Anda di halaman 1dari 12

Kubur Adalah Gerbang Akherat

Khutbah Pertama :

ِ ‫ َو ِم ْن سيئا‬،‫ور أنفُ ِسنَا‬


‫ت‬ ُ ‫ ونعوذُ به ِمن‬،ُ‫ونستغفره‬
ِ ‫ش ُر‬ ُ ،‫ ونستعينُه‬،‫ ن َْح َمدُه‬،‫إن ال َح ْمدَ هلل‬ َّ
ُ‫ فَال هَادِي لَه‬،‫ض ِل ْل‬
ْ ُ‫ ومن ي‬،ُ‫ض َّل لَه‬
ِ ‫ َم ْن يَ ْهدِه هللا فَال ُم‬،‫أ ْع َما ِلنا‬

‫سولُه‬
ُ ‫ور‬ َّ ُ‫ وأشهد‬،ُ‫يك لَه‬
َ ‫أن ُم َح َّمدًا ع ْبدُه‬ ْ ُ‫أ َ ْش َهد‬
َ ‫أن ال إلَهَ إال هللاُ َو ْحدَهُ ال ش َِر‬

ْ َ ‫ص ِلِّى َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا َ ِل ِه َوأ‬


‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن تَبِ َع ُهدًى‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن إِال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬

ِ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬


َّ َ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬
‫ث ِم ْن ُه َما‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬
‫َّللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
َّ ‫ام ِإ َّن‬ ْ ‫سا َءلُونَ ِب ِه َو‬
َ ‫األر َح‬ َ َ ‫َّللاَ الَّذِي ت‬
َّ ‫سا ًء َواتَّقُوا‬ َ ِ‫يرا َون‬ً ِ‫ِر َجاال َكث‬

‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذ ُنُوبَ ُك ْم‬


ْ ُ‫سدِيدًا * ي‬َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْوال‬َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ َّ ِ‫َو َم ْن يُ ِطع‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬
Jama’ah shalat jum’ah yang dirahmati Allah SWT

Khatib mewasiatkan kepada seluruh para jama’ah agar senantiasa meningkatkan


ketaqwaan kepada Allah Swt. Salah satunya dengan mengikhlaskan seluruh amal
perbuatan, yang tidak mengharapkan apapun dan ridha siapapun kecuali hanya
ridha Allah ‫ﷻ‬. Sehingga amal kita diterima di sisi Allah serta mendapatkan balasan
berupa jannah-Nya yang penuh dengan kenikmatan.

Ibadallah! Siapakah yang akan kekal dan abadi ? Siapakah yang menetapkan
kematian atas seluruh makhluk ? Siapakah yang akan terus hidup dan tidak akan
mati ? Siapakah satu-satunya yang akan tetap bertahan ? Siapakah yang akan tetap
ada dan tidak akan hilang ? Siapakah satu-satunya yang tidak akan berubah ?
Dialah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Mulia lagi Maha Gagah.
Dialah yang menetapkan kematian atas seluruh hamba. Sedangkan Dia tidak akan
pernah hilang dan musnah.

Ma’syiral muslimin rahimani warahimakumullah! Orang yang diburu oleh maut,


mana mungkin bisa merasakan nikmatnya hidup ? Dan orang yang akan tinggal di
dalam kubur, mana mungkin menganggap dunia sebagai tempat terbaiknya ? Kita
terlalu asyik dengan harta, rumah, anak dan istana, sehingga kita lupa bahwa kita
semua pasti akan masuk ke liang kubur. Kita terlena dengan hal-hal baru sehingga
lupa akan masa depan kita di alam kubur. Ketika kekuatan iman menurun dan
perasaan melemah, kita menjadi lupa bahwa kita akan dikubur di dalam tanah.
Hanya kepada Allahlah kita mengadukan kekerasan hati kita akibat banyaknya
bencana dan malapetaka yang menimpa.

