Anda di halaman 1dari 6

Preeklampsia adalah gangguan terkait kehamilan berupa

tekanan darah tinggi yang disertai proteinuria


dan pembengkakan akibat penumpukan cairan (edema) baik pada
tungkai, tangan, bahkan seluruh tubuh. Kondisi ini tidak hanya
berbahaya bagi ibu hamil tetapi juga janin, terutama
pada preeklampsia berat.

Memang, kasus ini tergolong jarang, karena hanya mempengaruhi


sekitar 5 hingga 8 persen dari semua kehamilan. Namun, dapat
berkembang dengan cepat, dan mengarah pada komplikasi serius,
bahkan kematian bagi ibu hamil dan bayinya yang belum lahir.

Iklan dari HonestDocs

Beli Paket Prenatal (Panel Awal Kehamilan) via


HonestDocs!

Cek ada tidaknya resiko gangguan kesehatan pada ibu hamil


dan dapatkan treatment yang tepat secepatnya. Diskon 30%
jika beli via HonestDocs sekarang!

Pesan Sekarang

Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebabnya dan
bagaimana penyakit ini bisa terjadi. Meskipun sudah banyak teori-
teori yang dikemukakan oleh para ahli, namun belum ada yang
memberikan jawaban memuaskan. Oleh karena itu disebut "disease of
theories".

Preeklamsia Ringan vs. Preeklampsia Berat


Preeklampsia dikategorikan berdasarkan keparahannya, membedakan
antara preeklamsia ringan dan berat adalah hal yang
sangat penting karena strategi manajemen dari masing-masing
kondisi tersebut sangatlah berbeda.

Tanda dan gejala preeklamsia ringan yaitu:

 Kehamilan lebih dari 20 minggu.


 Tekanan darah lebih besar dari 140 sistolik atau 90 diastolik (baca:
Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik).
 Proteinuria: 0,3 g protein dalam sampel urin 24 jam atau pengukuran
dengan dipstik urin menunjukkan protein +1 (positif satu) persisten.
 Tidak ada tanda-tanda masalah lain pada ibu atau janinnya.
Sedangkan untuk preeklamsia berat, sesuai dengan namanya, maka ini
adalah kondisi yang lebih serius. Diagnosis preeklampsia berat dapat
ditegakkan ketika tanda dan gejala preeklampsia ringan diatas disertai
dengan beberapa gejala tambahan pada ibu ataupun janinnya.

Jika salah satu tanda dan gejala berikut menyertai, maka disebut
preeklampsia berat:
 Tanda-tanda masalah sistem saraf pusat
(sakit kepala parah, penglihatan buram, perubahan status mental).
 Tanda-tanda masalah hati/liver (mual, muntah dengan nyeri perut).
 Setidaknya dua kali pengukuran fungsi hati, didapatkan peningkatan
kadar enzim hati.
 Tekanan darah sangat tinggi (lebih dari 160 sistolik atau 110 diastolik)
 Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam, atau +3 atau +4 pada
pemeriksaan kualitatif.
 Trombositopenia ( jumlah trombosit yang rendah).
 Output urin sangat rendah (kurang dari 500mL dalam 24 jam).
 Tanda-tanda masalah pernapasan (edema paru, warna kebiruan pada
kulit).
 Pembatasan pertumbuhan janin yang parah.

Apa bahaya preeklampsia berat bagi ibu


hamil dan janin?
1. Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan sebelum 28
Minggu
Jika bunda mengalami preeklamsia berat sebelum minggu ke-28
kehamilan, maka bunda dan jenin berisiko tinggi mengalami
komplikasi serius. Lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini:

Iklan dari HonestDocs

Beli Paket Prenatal (Panel Awal Kehamilan) via


HonestDocs!
Cek ada tidaknya resiko gangguan kesehatan pada ibu hamil
dan dapatkan treatment yang tepat secepatnya. Diskon 30%
jika beli via HonestDocs sekarang!

Pesan Sekarang

• Kejang (eklamsia) 2-3% kasus • Edema paru 3-5% •


Komplikasi Ibu
Gagal ginjal 2-3% • Stroke 0,5-1%
• Kematian 10-20% • Persalinan prematur 100% •
Komplikasi
Masuk ke perawatan intensif neonatal 100% •
Janin
Retardasi pertumbuhan 30%
Potensi Janin • Pendarahan di otak • Cedera pada usus • Penyakit
Potensi Lain: paru-paru kronis

2. Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan 28-36 Minggu


Jika preeklamsia berat berkembang pada 28 hingga 36 minggu
kehamilan, resikonya serupa dengan yang tercantum pada tabel di
atas, tetapi persentase ataupun keparahannya jauh lebih rendah.

Jika usia kehamilan bunda antara 28 - 32 minggu dan harus segera


melahirkan, maka bayi yang lahir akan berisiko tinggi mengalami
komplikasi dan kematian. Pada beberapa bayi yang ternyata masih
hidup pun berisiko menderita cacat jangka panjang.

Oleh karena itu, dokter biasanya memutuskan untuk menunggu


beberapa hari sebelum menganjurkan persalinan. Selama waktu ini,
bunda akan menerima obat berupa magnesium sulfat
untuk mencegah kejang, obat lainnya untuk menurunkan tekanan
darah (misalnya, hydralazine), dan steroid (misalnya, deksametason)
untuk membantu paru-paru bayi agar cepat 'matang'.

Pada kasus preeklamsia berat pada kehamilan 33 minggu ke


atas, persalinan segera biasanya dianjurkan. Namun, antara 33 hingga
34 minggu, dokter mungkin meresepkan steroid untuk memperkuat
paru-paru janin, 48 jam sebelum menginduksi persalinan.

3. Bahaya Preeklampsia Berat pada Kehamilan 37 Minggu ke


Atas
Di usia kehamilan 37 minggu ke atas, preeklampsia berat masih
memberikan risiko bagi ibu, tetapi risiko pada bayi sangat kecil.

HELLP Syndrome.

Lain halnya pada sindrom HELLP - varian preeklamsia berat - jika


sampai terjadi, maka baik bunda dan janinnya sama-sama berisiko
tinggi mengalami komplikasi. Risiko ibu termasuk gagal ginjal dan
stroke, sedangkan komplikasi janin termasuk kegagalan pernafasan
dan pendarahan otak.

Karena masalah ini sangat serius, maka bayi harus segera dilahirkan
(sebaiknya tidak melalui vagina, tetapi
melalui bedah caesar), upayakan bayi sudah hari, 48 jam
setelah diagnosis ditegakkan.
Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini

Anda mungkin juga menyukai