Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FITOTERAPI

JAHE SEBAGAI OBAT ANTI KANKER

Disusun Oleh :

1. Meyli Nur Indah S. (F220165041)

3B FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah “JAHE SEBAGAI OBAT ANTI
KANKER” Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah
FITOTERAPI.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun tidak terlalu banyak mengalami
kesulitan, karena dengan berbagai referensi yang didapatkan oleh penyusun, tidak
meminimkan pengetahuan penyusun dalam menyelesaikan makalah. Selain itu
penyusun pun mendapatkan berbagai bimbingan dari beberapa pihak yang pada
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan kali ini penyusun tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan
terimakasih kepada dosen Mata Kuliah Swamedikasi yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini dengan baik.
Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini melainkan
Allah SWT, Saya menyadari makalah yang saya buat belum dapat dikatakan baik,
masih banyak kesalahan dan kekurangan, Oleh karna itu kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan makalah ini sangat
diharapkan.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
bermanfaat bagi penulis maupun pada pembaca. Amin.

Kudus 26 mei 2019

Penyusun
Meyli nur indah sari
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sampai detik ini penyakit kanker menjadi ancaman kehidupan manusia di dunia,
sedangkan obat spesifik untuk menghentikan perkembangan sel kanker belum juga
ditemukan. Penyakit kanker merupakan penyakit ke-2 terbesar di dunia setelah penyakit
jantung yang menyebabkan kematian, sedangkan di Indonesia pada urutan ke-6. Kanker
termasuk penyakit yang sangat ditakuti karena sulit disembuhkan, bahkan tidak jarang
menyebabkan kematian. Secara sederhana, kanker berarti pertumbuhan sel-sel tubuh yang
tidak terkendali atau abnormal. Hingga kini penyebab pertumbuhan sel tubuh yang
abnormal itu tidak diketahui secara pasti. Jika menyerang suatu organ tubuh, sel kanker
akan berkembang biak dan merusak sel-sel tubuh yang normal dengan sangat cepat.
Pada saat ini, pengembangan obat-obat anti kanker yang berasal dari bahan alami
sudah digalakkan, mengingat sumber bahan obat-obatan tersebut banyak tersebar di
Indonesia (Kintoko, 2006). Selain itu, melonjaknya harga obat sintetis dan efek
sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaaan obat tradisional oleh
masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar (Nuraeni,1990).
Sebagai salah satu penghasil jahe terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang yang
sangat besar untuk mengembangkan produk turunan dari rimpang jahe ini. Jahe
mengandung oleoresin yang banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi dan makanan.
Oleoresin jahe berisi campuran-campuran phenolic aktif seperti gingerol, paradol dan
shogaol yang mempunyai antioksidan, anti-kanker, anti intlamasi, anti-angiogenesis dan
anti-artherosclerotic. (Shukla, 2007).

