Chemistry & Biology 2009, membuang
material plastik bisa bertahan hingga 2.000 tahun, bahkan
bisa lebih lama.
4. Plastik merusak air tanah bumi

pixabay.com
Di Amerika Serikat terdapat ribuan tempat pembuangan
sampah. Adapun, sampah-sampah plastik yang terkubur
memiliki bahan kimia berbahaya yang mengalir keluar dan
meresap hingga ke air tanah. Nantinya, air tersebut akan
mengalir ke danau dan sungai.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Dilansir dari Biological Sciences, ada risiko jangka panjang dari kontaminasi tanah dan air oleh beberapa
aditif dan pemecahan plastik, yaitu bisa mencemari alam secara berkesinambungan.
5. Plastik bisa menarik polutan (bahan yang mengakibatkan polusi) lain

unsplash.com/Dustan Woodhouse
Bahan kimia yang terkandung dalam plastik memberikan
sifat kaku atau fleksibel, tahan api, bisphenol, phthalates
dan bahan kimia berbahaya lainnya. Adapun, racun
tersebut bersifat menolak air dan akan menempel pada
benda-benda berbasis minyak, seperti sampah plastik.
Dengan begini, bahan kimia beracun yang terkandung
dalam plastik akan terakumulasi dengan plastik lain dan
akan mencemari samudera di seluruh dunia.
Dilansir dari Scientific Reports 2013, ikan di dunia
terpapar campuran polietilena dan bioakumulasi polutan
kimia dari laut sehingga keracunan dan terjangkit berbagai
penyakit.
6. Sampah plastik menumpuk dan menggunung di bumi

uk.businessinsider.com
Dilansir dari PLoS One, lebih dari 5 triliun potongan
plastik seberat lebih dari 250.000 ton mengapung di laut.
Amerika sendiri membuang lebih dari 30 juta ton plastik
per tahun, Sementara, hanya delapan persen plastik yang
didaur ulang. Selebihnya berakhir di pembuangan sampah,
dibakar, atau menjadi sampah sembarangan.

7. Plastik meracuni rantai makanan

australiangeographic.com.au
Bahkan makhluk terkecil seperti plankton pun makan
plastik berukuran mikro dan menyerap bahan kimia
berbahaya. Pada akhirnya plankton ini akan dimakan oleh
makhluk yang lebih besar darinya dan seterusnya. Dilansir
dari Marine Pollution Bulletin 2011, plastik yang
mengontaminasi laut akan mencemari jaringan makanan
laut yang ada.

8. Plastik merugikan berbagai sektor kehidupan manusia

pixabay.com
Pada akhirnya, penggunaan plastik yang gak bertanggung
jawab kembali lagi akan merugikan manusia. Beberapa
contohnya, seperti sektor pariwisata, rekreasi, bisnis, dan
kesehatan manusia serta hewan. Dilansir dari United
Nations Environment Programme, sampah plastik
menyebabkan kerugian finansial mencapai US$13 miliar
untuk sektor kelautan.
Gimana? Sudah tahu kan betapa banyaknya bahaya dari
plastik. Untuk itu, yuk dukung kampanye antiplastik
berlebihan. Bisa kamu mulai dari hal-hal kecil, seperti
mengganti kantong plastik dengan tote bag, membawa botol minum yang bisa diisi ulang dan
menggunakan sedotan dari baja nirkarat.

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA


Di dalam proses belajar mengajar siswa sering menjadi kambing hitam ketika pembelajaran tidak
memenuhi target seperti yang diinginkan. Banyak alasan dilontarkan, seperti karena siswa malas, kurang
perhatian ketika guru menerangkan mata pelajaran, bodoh, kurangnya fasilitas pembelajaran, dsb. Hal
tersebut memang bisa terjadi. Tetapi sudahkah para pengajar melakukan instrospeksi terhadap
kinerjanya? Apakah para pengajar telah mengerahkan segenap kemampuannya dalam mengajar siswa-
siswanya?