Wahai umat Islam! Jiwa kita pasti sangat tersentak saat kita mengantar orang-
orang tercinta ke liang lahat. Dan hati kita pasti sangat terguncang saat berpisah
dengan orang-orang yang kita kasihi. Tapi bagi orang-orang yang beriman kepada
qadla dan qadar Allah, dan mengetahui bahwa hal itu adalah sunnatullah yang
berlaku bagi makhlukNya (hukum Allah pada alam), tidak ada pilihan lain selain
berlapang dada dan bersikap pasrah. Tetapi anehnya, banyak sekali orang yang
larut dalam kebodohannya dan terombang-ambing dalam kemabukannya.
َ‫سابُ ُه ْم َو ُه ْم ِفي َغ ْفلَ ٍة ُّم ْع ِرضُون‬ َ ‫ا ْقت َ َر‬
ِ َّ‫ب ِللن‬
َ ‫اس ِح‬

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang
mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).(QS. Al-Anbiyaa’
:1)

Seolah-olah kebenaran adalah kewajiban orang lain. Seakan-akan kematian adalah


ketetapan bagi orang lain. Di saat kita dikepung oleh budaya kebendaan
(materialisme), disibukkan dengan permainan yang menggoda, dan
ditenggelamkan dalam kubangan kenikmatan dan kesenangan, hingga merasuk ke
dalam hati dan meresap ke dalam jiwa. Bahkan kita merasa seolah-olah kekal di
dunia ini. Dalam keadaan semacam ini, kita benar-benar perlu berhenti sejenak
untuk menghadapi masa depan yang pasti akan kita lalui. Khususnya setelah dunia
nyaris membawa banyak manusia menjauh dari pantai keselamatan dan
melemparkan mereka ke jurang kehancuran dan kesesatan. Mudah-mudahan Allah
berkenan menghindarkan kita dari murkaNya dan siksaNya yang sangat pedih.

Wahai orang-orang yang beriman! Pernahkah kita bertanya pada diri kita, apakah
hidup akan terus begini, ataukah kubur akan menjadi persinggahan kita setelah ini
? Pernahkah kita bertanya kepada diri kita tentang puluhan jenazah yang kita
shalati, kemanakah mereka pergi ? Apa yang akan mereka hadapi ? Bagaimanakah
keadaan mereka ? Apa yang akan mereka alami ? Dan bagaimanakah nasib mereka
nanti ? Tepat sekali apa yang dikatakan penyair berikut ini :

Kematian itu bisa dihindari dan dijauhi


Bila ini turun dari ranjangnya, itu naik ke atasnya
Kita menginginkan banyak hal dan mengharapkan hasilnya
Tapi boleh jadi kematian lebih dekat dari harapan kita
Kita bangun istana-istana menjulang tinggi di angkasa
Padahal kita tahu bahwa kita pasti akan mati
Dan istana-istana itu pasti akan hancur
Kepada Allah kita mengadukan kerasnya hati kita
Setiap hati peringatan kematian selalu datang
Demi Allah, setiap pagi dan petang hari banyak sekali orang tercinta
Yang kita antar ke liang kuburnya
Dengan deraian air mata
Kita timbun tubuhnya dengan tanah bagai musuh saja
Sementara di dalam hati ada api yang membara

Liang kubur telah menampung orang-orang dulu dan orang-orang belakangan,


dimasuki anak-anak kecil dan orang-orang dewasa, dipenuhi rakyat dan pejabat.
Liang kubur menghimpun para Nabi, para ulama, orang-orang kaya, orang-orang
miskin, rakyat jelata, pejabat tinggi, laki-laki dan wanita.

Kubur adalah pintu yang akan dimasuki semua orang


Tempat apakah gerangan sesudah pintu kubur ?
Tempat yang nikmat jika anda mengerjakan apa yang diridhai Tuhan
Tapi jika anda melanggar aturanNya, Nerakalah adanya.

Ayyuhal ikhwah Fillah! Marilah kita hayati topik yang sangat penting ini. Topik
yang menggambarkan betapa pentingnya situasi ini dan betapa pentingnya apa
yang akan kita hadapi. Mudah-mudahan kita bisa menyiapkan bekal dengan
sebaik-baiknya.

Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim meriwayatkan
dengan sanad shahih dari Al-Bara’ bin ‘Azib Radiyallahu ‘anhu ia berkata: “Kami
pernah keluar bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk melayat
jenazah seorang lelaki dari kalangan anshar lalu kami sampai di kuburan. Setelah
jenazah dikuburkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam duduk dan kami pun
duduk di sekelilingnya seolah-olah di atas kepala kami ada burung ( baca: sambil
menundukkan kepala). Sementara beliau memegang sebatang kayu kecil yang
beliau gunakan untuk mengoyak tanah. Lalu beliau mengangkat kepala dan
bersabda: “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari azab kubur” sebanyak dua
atau tiga kali. Kemudian beliau bersabda:

“Sesungguhnya ketika seorang hamba yang beriman meninggalkan dunia dan


menuju Akhirat ada banyak malaikat yang turun dari langit. Wajah mereka putih
bersih laksana matahari. Mereka membawa kain kafan dan parfum dari Surga.
Mareka duduk di dekatnya sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut
datang dan duduk di dekat kepalanya, lalu berkata: “Wahai jiwa yang tenang,
keluarlah menuju ampunan dan ridha Allah.” Lalu jiwa itu keluar mengalir seperti
air mengalir dari bibir teko. Malaikat maut pun mengambilnya. Setelah ia
mengambilnya, mereka tidak membiarkannya di tangan malaikat maut barang
sekejap mata. Mereka langsung mengambilnya dan membungkusnya dengan kain
kafan dan parfum tersebut. Kemudian jiwa itu mengeluarkan aroma seperti aroma
minyak kasturi (misik) yang paling harum di muka bumi. Lalu mereka
membawanya naik ke atas. Dan setiap kali mereka melewati kumpulan malaikat,
mereka (yang dilewati itu ) berkata : ‘Apa yang berbau harum ini ? Mereka ( para
malaikat pembawa jiwa itu ) menjawab : Fulan bin Fulan. Mereka menyebutnya
dengan nama terbaik yang sebelumnya digunakan oleh manusia untuk
memanggilnya selama di dunia. Mereka terus naik ke atas sampai tiba di langit
terdekat. Lalu mereka minta izin untuk dibukakan pintu langit dan pintu pun
dibuka. Di tiap-tiap langit itu para malaikat terdekatnya turut mengantarkannya
ke langit berikutnya. Hingga akhirnya ia sampai ke langit ketujuh. Lalu Allah
berfirman : ‘Catatlah buku hambaKu di dalam kelompok tertinggi dan kembalikan
dia ke bumi. Karena sesungguhnya dari situlah Aku menciptakan mereka, ke
sanalah Aku mengembalikan mereka, dan dari sanalah aku akan mengeluarkan
mereka pada kali yang lain. Kemudian ruhnya dikembalikan (ke bumi). Lalu ia
didatangi dua malaikat dan bertanya kepadanya: ‘Siapa Tuhanmu ? ia menjawab:
Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya: Apa agamamu ? ia menjawab:
Agamaku adalah Islam. Keduanya bertanya: Siapakah orang yang diutus di antara
kamu ini ? ia menjawab: Dia adalah utusan Allah. Keduanya bertanya: Apa
ilmumu ? ia menjawab: Aku telah membaca kitab Allah, lalu aku percaya dan
membenarkannya. Kemudian ada seruan dari langit yang berbunyi: HambaKu
benar. Maka berilah dia kasur dari Surga dan berilah dia pakaian dari Surga.
Dan bukakanlah pintu menuju Surga untuknya, agar ia mendapatkan aroma dan
keharumannya. Dan kuburnya pun dilapangkan sepanjang mata memandang. Lalu
ia didatangi seorang yang berwajah rupawan, berpakaian bagus dan berbau
harum. Orang itu berkata: “Bergembiralah dengan sesuatu yang menyenangkan
hatimu. Ini adalah harimu yang dahulu dijanjikan kepadamu. Ia (orang beriman
yang mati) bertanya: Siapa kamu ? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan
kebaikan. Aku adalah amalmu yang shalih, jawabnya. Lalu ia berkata: Ya
Tuhanku, laksanakanlah hari kiamat, agar aku bisa kembali kepada keluargaku
dan hartaku.”
Sedangkan ketika seorang hamba yang kafir meninggalkan dunia dan menuju
Akhirat ada banyak malaikat yang turun dari langit dengan wajah yang hitam
legam. Mereka membawa kain kasar. Mereka duduk di dekatnya sepanjang mata
memandang. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya, lalu
berkata: “Wahai jiwa yang jahat, keluarlah menuju murka dan amarah Allah!
Lalu ia pun dilepas dari jasadnya. Malaikat maut mencabutnya seperti mencabut
tusuk sate dari wool yang basah. Setelah malaikat maut mengambil jiwa tersebut,
mereka (para malaikat yang berwajah hitam itu) tidak membiarkannya berada di
tangannya barang sekejap mata pun. Mereka langsung membungkusnya dengan
kain kasar tersebut. Dan jiwa itu langsung mengeluarkan bau busuk seperti bau
bangkai yang paling busuk di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik ke atas.
Dan setiap kali mereka melewati kumpulan malaikat, mereka (yang dilewati itu)
berkata: ‘Apa bau yang busuk ini ? Mereka (para malaikat pembawa jiwa itu)
menjawab: Fulan bin Fulan. Mereka menyebutnya dengan namanya yang paling
jelek selama di dunia. Mereka terus naik ke atas sampai tiba di langit terdekat.
Lalu mereka minta izin untuk dibukakan pintu langit tetapi tidak dibukakan.”

