Bab I Ii Iii BTP
Bab I Ii Iii BTP
PENDAHULUAN
Makanan berasal dari bahan makanan yang sudah atau tanpa mengalami
pengolahan. Makanan adalah semua produk yang dikonsumsi manusia baik dalam
bentuk bahan mentah, setengah jadi, atau jadi yang meliputi produk-produk industri,
restoran, katering serta makanan tradisional atau jajanan (Afrianti, 2008). Bahan
tambahan pangan (BTP) secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai bahan makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan,
mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke
dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan,
perlakuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan (Wisnu,2006).
1
pangan yang melampaui ambang batas maksimal tidak dibenarkan karena merugikan
atau membahayakan kesehatan manusia.
Ruang lingkup bahan tambahan pangan (BTP) menurut Peraturan Kepala BPOM RI
Nomor 22 Tahun 2013 dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang
sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk tujuan teknologis pada pembuatan,
pengolahan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan dan/atau
pengangkutan pangan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu
komponen atau mempengaruhi sifat pangan tersebut, baik secara langsung atau tidak
langsung.
2
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian bahan tambahan pangan pada makanan
2. Menjelaskan bahan tambahan pangan yang dilarang
3. Menjelaskan gejala yang timbul ketika memakan makanan yang mengandung
BTP
3
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
4
Di dalam industri pangan, terutama industri rumah tangga yang
pengetahuan mereka masih terbatas, penggunaan bahan tambahan yang
berbahaya masih sering dilakukan (Anggrahini, 2007). Bahan tambahan
berbahaya yang paling sering ditambahkan produsen adalah zat pewarna
Rhodamine B dan Methanyl yellow, pemanis buatan siklamat dan sakarin, serta
pembuat kenyal berupa formalin dan boraks (Didinkaem, 2007).
B. FORMALIN
Formalin memiliki banyak kegunaan dan digunakan secara luas dalam berbagai
bidang, diantaranya:
3. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan
peledak.
4. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan
kertas.
12. Dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai pengawet
untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan
pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan
pembersih karpet. (Fajar, 2013)
6
terjadinya keracunan, masyarakat harus dapat membedakan bahan/produk
makanan yang mengandung formalin dan yang sehat.
C. BORAKS
Boraks sangat bahaya jika terhirup, mengenai kulit, mata dan tertelan.
Akibat yang ditimbulkan dapat berupa iritasi pada saluran pencernaan, iritasi
pada kulit dan mata, mual, sakit kepala, nyeri hebat pada perut bagian atas. Jika
dikonsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ginjal,
kegagalan sistem sirkulasi akut bahkan kematian. Konsumsi boraks 5-10 gram
oleh anak-anak dapat menyebabkan shock dan kematian. Beberapa penyalah
gunaan boraks dalam pangan diantaranya bakso, cilok, lontong dan kerupuk
gendar.
Tahu mentah : Tekstur kenyal, tidak padat tetapi tidak mudah hancur, awet
sampai 3 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam lemari es, aroma
menyengat bau formalin (kadar 0,5-1,0 ppm).
7
Mi basah : Mengkilat, tidak lengket dan sangat berminyak. Awet sampai 2 hari
pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam lemari es. Aroma menyengat
(tidak berbau mi) dan tidak mudah basi.
Bakso : Memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang
menggunakan bahan daging, tekstur kulit kering dan berwarna keputihan.
Ciri-ciri visual yang dapat digunakan sebagai patokan dalam memilih makanan
di pasaran, adalah sebagai berikut :
Pewarna Alami : Warna agak suram, mudah larut dalam air, membutuhkan
bahan pewarna lebih banyak (kurang mampu mewarnai dengan baik),
membutuhkan waktu lama untuk meresap kedalam produk
8
Pewarna Non Food Colour : Warna cerah sekali, tidak mudah larut dalam air,
membutuhkan bahan pewarna lebih sedikit, karena dalam konsentrasi rendah
sudah mampu mewarnai dengan baik, cepat meresap ke dalam produk
10
BAB IV
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
A. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini, agar mahasiswa dan audiens :
1. Mengetahui pengertian bahan tambahan pangan pada makanan
2. Mengetahui bahan tambahan pangan yang dilarang
3. Mengetahui gejala yang timbul ketika memakan makanan yang mengandung
BTP
B. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi lebih
lanjut kepada masyarakat mengenai bahan tambahan makanan yang berbahaya
11
BAB V
SASARAN KEGIATAN
A. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
1. Siswa kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar Negeri 1 Karanglo
2. Guru SD N 1 Karanglo
12
BAB VI
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Metode atau jenis kegiatan
Jenis kegiatan penyuluhan ini yaitu : penyuluhan di ruang kelas 5
B. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Rabu, 13 November 2019, Pukul 10.00 WIB
C. Pelaksanaan
Acara penyuluhan tentang Bahan Tambahan Pangan dimulai pada
pukul 10.00 WIB yang dilaksanakan di SD N 1 Karanglo, dilaksanakan
dengan tepat waktu dan lancer.
D. Evaluasi
Dari kegiatan penyuluhan Bahan Tambahan Pangan kurangnya jam
terbang mahasiswa yang melakukan penyuluhan karena pada saat
memberikan materi mahasiswa masih kurang percaya diri untuk
meyampaikannya, untuk materi sudah tepat dengan sasarannya yaitu anak-
anak SD yang suka jajanan kurang sehat diberikan penyuluhan tentang BTP
agar mereka tau bahaya seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung
BTP. Tanggapan para siswa yang antusias membuat acara berjalan dengan
sangat baik.
13
BAB VII
HASIL KEGIATAN
Pada penyuluhan Bahan Tambahan Pangan dimulai pada pukul 10.00 WIB
yang dilakukan dengan tepat waktu disela-sela kegiatan UKS yang dilaksanakan oleh
pegawai Puskesmas Klaten Selatan yang bertempat di SD N 1 Karanglo, dihadiri
sebanyak 36 peserta yang terdiri dari 18 siswa kelas 5 dan 18 siswa kelas 6 SD N 1
Karanglo, tidak lupa juga Bpk/Ibu Guru yang ikut mendampingi. Kegiatan berjalan
dengan lancar, peran mahasiswa sebagai pemberi materi sudah sesuai dengan yang
disampaikan, beberapa siswa mengajukan pertanyaan tentang makanan yang dijual
disekolahnya. Seluruh peserta mengikuti penyuluhan sampai akhir dengan tenang.
Siswa dapat mengerti dengan baik materi yang diberikan. Seluruh guru dan juga
siswa sangat antusias dengan penyuluhan tersebut.
14
BAB VIII
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Penyuluhan di SD N 1 Karanglo
17