Sering terjadi seorang guru tidak kreatif dalam menggunakan metode pengajaran. Mereka sudah cukup
puas dengan metode konvensional sehingga kurang memotivasi siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Mereka mengandalkan metode ceramah yang sangat membosankan sehingga tidak terjadi
proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan di dalam kelas.
Akibat dari semua itu sering terjadi seorang siswa mengalami kejenuhan di dalam mengikuti proses
belajar mengajar di kelas, dimana banyak peserta didik yang merasa sekolah ibarat penjara, sekolah tidak
bisa menimbulkan semangat belajar. Bahkan lebih parah, banyak peserta didik yang paling suka bila sang
guru absen, tanpa merasa kehilangan sesuatu. Boleh jadi, fenomena tersebut disebabkan selama ini
peserta didik hanya diposisikan sebagai objek atau robot yang harus dijejali beragam materi sehingga
membuat peserta didik tidak betah di kelas. Sedangkan, pengajaran yang baik yaitu ketika para peserta
didik bukan hanya sebagai objek tapi juga subyek. Jadi siswa akan menjadi aktif tidak pasif sehingga
peserta didik akan merasa betah dalam mengikuti proses belajar mengajar dan paham terhadap penjelasan
guru. Untuk mengejawantahkan hal ini dibutuhkan kejelian dan kreatifitas guru dengan cara mendisain
model pembelajaran sehingga peserta didik merasa enjoy dan pas atas sajian yang disampaikan oleh guru
tanpa merasa bosan dan terkekang.
Salah satu cara untuk meningkatkan belajar siswa adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran.
Dengan memanfaatkan media tersebut proses belajar mengajar di kelas menjadi menarik dan
menyenangkan, berbeda dengan pendekatan konvensional yang hanya mengadalkan ceramah.
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harafiah
berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang menyalurkan informasi
dari sumber informasi kepada manusia. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses
belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan
dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media Pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau
prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam balajar.
Ada banyak manfaat jika guru mau memanfaatkan media pembelajaran. Secara umum, manfaat media
dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajan
akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media lebih rinci. Kemp
dan Dyaton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
 Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran
tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat
disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi
pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima
siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadi kesenjangan informasi diantara
siswa di manapun berada.
 Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Jelas dan Menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,
gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui
program media, akan lebih jelas, lengkap, menarik minat siswa. Dengan media, bahan materi sajian bisa
membangkitkan rasa keingintahuan siswa, merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun
emosional. Pendeknya, media dapat membantu guru untuk menciptakan suasa belajar menjadi lebih
hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
 Proses Pembelajaran Menjadi Interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua
arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung
berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan
hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswa.
 Efisiensi dalam waktu dan tenaga
 Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses belajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa
menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal
dari guru saja, mungkin siswa kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya
dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media, maka
pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
 Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar
secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-
program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer,
memungkin siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat.
Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka
manfaatkan untuk belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu
terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
 Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai
ilmu pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan
sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
 Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Jelas dan Menarik
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar
bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi dengan
media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada
aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar, dll.
Demikianlah, jika media dimanfaatkan secara optimal kualitas belajar siswa akan meningkat sehingga
akan menghasil output yang memuaskan. Selain prestasi akademik mereka akan mengalami peningkatan,
diharapkan belajar yang berkualitas akan mengubah perilaku perserta didik.
Guru Dan Media Pembelajaran
Sekurang-kurangnya ada enam alasan mengapa sampai saat ini masih ada sejumlah guru yang enggan
menggunakan media dalam pembelajaran. Keenam alasan tersebut adalah sebagai berikut; Pertama,
menggunakan media itu repot, kedua, media itu canggih dan mahal, ketiga, tidak bisa menggunakannya,
keempat, media itu hiburan sedangkan belajar itu serius, kelima, tidak tersedia media di sekolah, keenam,
kebiasaan menikmati bicara. Untuk mengatasi semua alasan tersebut hanya sedikit yang diperlukan, yaitu
perubahan sikap.
