Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
A. Latar belakang
Semua makhluk hidup di dunia ini pasti memiliki susunan dalam tubuh.
Baik itu manusia, tumbuhan ataupun hewan. Dalam tubuh hewan terdapat
berbagai organ-organ. Organ merupakan kumpulan jaringan yang memiliki
fungsi yang sama.
Hewan dibedakan atas dua yaitu vertebrata atau hewan yang bertulang
punggung dan invertebrata yaitu hewan yang tidak bertulang punggung.
Hewan avertebrata memiliki susunan organ yang sederhana dan tidak terlalu
kompleks.
Pada dasarnya struktur tubuh penyusun amfibi sama dengan struktur tubuh
hewan tingkat tinggi lainnya. Setiap sel yang mempunyai struktur dan fungsi
yang sama membentuk suatu jaringan. Jaringan-jaringan ini kemudian
membentuk organ. Dari organ-organ ini kemudian bersatu membentuk sistem
organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Semua sistem
organ kemudian bergabung membentuk suatu organisme.
C. Manfaat praktikum
Mahasiswa dapat mengenal struktur dalam dan luar dari hewan yang di
amati dalam praktikum ini, dan dapat mengetahui hubungan antara organ yang
satu dengan organ yang lainnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu tingkat organisasi yang lebih tinggi dari organ adalah sistem organ.
Sistem organ melakukan fungsi utama tubuh sebagian besar hewan. Masing-masing
sistem organ terdiri atas beberapa organ dan memiliki fungsi spesifik, tetapi upaya
semua sistem itu harus dikoordinasi supaya hewan itu dapat bertahan hidup.
Misalnya, nutrien yang diserap dari saluran pencernaan disebarkan ke seluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi. Akan tetapi, jantung yang memompa darah melalui
sirkulasi bergantung pada nutrien yang diserap oleh saluran pencernaan dan juga
oksigen (O2) yang diperoleh dari udaraatau air oleh sistem respirasi. Setiap
organisme, baik protista ataupun suatu kumpulan sistem organ, merupakan suatu
kehidupan terkoordinasi yang utuh yag lebih besar dari jumlah keseluruhan bagian-
bagian penyusunnya (Campbell, 2008).
Menurut Sukiya (2003) hewan amfibi mempunyai beberapa sistem organ antara
lain:
1. Sistem Rangka
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara
proporsional, kebalikan dari ikan. Jumlah vertebrata atau ruas tulang
belakang pada amfibi bervariasi dari 10 ruas pada salientia sampai 200 pada
Gymnophiona. Bangsa amphibi merupakan vertebrata yang pertama
mempunyai sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang
sempurna. Sebagian besar amfibi mempunyai 4 jari kaki pada kaki depan
dan 5 jari kaki pada bagian belakang.
2. Sistem Pencernaan
Amfibi darat memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding
mulutnya. Esofagus pendek dapat dibedakan dari lambung. Usus
menunjukkan berbagai variasi.
3. Sistem sirkulasi
Amfibi mempunyai sistem sirkulasi transisional. Dimana karena
sebagian besar amfibi mempunyai masalah untuk mengisi jantung yang
menerima darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak
mengandung oksigen dari tubuh.
4. Sistem Pengeluaran
Amfibi berekor ginjalnya berstruktur elongas sesperti pada
Elasmobranchi tetapi pada jenis Anura ada tendensi menjadi pendek.
5. Sistem Saraf
Pada Amfibi pusat kegiatan otak berada pada bagian dorsal otak
tengah, dimana sel-sel saraf terkonsentrasi di dalam tektum.
6. Sistem endokrin (Hormon)
Berfungsi menghasilkan hormon yang membantu dalam sistem
koordinasi. Kelenjar paratiroid ada, sebagai regulator kalsium dan sistem
endokrin (pada katak).
Hewan vertebrata termasuk hewan yang bertulang belakang atau punggung.
Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan
Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak.
Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran
darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya
(Yudiarti Turrini, 2004).
Menurut Yudiarti Turrini (2004) ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang
antara lain:
a. Mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian ekor.
b. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
c. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
d. Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak
mutlak ada contohnya pada katak.
