Anda di halaman 1dari 14

“Psikososial Konsep Spiritual”

DOSEN PENGAMPU :

Muhammad Anwari, Ns.M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER

2019/2020
Nama Kelompok :

1. Nur Intan Lestia NPM : 1814201110049


2. Rahma Rasyidah NPM : 1814201110053
3. Raihan Pramesti Luhur NPM : 1814201110056
4. Resty Silvia Maylani NPM : 1814201110060
5. Riska Rahma Safitri NPM : 1814201110064
6. Sri Amali Normelinda NPM : 1814201110071
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………..…………………………….hal 1


A. Latar belakang …………………………………………………..….…………………….hal 1
B. Rumusan masalah ……………………………………………..………………………..hal 1
C. Tuajuan masalah …………………………………………..…………………………….hal 1
BAB II : PEMBAHASAN ………………………………………..……………………………………….hal 2
1. Pengertian konsep kesehatan spiritual ………………………………………..hal 2
2. Pengertian agama dan hubungannya dengan sehat dan sakit ……..hal 2
3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual …………………………hal 3
4. Support keagamaan …………………………………………………………………….hal 4
BAB III : PENUTUP …………………………………………………………………………………….....hal 6
A. Kesimpulan ………………………………………………..……………………………….hal 6
B. Saran ……………………………………..…………………………………………………...hal 6
DAFTAR PUSTAKA ………………………….…………..…………………………………………………..hal 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit, semangat untuk mendapatkan keyakinan,
harapan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan suatu kecenderungan untuk membuat makna
hidup melalui hubungan intrapersonal, interpersonal dan transpersonal dalam mengatasi berbagai
masalah kehidupan. Manusia adalah mahluk Tuhan yang paling sempurna. Tidak hanya terdiri dari
seonggok daging dan tulang, tetapi terdiri dari komponen menyeluruh biologis, psikologis, sosial,
spiritual dan kultural. Tuntutan keadaan, perkembangan, persaingan dalam berbagai aspek
kehidupan dapat menyebabkan kekecewaan, keputusasaan, ketidak berdayaan pada manusia baik
yang sehat maupun sakit. Selama dalam kondisi sehat wal-afiat, dimana setiap komponen biologis,
psikologis, sosial, kultural dan spiritual dapat berfungsi dengan baik, sering manusia menjadi lupa,
seolah hidup memang seharusnya seperti itu. Tetapi ketika salah satu fungsi komponen tubuh
terganggu, maka tejadilah stresor, menuntut setiap orang mampu beradaptasi, pulih kembali
dengan berbagai upaya, sehingga kehidupan dapat berlanjut dengan baik. Ketika gangguan itu
sampai menghentikan salah satu fungsi dan upaya mencari pemulihan tidak membuahkan hasil,
disitulah seseorang akan mencari kekuatan lain diluar dirinya, yaitu kekuatan spiritual. Perawat
sebagai tenaga kesehatan yang paling lama berada disamping klien, tugas utamanya adalah
mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Memberikan bantuan
asuhan keperawatan mulai dari tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler, untuk
memenuhi kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya. Idealnya, seluruh komponen
kebutuhan dasar manusia menjadi fokus kajian utama dalam menentukan ruang lingkup pekerjaan
profesi (Yusuf, 2015).
Hasil analisis situasi menunjukan, asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan spiritual
belum diberikan oleh perawat secara optimal. Hasil survey Kementerian Kesehatan terhadap
Rumah Sakit di Indonesia tahun 2014 (Puskom Depkes) diketahui sekitar 54 – 74 % perawat
melaksanakan instruksi medis, 26 % perawat melaksanakan pekerjaan administrasi rumah sakit,
20 % melaksanakan praktik keperawatan yang belum dikelola dengan baik, dan 68 % tugas
keperawatan dasar yang seharusnya dikerjakan perawat dilakukan oleh keluarga pasien. Keadaan
ini memacu seluruh pilar kehidupan profesi keperawatan untuk bahu-membahu, secara bersama
membangun kembali profesi keperawatan sesuai kaedah profesi. Berbagai pilar itu terdiri dari
institusi pendidikan, pelayanan, dan organisasi profesi. Institusi pendidikan difokuskan pada
penataan struktur kurikulum sesuai kompetensi pada level program pendidikan dan
penyelenggaraan proses pembelajaran untuk menyiapkan lulusan yang handal. Intitusi pelayanan
keperawatan (rumah sakit atau puskesmas) difokuskan pada pengembangan sistem penugasan
keperawatan, fasilitasi jenjang karier keperawatan, dan menjadi sarana proses sosialisasi profesi
bagi para peserta didik melalui pembelajaran klinik. Organisasi profesi bertugas menetapkan,
mengembangkan standar profesi keperawatan dan mengevaluasi untuk menjamin agar setiap
perawat bekerja sesuai standar profesi. Berdasar latar belakang inilah penulis ingin menyajikan
lebih banyak tentang pemenuhan kebutuhan spiritual klien berdasarkan berbagai penelitian yang
telah dilakukan. Spiritualitas adalah suatu keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha
Kuasa, Maha Pencipta (Hamid, 1999). Keyakinan spiritual akan berupaya mempertahankan
keharmonisan, keselarasan dengan dunia luar. Berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan ketika sedang menghadapi penyakit fisik, stres emosional, keterasingan sosial, bahkan
ketakutan menghadapi ancaman kematian. Semua ini merupakan kekutan yang timbul diluar
kekuatan manusia. Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi
tingkat kesehatan dan perilaku perawatan diri klien. Kesadaran akan konsep ini melahirkan
keyakinan dalam keperawatan bahwa pemberian asuhan keperawatan hendaknya bersifat holistik,
tidak saja memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memenuhi psikologis, sosial, kultural dan
spiritual klien. Beberapa indikator terpenuhi kebutuhan spiritualnya seseorang adalah apabila ia
mampu:
1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaan kehidupan di dunia.
2. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan.
3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih yang
tinggi.
4 Membina integritas personal dan merasa diri berharga.
5. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan.
6. Mengembangkan hubungan antar manusia dengan positif.
Indikator terpenuhi kebutuhan spiritual yang lain adalah adanya rasa keharmonisan, saling
kedekatan antara diri sendiri, orang lain, alam dan hubungan dengan yang Maha Kuasa. Spiritual
Islam memberikan gambaran terpenuhinya kebutuhan spiritual apabila seseorang mampu
mengembangkan rasa syukur, sabar dan ihlas. Spiritualitas bukan agama, tetapi agama dapat
merupakan salah satu jalan untuk mencapai spiritualitas. Karena keterbatan pengetahuan dan
kemampuan penulis, maka pembahasan spiritualitas dalam buku ini, dibahas dengan pendekatan
spirtualitas Islam. Meskipun demikian, penulis yakin tidak akan menguranggi rasa hormat
terhadap kepercayaan agama yang lain, karena menurut Gus Dur (mantan Presiden RI)
mengatakan “Semua agama mengajarkan kebaikan dan kebenarannya sesuai keyakinan. Peran
agama sesungguhnya adalah membuat orang sadar akan fakta bahwa dirinya adalah merupakan
bagian dari ummat manusia dan alam semesta”. Spiritual bersifat universial, tetapi ritual
keagamaan bersifat individual.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian konsep kesehatan spiritual ?
2. Apa pengertian agama dan hubungannya dengan sehat dan sakit ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual ?
4. Apa itu support keagamaan.

C. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan mengenai konsep kesehatan spiritual.
2. Untuk mengetahui pengertian agama dan hubungannya dengan sehat dan sakit.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual.
4. Untuk menambah pengetahuan mengenai support keagamaan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Konsep Kesehatan Spiritual


Spirituality atau spiritual berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau
udara, spirit memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal
apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang
(Dombeck,1995). Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et
al, 1989). Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini
dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri
tentang hidup. Spiritual menghubungkan antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri),
interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan
antara diri sendiri dengan tuhan/kekuatan gaib). Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam
hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber
energi serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari
nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila
pemahamannya dibatasi.
Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang
mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri. Kesehatan spiritual
berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan
dimensi lain (fisiologis, psikologis, sosiologis,
kultural). Peran perawat adalah bagaimana perawat mampu mendorong klien untuk
meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien mampu menghadapi,
menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri
individu tersebut.
Menurut Burkhardt, ada empat aspek spiritual yang sangat penting dalam hidup manusia
yang tampak dalam fenomena, sikap, dan perilaku, yaitu :
a. Menghadapi sesuatu yang tidak diketahui atau tidak pasti dalam kehidupan,
b. Pencarian makna dan tujuan hidup,
c. Menyadari dan mampu menarik sumber dan kekuatan dari dalam diri sendiri, dan
d. Memiliki perasaan keterkaitan dengan diri dan Tuhan.

