Anda di halaman 1dari 24

Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

BAB III
PENGUJIAN BAHAN AGREGAT

3.1. ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR


Standar pengujian:
 AASHTO T 27 – 88
 ASTM C 136 – 84a
 SK SNI M-08-1989-F

3.1.1. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud pengujian ini adalah untuk menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat halus dan kasar dengan menggunakan saringan atau ayakan.
Tujuan pengujian ini adalah untuk membuat suatu distribusi ukuran aggregat
dalam bentuk grafik yang dapat memperlihatkan pembagian butir (gradasi) suatu
aggregat dengan menggunakan saringan.

3.1.2. BAHAN DAN PERALATAN


Bahan :
a. Agregat halus :
 Pasir 500 gram
 Abu batu 500 gram
b. Agregat kasar :
 Batu pecah maksimum ukuran ¾” 5000 gram
 Batu pecah maksimum ukuran 1/2” 2500 gram
Peralatan :
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari berat benda uji.
b. Satu set saringan tes 20 mm (3/4”), 12.5 mm (1/2”), 10mm (3/8”), dan
saringan no. 4, 8, 16, 30, 50, 100, 200.
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk pemanasan sampai
(110±5)oC.
d. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat lainnya.

3.1.3. PENYIAPAN BENDA UJI


a. Mengeringkan benda uji didalam oven dengan suhu (110 ± 5)oC, hingga
beratnya tetap.
b. Menyaring benda uji dengan saringan ¾” dan benda uji yang lolos
minimum 5 kg (agregat kasar) ditimbang.
c. Menyaring benda uji dengan saringan 1/2”dan benda uji yang lolos
minimum 2,5 kg (agregat kasar) ditimbang.
d. Menyaring benda uji dengan saringan no. 4 dan benda uji yang lolos
masing- masing minimum 0,5 kg pasir dan 0,5 kg abu batu ditimbang.

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 26


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.1.4. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Menyaring benda uji yang telah disiapkan dengan menggunakan saringan
dan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas.
b. Menimbang dan menghitung persentase terhadap berat sample benda uji
yang yang tertahan di masing-masing saringan.

3.1.5. DATA HASIL PENGUJIAN


a.Batu Pecah ¾ inchi (5000 gram)
Pekerjaan / proyek : Praktikum Perkerasan Jalan
Jenis material : Batu Pecah lolos saringan ¾ inchi
Tipe : AC

Tabel 3.1.1. Analisa Pembagian Butiran SK. SNI M–08–1989–F pada batu pecah maks ¾”
Batu Pecah Maks 3/4" Kumulatif SPESIFIKASI
Berat Tertahan Berat
Saringan %
Masing-masing Tertahan % Lolos Bawah Atas
No Tertahan
Saringan (gr)
3/4" 0 0 0,000% 100,000% 100% 100%
1/2" 4253,3 4253,3 85,066% 14,934% 90% 100%
3/8" 674,6 4927,9 98,558% 1,442% 77% 90%
#4 53,4 4981,3 99,626% 0,374% 53% 69%
#8 2,6 4983,9 99,678% 0,322% 33% 53%
#16 1,3 4985,2 99,704% 0,296% 21% 40%
#30 0,6 4985,8 99,716% 0,284% 14% 30%
#50 0,3 4986,1 99,722% 0,278% 9% 22%
#100 0,5 4986,6 99,732% 0,268% 6% 15%
#200 0,6 4987,2 99,744% 0,256% 4% 9%
Sisa 4987,2 4987,2 99,744% 0,256%
Berat Contoh 5000

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 27


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

Batu Pecah Maks 3/4"


100%
90%
80%
70%
60%
% Lolos

50%
40%
30%
20%
10%
0%
#200 #100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 1/2" 3/4"

No Saringan
%lolos minimum %lolos maksimum %lolos uji

Grafik 3.1.1. Grafik Analisa Saringan pada Batu Pecah maks ¾ inchi

b. Batu Pecah 1/2 “ (2500 gram)


Pekerjaan / proyek : Praktikum Perkerasan Jalan
Jenis material : Batu Pecah ½ inchi
Tipe : AC

