Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN

AIR AKIBAT PENAMBANGAN EMAS DI SUNGAI KAHAYAN

Heriamariaty*

Abstract Abstrak

The absence of Public Mining Area and Belum adanya Wilayah Pertambangan
continued use of mercury is responsible for Rakyat serta penggunaan merkuri mendorong
the illegal gold mining and water pollution terjadinya penambangan emas tanpa izin dan
in Kahayan river. Efforts must be made to pencemaran air di Sungai Kahayan. Untuk
avoid and overcome environmental impact mencegah dan menanggulangi pencemaran
by strengthening coordination in central ini diperlukan koordinasi di tingkat pusat
and regional level; empowering local dan daerah; penyuluhan dan pendekatan di
community; and imposing sanction as law bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan
enforcement method. teknologi; serta penegakan hukum secara
tegas melalui penerapan sanksi.

Kata Kunci: pencemaran air, penambangan emas tanpa izin.

A. Latarbelakang Masalah tentang Pertambangan Mineral dan Batubara


Penguasaan Negara atas kekayaan terdapat dalam Pasal 1 butir 1, 2, dan 3 secara
alam yang terkandung di dalam bumi dan tegas disebutkan bahwa:
air Indonesia yang dikenal sebagai bahan- (1) Pertambangan adalah sebagian atau
bahan galian atau bahan tambang merupakan seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan peng-
amanat dari Pasal 33 ayat (3) Undang- usahaan mineral atau batubara yang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
Tahun 1945 menyatakan bahwa bumi, studi kelayakan, konstruksi, penam-
air, dan kekayaan alam yang terkandung bangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta
di dalamnya dikuasai oleh negara dan
kegiatan pascatambang.semua bahan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk galian yang terdapat dalam wilayah
kemakmuran rakyat.1 hukum pertambangan Indonesia yang
Implementasi ketentuan Pasal 33 ayat merupakan endapan-endapan alam,
(3) UUD 1945 tersebut salah satunya adalah sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa, adalah kekayaan nasional bangsa
UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan- Indonesia, dikuasai dan dipergunakan
ketentuan Pokok Pertambangan yang telah oleh negara untuk sebesar-besarnya ke-
dicabut dengan UU No. 4 Tahun 2009 makmuran rakyat;


*
Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya (e-mail: heria_mariaty@yahoo.co.id).
1
H. Abrar Saleng, 2004. Hukum Pertambangan, Cetakan I, UII Press, Yogyakarta, hlm. 75.
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 533

(2) Mineral adalah senyawa an-organik yang penting untuk ilmu pengetahuan.2
yang terbentuk di alam, yang memiliki Sungai sebagai sumber air merupakan
sifat fisik dan kimia tertentu serta susun- salah satu sumber daya alam yang berfungsi
an kristal teratur atau gabungannya yang
serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan
membentuk batuan, baik dalam bentuk
lepas atau padu; makhluk hidup. Air merupakan segalanya
(3) Batubara adalah endapan senyawa bagi kehidupan yang fungsinya tidak dapat
organik karbonan yang terbentuk secara digantikan dengan zat atau benda lainnya,
alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan. namun dapat pula sebaliknya, apabila air
Tujuan penguasaan negara terhadap tidak dijaga nilainya akan sangat mem-
obyek di atas adalah sebagai langkah bahayakan dalam kehidupan. Maka sungai
antisipasi untuk menghindari penggunaan sebagaimana dimaksud harus berada pada
semua potensi itu sebagai alat penindasan kondisi dilindungi dan dijaga kelestariannya;
dan pengisapan terhadap orang lain. ditingkatkan fungsi dan pemanfaatannya;
Selain itu menjamin agar penggunaan dan serta dikendalikan daya rusaknya terhadap
pemanfaatan segala potensi tersebut benar- lingkungan.
benar dipergunakan untuk sebesar-besarnya Air atau sungai dapat merupakan sum-
kemakmuran rakyat. ber malapetaka bila tidak dijaga, baik dari
Di dalam Pasal 1 butir 9 UU No. 32 segi manfaatnya maupun pengamanannya.
Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelo- Misalnya, dengan tercemarnya air oleh zat-
laan Lingkungan Hidup disebutkan, bahwa zat kimia selain mematikan kehidupan yang
sumber daya adalah unsur lingkungan hidup ada di sekitarnya juga merusak lingkungan,
yang terdiri atas sumber daya hayati dan dan apabila dari segi pengamanan tidak
nonhayati yang secara keseluruhan mem- dilakukan pengawasan dapat mengakibatkan
bentuk kesatuan ekosistem. Sedangkan Pasal banjir, tanah longsor, dan sebagainya.3
12 UU yang sama menyatakan bahwa ke- Sekitar tahun 1997 terjadi krisis eko-
tentuan tentang pemanfaatan sumber daya nomi yang melanda kehidupan masyarakat,
alam dilakukan dengan Rencana Perlin- khususnya di negara Indonesia yang meng-
dungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup akibatkan kurang terpenuhinya kebutuhan
baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/ masyarakat akibat harga yang cukup tinggi
kota. Pasal tersebut menjelaskan bahwa jenis sehingga terjadi kemiskinan terutama bagi
sumber daya alam meliputi sumber daya masyarakat yang pendapatannya sedikit
alam hayati dan nonhayati, seperti ketentuan dan berbagai kebutuhan yang mendesak.
tentang air, tanah, udara, bahan galian, Hal yang dirasakan pula oleh masyarakat
bentang alam, dan farmasi geologis atau yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah,
perwujudan proses alam yang sangat indah sehingga untuk memenuhi kebutuhan berupa

