Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara simetris.
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam
membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan
deformitas lebih lanjut.( Susan Martin Tucker.2011 )
Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama
mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai
dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan
keletihan. ( Diane C. Baughman. 2011 )
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (
Arif Mansjour. 2011 )

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan
kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2011).
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
C. MANIFESTASI KLINIS
Pola karakteristik dari persendian yang terkena
1. Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.
2. Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan
kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.
3. Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.
4. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari
berlangsung selama lebih dari 30 menit.
5. Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.
Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa:
1. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.
2. nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.
3. rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.
4. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid
ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang
terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya
terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan.
D. PATOFISIOLOGI

E. KOMPLIKASI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan
ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying
antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga
sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis.

F. KRITERIA DIAGNOSTIK
Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut:
1. Kekakuan pagi hari (sekurangnya 1 jam)
2. Arthritis pada tiga atau lebih sendi
3. Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan
4. Arthritis yang simetris
5. Nodula reumatoid dan Faktor reumatoid dalam serum
6. Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)

G. . PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,
mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan
fungsi dan kemampuan mobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2011).
Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain :
1. Pemberian terapi
Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk
mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi
inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat
destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses
autoimun.
2. Pengaturan aktivitas dan istirahat
Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting
untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan
pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam
mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan
dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan
sendi.
3. Kompres panas dan dingin
Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic
dan relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada
kompres dingin.
4. Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya.
Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam
minyak ikan.
5. Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap
akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan
sendi, arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan
organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan
misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk
arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres
pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada
sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
3. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya
ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan
peran; isolasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan
oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal;
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/
mengingat,kesalahan interpretasi informasi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx keperawatan Tujuan dan kreteria hasil Intervensi
1 Nyeri akut/kronis Kriteria Hasil: 1. kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas
berhubungkan 1. Menunjukkan nyeri hilang/ (skala 0-10). Catat faktor-faktor
dengan : agen terkontrol, yang mempercepat dan tanda-tanda
pencedera; distensi 2. Terlihat rileks, dapat rasa sakit non verbal
jaringan oleh tidur/beristirahat dan 2. Berikan matras/ kasur keras, bantal
akumulasi cairan/ berpartisipasi dalam aktivitas kecil,. Tinggikan linen tempat tidur
proses inflamasi, sesuai kemampuan. sesuai kebutuhan
destruksi sendi 3. Mengikuti program 3. Tempatkan/ pantau penggunaan
farmakologis yang diresepkan, bantl, karung pasir, gulungan
4. Menggabungkan keterampilan trokhanter, bebat, brace
relaksasi dan aktivitas hiburan 4. . Dorong untuk sering mengubah
ke dalam program kontrol posisi,. Bantu untuk bergerak di
nyeri tempat tidur, sokong sendi yang
sakit di atas dan bawah, hindari
gerakan yang menyentak.
5. Berikan masase yang lembut
6. Kolaborasi: Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
2 Kerusakan Mobilitas Kriteria Hasil : 1. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan
Fisik berhubungan 1. Mempertahankan fungsi posisi tingkat inflamasi/ rasa sakit pada
dengan: Deformitas dengan tidak hadirnya/ sendi
skeletal pembatasan kontraktur. 2. Pertahankan istirahat tirah baring/
Nyeri, 2. Mempertahankan ataupun duduk jika diperlukan jadwal
ketidaknyamanan, meningkatkan kekuatan dan aktivitas untuk memberikan periode
Intoleransi aktivitas, fungsi dari dan/ atau istirahat yang terus menerus dan
penurunan kekuatan konpensasi bagian tubuh. tidur malam hari yang tidak
otot 3. Mendemonstrasikan tehnik/ terganmggu
perilaku yang memungkinkan 3. Bantu dengan rentang gerak
melakukan aktivitas aktif/pasif, demikiqan juga latihan
resistif dan isometris jika
memungkinkan
4. Ubah posisi dengan sering dengan
jumlah personel cukup.
Demonstrasikan/ bantu tehnik
pemindahan dan penggunaan
bantuan mobilitas, mis, trapeze
5. . Kolaborasi: konsul dengan
fisoterapi
3 Gangguan citra kreteria Hasil : 1. Dorong pengungkapan mengenai
tubuh./perubahan 1. Mengungkapkan peningkatan masalah tentang proses penyakit,
penampilan peran rasa percaya diri dalam harapan masa depan
berhubungan dengan kemampuan untuk 2. Diskusikan persepsi
perubahan menghadapi penyakit, pasienmengenai bagaimana orang
kemampuan untuk perubahan pada gaya hidup, terdekat menerima keterbatasan.
melaksanakan tugas- dan kemungkinan 3. Perhatikan perilaku menarik diri,
tugas umum, keterbatasan. penggunaan menyangkal atau
peningkatan 2. Menyusun rencana realistis terlalu memperhatikan perubahan.
penggunaan energi, untuk masa depan. 4. Susun batasan pada perilaku mal
ketidakseimbangan adaptif. Bantu pasien untuk
mobilitas mengidentifikasi perilaku positif
yang dapat membantu koping
5. Kolaborasi: Rujuk pada konseling
psikiatri, mis: perawat spesialis
psikiatri, psikolog.
4 Kurang perawatan Kriteria Hasil : 1.Diskusikan tingkat fungsi umum
diri berhubungan 1. Melaksanakan aktivitas (0-4) sebelum timbul awitan/
dengan kerusakan perawatan diri pada tingkat yang eksaserbasi penyakit dan potensial
muskuloskeletal; konsisten dengan kemampuan perubahan yang sekarang
penurunan kekuatan, individual. diantisipasi.
daya tahan, nyeri 2. Mendemonstrasikan perubahan 2.Pertahankan mobilitas, kontrol
pada waktu teknik/ gaya hidup untuk terhadap nyeri dan program latihan.
bergerak, depresi memenuhi kebutuhan perawatan 3. Kaji hambatan terhadap partisipasi
diri. dalam perawatan diri. Identifikasi
3. Mengidentifikasi sumber- /rencana untuk modifikasi
sumber pribadi/ komunitas yang lingkungan.
dapat memenuhi kebutuhan 4.Kolaborasi: Konsul dengan ahli
perawatan diri. terapi okupasi.

5 Kurang pengetahuan Kriteria Hasil : 1. Tinjau proses penyakit, prognosis,


(kebutuhan belajar), 1. Menunjukkan pemahaman dan harapan masa depan.
mengenai penyakit, tentang kondisi/ prognosis, 2. Tekankan pentingnya melanjutkan
prognosis dan perawatan. manajemen farmakoterapeutik
kebutuhan 2. Mengembangkan rencana untuk 3. Anjurkan mencerna obat-obatan
pengobatan perawatan diri, termasuk dengan makanan, susu, atau antasida
berhubungan modifikasi gaya hidup yang pada waktu tidur.
kurangnya konsisten dengan mobilitas dan 4. Identifikasi efek samping obat-
pemahaman/ atau pembatasan aktivitas. obatan yang merugikan, mis: tinitus,
mengingat,kesalahan perdarahan gastrointestinal, dan
interpretasi ruam purpuruik
informasi 5. Tekankan pentingnya membaca
label produk dan mengurangi
penggunaan obat-obat yang dijual
bebas tanpa persetujuan dokter
6. Tinjau pentingnya diet yang
seimbang dengan makanan yang
banyak mengandung vitamin,
protein dan zat besi.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta

Kalim, Handono.2011. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.

Mansjoer, Arif. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculaapius FKUI:Jakarta.

Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit.EGC: Jakarta.
Smeltzer, Suzzanne C.2011.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. .Jakarta: EGC.
Ganong.2011.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Boedhi Darmojo & Hadi Martono. 1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Lemone & Burke, 2001. Medical Surgical Nursing; Critical Thinking in Client Care,
Third Edition, California : Addison Wesley Nursing.
Diposkan oleh AMRIL di 00.45

Anda mungkin juga menyukai