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat:


ُُ ‫س َمآءُ أَب َو‬
ُ‫اب لَ ُهمُ الَتُفَت َّ ُح‬ َُ ُ‫ج َحتَّى ال َجنَّ ُةَ َوالَيَد ُخل‬
َّ ‫ون ال‬ َُ ‫سمُ في ال َج َم ُُل يَل‬َ
ُ‫الخيَاط‬

Tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka
masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum. (QS. Al-A’raf :40)

Lalu Allah berfirman: “Catatlah bukunya pada Sijjin di dalam bumi yang paling
bawah.” Lalu ruhnya dibuang begitu saja.

Kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat:


‫ن َخ َُّر فَ َكأ َُنَّ َما باللُ يُشركُ َو َمن‬ َّ ‫تَهوي أَوُ ال‬
َّ ‫طي ُُر فَتَخ َطفُ ُهُ ال‬
َُ ‫س َمآءُ م‬
ُ‫ح به‬ ُُ ‫سحيقُ َمكَانُ في الري‬ َ

Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah


jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat
yang jauh. (QS. Al-Hajj :31)

Kemudian ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya dan ia didatangi oleh dua


orang malaikat. Lalu keduanya duduk didekatnya dan bertanya: Siapa tuhanmu ?
Ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Keduanya bertanya: Apa Agamamu ? Ia
menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Lalu keduanya bertanya: Siapakah orang
yang diutus di antara kamu ini ? Ternyata ia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan
padanya: Muhammad. Lantas ia menjawab: Ha?! Ha?! Aku tidak tahu. Kemudian
ada seruan dari langit yang berbunyi: Hambaku berdusta. Maka berilah dia kasur
dari Neraka dan bukakanlah pintu Neraka untuknya, agar hawa panas dan
racunnya mengalir kepadanya. Dan kuburnya pun menghempitnya hingga tulang-
tulang iganya saling silang di dalamnya. Lalu ia didatangi seseorang berpakaian
jelek dan berbau busuk. Orang itu berkata: Bergembiralah dengan sesuatu yang
buruk bagimu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu. Ia (orang kafir yang
mati itu) bertanya: Siapa kamu ? Wajahnya adalah wajah yang datang dengan
keburukan. Aku adalah amalmu yang buruk, jawabnya. Lalu ia berkata: Tuhanku!
Jangan Engkau laksanakan hari kiamat! Tuhanku! Jangan Eangkau laksanakan
hari kiamat.”

Sungguh, ini adalah Hadits yang sangat penting. Hadits ini mengambil titik-titik
pertemuan hati. Maka bagi setiap orang yang kematian sebagai akhir hayatnya,
tanah sebagai tempat tidurnya, ulat sebagai temannya, Maunkar dan Nakir sebagai
penanyanya, amalnya sebagai pendampingnya, kuburan sebagai tempat tinggalnya,
alam barzakh sebagai persinggahannya, Hari Kiamat sebagai janjinya, dan Surga
atau Neraka sebagai akhir perjalanannya, sudah sepantasnya baginya untuk tidak
melalaikan detik-detik yang pasti akan dilaluinya ini.

Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanad jayyid dari Al-Bara’
bin Azib Radiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Ketika kami sedang bersama Rasulullah
tiba-tiba beliau melihat sekelompok orang. Lalu beliau bertanya: ‘Untuk apa
mereka itu berkumpul di situ ? Mereka sedang menggali kubur, jawab seseorang.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam langsung terkejut dan bergegas mendatangi
kubur tersebut. Kemudian beliau berlutut dan menangis tersedu-sedu hingga air
matanya membasahi tanah. Lalu beliau menghadap ke arah kami dan
bersabda: ‘Saudara-saudaraku, untuk hal semacam inilah hendaknya kamu
bersiap-siap.”

Demikian pula dengan generasi Salaf yang shalih. Hani’ maula Usman Radiyallahu
‘anhu berkata: Utsman bin Affan apabila berada di dekat kubur (makam) selalu
menangis hingga jenggotnya basah dengan air mata. Lalu dia ditanya: ‘Anda
berbicara tentang Surga dan Neraka tetapi anda tidak menangis. Namun ketika
berbicara tentang kubur, anda selalu menangis ? Utsman menjawab:
‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Sesungguhnya kubur adalah persinggahan pertama menuju Akhirat dari itu


seseorang selamat darinya maka apa yang sesudahnya akan lebih mudah dari itu.
Dan jika ia tidak selamat darinya maka yang sesudahnya akan lebih berat dari
itu. (HR. Ahmad, 2/292, At-Tirmidzi, 2308, dan Ibnu Majah, 4267 )

Tsabit Al-Bunani berkata: “Dulu apabila kami menyaksikan jenazah, semua orang
menundukkan kepala sambil menangis.”

Begitu besar ketakutan mereka dan begitu kuat iman mereka. Bagaimana dengan
kondisi kita sekarang ?!

Jenazah-jenazah membuat kita ketakutan ketika datang


Lalu kita kembali bercanda ria setelah mereka berlalu
Allahul musta’an ! (Hanya Allah tempat memohon)
Dalam sebuah Hadits disebutkan:

“Sesungguhnya kubur tidak lain adalah salah satu taman Surga atau jurang
Neraka.” (HR. At-Tirmidzi, 2460 )

Dan disebutkan bahwa kubur berkata: “Hai kamu, anak Adam! Apa yang
membuatmu terlena ? Tidakkah engkau tahu bahwa aku adalah rumah kegelapan,
rumah keterasingan, rumah kesendirian, dan rumah ulat.”

Aku datang ke kubur lalu berseru


Di mana orang terhormat dan orang jelata ?
Mereka semua binasa lalu tak ada yang memberitakan
Mereka semua mati dan berita mereka pun mati
Ulat-ulat belatung datang pagi dan petang
Lalu menghabisi keelokan bentuk tubuh itu
Wahai orang yang bertanya padaku Tentang orang-orang yang telah lalu
Tidakkah anda punya pelajaran berharga
Dari orang-orang yang telah lalu

Abu Darda’ Radiyallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah pergi ke makam bersama
Umar bin Abdul Aziz. Begitu melihat kuburan ia langsung menangis. Lalu ia
menghadap ke arahku dan berkata: ‘Hai Maimun, ini adalah kuburan para leluhur
Bani Umayyah. Seolah-olah mereka tidak pernah berbagi kesenangan dan
kehidupan dengan dengan penduduk dunia. Tidakkah kau lihat mereka semua mati
dan telah menerima hukuman. Mereka ditimpa petaka dan tubuh mereka pun tidak
berharga. Lalu Umar menangis dan berkata: ‘Demi Allah, aku tidak mengetahui
seorang pun yang beriman di antara mereka yang telah masuk ke liang kubur itu
merasa aman dari siksa Allah.”
Jadi, ingatlah selalu masa depan yang pasti akan kita alami itu. Bersiap-siaplah
untuk menghadapinya dengan taubat dan amal shalih.

“Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Ya Allah,
sesungguhnya kami memohon kepadaMu agar Engkau berkenan memelihara kami
dari fitnah kubur. Ya Allah, jadikanlah kubur setelah berpisah dengan dunia ini
sebagai persinggahan terbaik kami dan lapangkanlah liang lahat kami. Ya Allah,
tolonglah kami dalam menghadapi kematian dan sakaratnya, kubur dan
kegelapannya, padang mahsyar dan kesulitannya, shirath (jembatan menuju
Surga) dan ketergelincirannya, wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha
Mengurus makhlukNya.
َ ‫الكَريمُ القُرآنُ في َولَكُمُ ليُ هللا‬، ُ‫ن فيهُ ب َما َوإيَّاكُمُ َونَفَعَني‬
َُ‫بارك‬ َُ ‫م‬
ُ‫ال َحكيمُ َوالذكرُ اْليَات‬. ‫هللاَ َوأَستَغف ُُر هذا قَوليُ أَقُو ُُل‬
ُ ُ‫َولَكُمُ لي‬
ُ‫سائر‬ َُ ‫ذَنبُ كُلُ منُ ال ُمسلمي‬،
َ ‫ن َول‬

Khutbah Kedua
Amma ba’du:
Ibadallah! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala:

َُ ُ‫سبَتُ نَفسُ كُلُ ت ُ َوفَّى ث ُ َُّم هللاُ إلَى فيهُ تُر َجع‬
‫ون يَو ًما َواتَّقُوا‬ َ ‫َو ُهمُ َّما َك‬
َُ ‫الَيُظُلَ ُم‬
‫ون‬
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu
kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi
balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya. (QS. Al-Baqarah :281)

Ibadallah! Ketika berbicara tentang masalah masa depan ini, setiap muslim harus
fokus pada keharusan mengubah masalah keyakinan ini menjadi kenyataan pikiran
dan prilaku nyata di dalam hudupnya. Dalam arti bahwa setiap orang yang percaya
bahwa dirinya akan masuk ke liang kubur harus benar-benar yakin bahwa tidak ada
yang bisa menyelamatkan dirinya dari kesepian dan siksaan kubur selain beriman
kepada Allah dan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seandainya
kita benar-benar percaya akan hal itu, niscaya kita tidak akan menjumpai orang
yang menodai akidah, merusak mutaba’ah (mengikuti Sunnah Rasul), berzina,
menjalankan riba, berbuat zalim, berdusta, menipu, atau menyakiti orang lain.
Karena ia tahu bahwa dirinya akan masuk ke liang kubur. Setelah itu, ia akan
ditanya tentang amal perbuatannya. Dan setelah keluarga, anak-anak dan harta
bendanya kembali kerumah, tinggal malnya saja yang menemaninya.

Namun, harapan masih banyak. Kita harus tetap bersemangat. Para ulama dan
muballigh harus bisa mempertajam cita-cita, menggerakkan tekad dan
melembutkan hati dengan nasihat-nasihat semacam ini. Mudah-mudahan cara ini
dapat menggerakkan sumbu, menyalakan api dan menerangi jalan.
Siapkanlah bekal anda, wahai hamba-hamba Allah! Wahai orang-orang yang lalai!
Ingatlah masa depan yang pasti ini. Hitunglah amal anda sebelum dihitung oleh
Allah Subhanahu Wata’ala.

Wahai orang-orang terpedaya oleh dunia, yang halal maupun yang haram, ingatlah
kubur dan pikirkanlah tidur anda di dalam timbunan tanah.

Wahai pemuda yang suka bersenang-senang, bermain-main dan asyik dengan


kelalaian dan kesenangannya, sadarlah sebelum habis waktu anda.

Wahai wanita yang suka menyia-nyiakan hak-hak Allah, hak-hak dirinya,


suaminya dan anak-anaknya, ingatlah apa yang akan anda hadapi.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:


‫َو َرآ َُء َّما َخ َّولنَاكُمُ َوت َ َركتُم َم َّرةُ أ َ َّو َُل َخلَقنَاكُمُ َك َما فُ َرادَى جئت ُ ُمونَا َولَقَ ُد‬
ُ‫ظ ُهوركُم‬ ُ
Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri kami ciptakan pada
mulanya, dan kamu tinggalkan dibelakangmu (di dunia) apa yang telah kamu
kurniakan kepadamu. (QS. Al-An’am :94)

Lakukanlah apa saja yang bisa menyelamatkan anda dari siksa kubur, seperti
taubat nasuhaa, amal shalih, menghitung-hitung diri, rajin berdzikir, membaca Al-
Qur’an, dan membaca Istighfar dengan niat yang benar, ikhlas dan sesuai dengan
tuntunan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dan hadirilah apa saja yang bisa memicu datangnya siksa kubur, seperti
menggunjing, menyebar fitnah (mengadu domba), dan tidak menjaga diri dari
percikan air kencing. Karena Rasulullah pernah melewati dua buah kuburan lalu
beliau bersabda:

“Susungguhnya mereka berdua benar-benar sedang disiksa dalam perkara yang


besar. Salah satu dari mereka dahulu tidak menutup diri dari air kencing.
Sedangkan yang lain dahulu suka mengadu domba.”(Shahih Al-Bukhari, 218 dan
Shahih Muslim, 292)

Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu


‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Jagalah kebersihanmu dari air kencing Karena sesungguhnya kebanyakan siksa


kubur disebabkan karena hal itu.” (HR. Ad-Daruquthni, 1/128 dan Al-Hakim,
1/183)

Termasuk yang bisa menyebabkan datangnya siksa kubur ialah riya’ (pamer),
menjalankan praktik riba, berbuat zina, dan semua perbuatan maksiat.

Ibadallah! Kita harus memperbaharui taubat yang nasuhaa. Kita harus memohon
perlindungan kepada Allah dari terkenan dan himpitan liang kubur. Karena Ummul
Mukminin Aisyah Radiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya kubur itu memiliki tekanan. Seandainya ada orang yang bisa
selamat darinya, niscaya Sa’ad bin Mu’adz selamat darinya.” (HR. Ishaq bin
Rahawaih dalam Musnadnya, 1114, Ahmad, 6/55 dan Ath-Thahawi dalam
Musykilul Atsar, 273)
Ayyuhal ikhwah! Bagian luar kubur adalah tanah biasa. Tapi bagian dalamnya bagi
orang yang durhaka kepada Allah adalah penyesalan dan siksaan.

Inilah sekilas evaluasi diri sebelum ajal menjemput kita. Mudah-mudahan dapat
mendorong kita semua untuk melakukan taubat yangnasuhaa.
ُ ُ‫ون َو َمالَئ َكت َ ُه‬
ُ‫هللاَ إ َّن‬ َُ ‫صل‬ َ ُ‫علَى ي‬ َ ُ‫ين يَآأَي َها النَّبي‬
َُ ‫صلوا َءا َمنُوا الَّذ‬ َ ُ‫علَيه‬ َ
‫سل ُموا‬ َ ‫تَسلي ًما َو‬
‫صلُ اللهم‬ َ ‫علَى‬ َ ُ‫ ُم َح َّمد‬، ‫علَى‬ َ ‫ ُم َح َّمدُ آلُ َو‬، ‫صلَّيتَُ َك َما‬
َ ‫علَى‬ َ ‫إب َراهي َُم‬،
‫علَى‬ َ ‫إب َراهي َُم آلُ َو‬، َُ‫ َمجيدُ َحميدُ إنَّك‬. ‫علَى بَاركُ اللهم‬ َ ُ‫ ُم َح َّمد‬،
‫علَى‬ َ ‫ ُم َح َّمدُ آلُ َو‬، ‫اركتَُ َك َما‬ َ َ‫علَى ب‬ َ ‫إب َراهي َُم‬، ‫علَى‬ َ ‫إب َراهي َُم آلُ َو‬، َُ‫إنَّك‬
ُ‫َمجيدُ َحميد‬
‫ن اغـفـرُ اللهم‬ َُ ‫وال ُمسل َماتُ لل ُمسلمي‬، َ ‫سنَا َظلَمنَا َربَّنَا‬ َ ُ‫لَمُ َوإنُ أَنف‬
ُ‫ن َوتَر َحمنَا لَُنَا تَغـفـر‬ َُّ َ‫ن لَنَكُون‬ َُ ‫ال َخاسري‬، ‫الدنيَا في آتنَا َربَّنَا‬
َُ ‫ن م‬
ً‫سنَ ُة‬ َ ‫سنَ ُةً اْلخ َرةُ َوفي َح‬ َ ‫اب َوقنَا َح‬ َُ َ‫عذ‬َ ‫النَّار‬

Nama:Muhammad Imam Mahdi

Kelas:XI DPIB2

Anda mungkin juga menyukai