GURU DAN MEDIA
Dahulu ada anggapan bahwa guru adalah orang yang paling tahu. Paradigma itu kemudian berkembang
menjadi guru lebih dahulu tahu. Namun sekarang bukan saja pengetahuan guru bisa sama dengan murid,
bahkan murid bisa lebih dulu tahu dari gurunya. Itu semua dapat terjadi akibat perkembangan media
informasi di sekitar kita. Pada saat ini guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Banyak contoh, di mana
siswa dapat lebih dahulu mengakses informasi dari media masa seperti surat kabar, televisi, bahkan internet.
Bagaimana guru menyikapi perkembangan ini? Ada tiga kelompok guru dalam menyikapi hal ini, yaitu
tidak peduli, menunggu petunjuk, atau cepat menyesuaikan diri.
Kelompok pertama yaitu mereka yang tidak peduli. Seorang guru yang mempunyai rasa percaya diri
berlebihan (over confidence) barangkali akan berpegang kepada anggapan bahwa sampai kapanpun posisi
guru tidak akan tergantikan. Dalam setiap proses pembelajaran tetap diperlukan sentuhan manusiawi.
Teknologi tidak bisa menggantikan manusia. Bagaimanapun teknologi berkembang, guru adalah guru,
harus digugu dan ditiru. Benar bahwa media tidak dapat menggantikan guru, namun sikap tidak peduli
terhadap perkembangan, bukanlah sikap yang tepat. Walau bagaimana, lingkungan kita terus berkembang,
tuntutan masyarakat terhadap kualitas guru semakin meningkat. Kita tidak bisa tak peduli.
Kelompok kedua adalah yang menunggu petunjuk. Kelompok inilah yang paling banyak ditemukan.
Mungkin ini akibat dari kebijakan selama ini, di mana guru dalam system pendidikan nasional hanya
dianggap sebagai “tukang” melaksanakan kurikulum yang demikian rinci dan kaku. Kurikulum yang sangat
lengkap dengan berbagai petunjuk pelaksanaannya, sehingga guru tinggal melaksanakan, tanpa boleh
menyimpang dari pedoman baku.
Sejalan dengan perubahan kurikulum dan otonomi pendidikan, bukan lagi masanya bagi guru untuk selalu
menunggu petunjuk. Guru adalah tenaga profesional, bukan tukang. Oleh karena itu, sikap yang tepat untuk
kita adalah cepat menyesuaikan diri. Guru perlu segera mereposisi perannya. Pada saat ini guru tidak lagi
harus menjadi orang yang paling tahu di kelas. Namun ia harus mampu menjadi fasilitator belajar. Ada
banyak sumber belajar yang tersedia di lingkungan kita, apakah sumber belajar yang dirancang untuk
belajar ataukah yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Guru yang baik akan merasa
senang kalau muridnya lebih pandai dari dirinya.
MENGAPA PERLU MEDIA?
Pernahkah anda menghadapi kesulitan dalam menjelaskan suatu meteri pelajaran kepada murid anda?
Misalnya, anda ingin menjelaskan tentang seekor binatang yang disebut gajah kepada siswa SD kelas awal.
Atau anda ingin menjelaskan tentang kereta api kepada murid anda yang berada di Kalimantan, Irian, atau
di tempat lain yang tidak ada kereta api. Atau anda ingin menjelaskan tentang apa itu pasar terapung. Ada
beberapa cara yang mungkin anda lakukan,yaitu :
– Cara pertama, anda akan bercerita tentang gajah, kereta api, atau pasar terapung. Anda bisa bercerita
mungkin karena pengalaman, membaca buku, cerita orang lain, atau pernah melihat gambar ketiga objek
itu. Apabila murid anda tersebut sama sekali belum tahu, belum pernah melihat dari televisi atau gambar di
buku misalnya, maka betapa sulitnya anda menjelas hanya dengan kata-kata tentang objek tersebut. Kalau
anda seorang yang ahli bercerita, tentu cerita anda akan sangat menarik bagi murid-murid. Namun tidak
semua orang diberikan karunia kepandaian bercerita. Penjelasan dengan kata-kata mungkin akan
menghabiskan waktu yang lama, pemahaman murid juga berbeda sesuai dengan pengetahuan mereka
sebelumnya, bahkan bukan tidak mungkin akan menimbulkan kesalahan persepsi.