Tabel 3.1.2. Analisa Pembagian Butiran SK. SNI M–08–1989–F batu pecah maks ½ inchi
Batu Pecah Maks 1/2" Kumulatif SPESIFIKASI
Berat Tertahan Berat
Saringan %
Masing-masing Tertahan % Lolos Bawah Atas
No Tertahan
Saringan (gr)
3/4" 0 0 0,000% 100,000% 100% 100%
1/2" 0 0 0,000% 100,000% 90% 100%
3/8" 84,4 84,4 3,376% 96,624% 77% 90%
#4 1846,6 1931 77,240% 22,760% 53% 69%
#8 242,4 2173,4 86,936% 13,064% 33% 53%
#16 103,2 2276,6 91,064% 8,936% 21% 40%
#30 48,3 2324,9 92,996% 7,004% 14% 30%
#50 23 2347,9 93,916% 6,084% 9% 22%
#100 34,6 2382,5 95,300% 4,700% 6% 15%
#200 24,7 2407,2 96,288% 3,712% 4% 9%
Sisa 0 2407,2 96,288% 3,712%
Berat Contoh 2500

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 28


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

Batu Pecah Maks 1/2"


100%
90%
80%
70%
60%
% Lolos

50%
40%
30%
20%
10%
0%
#200 #100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 1/2" 3/4"

No Saringan
%lolos minimum %lolos maksimum %lolos uji

Grafik 3.1.2. Grafik Analisa Saringan pada Batu Pecah maks 1/2 inch

c. Abu Batu (500 gram)


Pekerjaan / proyek : Praktikum Perkerasan Jalan
Jenis material : Abu batu
Tipe : AC

Tabel 3.1.3. Analisa Pembagian Butiran SK. SNI M – 08 – 1989 – F pada Abu Batu
Abu Batu Kumulatif SPESIFIKASI
Berat Tertahan Berat
Saringan %
Masing-masing Tertahan % Lolos Bawah Atas
No Tertahan
Saringan (gr)
3/4" 0 0 0,000% 100,000% 100% 100%
1/2" 0 0 0,000% 100,000% 90% 100%
3/8" 0 0 0,000% 100,000% 77% 90%
#4 0 0 0,000% 100,000% 53% 69%
#8 95,5 95,5 19,100% 80,900% 33% 53%
#16 244,1 339,6 67,920% 32,080% 21% 40%
#30 80,8 420,4 84,080% 15,920% 14% 30%
#50 24,1 444,5 88,900% 11,100% 9% 22%
#100 20,3 464,8 92,960% 7,040% 6% 15%
#200 8,4 473,2 94,640% 5,360% 4% 9%
0 473,2 94,640% 5,360%
Berat Contoh 500

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 29


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

Abu Batu
100%
90%
80%
70%
60%
% Lolos

50%
40%
30%
20%
10%
0%
#200 #100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 1/2" 3/4"

No Saringan
%lolos minimum %lolos maksimum %lolos uji

Grafik 3.1.3. Grafik Analisa Saringan pada Abu batu

d. Pasir (500 gram)


Pekerjaan / proyek : Praktikum Perkerasan Jalan
Jenis material : Pasir
Tipe : AC

Tabel 3.1.4. Analisa Pembagian Butiran SK. SNI M – 08 – 1989 – F pada Pasir
Psair Kumulatif SPESIFIKASI
Berat Tertahan Berat
Saringan %
Masing-masing Tertahan % Lolos Bawah Atas
No Tertahan
Saringan (gr)
3/4" 0 0 0,000% 100,000% 100% 100%
1/2" 0 0 0,000% 100,000% 90% 100%
3/8" 0 0 0,000% 100,000% 77% 90%
#4 0 0 0,000% 100,000% 53% 69%
#8 17,7 17,7 3,540% 96,460% 33% 53%
#16 63,2 80,9 16,180% 83,820% 21% 40%
#30 90,5 171,4 34,280% 65,720% 14% 30%
#50 75 246,4 49,280% 50,720% 9% 22%
#100 142 388,4 77,680% 22,320% 6% 15%
#200 51,8 440,2 88,040% 11,960% 4% 9%
Sisa 0 440,2 88,040% 11,960%
Berat Contoh 500