2
Koesnadi Hardjasoemantri, 2005, Hukum Tata Lingkungan, Edisi kedelapan cetakan kedelapanbelas, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, hlm. 186-187.
3
P. Joko Subagyo, 1999, Hukum Lingkungan, Masalah dan Penanggulangannya, Edisi baru Cetakan Kedua,
Rhineka Cipta, Jakarta, hlm. 3.
534 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645

sandang, pangan dan papan, masyarakat pencemaran logam berat. Semakin besar
memanfaatkan kekayaan alam seperti hutan, penambangan emas yang dilakukan oleh
pertambangan, karet, dan lain sebagainya. penambang emas khususnya tanpa izin,
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan maka akan memperbesar pencemaran air di
merupakan salah satu sungai yang melintasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan.
3 wilayah kota dan kabupaten di Provinsi Badan Pengelolaan dan Pelestarian
Kalimantan Tengah, yaitu Kota Palangka Lingkungan Hidup Daerah (BPPLHD)
Raya, Kabupaten Pulang Pisau, dan Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun
Kabupaten Gunung Mas. Sungai Kahayan 2002 melaporkan, 11 sungai besar di
memiliki arti yang sangat penting bagi provinsi ini tercemar berat limbah merkuri.
masyarakat yang ada di sepanjang sungai Setiap tahun diperkirakan 10 ton merkuri
dalam memenuhi kebutuhan sehari- sisa penambangan emas tradisional dibuang
hari, misalnya untuk sumber air minum; ke sungai-sungai itu.
keperluan rumah tangga (seperti memasak, Di antara sejumlah sungai itu kondisi
mencuci); keperluan untuk mandi dan buang terparah terlihat di sungai Kahayan. Dari
air; mengairi pertanian dan peternakan; jalur 2.264 tromol emas yang dioperasikan di
transportasi bagi perahu-perahu menuju Provinsi Kalimantan Tengah, di Daerah
daerah yang belum terjangkau dengan Aliran Sungai (DAS) Kahayan saja tercatat
transportasi darat; serta penambangan emas. 1.563 unit mesin. Di sungai Kahayan
Aktivitas masyarakat di sungai inilah terbuang 1,5 ton lebih merkuri selama tiga
yang menimbulkan masalah salah satunya bulan. Akibatnya, kandungan merkuri di
akibat terjadinya penambangan emas ter- sungai Kahayan ini tercatat hingga 0,014
utama pada bagian tengah dan bagian hulu mg/l air. Padahal, kandungan merkuri yang
sungai Kahayan. Penambangan emas telah diizinkan hanya 0,001 mg/l air, sehingga
membudaya yang dilakukan oleh penduduk tingkat pencemaran merkuri masih lima kali
bila air sungai surut atau pada musim kema- di atas ambang batas. Selain air, sejumlah
rau. Penurunan kualitas air akibat kegiatan ikan pun yang biasa dikonsumsi masyarakat
penambangan emas telah mengakibatkan telah terkontaminasi merkuri.4
pencemaran baik pada manusia, hewan dan
tumbuhan yang ada di pinggiran sungai. B. Perumusan Masalah
Setelah terjadinya penambangan emas Berdasarkan uraian latar belakang di
ini, maka buangan yang dihasilkan adalah atas, penulis dapat merumuskan permasa-
lumpur atau endapan yang terangkat akibat lahan sebagai berikut:
penyedotan di dasar sungai khususnya 1. Apakah faktor-faktor penyebab terjadi-
sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) nya penambangan emas tanpa izin dan
Kahayan Provinsi Kalimantan Tengah, penyebab terjadinya pencemaran air di
sehingga buangan limbahnya menimbulkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan
tingkat kekeruhan pada sungai dan Provinsi Kalimantan Tengah?


