Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERAN GURU DISEKOLAH DAN DALAM


MASYARAKAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah:sosiologi pendidikan
Dosen Pengampu : ALI SAFA’AT, SH

Oleh :
1.AZIZAH SHODIQOH R ( 2018540113113 )
2.NINING CHOIRUNISA ( 2017540112963 )

3.SITI ROHMATIN ( 2016540122896 )

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
SUNAN GIRI TRENGGALEK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Dalam setiap studi ilmu kependidikan persoalan yang berkenaan dengan guru dan
jabatan guru, seringkali di singgung bahkan menjadi salah satu pokok bahasan yang mendapat
tempat tersendiri. Guru sebagai pendidik profesional bertugas untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. Dalam pelaksanaan tugasnya, guru
bertanggung jawab terhadap peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
Dalam menjalankan tugas-nya, guru mempunyai hak berupa penghasilan, promosi,
kesempatan meningkatkan kompetensi serta berkewajiban untuk merencanakan pembelajaran
secara baik, mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya secara berkesinam-bungan dan
sebagainya. Guru yang menjalankan tugasnya dengan baik disebut guru yang profesional,
yakni guru yang memiliki beberapa keahlian atau kompetensi meliputi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional yang terjalin satu dengan lainnya.
Guru memegang kedudukan dan peranan yang strategis terutama dalam upaya
membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
Dari dimensi tersebut kedudukan dan peranan guru sulit digantikan oleh orang lain.
Dipandang dari dimensi pembelajaran peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap
dominan, sekalipun tekhnologi yang dapat di manfaatkan dalam proses pembelajaran tersebut.
Maka dari itu, sejalan dengan hakikat dan makna yang terkandung dalam topik tersebut,
masalah pokok yang akan dibahas dalam makalah ini adalah peranan guru di sekolah dan
dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kedudukan guru dan peranan guru ?
2. Bagaimana peranan guru dalam masyarakat ?
3. Bagaimana peranan sosial guru di sekolah ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam
makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kedudukan guru dan peranan guru.
2. Untuk mengetahui peranan guru dalam masyarakat .
3. Untuk mengetahui peranan sosial guru di sekolah .
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEDUDUKAN GURU DAN PERANAN GURU
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru
kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Tugas dan tanggung
jawab guru adalah mengajar atau menyampaikan kewajiban kepada peserta didik. Selain itu juga
membimbing mereka secara keseluruhan sehingga terbentuk kepribadian muslim. Dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya, guru mempunyai hak-hak berupa penghasilan, promosi, kesempatan
meningkatkan kompetensi, memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran, kebebasan memberikan
penilaian, memperoleh rasa aman, kebebasan berserikat, kesempatan berperan dalam penentuan
kebijakan pendidikan, mengembangkan kualifikasi dan kompetensi, dan pelatihan serta
pengembangan profesi.

Dengan hak-hak tersebut, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran secara baik,


mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya secara berkesinambungan, bertindak objektif,
menjunjung tinggi peraturan, memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai guru yang
profesional, ia harus memiliki keahlian khusus yang disebut kompetensi dalam menjalankan tugas-
tugas profesionalnya. Keahlian tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut saling menjalin secara
terpadu dalam diri seorang guru.Kedudukan guru adalah sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan
pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling utama adalah kedudukannya sebagai pengajar dan
pendidik, yakni sebagai seorang guru.

Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia harus menunjukan kelakuan yang layak. Guru sebagai
pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi suri teladan, didalam maupun diluar sekolah.
Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya selama 24 jam sehari. Dimana dan kapan saja ia akan
selalu dipandang sebagai yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat,
khususnya oleh anak didik yang ia ajar.

Harapan-harapan masyarakat tentang kelakuan guru menjadi pedoman bagi guru. Guru-guru harus
memperhatikan tuntutan masyarakat tentang kelakuan yang layak bagi guru dan menjadikan sebagai
norma kelakuan dalam segala situasi sosial didalam maupun diluar sekolah.

Kedudukan guru juga ditentukan oleh fakta bahwa ia orang dewasa. Dalam masyarakat orang yang
lebih tua maka berdasarkan usianya ia mempunyai kedudukan yang harus dihormati, karena guru juga
di pandang sebagai pengganti orangtua. Hormat anak terhadap orang tuanya sendiri harus pula di
perlihatkan terhadap gurunya dan sebaliknya guru harus pula dapat memandang murid sebagai anak.

Sedangkan sebagai pegawai kedudukan guru ditentukan oleh pengalaman kerja, golongan, ijazah,
dan lama kerjanya.Adapun peranan bagi seorang guru adalah seorang guru diharapkan berperan
sebagai teladan dan rujukan dalam masyarakat dan khususnya anak didik yang dia ajar. Berdasarkan
kedudukannya sebagai guru ia berperan sebagai orang dewasa, sebagai seorang pengajar, sebagai
seorang pendidik dan sebagai pemberi contoh .

Salah satu peranan guru adalah sebagai seseorang yang profesional. Jabatan sebagai profesional
menuntut peningkatan kecakapan dan mutu keguruan secara kesinambungan. Guru yang berkualitas
profesionalnya, yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang diajarkannya, cakap dalam
cara mengajarkannya secara efektif dan efisien dan guru tersebut mempunyai kepribadian yang baik.
Selain itu integritas diri serta kecakapan keguruannya juga perlu ditumbuhkan serta dikembangkan.
Guru juga harus memiliki kecakapan kerja yang baik dan kedewasaan berpikir yang tinggi sebab
guru sebagai pemangku jabatan yang profesional merupakan posisi yang bersifat strategis dalam
kehidupan dan pembangunan masyarakat.

Guru juga harus terus bisa memantapkan posisi dan peranannya lewat usaha mengembangkan
kemampuan diri secara maksimal dan berkesinambungan dalam belajar lebih lanjut. Salah satu yang
melandasi pentingnya guru harus terus berusaha mengembangkan diri karena pendidikan berlangsung
sepanjang hayat. Hal ini berlaku dimana usaha seseorang untuk mencapai perkambangan diri serta
karyanya tidak pernah selesai (hasilnya tidak pernah mencapai taraf sempurna mutlak).

Apabila dilihat dari rincian tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru, al-
Abrasyi (1979: 150-151) yang mengutip pendapat al-Ghazali bahwa:

1. Guru harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan memberlakukan mereka seperti
perlakuan anak sendiri.

2. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi bermaksud dengan mengajar itu
mencari keridaan Allah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

3. Memberikan nasehat kepada murid pada tiap kesempatan, bahkan menggunakan setiap kesempatan
itu untuk menasehati dan menunjukinya.

4. Mencegah murid dari akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran jika mungkin dan dengan jalan
terus terang, dengan jalan halus, dan tidak mencela.

5. Seorang guru harus menjalankan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan perbuatannya.

Kedudukan guru sebagai pendidik (M. SHABIR U.) 227 Ahmad Tafsir, 1994: 79) membagi
tugas-tugas yang dilaksanakan oleh guru yaitu:

1. Wajib mengemukakan pembawaan yang ada pada anak dengan berbagai cara seperti observasi,
wawancara, melalui pergaulan, angket dan sebagainya.

2. Berusaha menolong peserta didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekankan
pembawaan yang buruk agar tidak berkembang;

3. Memperlihatkan kepada peserta didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai
keahlian, keterampilan agar mereka memilikinya dengan cepat.

4. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan peserta didik berjalan
dengan baik;

5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala peserta didik melalui kesulitan dalam
mengembangkan potensinya.

Keempat kompetensi tersebut secara teoritis dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. Namun,
secara praktis keempat kompetensi itu tidak mungkin dipisah-pisahkan. Keempatnya saling menjalin
secara terpadu dalam diri seorang guru.

a.Kompetensi Pedagogis

Kompetensi pedagosis adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan (skill) yang


berkaitan dengan interaksi pembelajaran antara guru dan peserta didik dalam kelas. Kompetensi
pedagogis ini meliputi kemampuan guru dalam menjelaskan materi, melaksanakan metode
pembelajaran, memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan melaksanakan
evaluasi.

b.Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah seperangkat kemampuan dan karakteristik personal yang


memcerminkan realitas sikap dan perilaku guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam kehidupan
sehari-hari. Kompetensi kepribadian ini melahirkan ciri-ciri guru yaitu, sabar, tenang, bertanggung
jawab, demokratis, ikhlas, cerdas, menghormati orang lain, stabil, ramah, tegas, berani, kreatif,
inisiatif, dan lain-lain.

c.Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang terkait dengan
hubungan atau interaksi dengan orang lain. Artinya, guru harus dituntut memiliki keterampilan
berinteraksi dengan masyarakat, khususnya dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan
problem masyarakat. Dalam realitas masyarakat, guru masih menjadi sosok elit masyarakat yang
dianggap memiliki otoritas moral cukup besar. Salah satu konsekuensi agar peran itu tetap melekat
dalam diri guru adalah guru harus memiliki kemampuan berhubungan dan berkomunikasi dengan
orang lain.

d.Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan terhadap


penguasaan materi pelajaran secara mendalam, utuh, dan komprehensif (Muchith, 2008: 148-149).
Guru yang memiliki kompetensi profesional tidak cukup hanya memiliki penguasaan materi secara
formal, tetapi juga harus memiliki kemampuan terhadap materi ilmu lain yang memiliki keterkaitan
dengan pokok bahasan mata pelajaran tertentu. Misalnya, guru fikih yang mengajar pokok bahasan
nikah tidak cukup menguasai materi yang berkaitan dengan normativitas fikih, melainkan juga harus
menguasai dan memahami materi nikah yang berkaitan dengan perkembangan penduduk.
B. PERANAN GURU DALAM MASYARAKAT
Peranan guru dalam masyarakat tergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan
dan status sosialnya di masyarakat. Kedudukan sosial guru berbeda di Negara satu denagan Negara
yag lain dan zaman ke zaman lain pula. Di Negara–negara maju biasanya guru di tempatkan pada
posisi sosial yang tinggi atas peranan-peranan yang penting dalam proses mencerdaskan bangsa.
Namun keadaan ini akan jarang kita temui di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Sebenarnya peranan itu juga tidak terlepas dari kualitas pribadi guru yang bersangkutan serta
kompetensi mereka dalam bekerja.

Pekerjaan guru selalu dipandang dalam hubungannya dengan ideal pembangun bangsa. Dari
guru diharapkan agar ia menjadi manusia yang idealistis, namun guru sendiri tak dapat tiada harus
menggunakan pekerjaannya sebagai alat untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Walau demikian,
masyarakat tak dapat menerima pekerjaan guru semata-mata sebagai mata pencaharian belaka, sejajar
dengan pekerjaan tukang kayu. Pekerjaan guru menyangkut pendidikan anak, pembangunan negara
dan masa depan bangsa.

Karena, kedudukan yang istimewa itu masyarakat mempunyai harapan-harapan yang tinggi
tentang peranan guru. Harapan-harapan itu tidak dapat diabaikan oleh guru, bahkan dapat menjadi
norma yang turut menentukan kelakuan guru.

Dalam persepektif perubahan sosial, guru yang baik tidak saja harus mampu melaksanakan
tugas propesionalnya di dalam kelas, namun harus pula melaksanakan tugas-tugas pembelajaran-
pembelajarannya di luar kelas atau di dalam masyarakat. Hal tersebut sesuai pula dengan kedudukan
sebagai agent of change yang berperan sebagai inovator, motivator dan fasislitator terhadap kemajuan
serta pembaharuan. Dalam masyarakat, guru adalah sebagai pemimpin yang menjadi panutan atau
teladan serta contoh (referensi) bagi masyarakat sekitar. Mereka adalah pemegang nilai-nilai norma
yang harus dijaga dan dilaksanakan, ini dapat kita lihat bahwa betapa ucapan guru dalam masyarakat
sangat berpengaruh terhadap orang lain.

Ki Hajar Dewantara menggambarkan peranan guru sebagai stake holder atau tokoh panutan
dengan ungkapan-ungkapan “Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, tut wuri handayani”.
Disini tampak jelas bahwa, guru memang sebagai “pemeran aktif”, dalam keseluruhan aktifitas
masyarakat secara holistik. Tentunya para guru harus bisa memposisikan dirinya sebagai agen yang
benar-benar membangun, sebagai pelaku propaganda yang bijak dan menuju ke arah positif bagi
perkembangan masyarakat.
C. PERANAN SOSIAL GURU DI SEKOLAH
Peranan sosial guru di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, terutama dalam
efektifitas dan efisien belajar individu di sekolah sangat tergantung kepada peranan guru.

Adapun peranan guru terhadap anak didiknya, merupakan peranan vital dari sekian banyak
peran yang harus dijalani. Hal ini dikarenakan komunitas utama yang menjadi wilayah tugas guru di
dalam kelas adalah untuk memberikan keteladanan, pengalaman, serta ilmu pengtahuan kepada murid-
murid tersebut. Begitupun peranan guru atas murid-muridnya tadi bisa dibagi menjadi 2 jenis menurut
situasi interaksi sosial yang mereka hadapi, yakni situasi formal dalam proses belajar mengajar di
kelas dan dalam situasi informal di luar kelas.

Dalam situasi formal, seorang guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai seseorang yang
mempunyai kewibawaan dan otoritas tinggi, guru harus bisa menguasai kelas dan bisa mengontrol
anak didiknya. Hal ini sangat perlu guna menunjang keberhasilan dan tugas-tugas guru yang
bersangkutan, yakni mengajar dan mendidik murid-muridnya.

Dalam situasi sosial informal, guru dapat mengendorkan hubungan formal dan jarak sosial,
misalnya suatu rekreasi, olahraga, berpikni atau kegiatan lainnya. Murid-murid menyukai guru pada
waktu demikian dapat bergaul dengan lebih akrab dengan mereka, sebagi manusia terhadap manusia
lainnya dapat tertawa dan bermain lepas dari kedok formal. Jadi guru hendaknya dapat menyesuaikan
peranannya menurut situasi sosial yang dihadapinya. Akan tetapi bergaul dengan murid secara akrab
sebagai sahabat, sedangkan dalam situasi belajar dalam kelas akan menimbulkan kesulitan disiplin
bagi murid itu sendiri.

Pada satu pihak, guru harus bersikap otoriter, dapat mengontrol kelakuan murid, dapat
menjalankan kekuasaannya untuk menciptakan suasan disiplin demi tercapainya hasil belajar yang
baik dan untuk itu ia menjaga adanya jarak sosial dengan murid. Dilain pihak ia harus dapat
menunjukan sikap bersahabatnya dan dapa bergaul dengan murid dalam suasana yang akrab.

Guru yang berpengalaman dapat bergaul dengan murid dalam suasana yang akrab. Guru yang
berpengalaman dapat menjalankan peranannya menurut situasi sosial yang dihadapinya. Kegagalan
dalam hal ini akan merusak kedudukannya dalam pandangan murid kepala sekolah, rekan-rekan guru
maupun Sebagai tauladan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru :

1. Sikap dasar

2.Berbicara dan gaya bicara

3.Kebiasaan bekerja

4.Sikap melalui pengalaman dan kesalahan

5.Pakaian

6. Hubungan kemanusiaan

7.Proses berfikir

8.Gaya hidup secara umum


BAB III

KESIMPULAN

Kedudukan guru adalah sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagai
pegawai. Yang paling utama adalah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai
seorang guru.

Dalam masyarakat, guru adalah sebagai pemimpin yang menjadi panutan atau teladan serta
contoh (referensi) bagi masyarakat sekitar. Mereka adalah pemegang nilai-nilai norma yang harus
dijaga dan dilaksanakan, ini dapat kita lihat bahwa betapa ucapan guru dalam masyarakat sangat
berpengaruh terhadap orang lain.

Guru kini bukan lagi sekadar pahlawan tanpa tanda jasa. Justru guru kadang dinilai berlimpah
jasa. Beragam fasilitas kini diperoleh guru. Pandangan masyarakat terhadap profesi guru pun sudah
bergeser. Berdasarkan pengamatan atas fenomena yang terjadi pada sebagian besar masyarakat.

Masyarakat mempunyai ekspektasi yang sangat tinggi dari para guru, baik dari sisi sikap,
perkataan maupun perilakunya.Sikap, perkataan dan perilaku yang diharapkan dari seorang guru, sama
dengan seorang ustadz atau pemuka agama. Artinya bahwa masyarakat mengharapkan guru bersikap,
bertutur dan bertindak layaknya seorang ustad. dapat diambil kesimpulan bahwa guru itu mempunyai
peran dan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat. sehingga guru bisa disebut
sebagaiagent of change yang berperan dalam inovator, motivator, maupun fasilitator.

Jadi, Seorang guru harus untuk tetap selalu menjaga sikap, tutur kata dan perilakunya di
tengah-tengah masyarakat, yaitu dengan menyesuaikan dengan norma yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

http://munawararifin93.blogspot.com/2016/05/makalah-peranan-guru-dalam-kehidupan.html

file:///C:/Users/SERVER%20DATA/Downloads/878-1648-1-SM.pdf

http://bloglindaadress.blogspot.com/2015/06/makalah-kedudukan-guru-dalam-pendidikan.html

http://mizaneducation.blogspot.com/2012/04/peranan-guru-di-sekolah-dan-masyarakat.html

http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com/2012/05/makalah-peranan-guru-di-sekolah-dan-di.html

Anda mungkin juga menyukai