KEBERSIHAN TANGAN
2017
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
NOMOR : ……………………..
TENTANG
PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN
DI RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA BSD
MEMUTUSKAN
Prof. Hafil
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerah
yang diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Kebersihan Tangan di Rumah Sakit Medika BSD
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada jajaran Direksi Rumah Sakit
Medika BSD yang telah memberikan dukungan moril dan materil dalam pembuatan pedoman ini,
para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan Rumah Sakit Medika BSD yang telah
memberikan masukan dalam proses penyusunan pedoman ini, serta seluruh staf di Rumah Sakit
Medika BSD yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak lainnya yang terkait
dengan penyelenggaraan akreditasi rumah sakit. Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan buku
Tim PPI
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Kegagalan melakukanhand hygieneyang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi rumah
sakit dan penyebaran mikroorganisme multiresisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai
contributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce dan Pittet, 2002).
Perawatan menyediakan petugas kesehatan dengan tinjauan data : mencuci tangan dan antisepsis tangan di
lingkungan perawatan kesehatan.Selain itu, memberikan rekomendasi khusus untuk mempromosikan dan
meningkatkan kebersihan tangan dan mengurangi transmisi mikroorganisme patogen untuk pasien dan tenaga
kesehatan.
Keberhasilan vivo berbasis alkohol Pembersih tangan dan rendah insiden dermatitis yang terkait dengan
penggunaan terakhir.Studi terbarumenunjukkan nilai multidisiplin kebersihan tangan program promosi dan peran
potensial menggosok tanganberbasis alkohol dalam meningkatkan kebersihan tangan.
B. Pengertian
Hand hygiene adalah suatu upaya atau tindakan membersihkan tangan, baikdengan menggunakan sabun
antiseptik di bawah air mengalir atau dengan menggunakanhandrub berbasis alkohol dengan langkah-langkah
yang sistematik sesuai urutan, sehinggadapat mengurangi jumlah bakteri yang berada pada tangan
Praktek hand hygiene atau membersihkan tangan adalah untuk menghilangkan semua kotoran dan debris serta
menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit. Mikroorganisme di tangan ini diperoleh dari
kontak dengan pasien dan lingkungan. Sejumlah mikroorganisme permanen juga tinggal di lapisan terdalam
permukaan kulit yaituS. epidermidis
Praktek Kebersihan tangan adalah mencuci tangan dengan Antiseptik, mencuci tangan dengan sabun dan
air,atau deterjen lain yang mengandung agen antiseptik.
Antiseptik handrubbing adalah menerapkansuatu handrub antiseptik untuk mengurangi atau menghambat
pertumbuhanmikroorganisme tanpa memerlukan sumber air dan tidak memerlukan pembilasan atau pengeringan
dengan handuk.
Tangan antisepsis, mengurangi ataumenghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan penerapan
suatuantiseptik handrub atau dengan melakukan handwash antiseptik.
Bagian – bagian yang ada di lingkungan Rumah Sakit tersebut meliputi: Bagian Manajerial, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Kamar Bedah, Instalasi Rawat Intensif, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi rawat Jalan, Instalasi medical
cek up, Instalasi Kebidanan, Instalasi Sanitasi, CSSD dan Laundry, Kamar Jenazah, Rekam Medik, Laboratorium,
Radiologi, Rehab medic, Farmasi, Gizi IPSRS. Pihak ketiga Securyti, Cleaning servis dan Petugas parker, Kafe
dll
BAB III
TATA LAKSANA
A. Jenis – jenis Kebersihan tangan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Medika BSD meliputi :
1. Kebersihan tangan dengan Handrub
Kebersihan tangan dengan menggunakan cairan handrub berbahan dasar alkohol yang dapat digunakan
sebagai antiseptik tangan rutin. (Gambar 1)
2. Kebersihan tangan dengan air mengalir
Tangan harus dicuci dengan sabun dan air bila tampak kotor atau terkontaminasi dengan darah maupun
cairan tubuh, bila berpotensi membentuk spora mikroba, atau setelah menggunakan kamar mandi.
(Gambar 2)
3. Kebersihan tangan prosedural
Kebersihan tangan khusus di kamar bedah
B. Prosedur Kebersihan Tangan
Prosedur cuci tangan di lakukan oleh semua petugas, pasien dan pengunjung sesuai dengan prosedur
cuci tangan yang distandarkan oleh WHO yang sudah diakui oleh umum, adalah sebagai berikut:
1. HANDWASH MENURUT WHO :
a. Basahi tangan dengan air mengalir, tutup kran air
b. Tuangkan 3-5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
c. Ratakan kedua telapak tangan hingga merata
d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan lakukan kembali
sebaliknya
e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
f. Kaitkan kedua jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
g. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan kembali
sebaliknya
h. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan lakukan
kembali sebaliknya
i. Buka kran air, bilas kedua tangan dengan air mengalir
j. Keringkan dengan handuk /tissue towel sekali pakai sampai benar-benar kering
k. Gunakan handuk/tissue towel tersebut untuk menutup kran
l. Dan tangan anda sudah bersih dan bebas kuman , kegiatan mencuci tangan dengan air
mengalir dilakukan selama 40-60 detik
2. HANDRUB MENURUT WHO :
a. Tuangkan 3-5 cc cairan antiseptic berbasis alkohol ke dalam tangan
b. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
c. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan lakukan kembali
sebaliknya
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
e. Kaitkan kedua jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan kembali
sebaliknya
g. Gosok memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya
h. Keringkan tangan tanpa menggunakan tissue towel/handuk pengering
i. Kini tangan anda bebas kuman dan sudah bersih, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 20-30
detik.
