Disusun Oleh:
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keputusan adalah sesuatu yang sifatnya penting dalam sebuah organisasi
yang dibuat oleh seorang individu dalam hal ini manajer. Pengambilan
keputusan dibuat dalam rangka untuk menentukan suatu kebijakan dalam
menentukan strategi yang akan menimbulakan langkah-langkah untuk
tindakan selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengambil keputusan yang etis praktis ?
2. Apa saja aturan dalam pengambilan sebuah keputusan ?
3. Bagaimana analisis dampak pada pemangku kepentingan ?
4. Apa saja pendekatan dalam mengambil keputusan secara etis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahu bagamana cara mengambil keputusan yang etis praktis.
2. Mengetahui aturan dalam pengambilan keputusan.
3. Mengetahui dampak pengambilan keputusan bagi pemangku kepentingan.
4. Mengetahui pendekatan yang digunakan dalam pengembilan keputusan
etis praktis.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
Ketika prinsip – prinsip atau peraturn tertentu yang terkandung
dalam kode etik tidak sepenuhnya berlaku untuk masalah yang dihadapi
oleh seorang akuntan propesional, para pembuat keputusan dapat
berpedoman pada prinsip – prinsip umum untuk sampai pada keputusan
etis yang dipertahankan.
1. Memotivasi Perkembangan
4
2. Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis
5
Masing – masing dari tiga pendekatan memberikan kontribusi
yang berbeda – beda dalam menghasilkan pendekatan yang berguna
dan dapat dipertahankan untuk pengambilan keputusan etis dalam
bisnis atau kehidupan pribadi. Namun karena beberapa prinsip dan
teori filosofi bertentangan dengan aspek lain dan tanpak bertentangan
dengan praktik bisnis yang diterima, khususnya dalam beberapa
budaya diseluruh dunia akan lebih baik jika menggunakan
pertimbangan yang dilihat dari berbagai sudut pandang ( pertimbangan
) yang ditunjukan oleh ketiga pendekatan fisafat untuk menentukan
etikalitas suatu tindakan, dan panduan pilihan yang harus dibuat.
Masing – maing dari tiga pendekatan tersebut berfokus pada konsep
yang berbedadari sebuah tindakan yang benar.
6
Kosekuensi mana yang harus dihitung
Bagaimana cara menghitungnya
Siapa saja yang pantas untuk disertakan dalam satuan
pengakuan kepentingan yang harus dipertimbangkan.
b. Deontologi
7
dilakukan, akan mempertimbangkan tindakan apa yang baik untuk
dilakukan oleh semua anggota masyarakat.
c. Etika Kebajikan
Menurut AACSB :
B. Sniff Tests dan Aturan Praktis Umum – Tes Awal Etikalitas Sebuah Keputusan
Pendekatan filosofi memberikan dasar bagi pendekatan keputusan
praktis dan bantuan yang berguna, meskipun sebagian besar eksekutif dan
akuntan professional tidak menyadari bagaimana dan mengapa demikian.
1. Sniff Test untuk Pengambilan Keputusan Etis
8
a. Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau keputusan ini
muncul dihalaman depan surat kabar nasional besok pagi?
b. Akankah saya bangga dengan keputusan ini?
c. Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini?
d. Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dank ode etik
perusahaan
e. Apakah hal ini terasa benar bagi saya
2. Aturan Praktis Untuk Pengambilan
a. Golden Rule : perlakuan orang lain seperti anda ingin diperlakukan.
b. Peraturang pengungkapan : jika anda merasa nyaman dengan tindakan
atau keputusan setelah bertanga pada diri sendiri apakan anda akan
keberatan jika semua rekan, teman, dan keluarga anda menyadari hal
itu, maka anda harus bertindak atau memutuskan.
c. Etika intuisi : lakukan apa yang “firasat anda” katakan untuk anda
lakukan
d. Imperatif Kategoris : jangan mengadopsi prinsip – prinsip tindakan,
kecuali prinsip – prinsip tersebut datat tanpa adanya inkonsistensi,
diadopsi oleh orang lain.
e. Etika Profesi : lakukan “yang terbaik untuk jumlah terbesar”
f. Prinsip kebajikan : lakukan apa yang menunjukkan kebajikan yang
diharapkan.
Hubungan prinsip – prinsip para filsuf dan kriteria yang dinilai oleh
sniff test, aturan – aturan praktis dan analisis dampak pemangku kepentingan
dapat terlihat sebagai berikut :
Pendekatan dan kriteria Pembuatan Keputusan Etis
Menguntungkan
Konsekuensi, Utilitas Manfaat > Biaya
Risisko disesuaikan
Tugas Fidusia
Tugas, hak, keadilan
Hak – hak Individu
Keadilan, legalitas
Karakter
Harapan Kebajikan
Integritas
Keberanian, Proses 9
C. Analisis Dampak Pemangku Kepentingan – Perangkat Komprehensif
Untuk Menilai Keputusan dan Tindakan
a. Gambaran Umum
Sejak john stuart mill mengembangkan konsep utilitarianisme pada
tahun 1861, suatu pendekatan yang diterima untuk penilaian keputusan
dan tindakan yang dihasilkan telah dipakai untuk mengevaluasi atau
konsekuensi dari tindakan. Bagi kebanyakan pengusaha, evaluasi ini
sebelumnya didasarkan pada dampak keputusan itu terhadap kepentingan
pemilik perusahaan atau pemegang saham. Biasanya dampak tersebut telah
diukur dalam bentuk keuntungan atau kerugian yang timbul, karena laba
telah menjadi ukuran tingkat kebaikan yang ingin di maksimalkan oleh
para pemegang saham.
Padangan tradisional megenai akuntabilitas perusahaan baru-baru
ini telah dimodifikasi menjadi dua cara yaitu
1. Asumsi bahwa semua pemegang saham hanya ingin dimaksimalkan
keuntungan jangka pendek tampaknya merupakan focus yang terlalu
sempit.
2. Hak – hak dan klaim dari mayoritas kelompok bukan pemegang
saham seperti karyawan, konsumen, pemasok, kreditor, pemerhati
lingkungan, masyarakat lokal, dan pemerintah yang memiliki
kepentingan dalam hasil keputusan atau pada perusahaan itu sendiri,
telah diselaraskan dengan status dalam pengambilan keputusan
perusahaan.
Perusahaan modern sekarang bertanggung jawab kepada pemegang
saham dan kelompok bukan saham, keduanya merupakan bentuk
kelompok pemegang kepentingan, seperti terlihat dalam peta
akuntabilitas pemangku kepentingan perusahaan :
10
Pemegang
Saham
Aktivis
Karyawan
Pemerintah
Pelanggan
Perusahaan
Kreditur dan
Debitur Pemasok
Pesaing
Lainnya, termasuk media yang dapat
dipengaruhi oleh atau yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan
perusahaan
11
pemegang saham, tetapi mereka juga makin bertanggung jawab kepada
para pemangku kepentingan.
12
c. Pengukuran Dampak yang Dapat Diukur
1. Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Dapat Langsung
Diukur
Ada dampak dari keputusan perusahaan dan kegiatan yang tidak
dimasukkan dalam penentuan laba perusahaan yang menyebabkan
dampak. Sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan melakukan
pencemaran, biaya pembersihan biasanya dikeluarkan oleh
individu, perusahaan, atau kota yang terletak di hilir atau arah
angin. Biaya tersebut disebut sebagai eksternalitas, dan dampaknya
dapat diukur langsung oleh biaya pembersihan yang dilakukan
oleh orang lain. Untuk melihat gambaran lengkap tentang dampak
dari sebuah keputusan, laba atau rugi yang muncul dari transaksi
harus dimodifikasi oleh eksternalitas yang ditimbulkannya. Sering
kali, perusahaan yang mengabaikan eksternalitas menyadari
bahwa mereka telah meremehkan biaya sebenarnya dari keputusan
saat muncul denda dan biaya pembersihan, atau muncul
pemberitaan yang kurang baik
2. Laba
Laba merupakan dasar untuk kepentingan pemegang saham dan
sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kesehatan
perusahaan kita. Di masa inflasi, laba merupakan hal yang penting
untuk menggantikan inventori pada harga tinggi yang diperlukan.
Untungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan
hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya
dalam pengambilan keputusan etis. Memang benar, bagaimanapun,
bahwa keuntungan merupakan ukuran jangka pendek, dan
beberapa dampak penting tidak terungkap dalam penentuan laba.
Kedua kondisi ini dapat diperbaiki dalam bagian berikut.
13
orang – orang luar perusahaan. Meskipun tidak mungkin
untukmengukur eksternalitas tersebut secara langsung, ada
kemungkinan untuk mengukur dampak tidak langsungdengan
menggunakan alternatifpengganti.
4. Membawa Masa Depan ke Masa Kini
Tekhnik untuk membawa dampak keputusan masa depan ke dalam
analisis tidak sulit. Hal ini ditangnani secara parallel dengan
analisis penganggaran modal, dimana nilai – nilai masa depan
dapat didiskontokan pada tingkat bunga yang mencerminkan
tingkat suku bunga yang diharapkan di masa mendatang.
Pendekatan ini ditunjukkan sebagai bgian dari analisis biaya
manfaat (ABM) dalam Brooks (1979). Nilai bersih masa kini (net
present value) untuk analisis penganggaran modal, manfaar dan
biaya dari suatu tindakan yang diusulkan dapat dinilai dengan :
5.
Nilai Bersih Masa Nilai Keuntungan Nilai Biaya Masa Kini
: -
Kini Bersih Masa Kini Usulan Tindakan
14
optimis, pesimis dan perkiraan terbaik) atau dalam nilai – nilai
yang diharapkan. Nilai – nilai yang diharapkan biasanya
dinyatakan sebagai berikut :
15
1) MitchellAgle, dan Wood (1997) menyatakan bahwa pemangku
kepetingan mereka terdiri dari tiga dimensi yaitu kekuatan,
legitimasi, dan urgensi.
16
Berdasarkan pendekatan pertanyaan yang disebutkan oleh Graham
Tucker, terdiri dari:
1) Menguntungkan ?
3) Adil ?
4) Benar ?
1) Utilitarian
2) Hak-hak individu
3) Keadilan
17
1) Etika aturan dasar
2) Etika titik-akhir
3) Etika Peraturan
18
E. Memodifikasi Pendekatan Tradisional Analisis Dampak Pemangku
Kepentingan: Menilai Motivasi, Kebajikan yang Diharapkan, dan Sifat
Karakter
1. Mengapa mempertimbangkan Harapan Motivasi dan Perilaku
19
Loyalitas penuh
Integritas dan transparansi
Ketulusan bukan bermuka dua
c. Sifat karakter yang diharapkan
Keberanian untuk malakukan hal yang benar atau standar profesi
Keandalan
Objektivitas, dan tidak keberpihakan
Kejujuran, dan kebenaran
Memetingkan diri sendiri bukan egoisme
Menyeimbangkan pilihan atas perbedan besar
F. Permasalahan Lain Dalam Pengambilan Keputusan Etis
1. Masalah Bersama
20
Menghindari perangkap umum pengambilan keputusan etis sangat
penting. Pengalam menunjukan bahwa para pengambil keputusan secara
berulang-ulanh membuat kesalahn berikut
21
menggiring opini publik dan berakhir harus membayar keklituan
mereka sendiri.
g. Konflik kepentingan
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan materi yang telah kelompok kami paparkan pada bab
pembahasan, kelompok kami mengambil kesimpulan bahwa setiap
keputusan yang diambil oleh seorang manajer dalam suatu perusahaan
terntunya akan sangat berpengaruh dan berdampak pada keberlangsungan
perusahaan di masa yang akan datang dan berdampak juga dengan orang-
orang baik yang berada di dalam maupun luar perusahaan. Terdapat lima
kriteria yang etis dalam mengambil keputusan yaitu, utilitarian,
universalisme, penekanan pada hak, penekanan pada keadilan, dan
relatifisme.
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis & Profesi, Edisi 5. Penerbit Salemba Empat
24