B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan potensi
tanaman jahe sebagai anti-kanker yang unggul dalam mencegah dan menghambat
pertumbuhan sel kanker.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KANKER
Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang
tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
maupun dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak
terkendali tersebut disebabkan oleh kerusakan DNA dan menyebabkan mutasi di gen
vital yang mengontrol pembelahan sel pada jaringan dan organ (Lodish et al., 2000)
Sel kanker timbul dari sel tubuh yang normal, tetapi mengalami transformasi
atau perubahan menjadi ganas oleh bahan-bahan yang bersifat karsinogen (agen
penyebab kanker) ataupun karena mutasi spontan. Transformasi sejumlah gen menjadi
gen mutan disebut neoplasma atau tumor. Neoplasma merupakan jaringan abnormal
yang terbentuk akibat aktivitas proliferasi yang tidak terkontrol (neoplasia). Sel
neoplasma mengalami perubahan morfologi, fungsi, dan siklus pertumbuhan, yang pada
akhirnya menimbulkan disintegrasi dan hilangnya komunikasi antarsel (Lodish et al.,
2000).
Sel kanker memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan sel normal
dalam tubuh. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :
1. Sel kanker tidak mengenal program kematian sel yang dikenal dengan nama
apoptosis. Protein p53 mampu mencegah replikasi dari DNA yang rusak pada sel
normal dan mendorong penghancuran sendiri dari sel yang mengandung DNA yang
tidak normal. Peristiwa ini disebut apoptosis. Apoptosis sangat dibutuhkan untuk
mengatur berapa jumlah sel yang dibutuhkan dalam tubuh,yang mana semuanya
fungsional dan menempati tempat yang tepat dengan umur tertentu. Bila telah
melewati masa hidupnya, sel-sel normal (nonkanker) akan mati dengan sendirinya
tanpa ada efek peradangan (inflamasi), namun sel kanker berbeda dengan
karakteristik tersebut. Dia akan terus hidup meski seharusnya mati (immortal).
Mutasi dari gen p53 menyebabkan proliferasi dan transformasi sel menjadi
kehilangan kendali (Sofyan, 2000).
2. Sel kanker tidak mengenal komunikasi ekstraseluler atau asosial. Komunikasi
ekstraseluler diperlukan untuk menjalin koordinasi antar sel sehingga mereka dapat
saling menunjang fungsi masing-masing. Dengan sifatnya yang asosial, sel kanker
bertindak semaunya sendiri tanpa peduli apa yang dibutuhkan oleh lingkungannya.
Sel kanker dapat memproduksi growth factor sendiri sehingga tidak bergantung
pada rangsangan sinyal pertumbuhan dari luar untuk melakukan proliferasi. Dengan
demikian sel kanker dapat tumbuh menjadi tak terkendali (Hanahan and Weinberg,
2000).
3. Sel kanker mampu menyerang jaringan lain (invasif), merusak jaringan tersebut dan
tumbuh subur di atas jaringan lain membentuk anak sebar (metastasis). Semakin
besar jangkauan metastasis tumor, kanker semakin sulit disembuhkan (Albert et al.,
1994). Kanker pada stadium metastasis inilah yang merupakan penyebab 90%
kematian penderita kanker (Hanahan dan Weinberg, 2000).
4. Untuk mencukupi kebutuhan pangan dirinya sendiri, sel kanker mampu membentuk
pembuluh darah baru (neoangiogenesis) yang dapat mengganggu kestabilan jaringan
tempat ia tumbuh (Hanahan dan Weinberg, 2000).
5. Sel kanker memiliki kemampuan yang tak terbatas dalam memperbanyak dirinya
sendiri (proliferasi), meski seharusnya ia sudah tak dibutuhkan dan jumlahnya sudah
melebihi kebutuhan yang seharusnya. Dengan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan sinyal pertumbuhan dan kemampuan menghindar dari mekanisme
apoptosis, sel kanker memiliki kemampuan tak terbatas untuk bereplikasi (Hanahan
dan Weinberg, 2000).
Agen penyebab kanker disebut karsinogen. Penyebab tunggal untuk terjadinya
kanker hingga saat ini belum diketahui. Namun demikian, berdasarkan laporan
berbagai penelitian dapat diketahui bahwa karsinogen digolongkan ke dalam 4
golongan yaitu :
a. Bahan kimia, karsinogen bahan kimia melalui metabolisme membentuk gugus
elektrofilik yang kurang muatan elektron, sebagai hasil antara, yang kemudian
dapat berikatan dengan pusat-pusat nukleofilik pada protein, RNA dan DNA.
b. Virus, contohnya adalah pada golongan virus DNA seperti virus hepatitis B
yang menyebabkan kanker hati.
c. Radiasi, terutama radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang 290-370 nm
berkaitan dengan terjadinya kanker kulit.
d. Agen biologis, antara lain hormon estrogen yang membantu pembentukan
kanker payudara dan kanker rahim.
2. TANAMAN JAHE
a. Gambar tanaman

Nama:
Lokal : Haliaputèh (Aceh)
Latin : Zingiber officinale
b. Deskripsi
Akar bulat, ramping, berserat, putih sampai cokelat terang. Tinggi 30 cm sampai
dengan 1 m, tegak, tidak bercabang, tersusun atas lembaran pelepah daun,
berbentuk bulat, hijau pucat dan pangkal batang kemerahan. Bunga majemuk
berupa malai muncul di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur
yang sempit, sangat tajam. Membentuk rimpang yang ukurannya tergantung
pada jenisnya. Bentuk rimpang pada umumnya gemuk agak pipih dan tampak
berbuku-buku. Rimpang berkulit agak tebal yang membungkus daging rimpang,
kulitnya mudah dikelupas (Steenis, 1981).
c. Klasifikasi:
Kingdom:Plantae
Subkingdom:Tracheobionta
SuperDivisi:Spermatophyta
Divisi:Magnoliophyta(Tumbuhanberbunga)
Kelas:Liliopsida
SubKelas:Commelinidae
Ordo:Zingiberales
Famili:Zingiberaceae
Genus:Zingiber
Spesies: Zingiber officinale (Anonimus, 2012)
d. KandunganKimia
Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak
menguap (non volatile oil) dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak
atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak tak
menguap yang biasa disebut oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas
dan pahit. (Mulyono, 2002).
Komponen utama dari jahe segar adalah senyawa homolog fenolik keton yang
dikenal sebagai gingerol. Gingerol sangat tidak stabil dengan adanya panas dan
pada suhu tinggi akan berubah menjadi shogaol. Shogaol lebih pedas
dibandingkan gingerol, merupakan komponen utama jahe kering. Dalam jahe
segar telah teridentifikasi 63 senyawa, dimana 31 senyawa pernah dilaporkan
dan 20 senyawa baru. Senyawa yang teridentifikasi antara lain gingerol
([4],[6],[8] dan [10]-gingerol), shogaol ([4],[6],[8]) (Gambar 1); [10]-shogaol,
[3]-dihidroshogaol, paradol ([6], [7], [8], [9], [10], [11] dan [13] dihidroparadol,
turunan asetil gingerol, gingerdiol, mono dan turunan di-asetil gingerdiol, 1-
dehidrogingerdion, diarilheptanoid, dan turunan metil eter. Demikian juga
dengan senyawa metil [4]-gingerol dan metil [8]- gingerol, metil [4]-, metil [6]-
dan metil [8]-shogaol, 5-deoksigingerols dan metil [6]-paradol. Dalam jahe
kering teridentifikasi sebanyak 115 senyawa. Senyawa [6]-, [8]-, [10]- dan [12]-
gingerdione juga teridentifikasi. (Hernani dan Winarti)
e. Efek Farmakologi
Efek farmakologi pengobatan jahe adalah:
1. Gangguan pencernaan.
Gejala gastrointestinal seperti mulas dan bersendawa adalah efek samping
yang paling umum dari minuman jahe. Menelan jahe segar tanpa mengunyah pun
dapat menyebabkan penyumbatan usus.Pasien dengan penyakit inflamasi usus,
obstruksi usus atau ulkus harus membatasi penggunaan minuman jahe dan
menghindari jahe segar sama sekali. Efek samping lain yang mungkin termasuk
mulut terbakar, kembung, gas, bersendawa dan gangguan pencernaan.

2. Risiko Perdarahan.
Jahe dapat menghambat enzim COX-1 dan COX-2 sehingga dapat menyebabkan
perdarahan gastrointestinal. COX-1 sangat banyak berada di lapisan lambung
dan berfungsi sebagai agen perlindungan terhadap perdarahan.

3.JanganKonsumsiJahebersamaObat-Obatan/HerbalLain
Jahe bisa bereaksi berbahaya dengan herbal lain dan obat-obatan. Tentunya hal
ini mempengaruhi kondisi kesehatan, seperti penyakit kandung empedu atau
diabetes.Makanya, jahe tidak boleh dikonsumsi bersama dengan pengencer darah,
beta blocker, penekan kekebalan tubuh dan obat yang menyebabkan kantuk.
Herbal gingko biloba, bawang putih dan saw palmetto juga dapat
berkontraindikasi jika digunakan bersama jahe, karena bahan tersebut dapat
peningkatan risiko pendarahan.

f. Dosis

Dianjurkan untuk mengkonsumsi jahe, namun tidak dianjurkan melebihi takaran


4 gram per harinya. Sementara itu, wanita hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsinya dengan takaran tidak lebih dari 1 gram setiap hari.

g. Kontraindikasi

jahe berinteraksi dengan obat-obatan tertentu termasuk antikoagulan, barbiturat,


beta-blocker, obat insulin atau terapi anti-platelet. Layanan medis dari National
Institutes on Health mengungkapkan bahwa jahe juga mengganggu efek dari
beberapa obat lain termasuk antasida karena merangsang produksi asam di
lambung Orang yang memakai obat untuk jantung, antihistamin,

h. Toksisitas

Toksisitas akan terjadi apabila mengkonsumsi jahe melebihi dosisnya yaitu 4


gram perhari
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Kanker terjadi karena pertumbuhan sel-sel tubuh yang tidak terkendali atau
abnormal. Pertumbuhan sel kanker ini mampu menyerang dan merusak jaringan lain
membentuk anak sebar (metastatis). Hal inilah yang menyebabkan 90% penderita
kanker meninggal dan menjadikannya penyebab kematian terbanyak ke-2 di dunia.
Oleh karena itu perlu di cari obat yang dapat menyembuhkan dan mencegah terjadinya
penyakit ini. Ekstrak jahe memiliki mampu mencegah aktivasi NFκB sehingga terjadi
penurunan produktivitas NFκB dan TNF-α yang mengakibatkan pertumbuhan sel
kanker dapat di tekan dan dicegah. Dengan demikian, ekstrak jahe
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal BB, Shishodia S. 2006. Molecular targets of dietary for prevention and
therapy of cancer. Biochem Pharmacol.71:1397-21.
Hanahan, D. and Weinberg, R.A. 2000. The Hallmark of Cancer. Cell. 100: 57-70.
Kikuzaki, H. and N. Nakatani. 1993. Antioxidant effects of some ginger constituents.
J. Food Science. 58: 1.407−1.410.
Kintoko. 2006. Prospek Pengembangan Tanaman Obat. Yogyakarta : Fakultas
Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.
Lin A, Karin M. 2003. NF-kappaB in cancer: a marked target. Semin Cancer
Biol.13:107-14.
Lodish, H., Berk, A., Matsudaira, p., Kaiser, C.A., Krieger, M., Scott, M.P.,
Zipursky, S.L., Darnell, J. 2004. Molecular Cell Biology, 5th ed. WH Freeman. New
York.
Matondang, I. 2005. Zingiber officinale L. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tumbuhan Obat UNAS.
Nafrialdi, S. Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi ke-5. Gaya Baru. Jakarta.
Philip M, Rowley DA, Schreiber H. 2004. Inflammation as a tumor promoter in
cancer induction. Semin Cancer Biol.14:433-9.
Ravindran, P.N., Babu, K. N. 2005. Ginger The Genus Zingiber. CRC Press. New
York.
Sazalina. 2005. Optimisation Of Operating Parameters For The Removal Of Ethanol
From Zingiber Officinale Roscoe (Ginger) Oleoresin Using Short-Path Distillation.
Master Thesis. Faculty of Chemical and Natural Resources Engineering. Universiti
Teknologi Malaysia.
Shafina, Makpol S, Aini N, Das S, Zurinah W, Anum Y. 2008. Ginger extract
(Zingiber officinale) has anti-cancer and anti-inflammatory effects on
ethionineinduced hepatoma rats. Clinics. 63(6):807-13.
Shukla, Y, Singh, M. 2007. Cancer preventive properties of ginger : a brief review. J

Anda mungkin juga menyukai