Penggunaan antiseptik handrub pada tangan yang bersih lebih efektif menurunkan jumlah
mikroorganisme pada tangan (Girou et al.2002). Untuk mengurangi penumpukan emolien pada
tangan setelah pemakaian handrub yang berulang sebanyak 5-10 kali, tetap diperlukan mencuci
tangan dibawah air mengalir.
A. Cuci tangan bedah
Cuci tangan bedah adalah kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun antimicrobial sebelum
operasi untuk menghilangkan kuman transient dan menurunkan jumlah kuman resident flora di
tangan. Setiap petugas yang akan melakukan cuci tangan bedah ;
1. Kuku tangan harus pendek, tidak memakai cat kuku, dan tidak memakai kuku palsu.
2. Melepaskan aksesoris yang ada di tangan (cincin, jam, gelang)
Tim bedah yang mengalami infeksi atau abrsi kulit serta luka terbuka tidak diperkenankan menjadi
operator/ asisten/ instrumentator operasi Hand hygiene menjadi lebih efektif bila tangan bebas luka,
kuku bersih, pendek dan tangan dan pergelangan bebas dari perhiasan dan pakaian. Ketidakpatuhan
petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene tentunya memiliki konsekuensi terhadap
transmisi patogen dan kejadian infeksi nosokomial. Hand hygiene bukan menjadi sebuah pilihan
maupun kesempatan, melainkan indikasi yang harus dilakukan selama perawatan untuk mencegah
risiko transmisi mikroba. Untuk itu WHO mengembangkan konsep “5 saat melakukan kebersihan
tangan” (Gambar 3). Infeksi Rumah Sakit dapat didefinisikan sebagai infeksi yang diperoleh pasien
yang dirawat di rumah sakit selain karena infeksi tersebut, atau infeksi yang terjadi pada pasien yang
dirawat di rumah sakit yang belum ada atau tidak dalam masa inkubasi pada saat pasien masuk
rumah sakit. Termasuk infeksi yang diperoleh di rumah sakit tetapi muncul setelah pasien masuk
rawat, dan infeksi pada petugas kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan cuci tangan
perawat :Lankford, Zembover, Trick, Hacek, Noskin, & Peterson (2003) bahwa faktor yang
berpengaruh pada tindakan cuci tangan adalah tidak tersedianya tempat cuci tangan, waktu yang
digunakan untuk cuci tangan, kondisi pasien, efek bahan cuci tangan terhadap kulit dan kurangnya
pengetahuan terhadap standar. Sementara itu Tohamik (2003) menemukan dalam penelitiannya
bahwa kurang kesadaran perawat dan fasilitas menyebabkan kurang patuhnya perawat untuk cuci
tangan. Kepatuhan cuci tangan juga dipengaruhi oleh tempat tugas. Menurut Saefudin, et.al. (2006),
tingkat kepatuhan untuk melakukan KU (Kewaspadaan Universal), khususnya berkaitan
dengan HIV / AIDS, dipengaruhi oleh faktor individu (jenis kelamin, jenis pekerjaan, profesi, lama
kerja dan tingkat pendidikan), faktor psikososial (sikap terhadap HIV dan virus hepatitis B,
ketegangan dalam suasana kerja, rasa takut dan persepsi terhadap resiko), dan faktor organisasi
manajemen (adanya kesepakatan untuk membuat suasana lingkungan kerja yang aman, adanya
dukungan dari rekan kerja dan adanya pelatihan).
Beberapa ahli sebagaimana dikemukakan oleh Smet (1994), mengatakan bahwa kepatuhan
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kepatuhan
dapat berupa tidak lain merupakan karakteristik perawat itu sendiri. Karakteristik perawat
merupakan ciri-ciri pribadi yang dimiliki seseorang yang memiliki pekerjaan merawat klien sehat
maupun sakit (Adiwimarta, et.al. 1999 dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Karakteristik perawat meliputi variabel demografi (umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa dan
tingkat pendidikan), kemampuan, persepsi dan motivasi. Menurut Smet (1994), variabel demografi
berpengaruh terhadap kepatuhan. Sebagai contoh secara geografi penduduk Amerika lebih
cenderung taat mengikuti anjuran atau peraturan di bidang kesehatan. Data demografi yang
mempengaruhi ketaatan misalnya jenis kelamin wanita, ras kulit putih, orang tua dan anak-anak
terbukti memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi. Latar belakang pendidikan juga akan
mempengaruhi perilaku seseorang dalam melaksanakan etos kerja. Semakin tinggi pendidikan
seseorang, kepatuhan dalam pelaksanaan aturan kerja akan semakin baik.
D. Gambar Tata Cara Melakukan Hand Hygiene