1 PB PDF
1 PB PDF
Heriamariaty*
Abstract Abstrak
The absence of Public Mining Area and Belum adanya Wilayah Pertambangan
continued use of mercury is responsible for Rakyat serta penggunaan merkuri mendorong
the illegal gold mining and water pollution terjadinya penambangan emas tanpa izin dan
in Kahayan river. Efforts must be made to pencemaran air di Sungai Kahayan. Untuk
avoid and overcome environmental impact mencegah dan menanggulangi pencemaran
by strengthening coordination in central ini diperlukan koordinasi di tingkat pusat
and regional level; empowering local dan daerah; penyuluhan dan pendekatan di
community; and imposing sanction as law bidang sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan
enforcement method. teknologi; serta penegakan hukum secara
tegas melalui penerapan sanksi.
*
Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya (e-mail: heria_mariaty@yahoo.co.id).
1
H. Abrar Saleng, 2004. Hukum Pertambangan, Cetakan I, UII Press, Yogyakarta, hlm. 75.
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 533
(2) Mineral adalah senyawa an-organik yang penting untuk ilmu pengetahuan.2
yang terbentuk di alam, yang memiliki Sungai sebagai sumber air merupakan
sifat fisik dan kimia tertentu serta susun- salah satu sumber daya alam yang berfungsi
an kristal teratur atau gabungannya yang
serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan
membentuk batuan, baik dalam bentuk
lepas atau padu; makhluk hidup. Air merupakan segalanya
(3) Batubara adalah endapan senyawa bagi kehidupan yang fungsinya tidak dapat
organik karbonan yang terbentuk secara digantikan dengan zat atau benda lainnya,
alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan. namun dapat pula sebaliknya, apabila air
Tujuan penguasaan negara terhadap tidak dijaga nilainya akan sangat mem-
obyek di atas adalah sebagai langkah bahayakan dalam kehidupan. Maka sungai
antisipasi untuk menghindari penggunaan sebagaimana dimaksud harus berada pada
semua potensi itu sebagai alat penindasan kondisi dilindungi dan dijaga kelestariannya;
dan pengisapan terhadap orang lain. ditingkatkan fungsi dan pemanfaatannya;
Selain itu menjamin agar penggunaan dan serta dikendalikan daya rusaknya terhadap
pemanfaatan segala potensi tersebut benar- lingkungan.
benar dipergunakan untuk sebesar-besarnya Air atau sungai dapat merupakan sum-
kemakmuran rakyat. ber malapetaka bila tidak dijaga, baik dari
Di dalam Pasal 1 butir 9 UU No. 32 segi manfaatnya maupun pengamanannya.
Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelo- Misalnya, dengan tercemarnya air oleh zat-
laan Lingkungan Hidup disebutkan, bahwa zat kimia selain mematikan kehidupan yang
sumber daya adalah unsur lingkungan hidup ada di sekitarnya juga merusak lingkungan,
yang terdiri atas sumber daya hayati dan dan apabila dari segi pengamanan tidak
nonhayati yang secara keseluruhan mem- dilakukan pengawasan dapat mengakibatkan
bentuk kesatuan ekosistem. Sedangkan Pasal banjir, tanah longsor, dan sebagainya.3
12 UU yang sama menyatakan bahwa ke- Sekitar tahun 1997 terjadi krisis eko-
tentuan tentang pemanfaatan sumber daya nomi yang melanda kehidupan masyarakat,
alam dilakukan dengan Rencana Perlin- khususnya di negara Indonesia yang meng-
dungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup akibatkan kurang terpenuhinya kebutuhan
baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/ masyarakat akibat harga yang cukup tinggi
kota. Pasal tersebut menjelaskan bahwa jenis sehingga terjadi kemiskinan terutama bagi
sumber daya alam meliputi sumber daya masyarakat yang pendapatannya sedikit
alam hayati dan nonhayati, seperti ketentuan dan berbagai kebutuhan yang mendesak.
tentang air, tanah, udara, bahan galian, Hal yang dirasakan pula oleh masyarakat
bentang alam, dan farmasi geologis atau yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah,
perwujudan proses alam yang sangat indah sehingga untuk memenuhi kebutuhan berupa
2
Koesnadi Hardjasoemantri, 2005, Hukum Tata Lingkungan, Edisi kedelapan cetakan kedelapanbelas, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, hlm. 186-187.
3
P. Joko Subagyo, 1999, Hukum Lingkungan, Masalah dan Penanggulangannya, Edisi baru Cetakan Kedua,
Rhineka Cipta, Jakarta, hlm. 3.
534 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645
sandang, pangan dan papan, masyarakat pencemaran logam berat. Semakin besar
memanfaatkan kekayaan alam seperti hutan, penambangan emas yang dilakukan oleh
pertambangan, karet, dan lain sebagainya. penambang emas khususnya tanpa izin,
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan maka akan memperbesar pencemaran air di
merupakan salah satu sungai yang melintasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan.
3 wilayah kota dan kabupaten di Provinsi Badan Pengelolaan dan Pelestarian
Kalimantan Tengah, yaitu Kota Palangka Lingkungan Hidup Daerah (BPPLHD)
Raya, Kabupaten Pulang Pisau, dan Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun
Kabupaten Gunung Mas. Sungai Kahayan 2002 melaporkan, 11 sungai besar di
memiliki arti yang sangat penting bagi provinsi ini tercemar berat limbah merkuri.
masyarakat yang ada di sepanjang sungai Setiap tahun diperkirakan 10 ton merkuri
dalam memenuhi kebutuhan sehari- sisa penambangan emas tradisional dibuang
hari, misalnya untuk sumber air minum; ke sungai-sungai itu.
keperluan rumah tangga (seperti memasak, Di antara sejumlah sungai itu kondisi
mencuci); keperluan untuk mandi dan buang terparah terlihat di sungai Kahayan. Dari
air; mengairi pertanian dan peternakan; jalur 2.264 tromol emas yang dioperasikan di
transportasi bagi perahu-perahu menuju Provinsi Kalimantan Tengah, di Daerah
daerah yang belum terjangkau dengan Aliran Sungai (DAS) Kahayan saja tercatat
transportasi darat; serta penambangan emas. 1.563 unit mesin. Di sungai Kahayan
Aktivitas masyarakat di sungai inilah terbuang 1,5 ton lebih merkuri selama tiga
yang menimbulkan masalah salah satunya bulan. Akibatnya, kandungan merkuri di
akibat terjadinya penambangan emas ter- sungai Kahayan ini tercatat hingga 0,014
utama pada bagian tengah dan bagian hulu mg/l air. Padahal, kandungan merkuri yang
sungai Kahayan. Penambangan emas telah diizinkan hanya 0,001 mg/l air, sehingga
membudaya yang dilakukan oleh penduduk tingkat pencemaran merkuri masih lima kali
bila air sungai surut atau pada musim kema- di atas ambang batas. Selain air, sejumlah
rau. Penurunan kualitas air akibat kegiatan ikan pun yang biasa dikonsumsi masyarakat
penambangan emas telah mengakibatkan telah terkontaminasi merkuri.4
pencemaran baik pada manusia, hewan dan
tumbuhan yang ada di pinggiran sungai. B. Perumusan Masalah
Setelah terjadinya penambangan emas Berdasarkan uraian latar belakang di
ini, maka buangan yang dihasilkan adalah atas, penulis dapat merumuskan permasa-
lumpur atau endapan yang terangkat akibat lahan sebagai berikut:
penyedotan di dasar sungai khususnya 1. Apakah faktor-faktor penyebab terjadi-
sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) nya penambangan emas tanpa izin dan
Kahayan Provinsi Kalimantan Tengah, penyebab terjadinya pencemaran air di
sehingga buangan limbahnya menimbulkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan
tingkat kekeruhan pada sungai dan Provinsi Kalimantan Tengah?
4
Kompas, Kamis, 2 Desember 2004.
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 535
2. Bagaimana upaya pencegahan dan tanpa izin di Daerah Aliran Sungai (DAS)
penanggulangan pencemaran air akibat Kahayan.
penam-bangan emas tanpa izin di Alat pengumpulan data dalam pene-
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan litian ini disesuaikan dengan jenis data ada-
Provinsi Kalimantan Tengah? lah observasi atau pengamatan, wawancara
dan studi kepustakaan.
C. Metode Penelitian Teknik analisis data yang digunakan
Penelitian ini merupakan penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif
yang bersifat yuridis empiris yaitu mengkaji kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari
dan mengolah data penelitian dengan hasil penelitian lapangan dan penelitian
melihat dari upaya pencegahan dan kepustakaan disusun secara sistematis,
penanggulangan pencemaran air akibat kemudian dilakukan analisis secara deskrip-
penambangan emas tanpa izin di Daerah tif kualitatif, dengan memperhatikan faktor-
Aliran Sungai (DAS) Kahayan Provinsi faktor yang ada dalam praktek, kemudian
Kalimantan Tengah yang penekanannya dibandingkan dengan data yang diperoleh
pada penelitian lapangan. Untuk melengkapi dari penelitian kepustakaan sehingga dapat
hasil dari penelitian tersebut dilakukan diperoleh jawaban dari kesimpulan tentang
penelitian kepustakaan. permasalahan yang dirumuskan.
Jenis penelitian terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
langsung dari lapangan yang merupakan Tugas dan wewenang perlindungan dan
hasil observasi, wawancara, informasi pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana
nara sumber yaitu dari instansi terkait dan yang dinyatakan dalam Pasal 63 ayat (1)
responden yang berasal dari penambang butir i Undang-undang No. 32 Tahun 2009
emas tanpa izin. Sedangkan data sekunder tentang Perlindungan dan Pengelolaan
diperoleh dari bahan kepustakaan yang Lingkungan Hidup berbunyi:
terdiri dari bahan-bahan hukum primer, menetapkan dan melaksanakan ke-
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum bijakan mengenai sumberdaya alam
tersier. hayati dan nonhayati, keanekaragam-
Hasil penelitian ini termasuk dalam an hayati, sumber daya genetik, dan
spesifikasi penelitian yang bersifat deskriptif keamanan hayati produk rekayasa
genetik.
analitis. Bersifat deskriptif artinya melalui
hasil penelitian yang diharapkan akan Sedangkan tugas dan kewenangan
diperoleh gambaran yang menyeluruh pemerintah provinsi dalam perlindungan
dan sistematis mengenai faktor-faktor dan pengelolaan lingkungan hidup di
penyebab terjadinya penambangan emas bidang sumber daya alam adalah terdapat
tanpa izin tersebut di Daerah Aliran Sungai di dalam Pasal 63 ayat (2) butir e yaitu,
(DAS) Kahayan. Selanjutnya bagaimana “menyelenggarakan inventarisasi sumber
upaya pencegahan dan penanggulangan daya alam dan emisi gas rumah kaca pada
pencemaran air akibat penambangan emas tingkat provinsi.”
536 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645
5
Bagir Manan, 1995, Aspek Hukum Penguasaan Daerah atas Bahan Galian, Seminar Nasional Pertambangan,
LP-UNPAD, Bandung, hlm. 2.
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 537
6
R. Bintarto, 1984, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 56.
7
Emil Salim, 1982, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Mutiara, Jakarta, hlm. 23.
8
Adventus Panda. 2003, Akumulasi Merkuri pada Ikan Baung (Mystus nemurus) di Sungai Kahayan Kalimantan
Tengah, Tesis S2, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
538 MIMBAR HUKUM Volume 23, Nomor 3, Oktober 2011, Halaman 431 - 645
9
Mardhinata D. Bulit, 2004, Dampak Penambangan Emas Terhadap Kualitas Air Sungai Kahayan pada
Parameter Zn dan Tingkat Kekeruhan di Sungai Kahayan Kalimantan Tengah, Skripsi S1, Sekolah Tinggi
Teknik Lingkungan, Yogyakarta, hlm. 37.
Heriamariaty, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air 539
DAFTAR PUSTAKA