Sistem sirkulasi pada amphibi, jantung katak (sebagai contoh amphibi)
terdiri atas tiga ruang, yaitu dua atria yang berdinding tipis, dan satu ventrikel yang
berdinding tebal. Pada sekat antara serambi dan bilik terdapat katup. Darah dari
seluruh tubuh masuk ke atrium kanan melalui sinus venosus. Dari atrium kanan,
darah masuk ke ventrikel jantung (yang hanya mempunyai satu ruang), lalu
dipompa melalui arteri pulmokutaneus yang bercabang dua, yang satu menuju paru-
paru, disebut arteri pulmonalis, dan cabang yang lain menuju ke kulit, disebut arteri
kutaneus. Dalam paru-paru dan kulit, darah menyarahkan karbondioksida dan
mengambil oksigen. Dari paru-paru dan kulit, darah yang kaya oksigen akan masuk
ke serambi kiri melalui vena pulmokutaneus. Dari serambi kiri darah kemudian
masuk ke bilik jantung untuk dipompa ke seluruh tubuh melalui nadi utama
(trunkus arteriosus) yang bercabang dua, satu menuju ke arah kepala, dan yang lain
menuju ke arah tubuh bagian belakang. Sistem sirkulasi seperti yang terdapat pada
katak ini disebut sistem sirkulasi ganda, sebab darah selama satu sirkulasi penuh
melalui jantung dua kali. Sistem sirkulasi ganda biasanya dibagi menjadi sistem
sirkulasi kecil (sistem sirkulasi pulmoner) dan sistem sirkulasi besar (sistem
sirkulasi sistemik). Meskipun ventrikel katak tidak bersekat, namun rupanya tetap
terjadi pemisahan antara darah yang kaya oksigen dengan darah yang kaya
karbondioksida. Darah dari paru-paru dan kulit yang kaya oksigen oleh ventrikel
dialirkan ke aorta, sedang darah dari seluruh tubuh yang kaya karbondioksida
dialirkan menuju ke arteri pulmokutaneus. Pemisahan ini dapat terjadi karena di
dalam konus arteriosus terdapat suatu lipatan spiral (spiral fold) yang membantu
mengarahkan aliran tadi. Di samping sistem sirkulasi darah, pada katak ada sistem
sirkulasi limfa yang berperan mengembalikan cairan tubuh ke sistem peredaran
darah (Soewolo, 2000).
1. Alat
a. Botol pembunuh
b. Baki pembedah
c. Alat bedah :
1) Gunting
2) Sedotan limon
3) Pinset
4) Jarum
5) Skalpel
2. Bahan
a. Katak sawah (Rana cancarivora)
b. Kapas
c. Kloroform / eter (pembius)
C. Prosedur kerja
1. Mengamati bagian luar
a. Mematikan katak
Mengambil segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan),
membasahinya dengan eter/kloroform, lalu memasukkannya ke dalam
botol pembunuh, lalu dengan segera memasukkan katak ke dalam botol
tersebut, dan menutupnya dengan rapat. Dan membiarkannya sampai
katak mati.
b. Mengeluarkan katak yang sudah tidak bergerak dan meletakkannya di
atas baki bedah. Dan membiarkan kapas dalam botol dan tutup rapat (
uapnya berbahaya ).
c. Mengamati bagian luar katak
1) Mata, kelopak dan selaput tidur
2) Lubang hidung luar
3) Tympanium (i), selaput pendengar
4) Celah mulut
5) Tungkai depan :
a) Lengan atas (branchium)
b) Lengan bawah (ante branchium)
c) Telapak (manus)
d) Jari-jari (digiti), dan menghitung berapa jumlahnya.
6) Tungkai belakang :
a) Paha (femur)
b) Betis (crus)
c) Telapak bersatu (pes)
d) Jari-jari berselaput renang
e) Kloaka. Menentukan letaknya.
f) Meraba permukaan kulit dan memperhatikan warnanya.
d. Menggambar dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian
tersebut di atas.
2. Pembedahan
a. Meletakkan katak pada punggungnya di atas baki bedah. Memaku
keempat kakinya dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah
goyang.
b. Menjepit membujur kulit bagian perut dekat paha dengan pinset,
mengangkat sedikit, kemudian menggunting melintang kulit di
bawah pinset, sehingga terbentuk celah pada kulit perut.
c. Memasukkan ujung gunting yang tumpul melalui celah kulit itu,
kemudian menggunting kulit ke arah kepala sampai gunting
tertumbuk. Menbalik ke celah tadi, dan menggunting ke arah
pangkal kedua paha.
d. Menggunting kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit
perut bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan otot.
e. Memperhatikan bagian tengah otot perut. Tampak garis putih
membujur sepanjang otot perut (linea alba).
f. Menjepit pinset pada otot perut di samping linea alba, dan
menggunting melintang, sehingga terbentuk celah. Memasukkan
ujung gunting yang tumpul ke dalam celah otot perut dan mulai
menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang. Melanjutkan
pengguntingan sampai pangkal paha.
g. Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga
terbuka rongga perut dan tampak jeroan.
3. Pengamatan Sistem Pencernaan
a. Membuka celah mulut dengan skalpel dan pinset, sehingga rongga
mulut terbuka. Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari geligi
pada rahang atas dan gigi vormer pada langit-langit.
b. Menarik lidahnya keluar dengan pinset, dan mengamati bentuk dan
perlekatannya.
c. Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan.
Mengamati bentuk dan warna :
1) Hati sebelah kanan, menghitung jumlah lobus, mencari kantung
empedu, dan mengamati warnanya.
2) Lambung di sebelah kiri, mengangkat sedikit sehingga tampak
duodenum dan pankreas.
3) Merunut terus usus halus sampai usus tebal. Memperhatikan
pertemuannya.
4) Rektum yang belok ke kloaka.
4. Pengamatan Sistem Peredaran Darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput.
b. Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau ujung
skalpel sampai pecah, mengamati bentuk :
1) Bilik (ventrikel)
2) Serambi (atrium) kiri dan kanan
3) Pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari
ventrikel kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan
kanan)
4) Menggambar bagian jantung dan memberi nama bagian tersebut
di atas
5. Pengamatan Sistem Pernapasan
a. Memperhatikan bagian sebelah kanan hati dan sebelah kiri lambung,
tersembul bagian perut.
b. Meniup pangkal tenggorokan secara perlahan dengan menggunakan
sedot limun yang ujungnya dimasukkan dalam lubang pangkal
tenggorokan, maka akan mengembung paru-paru. Mengamati
bentuk dan warna paru-paru, pembuluh darah pada paru-paru.
c. Melepaskan jantung dengan gunting, sehingga tampak batang
tenggorok (trakea)
d. Membuat gambar bagian sistem pernapasan katak.
6. Pengamatan Sistem Ekskresi dan Reproduksi (Urogenitalia)
a. Melepaskan organ-organ pencernaan, mulai pada lambung sampai
pada rektum, serta mesenterium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b. Akan tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian
belakang rongga perut. Selanjutnya mengamati :
1) Ginjal dengan kelenjar adrenal (garis keputihan)
2) Badan lemak (corpus adiposum) kekuningan berjumbai
3) Saluran ginjal (ureter) dari ginjal menuju ke kantong kemih.
c. Membuat gambar bagian sistem urogenitalia katak. Memberi nama
bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Dari Internet
Gambar Gambar Pembanding Keterangan
4. Ruang Jantung feservaria Hasil Pengamatan
cancrivora a. Serambi kiri
b. Bilik kiri
c. Bilik kanan
d. Serambi
kanan
Dari Internet
Dari Internet
Gambar Gambar Pembanding Keterangan
4. Sistem pencernaan Hasil Pengamatan
feservaria cancrivora a. Mulut
b. Kerongkonga
n
c. Hati
d. Kantung
empedu
Dari Internet e. Pankreas
f. Lambung
g. Usus Halus
h. Usus 12 jari
i. usus besar
j. Kloaka
Dari Internet
Gambar Gambar Pembanding Keterangan
7. Sistem Urogenital Hasil Pengamatan
feservaria cancrivora a. Testis
jantan b. Saluran
kencing
c. Ginjal
Dari Internet
B. Pembahasan
1. Morfologi kodok feservaria cancrivora
Dari percobaan anatomi hewan vertebrata diperoleh hasil
pengamatan bentuk katak dari luar tubuh maupun organ dalam tubuh.
Organ luar tubuh katak yang dapat diamati antara lain :
a) a. Celah mulut (Cavum oris)
Mulut terletak pada ujung interior kepala. Bentuknya lebar
sekali, dibatasi oleh rahang bawah yang bergigi dan rahang atas
yang bergigi. Pada saat menangkap mangsanya, katak menjulurkan
lidahnya untuk menangkap mangsa tersebut. Katak juga memiliki
gigi pada rahang atas yang berfungsi untuk mengoyak makanannya.
b. Hidung (nasal)
Lubang hidung ada sepasang, terletak di ujung depan pada
langit-langit. Pada katak sudah ada hubungan antara lubang hidung
dengan rongga mulut.
c. Mata (orbita)
Mata katak mempunyai selaput tidur yang merupakan
kelopak mata tambahan, yang berfungsi untuk menghindari
gesekan sewaktu berenang dalam air dan menjaga agar mata tetap
basah saat naik ke darat.
d. Selaput pendengar (tympanum).
Selaput gendang telinga terletak pasterosentral dari pada
mata. Selaput ini pinggirannya disokong oleh suatu cincin yang
dinamakan annalus tympani.
e. Lengan bawah (ante branchium), Lengan atas (branchium), Telapak
tangan (manus), Paha (femur), Jari-jari (digiti), Betis (crus),
Telapak bersatu (pes).