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 30


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

Pasir
100%
90%
80%
70%
60%
% Lolos

50%
40%
30%
20%
10%
0%
#200 #100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 1/2" 3/4"

No Saringan
%lolos minimum %lolos maksimum %lolos uji

Grafik 3.1.4. Grafik Analisa Saringan pada Pasir

3.1.6. ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN


a. Dari data di atas didapat bahwa prosentase lolos dari masing-masing agregat
tidak memenuhi spesifikasi, maka agregat tersebut perlu digabung terlebih
dahulu sebelum digunakan.
b. Menggunakan cara grafis agar diperoleh grafik gradasi menerus, langkah-
langkah yang ditempuh adalah :
1. Membuat persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebar 1 : 2.
2. Membuat garis diagonal yang menghubungkan dua titik sudut persegi
tersebut.
3. Menenentukan posisi nomor saringan pada sisi panjang dengan cara
sebagai berikut :
- Untuk nomor saringan ¾”
 Mengambil nilai tengah {(batas atas + batas bawah) x 1/2} pada
spesifikasi untuk nomor saringan ¾”.
 Menarik garis (dari nilai tengah yang didapat) secara horizontal
sehingga memotong garis diagonal.
 Lalu dari perpotongan itu ditarik garis vertikal sampai sumbu x,
maka itulah letak posisi saringan nomor ¾”.
- Lakukan hal yang sama untuk saringan nomor 1/2”, 3/8”, #4, #8,
#30, #50, #100, #200.
4. Menggambarkan grafik analisa saringan masing-masing agregat.
5. Membuat (garis bagi) yang membagi luasan masing-masing agregat pada
grafik sehingga luasan yang terbentuk tampak setara.

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 31


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

6. Membuat (garis hubung) yang menghubungkan ujung masing-masing


(garis bagi) yang terbentuk sehingga memotong garis diagonal.
7. Dari titik potong yang terbentuk antara garis diagonal dengan garis
hubung, ditarik garis horisontal dan tentukan jarak antara garis-garis
horisontal yang terbentuk.
8. Interval antara garis horisontal yang terbentuk merupakan prosentase
berat agregat menerus yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
menentukan prosentase berat agregat dengan cara analitis.

Kombinasi Saringan Cara Grafis


100%

3/4"
90%

80%

1/2"
70%

60%
% Lolos

Abu Batu
50%

40%

30%

Pasir
20%

10%
#200 #100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 1/2" 3/4"
0%

No Saringan

%lolos minimum %lolos maksimum BP Maks 3/2"


BP Maks 1/2" Abu Batu Pasir

Grafik 3.1.5. Grafik Kombinasi Saringan Cara Grafis

c. Dari cara grafis yang digunakan diperoleh perbandingan antara agregat kasar
dan agregat halus sebesar 42.0% : 58.0% dengan komposisi agregat sebagai
berikut :
1. Agregat kasar maks 3/4” = 20.5 %
2. Agregat kasar maks 1/2” = 21.5 %
3. Abu batu = 18.5 %
4. Pasir = 39.5 %

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 32


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

Tabel 3.1.5. Kombinasi Agregat AC Sesuai Cara Grafis


20,50% 21,50% 18,50% 39,5% SPESIFIKASI
BP. BP. Kombinasi
Saringan
Maks Maks Abu Batu Pasir Bawah Atas
No
3/4" 1/2"
3/4" 100 100 100 100 100,00% 100 100
1/2" 14,934 100 100 100 82,56% 90 100
3/8" 1,442 96,628 100 100 79,07% 77 90
#4 0,374 76,136 100 100 74,45% 53 69
#8 0,322 13,068 80,9 96,46 55,94% 33 53
#16 0,296 8,94 32,18 83,82 41,04% 21 40
#30 0,284 7,04 16,01 65,72 30,49% 14 30
#50 0,28 6,088 11,2 50,72 23,47% 9 22
#100 0,268 4,704 1,14 22,32 10,09% 6 15
#200 0,256 3,716 5,46 11,96 6,59% 4 9
Sisa 6,59%

Tabel Kombinasi AC - Wearing Course


100%
90%
80%
70%
60%
% Lolos

50%
40%
30%
20%
10%
0%
#200 #100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 1/2" 3/4"

No Saringan
%lolos minimum %lolos maksimum %kombinasi

Grafik 3.1.6. Grafik Kombinasi Saringan cara Grafis

d. Dari hasil penggabungan agregat dengan cara grafis digunakan sebagai


pedoman untuk cara analitis dengan trial and error

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 33


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

KOMBINASI AGREGAT DENGAN CARA ANALITIS (TRIAL AND


ERROR)
Didapat komposisi agregat sebagai berikut :
a. Agregat kasar maks 3/4” = 11,50 %
b. Agregat kasar maks 1/2” = 36,75 %
c. Abu batu = 36,75 %
d. Pasir = 15,00 %

Tabel 3.1.6. Kombinasi Agregat AC Sesuai Cara Analitis


11,50% 36,75% 36,75% 15% SPESIFIKASI
BP. BP. Kombinasi
Saringan
Maks Maks Abu Batu Pasir Bawah Atas
No
3/4" 1/2"
3/4" 100 100 100 100 100% 100 100
1/2" 14,934 100 100 100 90,22% 90 100
3/8" 1,442 96,628 100 100 87,43% 77 90
#4 0,374 76,136 100 100 61,40% 53 69
#8 0,322 13,068 80,9 96,46 49,04% 33 53
#16 0,296 8,94 32,18 83,82 27,72% 21 40
#30 0,284 7,04 16,01 65,72 18,37% 14 30
#50 0,28 6,088 11,2 50,72 13,99% 9 22
#100 0,268 4,704 1,14 22,32 7,73% 6 15
#200 0,256 3,716 5,46 11,96 5,20% 4 9
Sisa 5,20%

Tabel Kombinasi AC - Wearing Course


100%
90%
80%
70%
60%
% Lolos

50%
40%
30%
20%
10%
0%
#200 #100 #50 #30 #16 #8 #4 3/8" 1/2" 3/4"

No Saringan
%lolos minimum %lolos maksimum %kombinasi

.Grafik 3.1.7. Grafik Kombinasi Saringan cara Analitis

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 34


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.1.7. KESIMPULAN
Dari percobaan diperoleh kesimpulan bahwa perbandingan antara agregat
kasar dan agregat halus adalah 48,25 % : 51,75% dengan perincian:
Agregat kasar - batu pecah ¾” = 11,50 %
- batu pecah /2”
1
= 36,75 %
Agregat halus - abu batu = 36,75 %
- pasir = 15,00 %
Kombinasi fraksi agregat tersebut dapat digunakan untuk pembuatan
campuran beton aspal tipe AC.

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 35


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.2. PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT KASAR


Standar pengujian :
 AASHTO T 255
 ASTM C 125
 SNI 1969:2008

3.2.1. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (Bulk), berat
jenis kering permukaan jenis (Saturated Surface Dry = SSD) berat jenis semu
(Apparent) dari agregat kasar dan penyerapan agregat terhadap aspal dalam
campuran.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui berapa besar kadar
penyerapan dan berat jenis agregat kasar dalam campuran beton aspalt tipe AC.

3.2.2. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan :
a. Keranjang kawat ukuran ¾” inc atau ½” inc dengan kapasitas kira-kira 5
kg.
b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan.
Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu
tetap.
c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 % pori berat
contoh yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
d. Oven yang dilengkapi dengan pengaruh suhu untuk memanasi sampai (110
± 5)℃.
Bahan :
Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan ¾ inchi dan ½ inchi, kira-
kira setengah keranjang.

3.2.3. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Ambil agregat ¾ inc dan ½ inc yang telah direndam selama + 24 jam, cuci
hingga bersih kemudian ditimbang berat benda uji di dalam air (BA).
b. Benda uji yang telah ditimbang diletakkan diatas papan, kemudian
diletakkan diatas papan dan dikeringkan menggunakan kipas angin sehingga
agregat menjadi kering permukaan (SSD).
c. Kemudian benda uji ditimbang dalam keadaan kering permukaan jenuh (BJ).
d. Agregat dikeringkan dalam oven pada suhu 105℃ selama 1 x 24 jam
e. Setelah dioven, dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-2 jam,
kemudian benda uji ditimbang (BK).

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 36


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.2.4. DATA HASIL PENGUJIAN


Jenis material : Batu Pecah ¾”
Tabel 3.2.1. Hasil Pengujian Berat Pecah ¾”
Hasil

Berat benda uji kering oven (BK) 5408

Berat benda uji kering permukaan (BJ) 5501

Berat benda uji dalam air (BA) 3465

Tabel 3.2.2. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Batu Pecah ¾”
Hasil
𝐵𝐾
Berat jenis (Bulk) 2,656
𝐵𝐽−𝐵𝐴
𝐵𝐽
Berat jenis permukaan (SSD) 2,701
𝐵𝐽−𝐵𝐴
𝐵𝐾
Berat jenis semu (Apparent) 2,783
𝐵𝐾−𝐵𝐴
𝐵𝐽−𝐵𝐾
Penyerapan 𝑥 100% 1,719%
𝐵𝐾

Jenis material : Batu Pecah ½”


Tabel 3.2.3. Hasil Pengujian Berat Pecah ½”
Hasil

Berat benda uji kering oven (BK) 4817

Berat benda uji kering permukaan (BJ) 4920

Berat benda uji dalam air (BA) 3100

Tabel 3.2.4. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Batu Pecah ½”
Hasil
𝐵𝐾
Berat jenis (Bulk) 2,646
𝐵𝐽−𝐵𝐴
𝐵𝐽
Berat jenis permukaan (SSD) 2,704
𝐵𝐽−𝐵𝐴
𝐵𝐾
Berat jenis semu (Apparent) 2,805
𝐵𝐾−𝐵𝐴
𝐵𝐽−𝐵𝐾
Penyerapan 𝑥 100% 2,138%
𝐵𝐾

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 37


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.2.5. PERHITUNGAN
a. Batu pecah ¾”
BK
Berat Jenis (Bulk) = (BJ−BA)
5408
= (5501−4365)
= 2,656
Berat Jenis Kering
BJ
Permukaan Jenuh (SSD) = (BJ−BA)
5501
= (5501−4365)
= 2,701
BK
Berat Jenis Semu (Apparent) = (BK−BA)
5408
= (5408−4365 )
= 2,783
(BJ−BK)
Penyerapan (Absorbtion) = x 100%
BK
(5501−5408)
= x 100%
5408
= 1,719 %
b. Batu pecah ½”
BK
Berat Jenis (Bulk) = (BJ−BA)
4817
= (4920−3100)
= 2,646
Berat Jenis Kering
BJ
Permukaan Jenuh (SSD) = (BJ−BA)
4920
= (4920−3100)
= 2,704
BK
Berat Jenis Semu (Apparent) = (BK−BA)
4817
= (4817−3100 )
= 2,805
(BJ−BK)
Penyerapan (Absorbtion) = x 100%
BK
(4920−4817)
= x 100%
4817
= 2,138 %

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 38


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.2.6. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan di atas dapatkan hasil berat jenis agregat kasar
sebagai berikut :
Tabel 3.2.5. Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Batu Pecah Batu Pecah
Keterangan
3/4” 1/2”
Berat jenis (Bulk) 2,656 2,646
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) 2,701 2,704
Berat jenis semu (Apparent) 2,783 2,805
Penyerapan (Absorbtion) 1,719% 2,138%

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 39


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.3. PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS


Standar pengujian :
a. ASTM C 125
b. AASHTO T 225
c. SNI 1970:2008

3.3.1. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (Bulk), berat
jenis kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD), berat jenis semu
(Apparent) dan penyerapan dari agregat halus.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui berapa besar kadar
penyerapan dan berat jenis agregat halus dalam campuran beton aspal tipe AC.

3.3.2. BAHAN DAN PERALATAN


Bahan :
a. Agregat halus, 500 gram Abu Batu dan 500 gram Pasir
b. Air

Peralatan :
a. Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram
b. Labu Erlenmeyer dengan kapasitas 500 ml
c. Kerucut terpancung (cone), diameter bagian atas (40 + 3) mm, diameter
bagian bawah (90 + 3) mm dan tinggi (75 + 3) mm dibuat dari logam
dengan tebal minimum 0,8 mm
d. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340
+ 15) gram, diameter permukaan penumbuk (25 + 3) mm
e. Saringan no.4
f. Oven yang dilengkapi dengap pengatur suhu untuk memanaskan sampai
(110 + 5) C
g. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 1 C
h. Talam
i. Air

3.3.3. PENYIAPAN BENDA UJI


a. Mengambil agregat halus berupa abu batu yang telah direndam selama 24
jam.
b. Mengambil agregat halus berupa pasir yang telah direndam selama 24 jam.

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 40


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.3.4. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Abu batu dan pasir yang telah disiapkan dicuci hingga bersih, kemudian
diletakkan diatas papan dan dikeringkan menggunakan kipas angin sehingga
agregat menjadi kering permukaan (SSD).
b. Kemudian keadaan kering permukaan diperiksa dengan mengisikan benda
uji ke dalam kerucut abraham, lalu memadatkan dengan batang penumbuk
secara bertahap selama 25 kali, kerucut terpancung kemudian
mengangkatnya. Keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji
runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.
c. Setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh, memasukkan benda uji
kering 500 gram ke dalam Labu Erlenmeyer.
d. Kemudian masukkan air + 1,5 cm diatas agregat, setelah itu goyangkan Labu
Erlenmeyer sampai tidak ada lagi gelembung.
e. Setelah itu benda uji dipanaskan sampai mendidih.
f. Benda uji yang telah dipanaskan ditunggu hingga suhunya menjadi suhu
ruang, kemudian ditambahkan air sampai 500 ml.
g. Menimbang Erlenmeyer berisi air dan benda uji (Bt).
h. Setelah itu benda uji dipisahkan dengan air kemudian ditimbang (BK).

3.3.5. DATA HASIL PENGUJIAN


Jenis Material : Abu Batu
Tabel 3.3.1. Data Pemeriksaan Berat Abu Batu
Hasil (gr)

Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) 500

Berat benda uji kering oven (BK) 493,4

Berat picnometer diisi air 25° C (B) 677,2

Berat picnometer +benda uji SSD + Air 25° C (Bt) 987,7


Tabel 3.3.2. Data Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Abu Batu

Hasil
BK
Berat jenis (Bulk) 2,603
B  500  Bt
500
Berat jenis permukaa (SSD) 2,638
B  500  Bt
BK
Berat jenis semu (Apparent) 2,698
B  BK  Bt
500  BK
Penyerapan x100% 1,338 %
BK

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 41


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

Jenis Material : Pasir


Tabel 3.3.3. Data Pemeriksaan Berat Pasir
Hasil (gr)

Berat benda uji kering permukaan jenuh (SSD) 500

Berat benda uji kering oven (BK) 491,6

Berat picnometer diisi air 25° C (B) 675,7

Berat picnometer +benda uji SSD + Air 25° C (Bt) 994,4

Tabel 3.3.4. Data Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Pasir

Hasil
BK
Berat jenis (Bulk) 2,788
B  500  Bt
500
Berat jenis permukaan (SSD) 2,836
B  500  Bt
BK
Berat jenis semu (Apparent) 2,928
B  BK  Bt
500  BK
Penyerapan x100% 1,709 %
BK

3.3.6. PERHITUNGAN
a. Abu Batu
BK
Berat Jenis (Bulk) 
B  500  Bt 
493,4

677,2  500  987,7 

 2,603
500
Berat Jenis (SSD) 
B  500  Bt 
500

677,2  500  987,7 

 2,638

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 42


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

BK
Berat Jenis Semu (Apparent) 
B  BK  Bt 
493,4

677,2  493,4  987,7 

 2,698
(500  BK )
Penyerapan   100 
BK
(500  493,4)
 100 
493,4

= 1,338
3.3.2. Pasir
BK
Berat Jenis (Bulk) 
B  500  Bt 
491,6

675,7  500  994,4

 2,788
500
Berat Jenis (SSD) 
B  500  Bt 
500

675,7  500  994,4

 2,836
BK
Berat Jenis Semu (Apparent) 
B  BK  Bt 
491,6

675,7  491,6  994,4

 2,928
(500  BK )
Penyerapan   100 
BK
(500  491,6)
  100 
491,6
= 1,709 

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 43


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.3.1. KESIMPULAN
Pada pemeriksaan berat jenis agregat halus ini didapatkan :
Tabel 3.3.5. Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
ABU BATU PASIR
Berat jenis (Bulk) 2,603 2,778
Berat jenis kering permukaan jenuh
2,638 2,836
(SSD)
Berat jenis semu (apparent) 2,698 2,928
Penyerapan 1,338 % 1,709 %

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 44


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.4. KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL


Standar Pengujian :
 AASHTO T – 181 – 82

3.4.1. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menguji besarnya kelekatan agregat
terhadap aspal dengan cara visual.

3.4.2. BAHAN DAN PERALATAN


Bahan :
a. Agregat yang lolos saringan 3/8” dan tertahan pada saringan no. 4 ±100
gram
b. Aspal keras
c. Air suling
Peralatan :
a. Wadah untuk mengaduk, kapasitas minimal 500 ml
b. Timbangan, kapasitas 200 gram dengan ketelitian 0,1 gram
c. Spatula
d. Tabung gelas kimia (beker) kapasitas 600 ml
e. Oven
f. Saringan 6.3 mm 1/4” dan 9.5 mm 3/8”

3.4.3. PENYIAPAN BENDA UJI


a. Menyaring benda uji dan mengambil sampel yang lolos saringan 3/8” dan
tertahan saringan no. 4 sebanyak kira-kira 100 gram
b. Mencuci sampel dengan air suling, dan mengeringkan pada suhu 140 ± 5°C
hingga konstan
c. Menyimpannya di tempat yang tertutup rapat dan siap untuk diuji

3.4.4. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Memasukkan 100 gram benda uji ke dalam wadah.
b. Memanaskan wadah beserta benda uji selama 1 jam dalam oven bersuhu
tetap antara 140 ± 5°C.
c. Mengisi aspal sebanyak 5.5 ± 0.2 gram.
d. Mengaduk aspal dan benda uji sampai merata dengan spatula selama 2-3
menit sampai benda uji terselimuti aspal.
e. Memindahkan benda uji yang sudah terselimuti aspal ke dalam tabung gelas
kimia kapasitas 600 ml.
f. Mengisi tabung gelas kimia tersebut dengan air suling sebanyak 400 ml.
g. Mendiamkan sampai mencapai suhu ruang selama 16-18 jam.
h. ambil selaput aspal yang mengandung dipermukaan air dengan tidak
mengganggu agregat didalam tabung.

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 45


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

i. Melihat dari atas menembus air, dan memperkirakan prosentase luas


permukaan yang masih terselimuti aspal.

3.4.5. DATA HASIL PENGUJIAN


Pada praktikum ini, berdasarkan proses pengamatan dalam memperkirakan
luas permukaan sampel yang masih terselimuti aspal, dinyatakan dengan angka ±
98% atau lebih dari 95%.

3.4.6. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan kelekatan aspal pada agregat yang
diamati secara visual dinyatakan dengan angka ± 98% atau lebih dari 95%.
Berarti, sesuai dengan peraturan berdasarkan SNI 03-2439-1991 bahwa
kelekatan aspal yang baik adalah minimal 95%.

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 46


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.5. UJI SETARA PASIR ( SAND EQUIVALENT )


Standar Pengujian :
 ASTM D.75-2001

3.5.1. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan relative dari
bagian bahan yang dapat merugikan ( seperti butiran lunak dan lempung )
terhadap bagian bahan agregat yang lolos saringan no.4 ( 4,75 mm).