– Cara kedua, anda membawa murid studi wisata melihat objek itu. Cara ini merupakan yang paling efektif
dibandingkan dengan cara lainnya. Namun berapa biaya yang harus ditanggung, dan berapa lama waktu
diperlukan? Cara ini walaupun efektif tapi tidak efisien. Tidak mungkin untuk belajar semua orang harus
mengalami segala sesuatu.
– Cara ketiga, anda membawa gambar, foto, film, video tentang objek tersebut. Cara ini akan sangat
membantu anda dalam memberikan penjelasan. Selain menghemat kata-kata, menghemat waktu,
penjelasan andapun akan lebih mudah dimengerti oleh murid, menarik, membangkitkan motivasi belajar,
menghilangkan kesalahan pemahaman, serta informasi yang anda sampaikan menjadi konsisten.
Ketiga cara di atas dapat kita sebutkan cara pertama sebagai informasi verbal, cara kedua berupa
pengalaman nyata, sedangkan cara ketiga informasi melalui media. Di antara ketiga cara tersebut, cara
ketiga adalah cara yang paling bijaksana dilakukan. Media kita perlukan agar pembelajaran lebih efektif
dan efisien.
MENGAPA GURU (TIDAK) MENGGUNAKAN MEDIA?
Masalahnya, mengapa sampai saat ini masih ada guru yang enggan menggunakan media dalam mengajar?
Berdasarkan pengalaman dan diskusi dalam berbagai kesempatan dengan para guru, sekurang-kurangnya
ada enam penyebab guru tidak menggunakan media, yaitu;
– Pertama, menggunakan media itu repot.
Mengajar dengan menggunakan media perlu persiapan. Apalagi kalau media itu semacam OHP atau video.
Perlu listrik lagi. Guru sudah repot dengan menulis persiapan mengajar. Jadwal padat, urusan di rumah dan
lain-lain. Boro-boro sempat memikirkan media. Demikian kurang lebih alasan yang sering dikemukakan
para guru. Padahal kalau sedikit saja mau berpikir dari aspek lain, bahwa dengan media pembelajaran akan
lebih efektif, maka alasan repot itu akan hilang. Pikirkanlah bahwa dengan sedikit repot, tapi mendapatkan
hasil optimal. Media juga relatif awet, sekali menyiapkan dapat dipakai beberapa kali sajian. Selanjutnya
tidak repot lagi.
– Kedua, media itu canggih dan mahal.
Tidak selalu media itu harus canggih dan mahal. Nilai penting dari sebuah media bukan terletak pada
kecanggihannya (apalagi harganya yang mahal) namun terletak pada efektivitas dan efisiensinya dalam
membantu proses pembelajaran. Banyak media sederhana yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru
dengan harga murah. Kalaupun dibutuhkan media canggih semacam audio visual atau multimedia, itu cost-
nya akan menjadi murah apabila dapat digunakan oleh lebih banyak siswa.
– Ketiga, tidak bisa.
Demam teknologi ternyata menyerang sebagian dari guru kita. Ada beberapa guru yang “takut” dengan
peralatan elektronik, takut kesetrum, takut salah pijit. Alasan ini menjadi lebih parah kalau ditambah dengan
takut rusak, sehingga media audio visual sejak beli baru tetap tersimpan rapih di ruang kepala sekolah.
Sebenarnya, dengan sedikit latihan dan mengubah sikap bahwa media itu mudah dan menyenangkan, maka
segala sesuatunya akan berubah.
– Keempat, media itu hiburan sedangkan belajar itu serius.
Alasan ini jarang ditemui, namun ada. Menurut pendapat orang-orang terdahulu belajar itu sesuatu yang
serius. Belajar harus mengerutkan dahi. Media itu identik dengan hiburan. Hiburan adalah hal yang berbeda
dengan belajar. Tidak mungkin belajar sambil santai. Ini memang pendapat orang-orang jaman dulu.
Paradigma belajar kini sudah berubah. Kalau bisa dilakukan dengan menyenangkan, mengapa harus dengan
menderita. Kalau bisa dilakukan dengan mudah, mengapa harus menyusahkan diri?
– Kelima, tidak tersedia.
Tidak tersedia media di sekolah, mungkin ini adalah alasan yang masuk akal. Tapi seorang guru tidak boleh
menyerah begitu saja. Ia adalah seorang profesional yang harus penuh inisiatif. Seperti telah disebutkan di
atas, media tidak harus selalu canggih, namun dapat juga dikembangkan sendiri oleh guru. Namun
demikian, dalam hal ini pimpinan sekolah juga hendaklah cepat tanggap. Jangan biarkan suasana kelas itu
gersang, hanya ada papan tulis dan kapur.
– Keenam, kebiasaan menikmati bicara.
Berbicara itu memang nikmat. Ini kebiasaan yang sulit diubah. Seorang guru cenderung mengikuti cara
gurunya dahulu. Mengajar dengan mengandalkan verbal lebih mudah, tidak memerlukan persiapan yang
banyak, jadi lebih enak untuk guru. Namun yang harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran
adalah kepentingan murid yang belajar, bukan kepuasan guru semata.
APA PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH MEDIA PEMBELAJARAN?
Ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Untuk lebih mudah
memngingatnya, pertimbangan tersebut dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim
dari; access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.
– Access.
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita
perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan
media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet?
Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diijinkan untuk menggunakannya?
Komputer yang terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan
yang lebih penting untuk murid. Murid harus memperoleh akses
– Cost.
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih
biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek menfaatnya. Semakin banyak
yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
– Technology.
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah teknologinya
tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual di kelas.
Perlu kita pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?
– Interactivity.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran tersebut.
– Organization.
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau
yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah di sekolah ini tersedia satu unit yang
disebut pusat sumber belajar?
– Novelty.
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya
lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
PENUTUP
Tidak diragukan lagi kita semua dapat sepakat bahwa media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai
hari ini masih ada yang belum menggunakan media, itu hanya perlu sedikit perubahan sikap. Dalam
memilih media, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.
TIDAK ADA KATA “ENGGAN” MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN
Perubahan global dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi, terutama yang berhubungan dengan
sistem pendidikan di sekolah menuntut adanya perubahan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas.
Sejak zaman dahulu ada anggapan yang salah kaprah, yaitu bahwa guru adalah orang yang paling tahu.
Pendapat itu terus berkembang menjadi guru lebih dulu tahu atau pengetahuan guru hanya beda semalam
dibandingkan dengan murid. Namun sekarang bukan saja pengetahuan guru sama dengan murid, bahkan
murid dapat lebih dulu tahu daripada gurunya. Ini semua dapat terjadi akibat perkembangan media
informasi yang begitu cepat di sekitar lingkungan kita. Pada saat ini guru bukan lagi satu-satunya sumber
belajar. Banyak contoh, murid dapat lebih dulu mendapat informasi dengan cara mengakses informasi
dari media massa seperti : surat kabar, televisi, handphone (sms/mms), bahkan internet. Masalah yang
sering ditemui di lapangan/di sekolah, mengapa sampai saat ini masih ada guru yang enggan
menggunakan media dalam mengajar? Benarkah alasan-alasan Guru enggan menggunakan media itu
benar-benar rasional?
PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya
pembelajaran. Berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana.
1. Alat Peraga
Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau
membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari.
Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu
menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi objek/alat
peraga maka siswa mempunyai pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti dari konsep.
Berikut ini diberikan beberapa contoh dari alat peraga.
1) Papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegipanjang dapat berfungsi sebagai alat
peraga pada saat guru menerangkan bangun geometri datar persegipanjang.
2) Pensil, kapur, lidi, dan biji-bijian dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat mengenalkan bilangan,
dengan cara membilang banyaknya anggota dari kelompok benda, sehingga pada akhirnya membilang
akan menemukan bilangan yang sesuai dengan kelompok benda tersebut.
2. Sarana
Sarana juga merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat bantu untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan sarana tersebut diharapkan dapat memperlancar
kegiatan belajar mengajar. Contoh media pembelajaran yang berupa sarana adalah papan tulis, penggaris,
jangka, klinometer, timbangan, Lembar Kerja, Lembar Tugas dan alat-alat permainan sampai dengan
yang paling canggih seperti computer/laptop dan LCD projector.
PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Bila kita cermati pembelajaran yang terjadi di dekolah-sekolah saat ini, pada umumnya dikelola secara
klasikal. Artinya semua siswa diperlakukan sama oleh Guru. Pembelajaran klasikal merupakan
pembelajaran yang paling disenangi oleh Guru karena pembelajaran cara ini yang paling mudah
dilaksanakan. Pada pembelajaran klasikal umumnya penggunaan medianya banyak didominasi oleh Guru
dan sebagian kecil siswa yang dapat memanfaatkan media tersebut.
Ada beberapa keuntungan bila media digunakan untuk kegiatan kelompok, yaitu antara lain:
1. adanya tutor sebaya dalam kelompok, yang kadang-kadang lebih mudah menerangkan temuan-
temuannya pada temannya.
2. kerjasama yang terjadi dalam penggunaan media akan membuat suasana kelas lebih menyenangkan.
3. banyaknya anggota yang relatif kecil dalam kelompok akan membuat siswa aman siswa aman
mengemukakan pendapat dan temuan-temuannya disbanding satu kelas.
KEENGGANAN GURU MENGGUNAKAN MEDIA DALAM MENGAJAR
Berdasarkan pengalaman, pengamatan dan diskusi dalam berbagai kesempatan dengan para guru, terdapat
sekurang-kurangnya tujuh alasan guru tidak menggunakan media pembelajaran, yaitu:
1) menggunakan media itu repot.
Mengajar dengan menggunakan media perlu persiapan. Apalagi kalau media itu semacam OHP, audio
visual, vcd, slide projector atau internet. Perlu listrik lagi. Guru sudah sangat repot dengan menulis
persiapan mengajar, jadwal pelajaran yang padat, jumlah kelas paralel yang sedikit, masalah keluarga di
rumah dan lain-lain. Mana sempat memikirkan media pembelajaran. Demikianlah beberapa alasan yang
sering dikemukakan oleh para guru. Padahal kalau guru mau berpikir dari aspek lain, bahwa dengan
media pembelajaran akan lebih efektif, maka tidak ada alasan repot. Pikirkanlah bahwa sedikit repot,
tetapi akan mendapatkan hasil optimal. Media pembelajaran juga relatif awet, artinya sekali menyiapkan
bahan pembelajaran, dapat dipakai beberapa kali penyajian. Selanjutnya tidak repot lagi.
2) media itu canggih dan mahal.
Tidak selalu media itu harus canggih dan mahal. Nilai penting dari sebuah media pembelajaran bukan
terletak pada kecanggihannya (apalagi harganya yang mahal) namun pada efektifitas dan efisiensi dalam
membantu proses pembelajaran. Banyak media sederhana yang dapat dikembangkan oleh guru dengan
harga murah. Kalaupun dibutuhkan media canggih semacam audiovisual atau multi media, maka “cost-
nya” akan menjadi murah apabila dapat digunakan oleh banyak murid dan beberapa guru.