Tungkai depan terdiri dari lengan atas (branchium), lengan
bawah (ante branchium), telapak (manus), dan pada manus
terdapat 4 digiti. Tungkai belakang terdiri dari paha (femur), betis
(crus), telapak bersatu (pes), dan pada pes terdapat 5 digiti dan
masing-masing digiti yang berbatasan terdapat selpaut renang yang
berfungsi sebagai alat untuk berenang dalam air. Pada tungkai
belakang pada bagian paha lebih berotot dari pada bagian betis,
sehingga memudahkan katak melompat dengan tinggi dan jauh.
f. Kloaka berfungsi mengeluarkan sisa-sisa makanan juga untuk
saluran pengeluaran ovum maupun sperma.
2. Anatomi kodok (feservaria cancrivora)
Pada bagian dalam katak terdapat organ-organ dalam seperti :
b). a.Kerongkongan berupa saluran pendek
b.Hati yang berfungsi sebagai penawar racun dan menghasilkan
empedu
c. Kantung empedu berfungsi sebagai tempat empedu.
d.Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan
usus dua belas jari (duodenum) . Pankreas berfungsi menghasilkan
enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
e.Lambung merupakan tempat pencernaan secara kimiawi.
f.Usus dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi doudenum,jejenum, dan ilenium.
g.Ginjal berwarna merah kecoklatan. Ginjal sebagai alat penyaring
akan mengeluarkan zat sisa , yaitu garam – garam mineral dan
cairan dari darah.
3. Sistem Pencernaan feservaria cancrivora
Katak mempunyai sepasang paru-paru yag berbentuk gelembung tempat
bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-
bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan
rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Setelah itu koane menutup, otot rahang bawah dan otot geniohioideus
berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut,
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-
paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme
ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot perut dan sternohioideus berkontraksi
sehingga udara dalm paru-paru tertekan keluar dam masuk ke dalam rongga mulut.
Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot
rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara
yang kaya karbon dioksida keluar.
Darah yang miskin oksegen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh
mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir
ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di
paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah
mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang
terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah
mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang
mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun
dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus
(batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masimh-masing aorta
ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan
darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal
dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit paru-paru.
Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah
mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari
eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak
memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada
katak juga memiliki inti. Selain memiliki sistem peredaran darah, katak juga
memiliki sistem peredaran limfe. Sistem peredaran limfe berperan penting dalam
pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah.
A. Kesimpulan
Katak sawah (Rana cancarivora) merupakan salah satu hewan vertebrata
yang memiliki organ tubuh sudah lengkap002EKatak merupakan hewan yang
dapat hidup pada dua tempat yaitu air dan darat atau yang biasa disebut dengan
amphibia. Bagian-bagian katak yang tampak dari luar adalah mata, kelopak
mata, selaput pendengar atau membran timpanium, lubang hidung, lengan atas,
lengan bawah, telapak tangan dan digiti atau jari-jari, paha, betis, jari-jari
berselaput renang, dan kloaka. Katak memiliki berbagai macam sistem organ,
seperti sistem pernapasan, peredaran darah, sistem urogenitalia dan sistem
pencernaan. Pada struktur anatomi katak terdapat kerongkongan, jantung,
sepasang paru-paru, hati, pankreas, kantung empedu, lambung, usus halus, usus
12 jari, usus besar, ginjal dan kloaka.
B. Saran
1. Untuk praktikan, agar lebih hati-hati dalam pembedahan agar tidak ada
organ dalam yang rusak sehingga akan lebih mudah untuk diamati.
2. Untuk asisten, agar lebih memperhatikan lagi cara kerja para praktikan.
3. Untuk laboran, agar menyediakan alat-alat yang lebih lengkap dan tidak
rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Nasruddin. 2008. Karakteristik habitat dan beberapa aspek biologi kodok raksasa
(limnonectes cf. Grunniens). Kendari
Pertanyaan
1. Katak digolongkan kedalam kelas amphibi karena katak dapat hidup di dua
tempat, yaitu katak muda hidup di dalam air dan katak dewasa hidup di darat.
2. Warna kulit katak berubah-ubah karena katak mempunyai kromatophor (sel
pigmen) yang terdiri atas :
a) Xantopras mengandung pigmen kuning.
b) Melanfora mengandung pigmen melanin menyebabkan warna coklat dan
hitam.
c) Guanfora mengandung kristal guanin yang menyebabkan warna biru.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perubahan ini adalah :
a) Intern
b) Ekstern
3. Pangkal lidah katak melekat pada ujung crinial dari rahang bawah, manfaat nya
adalah agar lidah katak cepat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsanya.
4. Hati dan pankreas bukan merupakan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam
sistem pencernaan karena pada hati dan pankreas terdapat enzim yang dapat
melumatkan makanan sehingga dapat dicerna oleh usus halus.
5. Katak tidak dapat melakukan pernafasan perut karena katak tidak terdapat
tulang rusuk dan sekat rongga dan mekanisme pernafasannya hanya diatur oleh
otot-otot rahang bawah dan otot perut.
Cara katak menarik dan mengeluarkan nafas adalah :