4
Kompas, Kamis, 2 Desember 2004.
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 535

2. Bagaimana upaya pencegahan dan tanpa izin di Daerah Aliran Sungai (DAS)
penanggulangan pencemaran air akibat Kahayan.
penam-bangan emas tanpa izin di Alat pengumpulan data dalam pene-
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan litian ini disesuaikan dengan jenis data ada-
Provinsi Kalimantan Tengah? lah observasi atau pengamatan, wawancara
dan studi kepustakaan.
C. Metode Penelitian Teknik analisis data yang digunakan
Penelitian ini merupakan penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif
yang bersifat yuridis empiris yaitu mengkaji kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari
dan mengolah data penelitian dengan hasil penelitian lapangan dan penelitian
melihat dari upaya pencegahan dan kepustakaan disusun secara sistematis,
penanggulangan pencemaran air akibat kemudian dilakukan analisis secara deskrip-
penambangan emas tanpa izin di Daerah tif kualitatif, dengan memperhatikan faktor-
Aliran Sungai (DAS) Kahayan Provinsi faktor yang ada dalam praktek, kemudian
Kalimantan Tengah yang penekanannya dibandingkan dengan data yang diperoleh
pada penelitian lapangan. Untuk melengkapi dari penelitian kepustakaan sehingga dapat
hasil dari penelitian tersebut dilakukan diperoleh jawaban dari kesimpulan tentang
penelitian kepustakaan. permasalahan yang dirumuskan.
Jenis penelitian terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
langsung dari lapangan yang merupakan Tugas dan wewenang perlindungan dan
hasil observasi, wawancara, informasi pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana
nara sumber yaitu dari instansi terkait dan yang dinyatakan dalam Pasal 63 ayat (1)
responden yang berasal dari penambang butir i Undang-undang No. 32 Tahun 2009
emas tanpa izin. Sedangkan data sekunder tentang Perlindungan dan Pengelolaan
diperoleh dari bahan kepustakaan yang Lingkungan Hidup berbunyi:
terdiri dari bahan-bahan hukum primer, menetapkan dan melaksanakan ke-
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum bijakan mengenai sumberdaya alam
tersier. hayati dan nonhayati, keanekaragam-
Hasil penelitian ini termasuk dalam an hayati, sumber daya genetik, dan
spesifikasi penelitian yang bersifat deskriptif keamanan hayati produk rekayasa
genetik.
analitis. Bersifat deskriptif artinya melalui
hasil penelitian yang diharapkan akan Sedangkan tugas dan kewenangan
diperoleh gambaran yang menyeluruh pemerintah provinsi dalam perlindungan
dan sistematis mengenai faktor-faktor dan pengelolaan lingkungan hidup di
penyebab terjadinya penambangan emas bidang sumber daya alam adalah terdapat
tanpa izin tersebut di Daerah Aliran Sungai di dalam Pasal 63 ayat (2) butir e yaitu,
(DAS) Kahayan. Selanjutnya bagaimana “menyelenggarakan inventarisasi sumber
upaya pencegahan dan penanggulangan daya alam dan emisi gas rumah kaca pada
pencemaran air akibat penambangan emas tingkat provinsi.”
536 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645

Sumber lain tentang pengelolaan tersebut di antaranya Undang-undang No. 11


sumber daya alam dapat dilihat dalam Pasal Tahun 1974 Tentang Pengairan, kemudian
10 Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tanggal 5 Juni 1990 mengeluarkan Peraturan
Tentang Pemerintahan Daerah bahwa: Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang
(1) Pemerintah daerah menyelenggara- Pengendalian Pencemaran Air kemudian
kan urusan pemerintahan yang men- dicabut dan diganti dengan Peraturan
jadi kewenangannya, kecuali urusan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
pemerintahan yang oleh undang-undang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
ini ditentukan menjadi urusan peme- Pencemaran Air.
rintah;
Berdasarkan Pasal 1 butir 11 Peraturan
(2) Dalam menyelenggarakan urusan pe-
merintahan yang menjadi kewenang- Pemerintah No. 82 Tahun 2001 disebutkan,
an daerah sebagaimana dimaksud pada bahwa pencemaran air adalah masuk atau
ayat (1), pemerintah daerah menjalan- dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
kan otonomi seluas-luasnya untuk dan atau komponen lain ke dalam air oleh
mengatur dan mengurus sendiri urusan kegiatan manusia, sehingga kualitas air
pemerintahan berdasarkan asas otonomi
turun sampai ke tingkat tertentu yang me-
dan tugas pembantuan.
nyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai
Penguasaan Negara menurut Pasal peruntukannya.
33 Undang-Undang Dasar 1945 tidak Sedangkan dalam Pasal 2 Peraturan
memberikan rumusan yang jelas, terutama Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang
mengenai makna, substansi, batas-batas Pengelolaan Kualitas Air dan Pengen-
kekuasaan dan keterlibatan negara/ dalian Pencemaran Air disebutkan, bahwa
pemerintah dalam mengelola sumber daya pengelolaan kualitas air dan pengen-
alam. Sehubungan dengan perbedaan dalian pencemaran air diselenggarakan
penafsiran tentang makna Hak Penguasaan secara terpadu dengan pendekatan eko-
Negara (HPN) tersebut, apabila pengertian sistem.
Hak Penguasaan Negara (HPN) dipahami Pasal 18 ayat (2) Peraturan Pemerintah
secara umum, termasuk hal-hal di luar No. 82 Tahun 2001 dijelaskan, bahwa pe-
bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan merintah, pemerintah provinsi, pemerintah
alam yang terkandung di dalamnya, maka kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan
unsur utama penguasaan negara adalah masing-masing dalam rangka pengendalian
untuk mengatur dan mengurus (regelen en pencemaran pada sumber air berwenang
besturen).5 untuk:
Pemerintah telah mengeluarkan ber- 1. Menetapkan daya tampung beban
bagai produk hukum yang tujuannya adalah pencemaran;
untuk memberikan perlindungan terhadap 2. Melakukan inventarisasi dan identifi-
sumber daya alam terutama air. Peraturan kasi sumber-sumber pencemar;