3.5.2. BAHAN DAN PERALATAN


Bahan :
a. Abu batu hasil sampling dan lolos saringan 4,75 mm ( no.4)
b. Pasir hasil sampling dan lolos saringan 4,75 mm (no.4)
c. Air
Peralatan :
a. Oven
b. Cawan atau kaleng pengukur
c. 2 Tabung silinder
d. Corong

3.5.3. PROSEDUR PENGUJIAN


a. Menyiapkan sampel pasir dan abu batu yang lolos saringan 4,75 mm (no.4)
b. Mengoven sampel hingga suhu 105 derajat
c. Mengambil sampel yang sudah dioven sebanyak 1 cawan penuh baik abu
batu dan pasir
d. Mengetuk alas dari cawan pada meja atau permukaan yang keras supaya
terjadi konsolidasi
e. Mengisi air ke kedua tabung silinder
f. Masukkan masing-masing pasir dan abu batu ke dalam tabung silinder yang
terisi air dengan corong
g. Kocok tabung silinder sebanyak 90 kali
h. Diamkan tabung silinder hingga besok hari
i. Amati dan baca skala pasir dan skala lumpur
j. Hitung nilai sand equivalent (SE) dan kadar lumpur

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 47


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.5.4. DATA HASIL PENGUJIAN


Sand Equivalent
Material : Abu Batu
Nomor Pemeriksaan I
Mulai Pukul 14.30
Waktu Pukul 15.30 hari
Selesai kemudian
Waktu Pengendapan
Pembacaan Skala Lumpur (A) 4,8
Pembacaan Skala Pasir (B) 3,9
Sand Equivalent = (B/A)x100% 81,25%

Kadar Lumpur = 100% - SE


= 100% - 81,25%
= 8,75%
Sand Equivalent
Material : Pasir
Nomor Pemeriksaan II
Mulai Pukul 14.30
Waktu Pukul 15.30 hari
Selesai kemudian
Waktu Pengendapan
Pembacaan Skala Lumpur (A) 5
Pembacaan Skala Pasir (B) 4,5
Sand Equivalent = (B/A)x100% 90%

Kadar Lumpur = 100% - SE


= 100% - 90%
= 10%

3.5.5. KESIMPULAN
Kedua sampel agregat tersebut memiliki kualitas yang baik untuk bahan
campuran aspal panas. Kedua sampel memiliki nilai setara pasir yang tinggi
yaitu sampel abu batu sebesar 81,25% dan pasir sebesar 90%. Menurut
ketentuan Bina Marga nilai setara pasir untuk agregat halus pada campuran
aspal minimal sebesar 60%

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 48


Asisten Dosen : Dr. Bagus Hario Setiadji, ST.,MT.

3.6. RESUME PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN AGREGAT


a. Dari percobaan diperoleh kesimpulan bahwa perbandingan antara agregat kasar dan
agregat halus adalah 48,25 % : 51,25% dengan perincian:
Agregat kasar - batu pecah ¾” = 11,50 %
- batu pecah /2”
1
= 36,75 %
Agregat halus - abu batu = 36,75 %
- pasir = 15,00 %

b. Dari hasil perhitungan di dapatkan hasil berat jenis agregat kasar sebagai berikut :
Tabel 3.5.1. Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Batu Pecah Batu Pecah
Keterangan
3/4” 1/2”
Berat jenis (Bulk) 2,656 2,646
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) 2,701 2,704
Berat jenis semu (Apparent) 2,783 2,805
Penyerapan (Absorbtion) 1,719% 2,138%

c. Pada pemeriksaan berat jenis agregat halus ini didapatkan :


Tabel 3.5.2. Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
ABU BATU PASIR
Berat jenis (Bulk) 2,603 2,778
Berat jenis kering permukaan jenuh
2,638 2,836
(SSD)
Berat jenis semu (apparent) 2,698 2,928
Penyerapan 1,338 % 1,709 %

d. Kelekatan aspal pada agregat yang diamati secara visual dinyatakan dengan angka
95%.
e. Kedua sampel memiliki nilai setara pasir yang tinggi yaitu sampel abu batu sebesar
81,25% dan pasir sebesar 90%.

KELOMPOK 5 – PERKERASAN JALAN RAYA 49

Anda mungkin juga menyukai