FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Disusun Oleh :
ALIF BASOR AMINUDIN L
201610330311153
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
A. RANGKUMAN MATERI KESEIMBANGAN
Keseimbangan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan suatu benda
agar tetap pada garis gravitasi (garis vertical dengan garis massa) dengan postur
bergoyang minimal. Artinya keseimbangan adalah kemampuan tubuh dalam
menjaga posisi anggota tubuh untuk tidak jatuh baik dalam keadaan diam maupun
saat sedang bergerak.
Kemampuan ini tentunya ditunjang dengan berbagai organ tubuh yang
berperan dalam sistem keseimbangan yang berperan dalam menjaga kese-
imbangan tubuh. Ada beberapa sistem yang bekerja dalam menjaga keseimbangan
tubuh, antara lain:
1. Sistem Visual : Berperan dalam
menjaga posisi kepala dan posisi tubuh
terhadap tanah.
2. Sistem Vestibuler : Sistem vestibular
berperan dalam keseimbangan rotasi dan
posisi kepala terhadap tubuh
3. Sistem Somatosensorik : terdiri atas peranan
2 reseptor yaitu propioseptif yang berperan
dalam respon rasa posisi dan getaran otot, dan
eksteroseptif yang berperan dalam menangkap
rasa raba, nyeri dan suhu.
Ketiga sistem tersebut saling bekerjasama dalam menyusun sistem
keseimbangan (Gribble, 2004).
a. Sistem Visual
Sistem visual memanfaatkan kemampuan sensorik khusus penglihatan yang
ditangkap di retina organ mata, dan di transduksikan oleh N. Opticus (N.II)
menuju pusat penglihatan di otak, tepatnya di Lobus Oksipital area 17,18, dan 19.
Di Lobus 17 dan 18, terjadi mekanisme pemahaman impuls syaraf yang ditrans-
duksikan oleh N.II.
Selanjutnya sistem visual akan diasosiasikan bersama dengan sistem
vestibular menuju ke serebelum melalui jaras serebropontine sehingga terbentuk
reflek vestibule-okular reflek.
Anatomi Mata dan N. Opticus (N.II) (Baret et al., 2012).
b. Sistem Vestibular
Sistem Vestibular berperan penting dalam mekanisme keseimbangan rotasi,
dan keseimbangan dinamis. Dalam sistem vestibular organ yang paling berperan
adalah apparatus vestibular. Apparatus vestibular terdiri atas 3 saluran kanalis
semisirkularis dan organ otolit yang terdiri atas sacculus dan utriculus.
Mekanisme kerja Tip Link reseptor rambut sistem Vestibular (Baret et al., 2004)
Jika kepala diputar dalam kecepatan dan arah yang konstan maka seiring
berjalannya waktu cairan endolimfe akan menselaraskan gerakannya dengan
kepala sehingga kupula akan kembali ke posisi normal meskipun kepala dalam
keadaan rotasi dan rambut-rambut berada pada keadaan tidak menekuk.
Sedangkan bila gerakan rotasi kepala diperlambat atau dihentikan kupula rambut
secara transien akan melengkung ke arah putaran sebelumnya, yaitu berlawanan
dengan arah lengkungan sewaktu akselerasi.
Organ otolit memberi informasi tentang posisi kepala relatif terhadap
gravitasi (yaitu kepala miring statik) dan juga mendeteksi perubahan kecepatan
gerak lurus. Organ otolit yaitu utrikulus berorientasi vertikal dan sakulus
berorientasi horizontal. Rambut utrikulus bergerak oleh setiap perubahan pada
gerakan linear horizontal (begerak lurus ke depan, ke belakang atau ke samping).
Sedangkan rambut sakulus berespon secara selektif terhadap gerakan miring
kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bagun dari tempat tidur) dan terhadap
akselerasi dan deselerasi linear vertikal (meloncat naik-turun/naik tangga
berjalan).
Sinyal dari segala komponen aparatus vestibularis dibawa melalui nervus
vestibulokoklearis ke nukleus vestibularis dan ke serebelum. Serebelum dan
nuleus vestibularis tidak hanya menerima input dari vestibular, namun juga dari
bagian visual dan somatik (kulit, otot dan sendi). Setelah dari nukleus vestibularis,
impuls dikirimkan pada salah satu dari dua daerah output yaitu pengatur gerakan
mata atau pengontrol otot skeletal di leher.
c. Sistem somatosensorik
Sistem somatosensorik yang berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh
antara lain adalah reseptor propriosetif dan reseptor eksteroseptif. Kedua jaras
tersebut dibawa oleh 2 jaras yang berbeda, yaitu Jaras Spinothalamikus (untuk
sensasi eksteroseptif) dan funikulus dorsalis (untuk sensasi propioseptif). Sensasi
eksteroseptif meliputi rasa raba nyeri dan suhu, bersamaan dengan sensasi
propioseptif (getar, gerak, tekanan, dan posisi) keduanya berperan dalam
membantu sistem okuler dan sistem vestibular untuk dapat menunjang
kemampuan keseimbangan tubuh yang memiliki pusat koordinasi di serebelum.
C. EVALUASI
3.1. Evaluasi Diri
Selama menjalankan praktikum faal saya tidak terlalu menemukan
kesulitan dalam menjalaninya. Hanya saja saya mendapat sedikit miss saat
menerima informasi mengenai materi yang akan diujikan di praktikum terakhir
ini. Saya menerima informasi bahwa yang akan diujikan akan sesuai dengan
modul yang diberikan. Namun saat tes dilaksanakan, hal yang justru terjadi
adalah materi yang diujikan diambil dari perkuliahan yang dilangsungkan.