5
Bagir Manan, 1995, Aspek Hukum Penguasaan Daerah atas Bahan Galian, Seminar Nasional Pertambangan,
LP-UNPAD, Bandung, hlm. 2.
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 537

3. Menetapkan persyaratan pembuangan 1. Kesadaran bahwa Indonesia sudah


air limbah ke air atau sumber air; menghadapi masalah lingkungan yang
4. Memantau kualitas air pada sumber serius;
air; 2. Keperluan untuk mewariskan kepada
5. Menetapkan persyaratan air limbah generasi mendatang sumber daya alam
untuk aplikasi pada tanah; yang biasa diolah secara berkesinam-
6. Memantau fasilitas lain yang me- bungan dalam proses pembangunan
nyebabkan perubahan mutu air. jangka panjang;
Menurut Pasal 1 butir 1 Peraturan 3. Bersifat idiil, kita ingin membangun
Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang manusia Indonesia seutuhnya, tidak
Sungai, bahwa yang dimaksud dengan hanya maju dari segi materiil, tetapi
sungai adalah tempat-tempat dan wadah- juga kaya dalam segi spititual, kita
wadah serta jaringan pengaliran air mulai ingin membangun masyarakat yang
dari mata air sungai muara dengan di- pancasilais, yang memuat ciri-ciri
batasi kanan dan kirinya serta sepanjang keselarasan (harmoni) hubungan antar
pengalirannya oleh garis sempadan. manusia dengan masyarakat, manusia
Fungsinya diatur dalam Pasal 7 ayat (1) dengan alam sekitarnya dan manusia
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 dengan Allah.7
disebutkan, bahwa sungai sebagai sumber Pengertian wilayah pertambangan
air merupakan salah satu sumber daya alam rakyat menurut Pasal 1 butir 32 Undang-
yang mempunyai fungsi serbaguna bagi undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertam-
kehidupan dan penghidupan manusia. bangan Mineral dan Batu bara disebutkan,
Menurut R. Bintarto, “sumber pen- bahwa Wilayah Pertambangan Rakyat,
cemaran air” adalah: yang selanjutnya disebut WPR, adalah
1. Pengelandang kota (urban dwellers) bagian dari WP tempat dilakukan kegiatan
yang membuang sampah di mana usaha pertambangan.
mereka berada; Beberapa penelitian pernah dilakukan
2. Pembuangan kotoran dari pabrik dan untuk mengukur tingkat pencemaran
industri; merkuri yang terjadi Daerah Aliran Sungai
3. Penghuni kota dengan sampah-sampah- (DAS) Kahayan seperti penelitian yang
nya dan kotoran-kotoran hasil cucian dilakukan oleh Adventus Panda pada tahun
(detergen), dan lain-lain.6 2003 tentang pengukuran kadar merkuri
Sedangkan Menurut Emil Salim pada sedimen, air, dan ikan dari sungai
ada 3 (tiga) sebab utama Indonesia perlu Kahayan,8 kandungan merkuri justru
menangani permasalahan lingkungan hidup lebih tinggi pada bagian hulu, keadaan ini
yaitu: dimungkinkan karena pada waktu peneliti-

6
R. Bintarto, 1984, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 56.
7
Emil Salim, 1982, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta, hlm. 23.
8
Adventus Panda. 2003, Akumulasi Merkuri pada Ikan Baung (Mystus nemurus) di Sungai Kahayan Kalimantan
Tengah, Tesis S2, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
538 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645

an diadakan kegiatan penambangan emas Seiring dengan pertumbuhan penduduk


tanpa izin lebih banyak pada bagian hulu dan berjalannya proses pembangunan,
sungai Kahayan. akan berdampak pada penurunan kualitas
Berdasarkan hasil penelitian di bawah air sungai. Penurunan kualitas air sungai
koordinasi dari BPPLHD Provinsi Kali- umumnya disebabkan oleh adanya aktivitas
mantan Tengah pada bulan Mei Tahun 2004 penambangan emas tanpa izin.
diketahui bahwa kandungan merkuri pada Di sepanjang Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan (DAS) Kahayan banyak dijumpai para
mencapai 0,005 miligram per liter (mg/lt), penambang emas tradisional tanpa izin.
padahal batas maksimal kandungan merkuri Akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan
pada air adalah 0,001 milligram per liter penambangan emas tanpa izin tersebut
(mg/lt). adalah kontaminasi merkuri (air raksa/Hg)
Beberapa penelitian pernah pula dan tingginya kekeruhan air sungai.
dilakukan untuk mengetahui tingkat
kekeruhan air pada Daerah Aliran Sungai 1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya
(DAS) Kahayan seperti yang dilakukan Penambangan Emas Tanpa Izin dan
oleh Mardhinata D.Bulit.9 berdasarkan hasil Pencemaran Air
analisis laboratorium tentang kandungan Berdasarkan hasil yang diperoleh
kekeruhan air di Sungai Kahayan bahwa oleh Tim Koordinasi pencegahan dan
pada jarak 50 meter sebelum penambangan penanggulangan masalah penambangan
378 NTU (Nephelometrie Turbidity Unit), emas tanpa izin di Provinsi Kalimantan
pada jarak 0 meter pada penambangan Tengah pada bulan Maret tahun 2003 lalu,
emas 516 NTU, dan pada jarak 100 meter bahwa munculnya kegiatan penambangan
setelah penambangan emas 506 NTU emas tanpa izin di Daerah Aliran Sungai
atau rata-rata 465,33 NTU. Berdasarkan (DAS) Kahayan Provinsi Kalimantan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 907/ Tengah disebabkan oleh beberapa faktor.
MENKES/SK/VII tahun 2002 bahwa Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh latar
kandungan kekeruhan yang terjadi di belakang yang berbeda antara lain:
Sungai Kahayan telah melebihi ambang a. Tradisi
batas yang diperbolehkan yaitu 5-25 NTU. Masyarakat tradisional khususnya
Berdasarkan penelitian dari BPPLHD di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan
pada bulan Mei tahun 2004 tercatat tingkat sebagian besar berdomisili di pinggir-
kekeruhan di sepanjang Daerah Aliran pinggir sungai yang mengandalkan mata
Sungai (DAS) Kahayan mencapai 72,5 pencaharian serta kegiatan hidupnya pada
NTU, padahal batas maksimal tingkat sungai Kahayan, antara lain untuk kegiatan
kekeruhan air adalah 25 NTU. mencuci, mandi, memasak, menangkap ikan


