Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL ILMIAH

METODE PENELITIAN P. GEOGRAFI

“ANALISIS PERILAKU DAN AKTIVITAS MASYARAKAT DI TPI BELAWAN


TERHADAP EKOLOGI SETEMPAT, GABION DI KELURAHAN BAGAN DELI
KECAMATAN MEDAN BELAWAN”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. DARLINA SIALLAGAN (3173331007)


2. EVELINA GURNING (3173331012)
3. KANISIUS SIHOTANG (3173131019)

KELAS C 2017

DOSEN PENGAMPU : FITRA DELITA, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
ABSTRACT
Banyak kota-kota besar di Indonesia yang berada di wilayah pesisir yang mempunyai
potensi yang besar untuk menjadi kota pariwisata, perdagangan dan industri karena letaknya
yang strategis. Namun demikian, kualitas lingkungan pesisir masih kurang diperhatikan,
sehingga terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang akhirnya mengancam
pengembangan potensi kota pesisir tersebut. Oleh karena itu, perlu langkah nyata berupa
pengelolaan, pengendalian dan pemantauan lingkungan yang berkesinambungan. Hal ini
dikarenakan sumber pencemar dan kerusakan lingkungan berasal dari kegiatan di daratan dan
lautan. Langkah pengelolaan yang harus dilakukan adalah pengelolaan limbah dan penerapan
manajemen terpadu (Integrated Coastal Management) yang melibatkan semua pihak dan sektor.
Langkah pengendalian terhadap terjadinya pencemaran dan kerusakan pesisir perlu dilakukan
dengan melakukan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan atau pencemaran
yang telah terjadi. Dalam pelaksanaan pengelolaan pesisir terpadu perlu dibentuk Tim dengan
kerangka kelembagaan yang jelas serta melaksanakan 6 (enam) langkah yang dikembangkan
oleh PEMSEA (Environmental Management for the Seas of East Asia).

Kata Kunci: pengendalian, pencemaran, kerusakan, pesisir


PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jumlah pulau sangat banyak.
Data SLHI 2013 yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup, jumlah Pulau di
Indonesia 13.466 pulau dengan garis pantai sepanjang 80.791 km. Indonesia memiliki peluang
sekaligus tantangan yang besar dalam mengembangkan dan mengelola potensi sumberdaya
pesisir dan laut. Wilayah pesisir dan laut Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat
besar serta menyediakan jasa-jasa lingkungan yang beragam,seperti minyak dan gas,
mineral, perikanan, ekosistem terumbu karang dan mangrove, maupun pariwisata.
Sayangnya, sumberdaya di wilayah pesisir dan laut Indonesia pada masa lampau belum
mendapat perhatian serius sebagaimana halnya pembangunan di wilayah daratan. Beberapa
kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan telah terjadi serta pencurian sumberdaya laut oleh
pihak asing yang tidak terkendali. Kemiskinan di wilayah pesisir juga banyak ditemukan.

Jumlah penduduk di wilayah pesisir perkotaan yang makin meningkat, ternyata


mengakibatkan sumberdaya di daratan semakin terbatas, maka wilayah pesisir dan laut beserta
sumberdayanya menjadi alternatif pendukung pembangunan daerah maupun nasional yang
strategis di masa mendatang. Oleh karena itu sangatlah beralasan, jika dalam pembangunan
jangka panjang bangsa Indonesia mengorientasikan kiprah pembangunannya terutama pada
wilayah pesisir dan laut. Komitmen pemerintah dalam bidang ini dapat terlihat dari masih
diperlukannya kementerian yang mengurusi masalah lingkungan hidup serta kelautan, bahkan
pada kabinet saat ini ditambah dengan Menteri Koordinator Maritim.

Saat ini yang masih menjadi keprihatinan kita, beberapa kegiatan pembangunan di
kawasan daratan dan lautan, masih banyak yang memberikan dampak negatif pada lingkungan
yang akhirnya berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan pesisir dan laut maupun
kelestarian sumberdaya alam, yaitu berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan serta
pemanfaatan yang berlebih atas sumberdaya pesisir dan laut. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan yang mungkin timbul harus
menjadi bagian dari kebijakan dan langkah aksi pengelolaan lingkungan pada setiap sektor
kegiatan pembangunan.

Disamping permasalahan tersebut di atas, juga terdapat masalah lain, yaitu sistem
manajemen yang belum terpadu. Pengelolaan pesisir saat ini masih banyak dilakukan secara
sektoral dan tidak ada keterpaduan antara pengelolaan daratan dan lautan.Padahal sumber
pencemaran dan kerusakan di wilayahpesisir berasal dari kegiatan yang ada di daratan dan di
lautan.

Menurut Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta


Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pengelolaan di wilayah
pesisir ini harus dilakukan secara terpadu.
METODE

Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang telah diuraikan maka penelitian ini
tergolong jenis “Penelitian Deskriptif”. Dimana menurut pendapat, penelitian deskriptif ini
mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan persamaan dan perbedaaanya
dengan fenomena yang lain (Sukmadinata, 2010). Sementara menurut Nazir (2005) penelitian
deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat atau hubungan natara fenomemna yang diselidiki.
Dalam penelitian ini, menganalisis perilaku dan aktivitas masyarakt pesisir di tempat pelelangan
Ikan ( TPI ) Gabion, kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan. Wilayah penelitian
kami adalah di gabion, TPI kelurahan bagan deli, kecamatan medan belawan. Penelitian ini
kami laksanakan pada hari Sabtu, 16 november 2019. Mulai dari pukul 09.00 – 16.00
WIB.Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan
data melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh aspek yang berada di
jl. Gabion, kelurahan bagan deli, kecamatan medan belawan, provinsi sumatera utara, sedangkan
Jumlah sampel yang diambil kelompok peneliti dalam penelitian ini adalah sebanyak 10 orang
responden. Yaitu masyarakat yang bekerja di TPI Jl. Gaboin, kelurahan bagan Deli, kecamatan
medan belawan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, Tehnik komunikasi
langsung dan catatan lapangan. Teknik analisis yang digunakan dengan melakukan analisis data
deskriptif kualitatif, yaitu data yang akan diperoleh dalam bentuk uraian dan laporan terperinci.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

1. Umur responden

a. Kelompok umur

N Kelompok umur Frekuensi Presenta


o si ()

1 20-24 0 0
.

2 25-29 0 0
.

3 30-34 6 20
.

4 35-49 9 30
.

5 40-44 7 23,3
.

6 45-49 8 26,7
.

7 50-54 2 6,67
.

8 55-59 1 3,33
.

9  60 2 6,67
.
Jumlah

Tabel ini menunjukkan bahwa responden di dominasi pada rentang usia 35-49 tahun
sebanyak 30 , lalu di ikuti dengan rentang usia sebanyak 45-49 sebanyak 26,7, sementara itu
diakhiri oleh rentang usia 55-59 sebanyak 3,33.

b. Jenis kelamin

N Jenis Frekuensi Presentasi


o ()

1 Pria 25 83
.

2 Wanita 5 17
.

Jumlah 30 100

Tabel ini menunjukkan bahwa responden di dominasi oleh pria 83, hal ini di sebabkan
penelitian yang dilakukan pada saat istirahat, sehingga lebih mudah mendapatkan responden pria
yang pada umumnya bekerja sebagai nelayan.

c. Jenis pekerjaan responden

N Jenis pekerjaan frekuensi Presentasi


o ()
1 Nelayan 19 63
.

2 Ibu rumah tangga 8 27


.

3 Pedangang 0 0
.

4 Buruh 3 10
.

5 Pegawai swasta 0 0
.

6 PNS 0 0
.

7 lainnya 0 0
.

Jumlah 30 100

Di wilayah pesisir di gabion belawan yang di dominasi oleh nelayan 63

2. Latar belakang kehidupan sosial dan ekonomi

a. Tingkat pendidikan

N Tingkat pendidikan Frekuensi Presentasi


o ()

1 Tidak sekolah 8 27


.

2 SD 17 56
.

3 SMP 5 17
.

4 SMA/Sederajat 0 0
.

Jumlah 30 100

Tidak ada satupun responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA sederajat hal ini
menunjukkan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat TPI Gabion Belawan.

b. Pendapatan/bulan

N Hasil pendapatan Frekuensi Presentas


o i ()

1  Rp 500.000 6 20
.

2 Rp 500.001- Rp 1.000.000 19 63


.

3 Rp 1.001.000- Rp. 499.000 5 17


.

4 Rp 1.500.000-Rp.2.001.000 0 0
.
5 Rp .2.001. 000-Rp. 2.499.000 0 0
.

6 Rp. 2.500. 000.-Rp. 0 0


. 3.001.000

7 Rp. 3.001.000 0 0
.

Jumlah 30 100

Data tersebut merupakan hasil perhitungan dri responden, di mana responden yang
dominan sebagai nelayan mendapat upah harian dalam sekali melaut. Dan jumlah hari kerja
nelayan tidak dapat ditentukan dengan pasti, sehingga pendapatan yang mereka terima setiap
bulan tidak tetap.

Prepsesi dan pengetahuan masyarakat tengtang lingkungan

N Pernyataan Jawaban
o
Ya Tid
ak

1 Apakah bapak ibu merasakan bahwa 80% 20


11 lingkungan pesisir sudah mengalami kerusakan? %

Apakah bapak ibu merasakan dampak 50% 50


kerusakan lingkungan menggangu atau mengubah %
kehidupan yang dijalani selama ini

Apakah bapak ibu mengetahui adanya 10% 90


peraturan perundang-undangan lingkungan hidup %

Apakah bapak ibu mengetahui tentang 30% 70


observasi lingkungan. %

Apakah bapak ibu mengetahui kriteria 60% 40


lingkungan hidup tentang lingkungan yang baik dan %
sehat

Dari hasil tabulasi data responden yang merasakan lingkungan pesisir TPI Gabion daerah
tempat aktivitas mereka sudah mengalami kerusakan sebanyak 80% mendefenisikan kerusakan
sebagai pencemaran air dan pencemaran tanah. Reponden berpendapat bahwasannya aktivitas
jual beli di TPI Gabion sampah yang dihasilkanya di buang begitu saja sekitar TPI tersebut. Ini
juga dikarenakan saluran drainase yang di hasilkan oleh pabrik sekitar gabion tidak terkelola
dengan baik menyebabkan salurah tersebut mengarah ke TPI Gabion. Tetapi 20% responden
berpendapat tidak ada kerusakan yang terjadi di lingkungan pesisir, dikarenakan responden
melihat tidak adanya lingkungan yang mencolok selama ini.

Pengetahuan responden terkait perundang-undangan tentang lingkungan, kebijkan –


kebijakan pemerintah, permasalahan lingkungan, dan konservasi lingkungan sangat
rendah.hanya sekitar 10%-20% responden yang mengeahui hal tersebut. Hal ini dapat dikaitkan
dengan tingkat pendidikan reponden yang masih rendah, yang didominasi dalam rentang tingkat
SD sampai SMP sehingga daya minat responden akan pengetahuan masih sangat kecil.

Namun sebagian besar responden mengetahui kriteria tentang lingkungan bersih dan
sehat walaupu hanya sederhana saja seperti lingkungan yang bebas sampah dan udara yang
sejuk. Dan bahkan hal tersebut yang diharapkan dan di cita-citakan oleh masyarakat pesisir TPI
Gabion kec. Medan Deli Gabion.

Aktivitas dan perilaku masyarakat yang menyebabkan kerusakan lingkungan

N Jenis kegiatan Frekuensi


o Presentasi %
1 Masyarakat yang berdagang
. membiarkan limbah seperti sampah
15 % 50 %
plasik dan ikan yang tidak laku di TPI
Gabion

2 Aroma di lingkungan TPI sangat


. mengganggu masyarakat dan pendatang
30 % 100

3 Masyarakat berpartisipasi aktif 15 50


. dalam pengelolaan limbah

4 Ada partisipasi dan kerjasama 10 33


. antara masyarakat dan pemerintah terkait
larangan membuang limbah

5 Kerusakan lingkungan sekitar 10 33


. TPI merupakan akibat dari aktivitas
masyarakat sekitar

6 Kondisi lingkungan TPI sangat 15 50


. terpelihara

7 Fungsi laut sebagai MCK 10 33


.

8 Pembuangan limbah di sekitar 15 50


. TPI Gabion menyebabkan penyakit

Dari tabel berikut dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Sekitar 50% responden maasih banyak beranggapan bahwasanya TPI yang berbentuk
panggung,dan arah aliran air yang langsung mengarah kelaut tersebut adalah tempat
pembuangan sampah yang paling ideal dn aman,dengan asumsi akan hanyut dan hilang
dibawa kelaut sehingga tidak menimbulkn masalah dikawasan Tpi tersebut. Pemahaman
yang salah terkait pembuangan limbah ikan dan plastik menjadi salah satu penyebab
masalah lingkungan sekitarnya. Dari hasil wawancara ditemukan juga fakta bahwasanya
50% responden juga memanfaatkan ikan yang sudah tidak layak jual dijadikan ampas
ternak. Namun perlu diketahui juga samapah plastik yang dibiasa di pake dalam jual beli
sama sekali tidak hiaraukan bahkan dibiarkan begitu saja.

2. Seluruh responden merasakan bau yang tidak enak dari wilayah sekitar TPI ,mereka
terganggu dengan aroma bau yang ditimbulkan,tetapi masyarakat mengatakan mereka
sudah terbiasa dengan bau tersebut ,sehinngga tidak dihiraukan lagi. Namun bagi
kesehatan ini sangat berpengaruh dimana bau yang terus menerus memiliki efek
samping,contohnya iritasi paru paru dan masalah pernapasan lainnya.

Partisipasi mayarakat dan pemerintah masih kurang dalam pengelolaan limbah.


Responden mengakui adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat terkait pelestarian lingkungan
yang dilakukan oleh pemerintah, namun tidak berjalan dengn baik karena kurangnya kerja sama
antara masyarakat dan pemerintah Masyarakat biasanya melakukan gotong royong untuk
membersihkan aliran limbah yang mengarah kepemukiman mereka,dan membersihkan sampah
sampah plastik yang biasanya
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan setelh ditabulasikan
,diinterpretasikan dan kemudia dianalisis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perilaku dan aktivitas masyarakat gabion menyebabkan pencemaran lingkungan adalah


kegiatan pembungan limbah ikan dan sampah pada aktvitas jual beli masyarakt di TPI
Gabion, dan kegiatan membunag limbah rumah tangga keselokan yang alirannya
langsung mengarah ke laut.

2. Adanya aktivitas industri di sekitar TPI Gabion, kecamatan Bagan Deli, Belawan limbah
yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik, ini juga menyebabkan pencemaran
lingkungan walupun hasil yang ditimbulkan tidak terlalu besar pada kerusakan
lingkungan di TPI Gabion, kecamatan Bagan Deli Belawan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagi berikut :

Perlu adanya kerja sama yang baik antar pemerintah dan masyarakat dalam hal
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan cinta lingkungan serta adanya
pembangunan fasilitas yang mendukung seperti,pembnguna drainase yang tepat dan fasilitas
tempat pembuangan sampah .
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997. Agenda 21 Indonesia, Strategi Nasional Untuk Pembangunan


Berkelanjutan, Kantor Menteri NegaraLingkungan Hidup, Jakarta.

Anonim, 2012. Status Lingkungan Hidup Indonesia, 2012, Kementerian Lingkungan


Hidup Anonim, 2013. Status Lingkungan Hidup Indonesia, 2013, Kementerian Lingkungan
Hidup

Maulana, Inthfi. 2018. Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan Kerusakan

Lingkungan (StudiKasus di Pantai Kutawaru, KecamatanCilacapTengah


KabupatenCilacap. JurnalsaitaraVol. 3 No. 1.

Pinto, Zulmiro.2015. KajianPerilakuMasyarakatPesisir yang MengakibatkanKerusakan

Lingkungan (StudiKasus di PantaiKuwaru, DesaPoncosari, KecamatanSrandakan,

KabupatenBantul, Provinsi DIY). Jurnalhomepage.jurnalhomepage.

Primyastanto, Mimit.2010. PerilakuPerusakanLingkunganMasyarakatPesisirDalamPerspektif

Islam (StudiKasusPadaNelayandanPedagangIkan Di KawasanPantaiTambak,


DesaTambakrejo, KecamatanWonotirto, KabupatenBlitarJawaTimur). Jurnal
Pembangunan danAlam Lestari, Vol. 1 No.1.

Gultom, Ade.2016. PengaruhAktivitasMasyarakatPesisirTerhadapKondisiEkosistem

Mangrove Di PantaiDesaSialangBuahKecamatantelukMengkuduKabupatenSerdang

Bedagai, Jurnal Manajen Sumberdaya Peraiaran, Universitas Sumatera Utara.

Fitriansah,Herry. 2012. KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisirMelaluiPemberdayaan

Masyarakat di DesaKwala Lama KabupatenSerdangBedagai.Jurnal Pembangunan

Wilayah dan Kota.

Kusmana, Cecep. 2008. StudiEkologiHutan Mangrove di PantaiTimur Sumatera Utara .

Volume 9, Nomor1 Halaman: 25-29.


Sholehah, Imroatus. 2015.GambaranSaranaSanitasiMasyarakatKawasanPesisirPantai Dusun

TalagaDesaKairatuKecamatanKairatuKabupatenSeramBagian Barat Tahun 2014.

Volum E 1, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai