Anda di halaman 1dari 2

Pada tanggal 21 Februari 1949, Belanda dan Sekutu datang ke Yogyakarta dan

mengambil alih pemerintahan yang ada di Yogyakarta. Sehingga pada saat itu Yogyakarta
berada di bawah pimpinan Kolonel Van Langen yang bermarkas di Hotel Tugu. Semua pihak
militer indonesia sudah tidak senang dengan kedatangan Belanda , sehingga sejak awal TNI
sudah siap siaga melakukan penyerangan dan penjagaan terhadap pos pos terpenting yang ada
di Yogyakarta. Pasukan militer Indonesia terdiri dari Batalyon yang diperkuat satuan-satuan
KNIL. Pada saat itu Yogyakarta menjadi ibukota Indonesia. Peristiwa pemindahan ibukota
dari Jakarta ke Yogyakarta diikuti oleh peristiwa Agresi Militer II Belanda.

Letkol Soeharto sebagai Komandan Brigade X memikirkan rencana untuk melakukan


serangan balasan terhadap Belanda. Kemudian membagi kelompoknya dalam tujuh Sub
Wehrkreise yang ditempatkan dibeberapa tempat terpenting di Yogyakarta. Setelah mendapat
kesepakatan dengan Jenderal Soedirman dan Kolonel Bambang Sugeng, akhirnya misi
penyerangan dilancarkan. Pada pagi itu sirine berbunyi di seluruh penjuru kota dan serangan
mulai dilancarkan. Dalam penyerangan, Letkol Soeharto sebagainBrigade 10/Wehrkeise III
langsung memimpin pasukan untuk bergerak kesektor barat sampai ke batas Malioboro.
Venjte sumual memimpin di sektor timur, sektor selatan dipimpinMayor Sardjono, dan sektor
utara oleh Mayor Kusno, sedangkan diwilayah kota dipimpin oleh Letnan Amir Mutono dan
Letnan Masduki. Pada akhirnya, pasukan militer Indonesia dan masyarakat yang ikut serta
dalam pertempuran berhasil menduduki Yogyakarta selama enam jam. Tepat pukul 12.00
WIB, pasukan Belanda mundur ke front masing masing.

Serangan umum 1 Maret 1949 merupakan salah satu wujud kegalisahan bangsa
Indonesia terhadap sikap Belanda dan Sekutu yang berperilaku semena mena dan mencoba
mengingkari perjanjian yang sudah dilakukan sebelumnya. Keberhasilan serangan ini
kemudian disiarkan ke radio-radio di dunia dan didengarkan ke forum PBB di New York.
Hasil dari serangan ini kemudian memperkuat dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.
Walaupun tak secara langsung, serangan ini memberikan dampak penyerahan kedaulatan RI
pada tanggal 27 Desember 1949. Untuk menghargai jasa para pahlawan yang gugur dalam
peperangan tersebut, maka dibangunlah Monumen Serangan Umum 1 Maret yang berada di
dekat Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai