Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Membangun Nilai-Nilai Kebangsaan Demi Terciptanya Pemuda
Yang Sehat Tanpa Narkoba Untuk Persatuan Bangsa ini pada waktunya.

Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari seminar OSKEMA 2019. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang Narkoba bagi para pembaca dan juga untuk penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada para panitia OSKEMA 2019 dan
pihak-pihak yang telah memberikan tugas ini dan membantu dalam
penyelesaiannya sehingga bisa menambah pengetahuan dan wawasan untuk kita
semua.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,


untuk itu saya mengharapkan saran dan masukan untuk menyempurnakan makalah
ini.

Jakarta, 23 September 2019

Hormat Saya,

Fadillah Setyadji

NIM 3360191250011

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................ 1

1.1. Fenomena Narkoba di Indonesia ........................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................... 1

1.3. Tujuan .................................................................................................... 2

1.4. Manfaat .................................................................................................. 2

BAB II Pembahasan ............................................................................................ 3

2.1 Pengertian Narkoba ................................................................................. 3

2.2 Bahaya Narkoba Bagi Kesehatan ............................................................ 6

2.3 Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika ............................... 6

2.4 Ciri-ciri Remaja Pengguna Narkoba ..................................................... 11

2.5 Manfaat Narkoba Dalam Dunia Kesehatan........................................... 11

2.6 Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba ........................................... 14

BAB III Penutup ............................................................................................... 18

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18

3.2 Saran ...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Fenomena Narkoba di Indonesia

Narkoba, yang merupakan Narkotika, Psikotropika, dan Bahan-bahan aditif


lainnya, merupakan kelompok senyawa yang apabila di konsumsi secara berlebihan
dapat menyebabkan resiko kecanduan. Dalam dunia medis, beberapa senyawa
narkoba digunakan untuk membius pasien saat hendak di operasi atau obat-obatan
penyakit tertentu. Namun, cara pandang ini disalahgunakan akibat banyaknya
penggunaan diluar yang seharusnya dan dosis yang telah di tentukan sebelumnya.

Narkoba di Indonesia tersebar karena beberapa sebab. Salah satu sebabnya


karena posisi geografis Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang
memiliki garis pantai terpanjang ke-2 di dunia, hal ini menyebabkan adanya rawa
penyelundupan pada setiap garis pantai. Sulit ditemukan wilayah yang benar-benar
bersih dari Narkoba.

Tercatat ada sekitar 3.3 juta jiwa atau 1.77% dari jumlah penduduk di
Indonesia dari umur 10-69 tahun. Kategori untuk penyalahgunaan narkoba juga
terbagi menjadi 3, yakni pekerja sekitar 50,34%, pelajar/mahasiswa 27,32%, dan
pengangguran 22,34%. Dari data ini juga dapat di ketahui bahwa justru para pekerja
lah yang lebih banyak menyalahgunakan narkoba dan biasanya menjadi salah satu
motivasi para penyalahguna untuk bekerja ataupun sebaliknya. Peredaran narkoba
di Indonesia sendiri biasanya dikendalikan dari dalam Lembaga Pemasyarakatan
atau yang biasa disingkat dengan Lapas. Ada sekitar 60-70 sindikat narkoba yang
telah di ketahui beroperasi secara illegal dari dalam Lapas atau Rumah Tahanan
Negara di berbagai wilayah di Indonesia.

1.2. Perumusan Masalah

 Apa saja jenis narkoba yang sudah beredar di Indonesia?

 Bagaimana cara menanggulangi penyebaran narkoba di Indonesia?

 Apakah narkoba memiliki nilai positif?

1
 Bagaimana ciri-ciri para pengguna narkoba?

1.3.Tujuan

 Mengetahui jenis-jenis narkoba yang berbahaya dan sudah beredar di


Indonesia

 Mengetahui factor-faktor penyebab penggunaan narkoba secara adiktif

 Mengetahui bahaya yang disebabkan oleh narkoba

 Mengetahui cara mencegah penyalahgunaan narkoba

1.4.Manfaat

 Mendapat informasi tentang bahaya narkoba bagi kesehatan

 Diharapkan dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan NAPZA

 Mengedukasi masyarakat agar terhindar dari bahaya penyalahgunaan


narkoba

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Narkoba

Narkotika

Adalah zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (UU No.35 Tahun 2009). Berasal dari bahasa inggris
narcotics yang artinya obat bius. Cara kerja narkotika adalah mempengaruhi
sususan saraf yang bias membuat penggunanya mati rasa, bahkan bila ada bagian
tubuh yang tersakiti.

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, berikut golongan dan beberapa contoh

1. Golongan I : Tidak digunakan dalam pengobatan, yaitu Heroin/Putaw, Ganja,


Cocain, Opium

2. Golongan II : Digunakan dalam pengobatan, yakni Morfin, Pethidin,


Metadona

3. Golongan III : Digunakan dalam pengobatan, contohnya Codein, Etil Morfin


(Dionin).

Psikotropika

Merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susuan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental perilaku. Pemakaian
psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat
kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan
ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan
fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.

Psikotropika yang bisa mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan


menjadi 4 golongan, yaitu:

3
1. Psikotropika golongan I: yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk
tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat

2. Psikotropika golongan II: yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi


dapat menimbulkan ketergantungan.

3. Psikotropika golongan III: yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya


sedang dari kelompok hipnotik sedatif.

4. Psikotropika golongan IV: yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya


ringan.

Bahan Adiktif Lainnya

Merupakan bahan-bahan yang dapat menyebabkan kecanduan atau kergantungan


yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus menerus.
Contoh: Rokok, Minuman keras, Inhalant, dll.

Minuman keras

Biasa disebut juga minuman beralkohol, adalah jenis depresan yang didapat dari
hasil permentasi buah-buahan atau biji-bijian. Diolah atau didistilisasi menjadi

4
berbagai jenis minuman dengan berbagai tingkat kandungan alkoholnya. Dalam
dosis kecil bisa menurunkan ketegangan dan memberi rasa relaks, namun hal ini
juga bersamaan dengan menurunnya inhibitasi, koordinasi dan waktu reaksi. Bisa
juga merusak bagian otak yang mengontrol koordinasi tubuh, ingatan dan
kemampuan mengambil keputusan dan dalam jangka panjang bisa merusak organ
tubuh dalam seperti liver dan ginjal.

Ganja

Merupakan jenis tanaman cannabis. Mengandung bahan yang mempengaruhi otak,


delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) yang mempengaruhi secara signifika reseptor
tertentu di otak, yang berakibat:

- Terhalangnya rasa dan perubahan mood

- Terhalangnya pergerakan dan koordinasi tubuh

- Kesulitan untuk fokus berpikir dan memecahkan masalah

- Mengahalangi ingatan dan kemampuan belajar

Salah satu jenis ganja yang memiliki THC tertinggi berasal dari dari Aceh,
Indonesia. Penggunaan ganja biasanya dengan cara dihisap, dimakan, diminum, dan
dihirup.

5
2.2. Bahaya Narkoba bagi Kesehatan

Banyak orang yang menggunakan narkoba hanya untuk mendapatkan kesenangan


sesaat. Tanpa sadar hal tersebut terus berlanjut dan mengabaikan berbagai bahaya
sebenarnya mengintai. Berikut adalah berbagai bahaya narkoba yang wajib untuk
diwaspadai!

1. Menyebabkan kecanduan

Pada dasarnya yang membuat narkoba menjadi sangat berbahaya adalah


karena efek candu dari penggunaannya. Jika sudah mulai menggunakan
narkoba, maka akan muncul terus keinginan untuk menggunakannya.
Bahkan semakin lama dosis yang digunakan semakin tinggi. Setelan
menjadi pecandu, akan sangat sulit untuk berhenti menggunakannya.
Rehabilitasi sangat dibutuhkan dan pengawasan ketat setelah rehabilitasi
juga tidak kalah penting karena ada banyak sekali orang yang terjerumus
kembali meskipun sebelumnya sudah menjalani rehabilitasi dan sempat
terlepas dari kecanduan.

2. Menurunkan kesadaran

6
Bahaya narkoba yang pertama adalah dapat menurunkan kesadaran
penggunanya. Hal ini tentunya membuat pengguna narkoba kesulitan untuk
melakukan aktivitas. Kesulitan untuk mengikuti pelajaran merupakan salah
satu bahaya narkoba bagi pelajar. Jika dibiarkan tentunya akan berpengaruh
pada kehidupannya secara keseluruhan. Efek yang dirasakan bisa saja tidak
hanya terjadi pada saat menggunakan narkoba, tapi masih bisa bertahan
beberapa jam setelahnya. Pengguna narkoba cenderung kesulitan untuk
fokus dan bermasalah dalam pengambilan keputusan.

3. Dehidrasi

Dehidrasi ternyata juga merupakan bahaya narkoba. Kondisi ini disebabkan


oleh defisit cairan dalam tubuh dan biasanya diikuti dengan
ketidakseimbangan elektrolit. Dehidrasi tidak bisa dianggap sepele karena
dapat memicu kondisi lainnya yang dapat membahayakan tubuh seperti
hilang konsentasi, serangan panik, bahkan hingga kejang.

4. Kerusakan sel otak

Bahaya narkoba bagi generasi muda yang harus diwaspadai selanjutnya


adalah dapat menyebabkan kerusakan sel otak. Beberapa jenis narkoba
mengharuskan otak bekerja tidak sebagaimana mestinya. Narkoba jenis
stimulan memaksa otak untuk bekerja lebih cepat, sedangkan jenis stimulan
dapat menekan saraf pusat dan memaksa diri tenang, Jika berlangsung
dalam jangka waktu yang lama, tentunya akan memicu perubahan pada sel
otak dan saraf. Kerusakan pada saraf di otak akibat narkoba bisa menjadi
permanen. Jika tidak permanen, butuh waktu pemulihannya juga tentunya
membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

5. Meningkatkan risiko berbagai penyakit

Narkoba dapat secara langsung memberikan efek pada tubuh. Bahaya


narkoba bagi kesehatan dapat dirasakan secara langsung atau bisa juga baru
muncul setelah penggunaan yang lama. Beberapa kondisi yang paling
umum terjadi akibat penggunaan narkoba adalah seperti gangguang irama
jantung, gangguan paru-paru, dan hipertensi. Selain gangguan fisik, narkoba
juga dapat mengganggu kesehatan mental.

7
6. Merusak kehidupan social

Tidak dapat dipungkuri bahwa salah satu bahaya narkoba bagi generasi
muda adalah dapat merusak kehidupan sosialnya. Pengguna narkoba
kemungkinan akan kesulitan mengontrol emosi dan mendapatkan banyak
masalah akibat kecanduan yang dialaminya. Menjaga hubungan dengan
orang-orang di sekitar pun lebih sulit dan lebih memilih untuk
menghabiskan waktu sendiri. Pengguna narkoba juga berisiko untuk
ditindak secara hukum karena memang penyalahgunaan narkoba
merupakan sebuah pelanggaran hukum. Jika susah memasuki tahap ini,
tentunya akan memberikan dampak pada kehidupan sosial pecandu
tersebut.

7. Meningkatkan toleransi obat

Beberapa jenis narkoba merupakan obat yang masih digunakan dalam dunia
medis. Penggunaan narkoba akan meningkatkan toleransi obat, sehingga
jika zat tersebut digunakan sebagai obat, maka efektivitasnya untuk
mengobati akan sangat jauh berkurang atau bahkan dapat hilang sama
sekali.

8. Kematian

Selain dapat memicu berbagai penyakit, bahaya narkoba yang paling fatal
adalah dapat menyebabkan kematian. Hal ini lah yang membuat kita tidak
boleh mengabaikan bahaya narkoba bagi pelajar dan generasi muda. Jika
dibiarkan, akan semakin banyak pemuda yang kehilangan masa depannya
akibat penyalahgunaan narkoba.

2.3. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika

Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang bukan untuk tujuan


pengobatan, tetapi agar dapat menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih,
secara kurang lebih teratur, berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan
ganggunan kesehatan fisik, gangguan kesehatan jiwa, dan kehidupan sosialnya.
Penyalahgunaan narkoba oleh remaja merupakan masalah yang serius, karena
penyalahgunaan narkoba dapat merusak masa depan remaja. Menurut laporan

8
Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Jakarta, dari penderita yang
umumnya berusia 15-24 tahun, banyak yang masih aktif di SMP dan SMA, bahkan
perguruan tinggi. Generasi muda merupakan sasaran strategis mafia perdagangan
narkoba. Oleh karena itu, generasi muda sangat rawan terhadap masalah tersebut.

Penyebab dari diri sendiri yaitu Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan


lingkungan. Kepribadian yang lemah, kurangnya percaya diri, tidak mampu
mengendalikan diri, dorongan ingin tahu,ingin mencoba,ingin meniru, dorongan
ingin berpetualang, mengalami tekanan jiwa, tidak memikirkan akibatnya
dikemudian hari, dan ketidaktahuan akan bahaya narkoba.

Penyebab yang bersumber dari keluarga (orang tua) contohnya salah satu atau
kedua orang tua adalah pengguna narkoba, tidak mendapatkan perhatian,dan kasih
sayang dari orang tua, keluarga tidak harmonis (tidak ada komunikasi yang terbuka
dalam keluarga), orang tua tidak memberikan pengawasan kepada anaknya, orang
tua terlalu memanjakan anaknya, orang tua sibuk mencari uang/mengejar karir
sehingga perhatian kepada anaknya menjadi terabaikan.

Penyebab dari teman/kelompok sebaya biasanya adanya satu atau beberapa


teman kelompok yang menjadi pengguna narkoba atau danya anggota kelompok
yang menjadi pengedar narkoba. Contoh lainnya adanya ajakan atau rayuan dari
teman kelompok untuk menggunakan narkoba, paksaan dari teman kelompok agar
menggunakan narkoba karena apabila tidak mau menggunakan akan dianggap tidak
setia kawan Ingin menunjukan perhatian kepada teman.

Penyebab yang bersumber dari lingkungan muncul dari masyarakat tidak acuh
atau tidak peduli. Adanya kelonggaran pengawasan sosial masyarakat Sulit mencari
pekerjaan dan penegakan hukum lemah juga menjadi factor. Banyaknya
pelanggaran hokum, kemiskinan dan pengangguran yang tinggi. Menurunnya
moralitas masyarakat. Banyaknya pengguna narkoba disekitar tempat tinggal dan
ada beberapa faktor yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkotika pada
seseorang.

9
Berdasarkan kesehatan masyarakat, faktor-faktor penyebab timbulnya
penyalahgunaan narkotika, terdiri dari:

1. Faktor Individu

Tiap individu memiliki perbedaan tingkat resiko untuk menyalahgunakan


NAPZA. Faktor yang mempengruhi individu terdiri dari faktor kepribadian
dan faktor konstitusi. Alasan-alasan yang biasanya berasal dari diri sendiri
sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA antara lain:

a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir


panjang mengenai akibatnya

b. Keinginan untuk bersenang-senang

c. Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya

d. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok

e. Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup

f. Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak


menimbulkan ketagihan

g. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan


atau kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA

h. Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA

2. Faktor Lingkungan, meliputi:

a. Lingkungan Keluarga --- Hubungan ayah dan ibu yang retak,


komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak, dan
kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor
yang ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.

b. Lingkungan Sekolah --- Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat


tempat hiburan, kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid
pengguna NAPZA merupakan faktor kontributif terjadinya
penyalahgunaan NAPZA.

10
c. Lingkungan Teman Sebaya --- Adanya kebutuhan akan pergaulan
teman sebaya mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya
dalam kelompoknya. Ada kalanya menggunakan NAPZA
merupakan suatu hal yng penting bagi remaja agar diterima dalam
kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.

2.4. Ciri-ciri Remaja Pengguna Narkoba

1. Cenderung memberontak

2. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya depresi dan cemas

3. Perilakunya sering menyimpang dari norma yang ada

4. Kurang percaya diri

5. Mudah kecewa, agresif dan destruktif

6. Murung, pemalu, pendiam

7. Mudah merasa bosan dan jenuh

8. Keinginan untuk bersenang-senang terlalu berlebihan

9. Putus sekolah

10. Kurang menghayati iman dan kepercayaan

11. Identitas diri tidak jelas

12. Kemampuan berkomunikasi rendah.

2.5. Manfaat Narkoba Dalam Dunia Kesehatan

Narkoba, seperti yang kita tahu di Indonesia adalah ilegal, namun dengan resep
dokter dan pengawasan, beberapa jenis narkotika ternyata memiliki manfaat yang
bisa digunakan di bidang medis, yaitu :

1. LSD : mengobati ketergantungan, perawatan untuk depresi dan


menghentikan sakit kepala. Dalam Spring Grove State Hospital di
Maryland, para peneliti memberikan LSD kepada pasien kanker akut untuk
melihat apakah dapat membantu mengurangi kecemasan. 1/3 dari pasien
berkurang rasa tegang, depresi, takut kematian dan kesakitannya (terbukti
menjadi pereda nyeri yang efektif untuk sakit kronis). 1/3 lain melaporkan

11
kondisi ini cukup berkurang dan kelompok terakhir mengatakan, kondisi
mereka tidak membaik sama sekali, tapi juga tidak memburuk.

2. Jamur Psychedelic : mengobati sakit kepala cluster dan OCD Sebuah studi
University of Arizona menunjukkan bahwa mereka dengan kondisi sakit
kepala mereka, bisa reda sementara dan pada satu pasien, sakit kepalanya
sembuh berlangsung selama 6 bulan penuh. Para peneliti mengakui studi ini
tidak serta merta membuktikan bahwa obat itu dapat berfungsi sebagai
pengobatan, mereka hanya mengatakan ini berprospek untuk dilakukan
studi lebih lanjut.

3. Ekstasi : mengurangi kecemasan, meringankan gejala Parkinson's dan


perawatan untuk PTSD Sementara studi formal belum dilakukan, psikolog
dari Universitas Norwegia Sains dan Teknologi berpendapat bahwa bila
dikombinasikan dengan terapi perendaman, kemampuan obat untuk
melepaskan tingkat oxytocin bisa membuat MDMA obat yang ideal untuk
digunakan sebagai program perawatan lengkap. Obat ini mungkin juga
dapat untuk mengobati penyakit Parkinson melalui pelepasan kadar
serotonin di otak. Sementara para peneliti masih tidak mengerti bagaimana
perawatan bekerja, telah terbukti efektif dalam studi menggunakan tikus dan
satu penderita Parkinson. Korban Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
juga menunjukkan respons positif terhadap perawatan yang melibatkan
ekstasi. Psikolog yang melakukan terapi menggunakan studi dan MDMA
menemukan obat tersebut memberi mereka jendela waktu di mana pasien
mengalami rasa takut sedikit tanggapan dan memadai bisa menangani terapi
yang sangat penting untuk bekerja melalui kondisi mereka

4. Kokain dan Tanaman Coca, sebuah obat bius baru, obat pencahar dan
sebagai obat motion sickness Jauh sebelum bintang rock mulai melakukan
mencandu kokain, kokain pernah secara luas dipuji sebagai obat ajaib yang
dapat digunakan untuk menyembuhkan segala sesuatu mulai dari sakit
kepala untuk alkoholisme dan untuk demam akut. Sementara obat modern
telah menemukan perawatan jauh lebih aman untuk sebagian besar kondisi
ini, obat ini masih kadang-kadang digunakan sebagai anestesi topical untuk

12
mata, hidung dan operasi tenggorokan. Baru-baru ini juga telah digunakan
sebagai pengobatan topikal diterapkan pada mereka yang menderita sakit
kepala menahun yang parah. Penelitian tentang keperluan medis daun koka
agak terbatas, namun pada kebudayaan Andean telah menggunakan daun
koka untuk tujuan pengobatan selama berabad-abad. Seorang dokter
Amerika, Andrew Weil, percaya budaya ini mungkin ke sesuatu dan
menunjukkan bahwa daun koka mungkin dapat mengobati mabuk
perjalanan, radang tenggorokan, sembelit dan obesitas.

5. Heroin Seperti halnya kokain, efek heroin menjadi sebuah keajaiban untuk
menyembuhkan. Meski berbahaya, terutama kecenderungan untuk
penyalahgunaan, obat ini masih menjadi salah satu perawatan paling efektif
dan paling aman untuk sakit kronis yang ekstrim, seperti penderitaan yang
dialami pasien kanker. Literatur medis telah menunjukkan bahwa hal itu
jauh lebih aman daripada obat lain yang diberikan di tempatnya, termasuk
oksikodon candu sintetis. Sayangnya, pemerintah federal Amerika Serikat
melakukan larangan pada obat untuk rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
untuk menggunakannya secara subtantif, meski obat itu aman sebagai
penangangan untuk rasa sakit yang efektif dan hanya satu-satunya pilihan.

6. Amfetamin Amfetamin saat ini digunakan oleh komunitas medis untuk


mengobati beberapa kondisi, termasuk narcolepsy dan ADHD. State
University of New York melaporkan bahwa dalam beberapa kasus, mereka
juga terbukti efektif dalam mengobati depresi dan obesitas. Salah satu
penggunaan yang paling mengejutkan bagi amfetamin adalah penggunaan
obat membantu korban stroke untuk pulih lebih cepat. baru - baru ini Sebuah
studi oleh Institut Karolinska Swedia menunjukkan bahwa perawatan dapat
sangat membantu bagi mereka yang telah lemah stroke.

7. Ganja : obat untuk kanker, AIDS, sklerosis, glukoma dan epilepsi Bisa
dibilang inilah jenis narkotik paling kontroversi di dunia, banyak negara
telah mencabut larangan terhadap ganja sebagai jenis narkotik dan
memanfaatkan penggunaannya sebagai obat yang mujarab bagi beberapa
penyakit dan mengijinkan orang dewasa untuk menggunakannya dengan

13
aturan tertentu, bahkan Alm. Gus Dur, saat masih menjadi Presiden sempat
mempunyai opini untuk melegalkan ganja dengan pengawasan di Indonesia.
Pendukung mariyuana medis berpendapat bahwa hal itu dapat menjadi
pengobatan yang aman dan efektif untuk gejala kanker, AIDS, multiple
sclerosis, glukoma, epilepsi dan kondisi lain.

2.6. Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba

Ada 3 (tiga) cara yang sederhana dalam menanggulangi bencana narkoba, yaitu :

1. Pencegahan Mencegah jauh lebih bermanfaat daripada mengobati, untuk


ini dapat dilakukan :

a. Pencegahan Umum

Narkoba merupakan satu wabah International yang akan menjalar ke


setiap negara, apakah negara itu sedang maju atau berkembang. Semua
jadi sasaran dari sindikat-sindikat narkoba, menghadapi kenyataan
seperti ini Pemerintah telah berupaya dengan mengeluarkan :

 Inpres No. 6 tahun 1971 Dalam Inpres ini masalah


penyalahgunaan narkotika sudah dimasukkan ke dalam (6)
enam permasalahan nasional yang perlu segera ditanggulangi.

 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 Di sini lebih dipertegas


lagi dan kepada pengedar dan sindikat-sindikat narkotika serta
yang menyalahgunakan narkotika diancam dengan hukuman
yang cukup berat, baik hukuman penjara, kurungan maupun
denda.

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 65/Menkes.SK/IV/1997


Penetapan bahan-bahan yang dilarang digunakan untuk
kepentingan pengobatan.

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 28/Menkes/Per/I/1978


Penyimpangan Narkotika.

 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tindak pidana


Narkotika.

14
b. Dalam Lingkungan Rumah Tangga

 Jadikanlah rumah untuk berteduh seluruh keluarga dalam arti


yang seluas-luasnya

 Antar komunikasi yang harmonis antar sekuruh anggota


keluarga.

Hubungan antara ayah, ibu, dan anak harus terjalin cukup


harmonis dalam arti saling menghormati pupuk rasa kasih saying
yang sedalam-dalamnya.

 Keterbukaan orang tua dalam batas tertentu kepada anak akan


member kesempatan kepada anak untuk mengambil
tanggungjawab terbatas dalam rumah tangga meskipun dalam
arti yang sangat kecil. Keikutsertaan anak dalam tanggungjawab
bagaimanapun kecilnya akan menjadi kebanggaan anak itu
sendiri sebagai anggota keluarga yang diperhitungkan.

c. Di Luar Lingkungan Rumah Tangga

Lingkungan di luar rumah tangga adalah merupakan masyarakat


tersendiri yang merupakan bagian dari kegiatan sehari-hari yang tak
dapat dipisahkan. Dalam lingkungan ini akan tercipta suatu masyarakat
sendiri dengan latar belakang social ekonomi yang berbeda-beda,
budaya yang berbeda, agama yang berbeda dan banyak lagi perbedaan-
perbedaan yang kemudian berkumpul jadi satu kelompok. Ke dalam
lingkungan ini pengaruh narkoba mudah masuk dan berkembang. Untuk
itu, kelompok ini harus cepat diarahkan kepada kegiatan-kegiatan
dimana perbedaan-perbedaan tadi tidak menjadi penghalang, seperti :
kegiatan oleh raga, kesenian, kegiatan pengamanan lingkungan,
kegiatan sosial, membantu kegiatan-kegiatan lainnya yang positif.

d. Seluruh Masyarakat Berperan Serta Dengan Pemerintah

Meskipun sudah diancam hukuman yang berat kepada pengedar dan


sindikat narkoba namun pelanggaran tidak pernah berhenti, mungkin
karena perdagangan ini sangat menguntungkan atau subversi yang

15
sangat berat. Penghancuran tanaman ganja terjadi di mana-mana namun
masih dijimpai tanaman baru. Hal ini harus dihadapi bersama oleh
seluruh lapisan masyarakat dengan aparataparat pemerintahdalam
penumpasannya. Masyarakat harus cepat tanggap terhadap hal-hal yang
sekiranya menjurus kea rah kejahatan narkoba. Komunikasi harus
dijalin sebaik-baiknya antara masyarakat dengan aparataparat
pemerintah dalam mengadakan pemberantasan penyalahgunaan
narkoba. (Romli, 2001 : 52)

2. Pengobatan

Merupakan upaya yang harus segera dilakukan bila individu secara positif
sudah memberikan tanda-tanda kecanduan narkotika/obat keras. Disadari
bahwa “penyakit” yang ditimbulkan karena kecanduan narkotika ini
mempunyai permasalahan sendiri dan berbeda dengan penyakit lainnya.
Karena rumit dan kompleksnya masalah ini, yang menyangkut aspek
organobiologi, sosial cultural, pengibatan terhadap ketergantungan
narkotika dan obat keras ini sangat sulit. Meskipun demikian upaya kea rah
pengobatan korban ketergantungan narkotika/psikotropika harus dengan
cepat dilaksanakan. Dalam pengobatan tidak hanya persoalan deteksifikasi
serta pengawasan saja, perlu pula disertai evaluasi serta bimbingan
psikiatrik yang kontinyu, walaupun penderita sudah kembali ke masyarakat,
serta diperlukan juga partisipasi serta pengertian maupun penerimaan
masyarakat untuk membantu penderita menjalani kehidupan yang wajar.
Untuk penderita yang akut perlu diadakan di tempat-tempat pengobatan
yang mempunyai sarana-sarana perawatan (intensive unit cart). Dalam
keadaan kritis tindakan-tindakan harus segera diberikan sebelum penderita
mendapat perawatan dokter yang intensif.

3. Rehabilitasi Rehabilitasi/pengembalian korban ke tengah-tengah


masyarakat merupakan upaya yang paling akhir, akan tetapi cukup rumit
disebabkan oleh karena :

a. Adanya “post addiction syndrome” keadaan sudah mengalami


pengobatan penderita masih menunjukkan gejalagejala anxietas,

16
depresi, keinginan untuk memakai obat, keadaan emosional yang masih
sangat labil.

b. Penderita masih sangat mudah terpengaruh pada lingkungan, sebabnya


karena adanya gangguan struktur kepribadian dasar, sehingga adanya
penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian diri sangat labil. Di sinilah
perlunya partisispasi serta pengawasan professional.

c. Mengingat kompleksnya masalah ini di mana menyangkut banyak segi-


segi kehidupan di masyarakata, maka diperlukan kerjasama dengan
instansi-instansi lain (prinsip pendekatan multi disipliner)

d. Terbatasnya fasilitas pengobatan dan rehabilitasi serta tenaga


professional yang terdidik.

Dalam keadaan seperti ini penderita yang dilandasi cinta kasih kepada
si korban betul-betul diperlukan, baik dari orang tua maupun keluarga
lainnya. Partisispasi masyarakat di mana korban biasa bergaul diperlukan
sekali untuk memberikan semangat baru kepada si korban dan diberikan
harapan bahwa masa depan akan lebih berhasil. Peranan agama dalam
keadaan seperti ini mutlak diperlukan. Mendekatkan korban kepada ajaran
agama dan menambah keimanan dan ketaqwaan si korban kepada Tuhan
yang Maha esa merupakan bagian yang ikut menentukan kebrthasilan si
korban kembali ke masyarakat dan berdiri sendiri dengan suatu kepastian
dan keyakinan yang kokoh, hingga kebal akan segala godaan yang menjurus
kembali ke lembah dosa narkotika.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masalah penyebaran dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia menjadi


masalah yang mengkhawatirkan bagi para masyarakat. Bahaya yang
diakibatkan dari penyalahgunaan juga bisa mematikan. Para pengguna narkoba
juga memiliki ciri tertentu walaupun ciri tersebut tidak pasti merupakan hasil
dari penyalahgunaan narkoba. Namun, banyak dari para pengguna yang sudah
terkena efek negative atau bahaya.

Penyebaran ini terjadi karena sulitnya memantau semua daerah untuk


mengatasi para penyebar. Khususnya di daerah pedesaan ataupun daerah yang
memang lebih jarang terjangkau oleh pihak kepolisian dan hokum.

3.2 Saran

Agar mengurangi penyalahgunaan zat-zat berbahaya ini ada baiknya di adakan


sosialisasi terhadap segala jenis tingkat masyarakat untuk menaikkan kesadaran
akan bahaya narkoba. Penyuluhan terhadap segala tingkat masyarakat untuk
mengajarkan cara pencegahan dan menghindari agak tidak terkena adiktif dari
narkoba juga diperlukan.

18
Daftar Pustaka

Novita, F. (2011). Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta USAha Pencegahan dan


Penanggulangannya (suatu Tinjauan Teoritis). Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
Serta USAha Pencegahan dan Penanggulangannya, 8-12.

Simangunsong, F. S. (2014). Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika. Seminar


Narkoba 2014, (pp. 2-4). Surakarta.

Widyo Armono, Y. S. (2014). Kegunaan Narkotika dalam Dunia Medis. Seminar Narkoba
2014, (pp. 1-5). Surakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai