disusun oleh :
1710311072
2019
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa
kesehatan yang baik,maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-
hari. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,mental,spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pelayanan dokter
keluarga merupakan salah satu upaya penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer
Di Indonesia ,melalui Permenkes No. 916 Tahun 1997 tentang Pelayanan Dokter Umum
yang diaarahkan menjadi pelayanan dokter keluarga. Bahkan, ilmu kedokteran keluarga yang
Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI) II Tahun 1993, yang merupakan bagian dari ilmu
kedokteran komunitas.
masyarakat nantinya,terutama di dalam keluarga. Fome ini dilakukan sebagai upaya untuk
melakukan proses identifikasi, intervensi, dan evaluasi dengan pendekatan pada keluarga.
Mengingat pentingnya peran dokter keluarga dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dalam lingkup komunitas, maka perlu suatu tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
kesehatan masyarakat yang terdapat dalam keluarga melalui pendekatan kedokteran keluarga
antara lain dengan melakukan observasi terlebih dahulu. Observasi yang dilakukan berupa
pengenalan lebih dekat tentang identitas keluarga, keadaan rumah, keadaan keluarga, pemenuhan
kebutuhan keluarga, gaya hidup keluarga, dan lingkungan hidup keluarga. Tujuan observasi ini
adalah untuk mengetahui masalah kesehatan dalam keluarga tersebut dengan menghubungkan
II. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Family Oriented Medical Education ( FOME ) ini meliputi :
dan mengubah perilaku kesehatan pasien dan keluarga serta partisipasi keluarga
Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari kegiatan Family Oriented Medical Education
Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan yang ada dalam
lingkungan keluarga.
HASIL KEGIATAN
I. 1Identitas Keluarga
Keluarga yang kami kunjungi yaitu keluarga Ibu Musnawati . Keluarga ini merupakan
bentuk keluarga extended.. Keluarga ini terdiri dari 3 kepala keluarga. Berikut ini daftar anggota
keluarga (th)
Zaini
Keluarga ibu Mus tinggal di Purus 3 no 24B, Kel.Purus Kec. Padang Barat,Kota Padang.
Keadaan rumah keluarga Ibu Mus masih dalam katagori layak huni dan sederhana dengan
ukuran 300 m2 dan ditempati oleh 12 orang . Rumah terdiri dari ruang tamu yang digabung
dengan ruang keluarga, ruang makan,5 kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Untuk lantai
disetiap ruang dilapisi dengan keramik. Untuk dinding rumah yakni tembok yang dilapisi cat.
dan untuk atap rumah menggunakan genteng. Keadaan rumah kurang bersih karena hampir
disetiap ruangan lantai dipenuhi oleh pasir , pada bagian dapur tampak kotor karena banyak sisa
bahan makanan bertebaran di lantai didapur dan jendela tertutup sehingga dirasa pengap dan
tampak gelap.
Ventilasi rumah kurang baik karena jendela ditutup rapat hanya pintu saja yang dibuka
pada siang hari dan ada jendela juga tetapi tidak dapat dibuka sehingga udara yang keluar masuk
hanya sedikit. Untuk ventilasi di dapur hanya pintu belakang saja yang terbuka sehingga keadaan
dapur tampak gelap dan sedikit pengap apalagi jika sedang memasak. Akan tetapi rumah sudah
masing anggota keluarga, serta kurangnya rasa peduli akan kebersihan disetiap masing-masing
anggota keluarga. Hal ini dapat dinilai melalui tampilan keadaan dalam rumah dan lingkungan
sekitar rumah.
b. Pencegahan spesifik (ANC,pencegahan penyakit menular )
Tingkat kesadaran Ante Natal Care pada salah satu anggota keluarga dinilai cukup baik,
hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara mengenai riwayat kehamilan pada Ibu Mus. Lalu,
untuk pemberian asi pada si anak pun diberikan secara ekslusif, dan perkembangan pertumbuhan
si anak selalu di monitoring dengan buku merah yang diberikan posyandu secara teratur.
Salah satu anggota keluarga ini menderita TB paru sejak 3 bulan yang lalu, dan sekarang
masih dalam proses pengobatan. Kondisi inilah yang dapat membuat anggota keluarga lain nya
cukup peduli dengan kesehatan masing-masing dengan cara mengurangi intensitas kontak
langsung (Pisah kamar) dengan si penderita TB,agar tidak tertular. Kamar si penderita TB
diposisikan paling dekat dengan jendela,rumah agar cahaya matahari masuk ke ruangan.sehingga
Pada keluarga binaan ini terdapat 3 kepala keluaraga, pengaturan makanan diatur
berdasarkan masing-masing kepala keluarga. Masing-masing kepala keluarga akan membeli dan
mengolah makanan sesuai keinginan keluarga kecilnya. Makanan yang paling sering dikonsumsi
oleh keluarga besar ini yaitu ikan asin, selain harga nya yang murah ikan asin ini mudah didapat.
Untuk kesadaran mengonsumsi buah dan sayur masih kurang , dikarenakan beberapa anggota
keluarga sangat tidak menyukai sayur dan harga buah yang kurang terjangkau dipasaran.
d. Latihan Jasmani dan Aktivitas Fisik
Olahraga jarang dilakukan secara rutin, namun pemahaman keluarga akan pentingnya
Dalam penggunaan layanan kesehatan, keluarga ini lebih sering berobat langsung ke
bidan puskesmas terdekat dan kedatangan nya ke puskesmas hanya apabila keluhan yang dirasa
sudah memberat. Mengenai BPJS ,pada masing- masing anggota keluarga sudah memiliki kartu
BPJS, namun akibat pembayaran yang menunggak menyebabkan penggunaan kartu BPJS
terhenti.
03.03