Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM AKUNTANSI BIAYA PADA


PT ASSEMS INDO

Penulis:
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
SISTEM AKUNTANSI BIAYA PADA
PT ASSEMS INDO

KELOMPOK 2:
YASMIN NUR SALSABILA (1801061004)
SALSABILA (1801061006)
WAHYU HADINATA (1801061008)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Makalah dengan judul “Sistem Akuntansi Biaya” dibuat sebagai salah satu tugas
mata kuliah Sistem Akuntansi agar dapat mamahami Sistem Biaya yang terjadi
pada PT .

Kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kemukinan
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu,
masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu kami untuk semakin
memperbaiki kekuragannya.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen mata kuliah Sistem
Akuntansi, Ibu Yuztitya Asmaranti,S.E,M.S,Ak.dan teman-teman dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita
semua aamiiin....

Bandar Lampung, 5 November 2019

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................. ........... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan.......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
2.1 Sistem Akuntansi Biaya.............................................................. 4
2.2 Fungsi Terkait.............................................................................. 4
2.3 Dokumen..................................................................................... 6
2.4 Catatan Akuntansi........................................................................ 8
2.5 Prosedur......................................................................................10
2.6 Flowcharat .................................................................................. 11
2.7 Sistem Pengendalian Internal......................................................12

BAB III PENUTUP...................................................................................... 13


REFRENSI................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi sekarang ini pertumbuhan ekonomi semakin pesat.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang besar dan berkembang maka
persaingan juga semakin ketat, sehingga setiap perusahaan harus
meningkatkan kualitas pada produk yang dihasilkannya.
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya berpacu pada tujuan
perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal. Untuk dapat
menghasilkan laba, perusahaan memiliki cara yang dapat ditempuh yaitu
menaikan harga jual ataupun dengan menekan biaya produksi dalam
pengolahan produk yang dihasilkan. Namun dengan menaikan harga jual
dapat menyebabkan konsumen lari ke produk pesaing yang memiliki harga
jual lebih murah dengan kualitas produk yang sama sedangkan menekan biaya
produksi yang tidak terkendali akan menyebabkan harga pokok terlalu tinggi
yang akhirnya akan menurunkan daya saing produk dan dapat menurunkan
laba. Maka biaya produksi harus dicatat dengan baik dan teliti sehingga pihak
perusahaan dapat menghitungkan pengeluaran biaya secara tepat untuk
memproduksi suatu produk. Sesuai dengan pengertian akuntansi yang penulis
kutip dari Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini dalam buku “Akuntansi
keuangan” (2009;02) yaitu “menurut America Accounting Association yang
menyatakan, “……the process of identifying, measuring,, and communicating
economic information to permit informed judments and decisions by users of
the information”. (“…..Proses mengidentifikasika, mengukur dan melaporkan
informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan
yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”).
Pentingnya biaya produksi memerlukan perhatian yang khusus karena biaya
produksi merupakan biaya dari seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka pihak manajemen
memerlukan informasi yang dapat di percaya sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini
dalam buku “Akuntansi keuangan” (2009;03) yaitu “Fungsi dari akuntansi
adalah menghitung laba yang dicapai oleh perusahaan kemudian menilai
apakah pimpinan perusahaan telah melaksanakan tugas dan kewajiban yang
telah dibebankan oleh para pemilik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
yaitu memperoleh laba yang optimal”. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
fungsi akuntansi adalah menyediakan atau memberikan informasi keuangan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, untuk
membantu dalam membuat keputusan dan informasi sangat bergantung untuk

1
pihak manajemen yang banyak berhubungan pada hasil akhir perhitungan
biaya produksi dikarenakan pihak manajemen bertanggung jawab atas
kemajuan perusahaannya.
Perusahaan dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu perusahaan dagang,
perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur (industri). Menurut UU No. 3
Tahun 2014 tentang Perindustrian pada Pasal 1 Ayat (2) yang disetujui
oleh DPRRI dan Presiden RI, industri adalah seluruh bentuk kegiatan
ekonomi yang mengelolah bahan mentah dan/atau memanfaatkan sumber daya
industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau
manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.