9
Mardhinata D. Bulit, 2004, Dampak Penambangan Emas Terhadap Kualitas Air Sungai Kahayan pada
Parameter Zn dan Tingkat Kekeruhan di Sungai Kahayan Kalimantan Tengah, Skripsi S1, Sekolah Tinggi
Teknik Lingkungan, Yogyakarta, hlm. 37.
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 539

bahkan melakukan kegiatan penambangan penambangan tanpa izin dengan jaminan


emas. Mereka menganggap bahwa semua- keamanan dan penyediaan peralatan serta
nya itu merupakan hak milik mereka pembelian hasil penambangan emas.
dan merupakan hak bagi mereka untuk g. Instan
melakukan kegiatan dalam bentuk apapun Masyarakat menganggap bahwa
serta menguasainya. dengan melakukan kegiatan penambangan
b. Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) emas pasti akan dapat membuat mereka
kosong mendapatkan segalanya atau cepat kaya.
Sampai saat ini di Daerah Aliran h. Teknologi
Sungai (DAS) Kahayan belum ada wilayah Ditunjang dengan teknologi yang
pertambangan rakyat yang ditetapkan cukup modern, mendorong masyarakat
untuk masyarakat melakukan kegiatan berlomba-lomba membeli alat-alat atau
penambangan emas. Meskipun sudah ada sarana penambangan yang modern dengan
instruksi dari Gubernur, namun realisasinya harapan mendapatkan keuntungan atau emas
sampai sekarang masih belum ada. yang lebih banyak.
c. Multi krisis i. Harga emas yang tinggi
Adanya perkembangan zaman, baik Terjadinya krisis moneter, berakibat
melalui televisi dan media elektronik lain- pula dengan kenaikan harga emas di
nya, sehingga menyebabkan ke-ingintahuan pasaran. Saat ini harga emas yang baik
masyarakat akan sesuatu hal yang baru di Propinsi Kalimantan Tengah adalah
menuntut mereka untuk dapat meraih atau Rp190.000,- sampai Rp200.000,-/gram se-
memperolehnya. hingga mendorong masyarakat melakukan
d. Sempitnya lapangan kerja penambangan emas.
Kondisi tingkat pendidikan masyarakat j. Lemahnya hukum
di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan Jika dikaitkan dengan kondisi awal
yang masih di bawah rata-rata hanya tamat dalam menangani masalah penambangan
SD, SMP, dan SMA, untuk saat sekarang da- emas tanpa izin di Daerah Aliran Sungai
lam persaingan dunia kerja sangat sulit bagi (DAS) Kahayan yang menyebabkan
mereka memperoleh pekerjaan yang mampu lemahnya hukum adalah:
memenuhi kebutuhan hidup mereka. a. Banyaknya penambangan emas di
e. Cukong Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan
Adanya sekelompok orang yang mem- memang tidak berada pada areal
bantu masyarakat yang tidak mampu dalam wilayah pertambangan rakyat dan tidak
pengadaan sarana atau alat-alat untuk ada izin;
melakukan kegiatan penambangan emas. b. Penambangan emas tanpa izin ini me-
Secara tidak sadar masyarakat telah diperalat mang terjadi di seluruh wilayah Kali-
dengan bentuk pembagian keuntungan. mantan Tengah yang mengandung emas;
f. Backing c. Penghentian penambangan emas
Adanya pihak-pihak tertentu atau se- mengalami kesulitan karena telah
kelompok orang yang melindungi kegiatan berkembang cukup banyak, juga
540 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645