3) tidak bisa.
Demam teknologi ternyata menyerang sebagian dari guru-guru kita. Ada beberapa guru yang “takut”
dengan peralatan elektronik, takut kena setrum, takut konsleting, takut salah pijit, dan sebagainya. Alasan
ini menjadi lebih parah ditambah dengan takut rusak. Akibatnya media OHP, audio-visual atau slide
projector yang telah dimiliki, sejak awal beli baru tetap tersimpan rapi di ruang kepala sekolah.
Sebenarnya, dengan sedikit latihan dan mengubah sikap bahwa media mudah dan menyenangkan, maka
segala sesuatunya akan berubah.
4) media itu hiburan (membuat murid main-main, tidak serius), sedangkan belajar itu serius.
Alasan ini sudah jarang ditemui di sekolah, namun tetap ada. Menurut pendapat orang-orang terdahulu
belajar itu harus dengan serius. Belajar itu harus mengerutkan dahi. Media pembelajaran itu identik
dengan dengan hiburan. Hiburan adalah hal yang berbeda dengan belajar. Tidak mungkin belajar sambil
santai. Ini memang pendapat orangorang zaman dahulu. Paradigma belajar kini sudah berubah. Kalau bisa
belajar dengan menyenangkan, mengapa harus dengan menderita?. Kalau dapat dilakukan dengan mudah,
mengapa harus dipersulit?
5) tidak tersedia.
Tidak tersedia media pembelajaran di sekolah, mungkin ini adalah alasan yang masuk akal. Tetapi
seorang guru tidak boleh menyerah begitu saja. Ia adalah seorang profesional yang harus kreatif, inovatif
dan banyak inisiatif. Media pembelajaran tidak harus selalu canggih, namun dapat juga dikembangkan
sendiri oleh guru. Dalam hal ini pimpinan sekolah hendaklah cepat tanggap. Jangan sampai suasana kelas
itu menjadi gersang, di kelas hanya ada papan tulis dan kapur.
6) kebiasaan menikmati ceramah/bicara.
Metode mengajar dengan ceramah adalah hal yang enak. Berbicara itu memang nikmat. Inilah kebiasaan
yang sulit di rubah. Seorang guru cenderung mengulang cara guru-gurunya yang terdahulu. Mengajar
dengan mengandalkan verbal lebih mudah, tidak memerlukan persiapan mengajar yang banyak, jadi lebih
enak untuk guru, tetapi tidak enak untuk murid. Hal yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran
adalah kepentingan murid yang belajar, bukan kepuasan guru semata.
7) kurangnya penghargaan dari atasan.
Kurangnya penghargaan dari atasan, mungkin adalah alasan yang masuk akal. Sering terjadi bahwa guru
yang mengajar dengan media pembelajaran yang dipersiapkan secara baik, kurang mendapatkan
penghargaan dari pimpinan sekolah/pimpinan yayasan. Tidak adanya reward bagi guru sering menjadikan
guru menjadi “malas”. Selama ini tidak ada perbedaan perlakuan bagi guru yang menggunakan media
pembelajaran dengan guru yang mengajar dengan tidak menggunakan media (metode ceramah/bicara
saja). Sebetulnya bentuk penghargaan tidak harus dalam bentuk materi, tetapi dapat dengan bentuk pujian
atau bentuk lainnya.
Tidak diragukan lagi bahwa semua guru sepakat bahwa media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau
sampai hari ini masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan
sikap. Ingatlah bahwa dalam belajar siswa perlu pengalaman yang akan membawa pemahaman, dan hal
ini bisa ditunjang melalui media pembelajaran agar pemahaman menjadi lebih konkret.
REFERENSI
Estiningsih, E. 1994. Landasan Teknik Pengajaran Hitung SD. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Sutjiono, TWA. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur – No.04/Th.IV

Anda mungkin juga menyukai