RESPIRASI
Reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel hidup melibatkan transformasi energi.
Beberapa bentuk aktivitas tumbuhan pada tingkat sel yang tercakup dalam pertumbuhan dan
perkembangan, meliputi: fotosintesis, produknya digunakan tanaman untuk membangun
dan memelihara protoplasma, membran plasma, dinding sel; dan untuk respirasi. Respirasi
merupakan proses pembongkaran cadangan makanan (katabolisme). Untuk
keberlangsungan proses fisiologis lainnya (sintesa lemak, protein, transportasi, akumulasi
dll), semuanya membutuhkan energi. Energi diperoleh dengan membakar (oksidasi) secara
terkendali senyawa organik terutama ‘gula’ di dalam sel hidup. Persamaan reaksi kimia
sederhana proses respirasi yang digambarkan di bawah ini merupakan kebalikan dari
fotosintesis.
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi…….(1)
Energi yang dibebaskan dalam respirasi sebagian dalam bentuk panas yang tidak
bermanfaat bagi tanaman dan sebagian dalam bentuk energi yang berguna untuk
dimanfaatkan dalam aktivitas sel hidup. Keja internal tumbuhan yang dapat dilihat secara
eksternal dalam bentuk morfologi misalnya tumbuhan bertambah tinggi, diameter batang
bertambah besar, daun bertambah banyak, akar bertambah panjang dan banyak, terbentuk
bunga, buah dan biji. Jadi respirasi menjadi demikian pentingnya dalam kehidupan
tumbuhan.
Struktur mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel tempat berlangsungnya respirasi di dalam sel, setelah
proses awal berlangsung di sitosol. Struktur mitokondria: mengandung sirkular DNA yang
mengatur proses yang berlangsung di tempat ini. Diameternya 0.5-2μ, panjang 7μ. Memiliki
2 membran, interiornya terdapat krista yang mengandung banyak enzim pengkatalis
tahapan transport elektron setelah proses Siklus Krebs, dan matriks yang letaknya antara
dua krista, merupakan tempat berlangsungnya Siklus Krebs.
dioksidasi
(kehilangan elektron)
direduksi
(memperoleh elektron)
dioksidasi
direduksi
Gambar 12: Oksidasi dan reduksi pada reaksi REDOX
Transfer elektron selama reaksi kimia menghasilkan/melepaskan energi yang disimpan di
dalam molekul organic. Energi yang dilepas digunakan untuk sintesa ATP.
Selama proses respirasi selular, senyawa organik (glukosa) dioksidasi, dan CO2 dilepaskan.
dioksidasi
direduksi
dehidrogenase
Gambar 14: Ringkasan tiga tahapan utama pada proses respirasi yaitu
Glikolisis, Siklus Krebs dan Rantai transport electron
Gambar 15: Glikolisis di Sitosol, dan hasil glikolisis yang dikirim mitokondria
untuk diproses pada tahapan respirasi berikutnya
Glikolisis terdiri atas dua fase utama:
1. Fase investasi energi (Energy investment phase)
2. Fase pembayaran energi (Energy payoff phase)
Dari reaksi glikolisis dipanen 2 unit ATP dan 2 unit NADH dari tiap 1 molekul glukosa yang
dipecah.
Ke 3
2. Siklus Krebs
Siklus Krebs merupakan siklus reaksi perubahan yang panjang dari respirasi untuk
menghasilkan ATP. Lingkaran reaksi Krebs ini dinamakan juga reaksi siklus asam
trikarboksilat atau Siklus Asam Sitrat (Tricarboxylic cycle = Citric acid cycle), ditemukan
oleh bikomiawan Inggeris ‘Hans A. Krebs (1937), berlangsung di matrix dari mitokondria.
Siklus Krebs dapat disederhanakan sbb:
2 piruvat + 8NAD+ + 2 ubiquinone + 2 ADP+ + 2H2PO4- + 4H2O
6CO2 + 2 ATP3- + 8 NADH + 8H+ + 2 ubiquinone
Fungsi utama siklus Krebs adalah:
a. sintesa ATP dari asam piruvat hasil glikolisis
b. mereduksi NAD dan ubiquinone NADH dan ubiquinol, yang dapat dioksidasi lagi
untuk menghasilkan ATP ‘pada proses transport elektron’
c. membentuk rangka karbon untuk sintesa asam amino tertentu
Gambar 25: Oksidasi tak terkewndali (kiri), dan oksidasi terkendali pada
respirasi sel (kanan)
Gambar 26: Skema kerja enzim pada respirasi yang menghasilkan ATP
Gambar 28:
Jumlah ATP yang Diproduksi oleh Respirasi Selular:
Selama respirasi selular, sebagian besar energi mengalir malalui tahapan berikut:
glukosa NADH ‘electron transport chain’ ‘proton-motive force’ ATP
Sekitar 40% dari energi dalam satu molekul glukosa dipindahkan ke ATP selama
respirasi selular, menghasilkan sekitar 38 ATP
Jumlah panen ATP dari ‘rantai transport electron’ ini sangat banyak, 30 unit ATP
pada kondisi bagus, sedangkan panen ATP pada reaksi glikolisis dan siklus Krebs
masing-masing hanya 2 unit ATP.
Gambar 31: Aliran energi dan recycle kimiawi dalam ekosistem. Mitokondria
sel-sel eukariotik menggunakan senyawa organik hasil fotosintesis
sebagai bahan (substrat) respirasi sel dan memanfaatkan O2 hasil
sampingan fotosintesis. Respirasi memanen energi yang tersimpan
dalam molekul organik untuk menghasilkan ATP, yang memberi energi
untuk kegiatan sel. Produk buangan respirasi (CO2 dan air) dapat
dimanfaatkan lagi oleh kloroplast sebagai bahan baku untuk fotosintesis.
Faktor yang mempengaruhi laju respirasi:
Laju respirasi dipengaruhi oleh: suhu, kelembaban, adanya luka, umur dan jenis tanaman,
kadar substrat, kadar O2 dan CO2. Respirasi sangat tergantung pada ketersedian substrat
(pati, gula, fruktan). Tumbuhan yang kurang kandungan pati, fruktan, atau gula, akan rendah
tingkat respirasinya. Pada tingkat kekurangan substrat (karbohidrat) yang parah maka
protein akan dihidrolisa menjadi asam-asam amino, selanjutnya menjadi substrat respirasi.
Suplai O2 juga sangat penting, tetapi pengaruhnya tergantung pada jenis dan bagian tubuh
tumbuhan. Misalnya tumbuhan darat yang tumbuh pada tempat tergenang (aerasi buruk),
Nihla Farida: Farmasi_Fisiologi Tumbuhan 33
akan terganggu respirasi di sel-sel akar-nya. Tumbuhan air seperti padi sawah dapat
mengatasi masalah ini karena akar-akarnya memiliki sistem interselular yang kontinyu
dengan yang di batang dan daun yaitu aerenchyma tissue (jaringan aerenkim penyimpan
udara), yang dapat melalukan udara dari daun dan batang ke akar-akar yang terendam air.
Umumnya tiap peningkatan temperatur 100C, pada kisaran 5 - 250C akan terjadi peningkatan
respirasi sebesar 2 - 2.5 x. Jika terjadi peningkatan temperatur di atas 250C hanya
menimbulkan peningkatan kecil laju respirasi. Dan jika temperatur di atas 400C, banyak
enzim mengalami denaturasi, akibatnya respirasi terhambat.
Dalam fase kehidupan tumbuhan, tingkat respirasi sel yang tinggi dijumpai pada pada fase
perkecambahan biji, lalu menurun 2 – 3 minggu kemudian. Sel pada bagian tumbuhan yang
sakit/luka umumnya mengalami tingkat respirasi yang tinggi karena memerlukan tenaga
untuk penyembuhan.
and
Electron
Transport Chain
Gambar 32: Katabolisme beberapa jenis molekul makanan. Karbohidrat, protein
dan lemak dapat digunakan untuk bahan baku respirasi. Monomer dari
molekul2 makanan tsb memasuki Glikolisis ataupun Siklus Krebs melalui
beberapa titik.
Goals:
1. Menjelaskan secara umum bagaimanakah reaksi redox terlibat di dalam
pertukaran energi (energy exchanges)
2. Menyebut tiga tahap respirasi selular; tempat berlangsungnya masing-masing
tahap, dan produk yang dihasilkannya
3. Menjelaskan secara umum peranan ‘the electron transport chain’ pada
respirasi selular
4. Menjelaskan di manakah dan bagaimanakah ‘electron transport chain’
menciptakan keadaan ‘gradien proton’
5. Membedfakan antara fermentasi dan respirasi an-aerobic