karena alasan kemanusiaan (kesulitan 1) Tingkat Pusat


ekonomi); Berdasarkan Pasal 1 Keputusan Pre-
d. Dapat meringankan masalah ekonomi siden No. 25 Tahun 2001 tentang Tim
penduduk. Koordinasi Penanggulangan Pertambangan
Sedangkan penyebab terjadinya pen- Tanpa Izin, Penyalahgunaan Bahan Bakar
cemaran air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Minyak, serta perusakan Instalasi Ke-
Kahayan adalah: tenagalistrikan dan Pencurian Aliran Listrik
a) Pencemaran oleh merkuri dibentuk Tim Koordinasi.
Penambang emas biasanya melakukan
2) Tingkat Daerah
proses pemurnian butiran emas dengan
Sebagai dasar pelaksanaan:
menggunakan merkuri untuk memisahkan
(a) Keputusan Presiden Republik In-
komponen lain (puya yang terdiri dari
donesia No. 25 Tahun 200l Tentang
silikon dan pasir) yang dilakukan di sungai
Tim Koordinasi Penanggulangan
kahayan
Pertambangan Tanpa Izin, Penya-
b) Tingginya Tingkat Kekeruhan pada Air
lahgunaan Bahan Bakar Minyak
Sungai
serta Perusakan Instalasi Ketenaga-
Tingkat kekeruhan air yang terjadi
listrikan dan Pencurian Aliran
akibat kegiatan penambangan emas tanpa
Listrik;
izin di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kahayan disebabkan karena tanah yang (b) Keputusan Gubernur Kalimantan
ada di dalam sungai Kahayan tersebut Tengah No. 131 Tahun 2001
kebanyakan mengandung tanah liat, kerikil Tentang Penunjukan dan Penetapan
dan lumpur yang terangkat oleh penyedotan Pengarah, Nara Sumber dan Tim
emas lalu dibuang kembali ke sungai dan Pelaksana Daerah Penanggulang-
juga dipengaruhi oleh cepatnya aliran an Masalah Pertambangan Tanpa
sungai dalam penyebaran limbah tambang. Izin di Provinsi Kalimantan
Tingkat kekeruhan air sungai yang tinggi Tengah.
akan mempengaruhi kualitas air di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Kahayan karena b. Melakukan kegiatan penyuluhan
masih digunakan sebagai sumber kebutuhan dan sosialisasi tentang penertiban
masyarakat di sepanjang sungai tersebut penambangan tanpa izin di setiap
juga tempat hidup organisme lain yang ada Daerah Aliran Sungai
di dalam sungai. Melalui petunjuk-petunjuk tentang:
1) Penempatan rakit/lanting penam-
2. Upaya Pencegahan dan Penanggu- bang emas/lanting penyedotan
langan Pencemaran Air Akibat Pe- 2) Tata cara penambangan dan pengo-
nambangan Emas Tanpa Izin lahan emas di sungai menggunakan
a. Melaksanakan koordinasi penang- air raksa (merkuri)
gulangan masalah penambangan 3) Dampak penting penggunaan air
tanpa izin raksa (merkuri)
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 541

4) Melaksanakan kegiatan keamanan lahan-lahan atau tanah-tanah di daratan


dan ketertiban masyarakat di sudah dikavling-kavling oleh manajemen
permukiman lokasi kegiatan perkebunan dan kehutanan.
penambangan tanpa izin, yang
dilaksanakan oleh tim kabupaten c. Upaya Penegakan Hukum Penang-
atau tingkat polres dan polsek gulangan Pencemaran Air Akibat
dengan langkah-langkah kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin
5) Berusaha menyediakan Wilayah 1. Pentingnya kesadaran hukum ma-
Pertambangan Rakyat (WPR); syarakat
6) Mengalihkan usaha pertambangan 2. Penerapan ketentuan sanksi hukum
emas ke bidang lain seperti, per- dalam menangani penambangan
tanian (dalam arti luas), bidang jasa tanpa izin di Provinsi Kalimantan
dan bidang industri. Tengah
Berdasarkan penelitian di lapangan, a) Ketentuan sanksi hukum jika tidak
ternyata kegiatan penambangan emas hanya mempunyai Izin usaha pertambangan diatur
dilakukan pada musim-musim kemarau dalam:
artinya bersifat musiman dan tidak tetap. (1) Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 48,
Karena jika hanya mengandalkan hasil Pasal 67 ayat (1), Pasal 74 ayat (1) atau
dengan melakukan penambangan emas ayat (5) Undang-undang No. 4 Tahun
belum tentu menghasilkan, Saat ini banyak 2009 tentang Pertambangan Mineral
para penambang mulai beralih ke bidang dan Batubara;
pertanian (dalam arti luas) seperti menya- (2) Pasal 7 ayat (1), Pasal 13 angka 2, angka
dap karet yang dianggap juga menjanji- 3, dan angka 4, Pasal 16 ayat (1) dan
kan. ayat (2), Pasal 19 ayat (2), ayat (3), ayat
Di samping itu, masyarakat yang masih (4), ayat (5), ayat (7) dan ayat (9), Pasal
melakukan kegiatan penambangan emas 26 ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi
tanpa izin beranggapan bahwa mengurus Kalimantan Tengah No. 8 Tahun 2002
izin untuk suatu pertambangan dianggap tentang Pengelolaan Pertambangan di
membutuhkan biaya yang mahal dan Provinsi Kalimantan Tengah;
dianggap antara pengurusan izin dengan b) Ketentuan sanksi hukum jika
hasil yang didapat terkadang tidak sesuai. melakukan pencemaran dan atau perusakan
Padahal Pemerintah Daerah Provinsi terhadap lingkungan diatur dalam:
Kalimantan Tengah telah mengeluarkan (1) Pasal 98 ayat (1), (2) dan (3), Pasal
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2002 tentang 99 ayat (1), (2) dan (3) Undang-
Pengelolaan Pertambangan agar kegiatan undang No. 32 Tahun 2009 tentang
pertambangan tanpa izin yang dilakukan Perlindungan dan Pengelolaan Ling-
oleh masyarakat dapat dilegalkan. Alasan kungan Hidup;
masyarakat, khususnya para penambang (2) Pasal 12 ayat (1) dan Pasal 86 ayat (1)
emas tanpa izin ini banyak menambang di Undang-undang No. 31 Tahun 2004
sungai dengan alasan biaya yang lebih murah, tentang Perikanan;
542 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645

c) Ketentuan sanksi hukum larangan maka untuk penegakan hukum di


melakukan kegiatan penambangan pada bidang penambangan tanpa izin
kawasan hutan diatur dalam: dilaksanakan secara operatif kuratif
Pasal 38 ayat (4), Pasal 50 ayat (3) yaitu kepada si pelanggar peraturan
huruf g, Pasal 78 ayat (6) Undang-undang dilakukan pengusutan dan diberi
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; sanksi yang tegas.
d) Ketentuan sanksi hukum larangan
apabila suatu kegiatan menyebabkan tidak E. Kesimpulan
berfungsinya alur pelayaran dan tele- Faktor-faktor penyebab terjadinya
komunikasi di sungai diatur dalam: penambangan tanpa izin di Daerah Aliran
Pasal 1 ayat (2), Pasal 11, dan Pasal 100 Sungai (DAS) Kahayan Kalimantan Tengah
ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang No. 21 adalah:
Tahun 1992 tentang Pelayaran; 1) Tradisi masyarakat khususnya yang
e) Ketentuan sanksi hukum tentang berada di kawasan Daerah Aliran
larangan memperjualbelikan atau meng- Sungai (DAS) Kahayan yang meng-
edarkan bahan berbahaya tanpa izin diatur anggap bahwa emas yang ada di
dalam: sungai Kahayan sebagai hak milik
(1) Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2), Pasal mereka, dan masyarakat bebas melaku-
13 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal kan kegiatan apapun di sungai Kahayan
14 Keputusan Menteri Perindustrian tersebut;
dan Perdagangan Republik Indonesia 2) Masih belum ada Wilayah Per-
No. 254/MPP/KEP/7/2000 tentang tambangan Rakyat yang tersedia dan
Tata Niaga Impor dan Peredaran Bahan ditetapkan oleh pemerintah daerah;
Berbahaya Tertentu; 3) Akibat perkembangan zaman terjadi-
(2) Pasal 9 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) nya multi krisis pada masyarakat,
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan yaitu rasa ingin tahu untuk hal-hal
Tengah No. 6 tahun 2003 tentang yang baru menuntut mereka berusaha
Penjualan dan Penggunaan Air Raksa memperolehnya;
(Hg); 4) Kondisi masyarakat khususnya di
3. Penegakan hukum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan
a). Secara preventif (pencegahan) Kalimantan Tengah masih rendah
Diupayakan memberikan pengerti- tingkat pendidikannya, sehingga sulit
an, penyuluhan hukum, pembinaan, untuk memperoleh pekerjaan;
pemecahan dan diharapkan tim- 5) Adanya pihak-pihak tertentu yang
bulnya kesadaran hukum, ketaatan menyediakan alat dan prasarana me-
hukum sehingga timbulnya tertib lakukan kegiatan penambangan tanpa
hukum; izin;
b). Secara represif 6) Adanya pihak-pihak tertentu yang
Apabila upaya preventif telah berusaha melindungi kegiatan penam-
dilaksanakan ternyata tidak ditaati, bangan tanpa izin;
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 543

7) Perkembangan teknologi yang men- Listrik, Keputusan Menkopolsoskam


dorong masyarakat untuk membeli No. Kep-11/Menko/Polsoskam-/4/ 2001
alat-alat dan prasarana penambangan tentang Program Nasional Menko-
yang lebih modern lagi, diharapkan sospolkam selaku Ketua Tim
menghasilkan emas lebih banyak; Koordinasi Penanggulangan Pertam-
8) Ingin cepat kaya; bangan Tanpa Izin, Penyalahgunaan
9) Harga emas yang cukup tinggi saat ini Bahan Bakar Minyak, serta Perusakan
berkisar antara Rp190.000,- sampai Instalasi Ketenagalistrikan dan Pen-
dengan Rp200.000,- curian Aliran Listrik, Keputusan
10) Belum ada ketentuan sanksi hukum Gubernur Kalimantan Tengah No. 51
yang tegas khusus menangani masalah Tahun 2003 tentang Penunjukan dan
penambangan emas tanpa izin. Penetapan Pengarah, Nara Sumber dan
Sedangkan penyebab terjadinya pen- Tim Pelaksana Daerah Penanggulangan
cemaran air di Daerah Aliran Sungai Kahayan Masalah Pertambangan Tanpa Izin
Propinsi Kalimantan Tengah adalah: Provinsi Kalimantan Tengah;
1) Penggunaan merkuri untuk memisah- 2) Melakukan sosialisasi dan penyuluh-
kan puya dari emas secara langsung an mengenai: Petunjuk penempatan
dilakukan di sungai; rakit lanting penambang emas/lanting
2) Tingkat kekeruhan air sungai yang di- penyedotan; Tata cara penambangan
akibatkan penyedotan di dalam sungai dan pengolahan emas di sungai meng-
sampai 20 meter, sehingga menyebab- gunakan air raksa; Dampak penting
kan naiknya lumpur dan endapan lain penggunaan air raksa; Melaksanakan
yang ada di dalam sungai; kegiatan keamanan dan ketertiban ma-
Upaya yang dilakukan dalam pen- syarakat di permukiman lokasi ke-
cegahan dan penanggulangan pencemaran giatan penambangan tanpa izin, yang
air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan dilaksanakan oleh tim kabupaten atau
akibat penambangan emas tanpa izin tingkat Polres dan Polsek; Berusaha
adalah: merealisasikan menyediakan Wilayah
1) Melaksanakan Koordinasi Pencegahan Pertambangan Rakyat (WPR); Menga-
dan Penanggulangan akibat penam- lihkan usaha pertambangan emas ke
bangan emas tanpa izin di tingkat bidang lain, seperti pertanian (dalam
pusat dan di tingkat daerah melalui arti luas), bidang industri, dan bidang
Keputusan Presiden No. 25 tahun jasa.
2001 tentang Tim Koordinasi 3) Melakukan pendekatan di bidang
Penanggulangan Pertambangan tanpa sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan
izin, Penyalahgunaan Bahan Bakar teknologi;
Minyak serta Perusakan Instalasi 4) Upaya penegakan hukum secara tegas
Ketenagalistrikan dan Pencurian Aliran melalui sanksi hukum.
544 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang


Bintarto, R., 1984. Interaksi Desa-Kota dan Pertambangan Mineral dan Batubara.
Permasalahannya, Ghalia Indonesia, Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Jakarta. Pemerintahan Daerah.
Bulit, B. Mardhinata, 2001, Dampak Undang-undang No. 31 Tahun 2004 tentang
Penambangan Emas terhadap Kualitas Perikanan.
Air Sungai Kahayan pada Parameter Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang
ZN dan Kekeruhan di Sungai Kahayan Kehutanan.
Kalimantan Tengah, Skripsi S1, Undang-undang No. 21 Tahun 1992 tentang
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, Pelayaran.
Yogyakarta. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001
Hardjasoemantri, Koesnadi, 2005, Hukum tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Tata Lingkungan, Edisi kedelapan Pengendalian Pencemaran Air.
Cetakan kedelapanbelas, Gadjah Mada Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991
University Press, Yogyakarta. tentang Sungai.
Manan, Bagir, 1995, Aspek Hukum Pe- Keputusan Presiden No. 25 Tahun 2001
nguasaan Daerah Atas Bahan Galian, tentang Tim Koordinasi Penanggu-
Seminar Nasional Pertambangan, LP- langan Pertambangan Tanpa Izin,
UNPAD, Bandung. Penyalahgunaan Bahan Bakar
Panda, Adventus, 2003, Akumulasi Merkuri Minyak serta Perusakan Instalasi
pada Ikan Baung (Mystus Nemurus) di Ketenagalistrikan dan Pencurian Aliran
Stmgai Kahayan Kalimantan Tengah, Listrik.
Tesis S2, Program Pascasarjana UGM, Keputusan Menkosospolkam No. Kep/
Yogyakarta. Menko/Polsoskam/4/2001 tentang
Saleng, H. Abrar, 2004, Hukum Pertam- Program Nasional Menkosospolkam
bangan, Cetakan I, UII Press, Yogya- selaku Ketua Tim Koordinasi
karta. Penanggulangan Pertambangan Tanpa
Salim, Emil, 1982, Lingkungan Hidup dan Izin, Penyalahgunaan Bahan Bakar
Pembangunan, Mutiara, Jakarta. Minyak, serta Perusakan Instalasi
Subagyo, P. Joko, 1999, Hukum Lingkung- Ketenagalistrikan dan Pencurian Aliran
an, Masalah dan Penanggulangannya Listrik.
Edisi baru cetakan kedua, Rineka Cipta, Keputusan Menteri Perindustrian dan
Jakarta. Perdagangan Republik Indonesia No.
254/MPP/KEP/7/2000 tentang Tata
B. Peraturan Perundang-undangan Niaga Impor dan Peredaran Bahan
Undang-Undang Dasar 1945. Berbahaya Tertentu.
Undang-undang No. 32 Tahun 2009 ten- Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah
tang Perlindungan dan Pengelolaan No. 51 Tahun 2003 tentang Pe-
Lingkungan Hidup. nunjukan dan Penetapan Pengarah,
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 545

Nara Sumber dan Tim Pelaksana Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan


Daerah Penanggulangan masalah Tengah No. 6 Tahun 2003 tentang
Pertambangan Tanpa Izin Provinsi Penjualan dan Penggunaan Air Raksa
Kalimantan Tengah. (Hg).

Anda mungkin juga menyukai