Adapun yang menjadi objek pembahasan kelompok adalah PT.ASSEMS


INDO. Yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa laminating
dan coating dengan keanekaragaman produk. Produk yang dihasilkan pada
PT.ASSEMS INDO diantara lain penjualan hot-melt film, jasa laminating, dan
jasa coating seperti pembuatan komponen sepatu, komponen accessories
mobile, komponen tas dan lain sebagainya. Dimana proses produksi
perusahaan berdasarkan order (pemesanan).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana proses produksi yang dilaksanakan pada PT. ASSEMS INDO ?

1.3 Tujuan Penulisan


Mengetahui penerapan sistem akuntansi biaya pada PT ASSEMS INDO.

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk menambah pengetahuan dalam perhitungan harga pokok produksi,
metode costing, dan proses produksi dalam suatu perusahaan yang nantinya
akan dipraktikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Akuntansi Biaya


2.1.1 Pengertian
Sistem akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur erat
kaitannnya dengan system pengawas produksi dan system
akuntansi biaya.
2.1.2 Terdiri dari jaringan prosedur untuk mengumpulkan, dan
mengklasifikasi data biaya, menyajikaninformasi bagi manajemen.
2.1.3 Menurut William K. Carter (2009:11) yang diterjemahkan oleh
Kista sebagai berikut Perhitungan yang diperlukan untuk aktivitas-
aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan
efisien, serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin
maupun strategis.

2.2 Fungsi Terkait


2.2.1 Fungsi Penjualan
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dari
pembeli, fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order
dari langganan dan meneruskan order tersebut ke fungsi produksi. Jika
order dari langganan ditulis dalam formulir yang disediakan oleh
perusahaan, order langganan ini langsung dapat diserahkan oleh fungsi
penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera diproses. Jika order
dari langganan belum berisi informasi yang lengkap, fungsi pennjualan
berkewajiban untuk menambahkan informasi yang kurang, atau
menuliskan kembali kedalam prakiraan penjualan dan laporan-laporan
persediaan yang berisi informasi tetap bagi kepentingan fungsi
produksi. Dalam perusahaan yang berproduksi secara massal, laporan
tersebut umumnya ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara
fungsi pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi penjualan melayani order
dari langganan berdasarkan persediaan produk jadi yang ada di gudang.

3
2.2.2 Fungsi Produksi
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi
fungsi-fungsi yang ada dibawahnya yang akan terkait dalam
pelaksanaan dalam proses produksi guna memenuhi permintaan
produksi dari fungsi penjualan. Dalam perusahan besar fungsi produksi
biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
dalam pembuatan order produksi tersebut. Order produksi tersebut
dituangkan dalam bentuk tertulis dalam dokumen yang disebut surat
order produksi. Surat order produksi ini dilampiri dengan surat
kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi. Fungsi ini
bertanggungjawab atas pelaksanaan produksi sesuai dengan surat
order produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar
kegiatan produksi yang melampiri surat order tersebut.

2.2.3 Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi


Fungsi ini merupakan fungsi staff yang membantu fungsi produksi
dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi. Perencanaan
produksi diwujudkan dalam perhitungan rencana kebutuhan bahan
dan peralatan yang akan digunakan untuk memproduksi pesanan yang
diterima dari fungsi penjualan. Rencana produksi dituangkan
oleh fungsi ini dalam dokumen daftar kebutuhan bahan dan daftar
kegiatan produksi. Fungsi ini mempersiapkan dokumen ijin produksi
yang menjelaskan kuantitas masing-masing produk yang diproduksi dan
prioritas relatif dari masing-masing produk.

2.2.4 Fungsi Pengolahan Data Elektronik


Bagian ini menerima dokumen izin produksi dari bagian perencanaan
produksi. Dokumen izin produksi tersebut dijadikan untuk input proses
pembuatan Perintah Produksi, Perintah Bahan, dan Jadwal Produksi.

2.2.5 Fungsi Gudang


Dalam sistem pengawasan sistem produksi dan sistem akuntansi biaya
ini, fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan
baku, bahan penolong, dan barang lain yang di gudangkan. Fungsi ini

4
juga bertanggung jawab menerima produk jadi yang diserahkan oleh
fungsi produksi.

2.2.6 Fungsi Akuntansi Biaya


Dalam sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya,fungsi
ini bertanggung jawab untuk pencatatan mutasi setiap jenis persediaan
dan atas pencatatan biaya produksi langsung, biaya produksi tidak
langsung dan biaya non produksi ke dalam kartu biaya. Di samping itu
fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab atas pencatat transaksi
terjadinya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik,
dan biaya non produksi ke dalam jurnal pemakaian bahan baku dan
jurnal umum serta posting ringkasan jurnal tersebut ke rekening yang
bersangkutan dalam buku besar.

2.3 Dokumen

2.3.1 Dokumen Produksi

Dokumen ini dibuat oleh Bagian Perencanaan Produksi untuk


menjelaskan jenis produk yang harus diproduksi berdasarkan informasi
yang sama dan prioritas relatif dari masing-masing produk. Izin produksi
dikirimkan ke Bagian Pengelolahan Data Elektronik untuk dijadikan
input proses pembuatan Perintah Produksi, Permintaan Bahan, dan
Jadwal Produksi.
2.3.1 Laporan permintaan bahan dan Laporan-laporan persediaanDokumen
ini dibuat oleh Bagian Pengelolahan Data Elektronik dan tidak lagi
disusun oleh petugas pencatat persediaan dan Bagian Pemasaran.
Dokumen ini dibuat untuk memutuskan jenis produk yang harus
diproduksi berdasarkan informasi yang sama.
2.3.2 Dokumen Perintah Produksi
Catatan perintah produksi ini dalam pelaksanaannya, yang biasanya
dikelola oleh Bagian Perencanaan Produksi, dan Ikhtisar Biaya dalam
Proses, yang biasanya dikelola oleh Bagian Akuntansi Biaya dalam
sistem manual, digantikan oleh komputer sebagai suatu file terpadu.
2.3.3 Kartu Jam Kerja dan Laporan Gerak Produksi
Unit-unit pabrik harus membuat Kartu Jam Kerja Karyawan dan Laporan
Gerak Produksi untuk diserahkan kepada Bagian Pengolahan Data

5
Elektronik, dan tidak lagi kepada Bagian Akuntansi Biaya dan Bagian
Perencanaan Produksi.
2.3.4 Kartu Jam Kerja dan Laporan Gerak Produksi
Unit-unit pabrik harus membuat Kartu Jam Kerja Karyawan dan Laporan
Gerak Produksi untuk diserahkan kepada Bagian Pengolahan Data
Elektronik, dan tidak lagi kepada Bagian Akuntansi Biaya dan Bagian
Perencanaan Produksi.

2.3.5 Kartu Permintaan Bahan


Dokumen ini harus dibuat oleh pengawas pabrik apabila terjadi
kekurangan bahan atau melaporkan jika terdapat bahan yang tidak
diperlukan tetapi diterima dari gudang.

2.3.6 Jadwal Produksi

Pembuatan Jadwal Produksi diasumsikan dilaksanakan setiap hari dan disusun


per unit pabrik. Dengan kata lain, setiap unit pabrik setiap hari akan memperoleh jadwal
produksi.

6
2.4 Catatan Akuntansi
2.4.1 Jurnal Pemakaian Bahan Baku adalah jurnal khusus yang
digunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang
digunakan dalam produksi.

2.4.2 Register Bukti Kas Keluar


Dalam system akuntansi biaya, register bukti kas keluar digunakan
untuk mencatat biaya overhead pabrik,beban administrasi umum,
dan beban pemasaran yang berupa pengeluaran kas.

7
2.4.3 Jurnal Umum
Jurnal umum digunakan mencatat transaksi pembayaran gaji dan
upah, penyusutan asset tetap, amortisasi asset tak berwujud, dan
terpakainya uang muka biaya.

