Anda di halaman 1dari 14

GCS App (Glaslow Coma Scale)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Skill Lab


Mata Ajar Sistem Informasi Keperawatan

Dosen Pengampu:
Ns. Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., PhD

Disusun oleh:
Annisa Ramadhani (1811112392)
Christiadi (1811110239)
Olivia Mayola Agnesi (1811112341)
A 2018 2

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syujur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta
pengetahuan sehingga makalah mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan yang
berjudul “GCS App (Glaslow Coma Scale)” ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ns.
Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., PhD selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah ini.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan siswa pada khususnya dan para pembaca. Mudah-mudahan makalah
sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan mudah dipahami oleh
siapapun yang membacanya. Namun terlepas dari itu, saya memahami makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Sebelumnya kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang
kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 12 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral
yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Selain
itu, pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu
dan citra institusi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang
sangat strategis dalam menentukan mutu karena jumlah perawat terbanyak dari profesi
lain dan paling lama kontak dengan klien, sehingga keperawatan adalah ujung tombak
pelayanan kesehatan dan sering digunakan sebagai indikator pelayanan kesehatan yang
bermutu, serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan klien. (Priyanto, 2009)
Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses profesionalisasi
yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai tuntutan secara
global dan lokal / otonomi. Untuk mewujudkannya maka perawat Indonesia harus
mampu memberikan asuhan keperawatan secara profesional kepada klien dan
berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa dan negara. (Nursalam, 2001)
Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang berkenaan dengan masalah-masalah
fisik, psikologi, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu. Ilmu keperawatan
didasarkan atas kerangka teori yang luas, kiatnya tergantung pada ketrampilan merawat
dan kemampuan perawat secara individual. Pentingnya perawat dalam sistem perawatan
kesehatan telah dikenal dalam banyak hal yang positip, dan profesi keperawatan itu
sendiri sedang menyatakan kebutuhan untuk para praktisinya agar menjadi profesional
dan bertanggung jawab. (Doengoes,Moorhouse, Geissler, 1998)
Pelayanan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama untuk memungkinkan setiap
penduduk mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif yang dilakukan sesuai
wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan. (Gaffar, 1999)
Perawat perlu menggunakan langkah-langkah dalam melakukan proses
perawatan. Langkah-langkah proses perawatan tersebut meliputi pengumpulan data,
pengidentifikasian masalah atau kebutuhan, penetapan tujuan, pengidentifikasian hasil
dan pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil serta tujuan yang
diharapkan, dengan menentukan keberhasilan penyelesaian masalah. Pada elemen-
elemen tersebut saling berhubungan, kesemuanya membentuk siklus yang kontinyu
tentang pemikiran dan tindakan melalui kontak dengan pasien dengan sistem perawatan
kesehatan (Doengoes, Moorhouse,Geissler, 1998). Hal ini merupakan inti kegiatan
praktek keperawatan dalam asuhan yang diberikan perawat kepada klien yang sehat
maupun yang sakit.
Sistem informasi adalah sekumpulan fungsi yang bekerja secara bersamasama
didalam mengelola, mengumpulkan, menyimpan, memproses, serta melakukan
pendistribusian informasi. Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer maka
mempunyai kesan bahwa seluruh sistem terkomputerisasi dianggap sebagai sistem
informasi, dan sebaliknya bahwa sistem informasi harus selalu berbasis pada sistem
pengolahan data berbantuan komputer. Namun bertolak dari pengertian tersebut,
beberapa ahli berpendapat bahwa sistem informasi tidak harus selalu dikaitkan dengan
pengolahan data berdasarkan komputer. Hal ini didukung oleh Simkin Mark G yang
mendefinisikan sistem informasi sebagai sekumpulan elemen yang bekerja secara
bersama-sama baik secara manual ataupun berbasis komputer dalam melaksanakan
pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk
menghasilkan informasi.
Sejak ditetapkannya Indonesia Sehat 2010 sebagai visi Kesehatan, maka
Indonesia telah menetapkan pembaharuan kebijakan dalam pembangunan kesehatan,
yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya adalah menekankan pentingnya kesehatan
sebagai hak asasi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatan sebagai
titik sentral pembangunan nasional (Budiharto,dkk , 2006). Sehubungan dengan hal ini
maka perlu dikembangkan sistem informasi kesehatan nasional dan kesehatan daerah
yang terpadu yang mampu menghasilkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan
lengkap, sehingga mampu menjadi bagian utama dari pengambilan keputusan,
khususnya bagi institusi pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit dan puskesmas.
GCS App (Glaslow Coma Scale) merupakan salah satu pengembangan sistem
informasi kesehatan yang mana bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran
seseorang yang dalam penggunaannya melalui aplikasi secara akurat. Pelayanan
kesehatan yang bervisi maju serta mengedepankan kenyamanan dan keamanan,
dilakukan pengembangan “Aplikasi Pelayanan Kesehatan” dengan berbasis pada GCS
App. Studi yang dilakukan kali ini merupakan upaya untuk mengembangkan
pendayagunaan salah satu aplikasi teknologi informasi ke dalam sistem pelayanan
kesehatan yang ada di Indonesia. Sistem Aplikasi yang dikembangkan ini diproyeksikan
untuk mendayagunakan penggunaan GCS App dalam manajemen sumber daya di
sebuah unit pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit atau Klinik, khususnya di IGD,
baik yang berdiri sendiri atau yang berada di dalam suatu institusi, serta untuk
memberikan pelayanan yang lebih cepat, tepat dan berfungsi tinggi, yang membuat
suasana suatu unit pelayanan kesehatan lebih maju dan terkontrol dalam sistem
informasi yang memadai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian
ini: “Bagaimanakah penggunaan aplikasi GCS App dalam dunia keperawatan?”
C. Tujuan
Perawat mampu menggunakan GCS App dalam kegiatannya sebagai perawat di
rumah sakit/klinik.
D. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat maupun memberi
sumbangan bagi pihak-pihak terkait, yang meliputi:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan manajemen keperawatan dan dapat dijadikan sebagai referensi
ilmiah bagi peneliti selanjutnya.
2. Bagi instansi yang terkait (rumah sakit/klinik)
Dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam pengembangan dan pemberian
solusi serta memberikan masukan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
3. Bagi profesi keperawatan
Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi sehingga dapat menciptakan suatu
kinerja perawat yang berkualitas.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
berkaitan dengan proses keperawatan serta dapat menambah pengalaman dan
sebagai modal awal bagi peneliti untuk melakukan riset-riset keperawatan
berikutnya.
5. Bagi pasien
Pasien yang dirawat di rumah sakit mendapatkan pelayanan secara optimal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. GCS (Glaslow Coma Scale)


Glasgow Coma Scale adalah skala pengukuran objektif terhadap sistem
neurologis (perubahan status mental) dengan menggunakan angka untuk mencatat
urutan data pengkajian yang dikumpulkan. Pada pemeriksaan Glasgow Coma Scale
(GCS) digunakan untuk mengevaluasi status neurologik seperti respon mata (E), respon
verbal (V) dan respon motorik (M) (Muttaqin, 2008 ).
Menurut Junaidi (2011) pemeriksaan pemeriksaan Glasgow Coma Scale (GCS)
meliputi respon mata (E), respon verbal (V) dan respon motorik (M).
1. Eye (respon membuka mata):
(4) : spontan
(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata)
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan
kuku jari)
(1) : tidak ada respon
2. Verbal (respon verbal):
(5) : orientasi baik
(4) : bingung, berbicara mengacau (sering bertanya berulang-ulang)
disorientasi tempat dan waktu
(3) : kata-kata yang tak berhubungan (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata
masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh..., bapak...”)
(2) : suara tak dapat dimengerti (mengerang)
(1) : tidak ada respon
3. Motor (respon motorik):
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi
rangsang nyeri)
(4) : menarik (menghindar atau menarik extremitas atau tubuh menjauhi
stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada &
kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh,
dengan jari mengepal dan kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
(1) : tidak ada respon

Penilaian Glasgow Coma Scale(GCS):


1. GCS 14-15 : Compos Mentis (kesadaran baik atau normal)
2. GCS 12-13 : Apatis
3. GCS 10-11 : Delirium
4. GCS 7-9 : Somnolen (agak menurun)
5. GCS 5-6 : Sopor ( seperti mengantuk)
6. GCS 3-4 : Koma (tidak sadar)

B. Tingkat Kesadaran
Kesadaran menpunyai arti luas. Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan
yang mencerminkan pengintegrasian implus eferen dan aferen. Keseluruhan impuls
aferen dapat disebut input susunan saraf pusat dan keseluruhan dari impuls aferen dapat
disebut output susunan saraf (Muttaqin, 2008).
Alimul (2008) menyatakan bahwa penilaian status kesadaran ada dua yaitu
penilaian kulitatif dan kuantitatif. Penilaian secara kualitatif antara lain Compos Mentis,
Apartis, Somenolen, Sopor, Koma. Compos Mentis pasien mengalami kesadaran penuh
dengan memberikan respons yang cukup terhadap stimulasi yang diberikan, Apartis
pasien mengalami acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, Somenolen pasien
meliliki kesadaran yang lebih rendah, ditandai denagn pasien tampak mengantuk, selalu
ingin tidur dan tidak responsif terhadap rangsangan yang ringan, tetapi masih
memberikan respons pada rangsangan yang kuat, Sopor pasien tidak memberikan
respons ringan maupun sedang, tetapi masih memberikan respons sedikit pada
rangsangan yang kuat dengan adanya refleks pupil terhadap cahaya yang yang masih
positif, Koma pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulasi atau rangsangan apapun
sehingga refleks pupil terhadap cahaya tidak ada.
Penilaian kesadaran secara kuantitatif dapat diukur dengan menggunakan skala
Glasgow Coma Scale (GCS) dapat memberikan jalan pintas yang sangat berguna. Skala
tersebut memungkinkan pemeriksa membuat peringkat tiga respon utama klien terhadap
lingkungan seperti respons mata, verbal dan motorik.
C. Langkah-langkah Pembuatan Aplikasi
1. Kunjungi laman https://appinventor.mit.edu/
2. Klik Creates Apps

3. Log in menggunakan akun email


4. Klik start new project, beri nama/judul project

5. Desain aplikasi sesuai keinginan dan kebutuhan anda


6. Setelah desain siap, tekan blocks untuk membuat rumus dari program yang
dibuat

7. Setelah desain dan block selesai dibuat, donwload aplikasi A12 Companion
di play store
8. Lalu pilih Al Companion, lalu akan muncul barcode

9. Hubungkan halaman web dengan aplikasi dengan cara menscan bercode, lalu
akan timbul tampilan seperti ini
10. Aplikasi dapat digunakan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada saat ini, dengan adanya globalisasi segala aspek kehidupan tidak dapat
terlepas dari yang namanya teknologi, apalagi dengan perkembangan internet yang
semakin cepat memudahkannya informasi menyebar ke seluruh penjuru dunia. Oleh
karena itu penting bagi seorang pelayan kesehatan dan rumah sakit untuk dapat
memanfaaatkan perkembangan teknologi sebaik baiknya dengan pekerjaan yang
dimilikinya.
Perawat harus mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan cermat.
Untuk mendukung hal ini kita dapat memanfaatkan kecanggihan dari teknologi
informasi. Salah satunya yaitu dengan menggunakan aplikasi yang dapat menghitung
tingkat kesadaran klien sehingga memudahkan kerja perawat serta meningkatkan
efektivitas dalam bekerja

B. Saran
Hendaknya dalam memberikan pelayanan kesehatan kedepannya dapat
memanfaatkan sistem informasi yang ada. Diharapkan desain pembuatan aplikasi ini
dapat bermanfaat dan digunakan oleh rumah sakit dengan sebaik-baiknya serta perawat
mampu menggunakan GCS App dalam kegiatannya sebagai perawat di rumah
sakit/klinik.

Anda mungkin juga menyukai