2. Pengertian Agama dan Hubungannya dengan Sehat dan Sakit


Agama merupakan suatu system ibadah yang terorganisir atau teratur. Agama
mempunyai keyakinan sentral, ritual, dan praktik yang biasanya berhubungan dengan
kehilangan,kematian dan berduka,perkawinan dan keselamatan/penyelamatan (salvation).
Agama mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari yang
memberikan kepuasan bagi yang menjalankannya. Perkembangan keagamaan individu
merujuk pada penerimaan keyakinan, nilai, aturan dan ritual tertentu
Agama merupakan petunjuk perilaku karena di dalam agama terdapat ajaran baik dan
larangan yang dapat berdampak pada kehidupan dan kesehatan seseorang, contohnya
minuman beralkohol sesuatu yang dilarang agama dan akan berdampak pada kesehatan bila
di konsumsi manusia. Agama sebagai sumber dukungan bagi seseorang yang mengalami
kelemahan (dalam keadan sakit) untuk membangkitkan semangat untuk sehat, atau juga dapat
mempertahankan kesehatan untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai contoh orang sakit dapat
memperoleh kekuatan dengan menyerahkan diri atau memohon pertolongan dari Tuhannya.
Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin
dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada
yang mampu membangkitkan dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam pelayanan
kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi
kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat
pasien kritis atau menjelang ajal.
Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan
pelayanan kesehatan, di mana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan
kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat
membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Spiritual


1. Perkembangan,usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan
spiritual, karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan terhadap
Tuhan.
2. Keluarga, keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual, karena keluarga memilki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ras/suku, memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehingga proses pemenuhan
kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.
4. Agama yang dianut, keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat
menetukan arti pentingnya kebutuhan spiritual.
5. Kegiatan keagamaan, adanya kegiatan keagamaan dapat selalu
mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan, dan selalu mendekatkan
diri kepada Penciptanya.

4. Support Keagamaan
Support keagamaan merupakan dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat
klien maupun petugas kesehatan agar klien tidak merasa sendiri dalam menghadapi
penyakitnya. Klien dianjurkan untuk lebih berserah diri kepada Tuhan dan menerima
ketentuan yang ada dengan melakukan usaha-usaha untuk mencapai kesembuhan. Beberapa
klien yang memerlukan support keagamaan diantaranya:
 Pasien Kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan bantuan
spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak ada
yang menyertainya selain Tuhan.

 Pasien Ketakutan dan cemas


Adanya ketakutan atau kecemasan dapat menimbulkan pasien kacau, yang dapat membuat
pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan yang paling besar adalah
bersama Tuhan.

 Pasien menghadapi pembedahan


Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan
timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadaan pencipta dalam hal ini
adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan spiritual.

 Pasien yang harus mengubah gaya hidup


Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan Tuhan
(kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan bila ke arah
yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup ke arah yang lebih baik, maka
pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.
Support keagamaan sangat penting karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan
perilaku selfcare klien. Pengaruh dari support keagamaan yang perlu dipahami adalah
sebagai berikut:
1. Menuntun kebiasaan hidup
Praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin
mempunyai makna keagamaan bagi pasien. Sebagai contoh, ada agama yg menetapkan
makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan. Begitu pula metode keluarga berencana ada
agama yang melarang cara tertentu untuk mencegah kehamilan termasuk terapi medik atau
pengobatan.
2. Sumber dukungan
Pada saat mengalami stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.
Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami,
khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan
hasil yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci, dan praktik
keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan spiritual yang juga merupakan
suatu perlindungan terhadap tubuh.
3. Sumber kekuatan dan penyembuhan
individu cenderung dapat menahan stress baik fisik maupun psikis yang luar biasa karena
mepmpunyai keyakinan yang kuat. Keluarga klien akan mengikuti semua proses
penyembuhan yang memerlukan upaya ekstra, karena keyakinan bahwa semua upaya
tersebut akan berhasil
4. Sumber konflik
Pada suatu situasi tertentu, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik
kesehatan. Misalnya ada orang yang memandang penyakit sebagai suatu bentuk hukuman
karena pernah berdosa. Ada agama tertentu yang menganggap manusia sebagai makhluk
yg tidak berdaya dalam mengendalikan lingkungannya, oleh karena itu penyakit diterima
sebagai nasib bukan sebagai sesuatu yang harus disembuhkan.

Aplikasi di Dalam Praktek Keperawatan


Perawatan dan pengkajian spiritual menjadi hal yang sensitif dan seharusnya didasarkan
pada hubungan salling percaya diantar klien dan perawat. Pengkajian yang akurat pada
klien sangat penting untuk membantu menentukan intervensi yang yang akan digunakan.
Pengkajian kebutuhan spiritual seharusnya dilakukan dengan pendekatan secara sistematik
dimana perawat melakukan pendekatan pengakajian di semua aspek. Pengkajian yang
efektif tergantung pada terciptanya hubungan saling percaya dan penghormatan terhadap
nilai dan kepercayaan yang ada pada klien. Observasi keperawatan meliputi lingkungan
disekitar klien, perasaan, kemampuan fungsi tubuh dan observasi data keperawatan.
Pendekatan holistik untuk melakukan pengkajian spiritual diperlukan untuk lebih
memahami kesehatan spiritual klien dan mengidentifikasi kebutuhan spiritualnya.
Spiritualitas merupakan faktor yang terintegrasi di dalam diri individu. Hal ini dipengaruhi
oleh proses fisiologis dan psikologis, latar belakang budaya, lingkungan dan faktor yang
lain. Semua area dari pengkajian keperawatan akan didapatkan data yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosa keperawatan. Perawat seharusnya mulai melakukan pengkajian
riwayat kesehatan klien dengan pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan klien tentang
masalah utama yang dihadapi kemudian melangkah ke area yang lebih sensitive sebagai
wujud pemahaman dari kondisi klien. Pertanyaan langsung berhubungan dengan
spiritualitas secara umum yang ditanyakan oleh perawat seharusnya merupakan sebuah
pemahaman yang lebih baik dari kondisi klien dan mampu membuat pokok-pokok
pertanyaan dalam sebuah format yang tepat disesuaikan dengan bahasa klien dan dengan
cara memperhatikan kenyamanan baik dari perawat dank lien. Dibawah ini merupakan
contoh pengakajian spiritual yang dapat digunakan. Respon klien yang ditampakkan dapat
menjadi petunjuk untuk menentukan tingkat perkembangan spiritualnya.
Petunjuk Pengkajian Spiritual
Tanyakan pada klien tentang hal-hal dibawah ini:
a. Kepercayaan terhadap Tuhan
b. Pentingnya ibadah pada klien
c. Apakah ada perubahan di dalam kepercayaan atau ibadahnya akhir-akhir ini?
d. Apakah kepercayaan/agama yang dimiliki memberikan adanya harapan, ketenangan
atau rasa bersalah, malu takut atau marah?
e. Apakah dengan kondisi sakit berpengaruh terhadap kepercayaan/ibadah Apakah cara
yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan?
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai bagian
dari kebutuhan menyeluruh klien, antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
spiritual klien tersebut, walaupun perawat dan klien mempunyai keyakinan spiritual atau
keagamaan yang berbeda.
Peran agama dalam keperawatan sangat berpengaruh. Agama dijadikan pedoman yang
digunakan perawat dalam melakukan suatu tindakan terhadap klien oleh karena
itu,pemahamaan tentang peranan agama sangat penting dan pendasar dalam memberikan
asuhan keperawatan dimana nilai spiritual pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
Dengan demikian setiap perawat harus menunjukkan sikap etis profesional yang baik dalam
setiap penampilan dan tindakannya, termasuk dalam mengambil keputusan ketika merespon
sebuah situasi yang sulit.
Selain bertugas untuk merawat klien, perawat juga mempunyai tugas untuk mensupport
klien agar tetap semangat menjalani hidup dengan berserah diri kepada Tuhan dan menerima
ketentuan yang ada. Menerima ketentuan yang ada bukan berarti berdiam diri, tetapi harus
disertai dengan usaha dan diiringi dengan do’a. Dengan begitu klien tidak akan merasa
kesepian dan merasa sendiri dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.

B. Saran
Sebagai Penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan
agar kami bisa memperbaikinya di makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kuliat,Budi,Anna(1994), Proses Keperawatan.Jakarta:EGC


Doengoes,Mary,Marlyn (1995). Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan.Edisi
2.Jakarta:EGC
Ah. Yusuf, Hanik Endang, dkk Kebutuhan Spiritual Konsep dan Aplikasi dalam Asuhan
Keperawatan 2016 Penerbit Mitra Wacana Media 2016 Jakarta
Azizah Khiriyati, Perawatan Spiritual dalam Keperawatan: Sebuah Pendekatan Sistematik
Perawatan Spiritual dalam Keperawatan : Sebuah Pendekatan Sistematik Spiritual Care in Nursing
: A Systematic Approach Mutiara Medika Vol 8 No 1 1:48-51 Januari 2008
Pelayanan Spiritual Pada Pasien, Siapa Peduli? Sofia Gusnia CB Vol 01 No 02 November 2012

Anda mungkin juga menyukai