2.4.4 Kartu Biaya


Buku pembantu yang merinci beban overhead pabrk,beban
administrasi, dan beban pemasaran.

8
2.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

2.5.1 Prosedur Pengembalin Barang Gudang


Mengembalikan barang ke gudang dilakukan oleh fungsi
produksi .
2.5.2 Prosedur Pencatatan Beban Tenaga Kerja Langsung
Untuk mencatat bebam tenaga kerja yang dikonsumsi untuk
mengerjakan order produksi atau yang dikeluarkan dalam
periode tertentu.
2.5.3 Prosedur Produk Selesai dan Pembebanan BOP
Mencatat BOP berdasarkan tarif yang ditentukan di muka
dan total harga pokok produksi yang ditransfer.
2.5.4 Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya,
Beban Administrasoi dan Umum, dan Beban Pemasaran

2.6 Flowchart Proses Order Produksi

9
2.7 Sistem Pengendalian Internal
2.7.1 Organisasi
2.7.1.1 Fungsi pencatatan biaya harus terpisah dari fugsi
produksi.
2.7.1.2 Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi
penganggaran biaya.
2.7.1.3 Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi.
2.7.1.4 Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2.7.2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
2.7.2.1 Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi
produksi.
2.7.2.2 Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang
diotorisasi kepala fungsi produksi.
2.7.2.3 Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
2.7.2.4 Daftar kebutuhan bahan dibuat oleh fungsi perencanaan.
2.7.2.5 Daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan.

10
2.7.2.6 Kartu jam kerja diotorisasi oleh fungsi produksi.
2.7.3 Praktik yang Sehat
2.7.3.1 Surat order,bukti permintaan dan pengeluaran,bukti kas
keluar,memorial,bernomor urut cetak.
2.7.3.2 Secara periodic direkonsiliasi kartu biaya dengan akun
control biaya dalam buku besar.
2.7.3.3 Secara periodic dilakukan perhitungan persediaan yang
ada di gudang untuk dicocokkan dengan kartu
persediaan.

11
BAB III

3.1 Kesimpulan
Dari proses produksi PT. ASSEMS INDO memiliki tahapan-tahapan
dalam proses pelapisan bahan dan penempelan dua jenis bahan memiliki
prosedur secara detail demi mendapatkan hasil yang bermutu dan maksimal
untuk kepuasan pelanggannya.
Dengan adanya unsur-unsur biaya yang diterapkan pada PT. ASSEMS
INDO maka perusahaan dapat memperhitungkan jumlah produksi, kualitas
dan harga yang telah ditetapkan untuk mendapatkan kelancaran dalam
produksi yang optimal, guna mencapai keuntungan dimasa yang akan
datang.

12
Referensi

1. Mulyadi.2001.Sistem Akuntansi,Yogyakarta: Salemba Empat.


2. https://diankirtleykristi.wordpress.com/2018/05/22/makalah-sistem-
informasi-akuntansi-biaya/

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
PT Colombus merupakan salah satu perusahaan dagang yang bergerak di
bidang penjualan barang-barang rumah tangga seperti furniture, electronic, dll.
Perusahaan ini bekerja sama dengan supplier dengan cara membeli barang dan
menjualnya kembali secara kredit maupun tunai.
Sistem Pembelian barang pada PT Colombus terdapat beberapa fungsi
yang terkait yaitu (1) bagian gudang bertanggung jawab untuk mengajukan
permintaan pengadaan material sesuai dengan posisi persediaan yang ada di
gudang (2) bagian pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang (3) bagian penerimaan bertanggung jawab untuk
menerima barang dengan terlebih dahulu mengecek mutu dan jumlah barang
yang dipesan oleh fungsi pembelian (4) bagian akuntansi, terkait transaksi
pembelian adalah fungsi pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan.
Pada PT Colombus belum adanya sistem terkomputerisasi akuntansi pada
pencatatan akuntansi, masih secara manual dan tidak adanya retur pembelian
pada barang rusak, hanya terdapat sistem tukar guling.

14
15

Anda mungkin juga menyukai