Anda di halaman 1dari 27

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum biologi dengan judul “Anatomi Hewan


Vertebrata ” di susun oleh :
nama : Muh. Haidir
NIM : 1514142003
kelas : Biologi Sains
kelompok : V (Lima)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada asisten/koordinator asisten maka
dinyatakan diterima.

Makassar, 31 Desember 2015


Koordinator Asisten Asisten

Muhammad Nur Alqadri, S.Pd, M.Si Suhardani Taofiq


NIM: 132141410017

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Dr.Muhiddin P, S.Pd, M.Pd


NIP.197212311999031042
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Semua makhluk hidup di dunia ini pasti memiliki susunan dalam tubuh.
Baik itu manusia, tumbuhan ataupun hewan. Dalam tubuh hewan terdapat
berbagai organ-organ. Organ merupakan kumpulan jaringan yang memiliki
fungsi yang sama.
Hewan dibedakan atas dua yaitu vertebrata atau hewan yang bertulang
punggung dan invertebrata yaitu hewan yang tidak bertulang punggung.
Hewan avertebrata memiliki susunan organ yang sederhana dan tidak terlalu
kompleks.

Dalam praktikum ini, kami menggunakan hewan vertebrata dari kelas


amphibi yaitu katak sawah (Rana cancarivora) pengamatan kita. Kami
menggunakan hewan ini karena anatomi pada katak memberikan gambaran
secara umum tentang organ-organ yang ada pada hewan vertebrata.
Pembedahan yang dilakukan adalah untuk memudahkan kami dalam
mengamati kedudukan setiap organ-organ dalam tubuh katak. Dalam praktikum
ini hal-hal yang akan kami amati adalah sistem pencernaan, sistem pernafasan,
sistem eksresi dan reproduksi katak sawah pada katak jantan maupun betina.

Pada dasarnya struktur tubuh penyusun amfibi sama dengan struktur tubuh
hewan tingkat tinggi lainnya. Setiap sel yang mempunyai struktur dan fungsi
yang sama membentuk suatu jaringan. Jaringan-jaringan ini kemudian
membentuk organ. Dari organ-organ ini kemudian bersatu membentuk sistem
organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Semua sistem
organ kemudian bergabung membentuk suatu organisme.

Praktikum ini bertujuan agar para mahasiswa dapat mengetahui susunan


organ-organ pada hewan vertebrata yang diamati yaitu katak sawah dan
mengetahui hubungan antara organ-organ yang adapada tubuh katak.
B. Tujuan praktikum
Untuk mengenali bentuk, warna, dan letak organ, serta hubungannya dengan
organ lain pada suatu sistem organ.

C. Manfaat praktikum
Mahasiswa dapat mengenal struktur dalam dan luar dari hewan yang di
amati dalam praktikum ini, dan dapat mengetahui hubungan antara organ yang
satu dengan organ yang lainnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam morfologi setiap kelas hewan vertebrata terdapat perbedaan satu


sama lain. Maka secara otomatis anatominya pula akan terjadi perbedaan baik
bentuk, lay out, maupun ukuran dari masing-masing bagiannya. Perbedaan itu akan
diketahui jika ddilakukan pembedahan terhadap jenis masing-masing kelas.
Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan yang cermat dan teliti. Sehingga akan
dapat dilakukan perbandingan anatomi dari kelompok hewan vertebrata. Pada
kelompok hewan tingkat tinggi sebagaimana hewan vertebrata, biasanya memiliki
anatomi tubuh yang lebih kompleks dan sempurna daripada hewan invertebrate.
Anatomi memiliki peran yang sangat urgen bagi semua jenis makhluk hidup. Tanpa
adanya struktur tubuh bagian dalam (anatomi), semua makhluk hidup tidak akan
dapat melangsungkan kehidupannya. Jika dianalogikan dengan kegiatan industry,
anatomi seperti mesin industry yang bertugas menerima, mengolah, dann
mengeluarkan berbagai zat yang telah selesai dipergunakan oleh tubuh. Maka dari
itu, guna menjalankan fungsinya sebagai pendukung utama kehidupan suatu
makhluk hidup, khususnya vertebrata, masing-masing bagian anatomi melakukan
koordinasi satu sama lain. Ini telah terjadi secara otomatis sebagaimana yang
ditakdirkan oleh Allah SWT sebagai pengatur sekalian alam beserta ciptaanNya.
(Mukayat, 1994).
Pada semua hewan kecuali hewan yang paling sederhana (coelenterata) dan
beberapa hewan cnidaria. Jaringan-jaringan yang berbeda diorganisasikan
membentuk organ. Pada beberapa organ, seperti kulit hewan vertebrata, jaringan ini
tersusun dalam lapisan-lapisan. Lambung Vertebrata terdiri atas empat lapisan
jaringan utama. Epitelium yang tebal melapisi lumen. Di bagian luar lapisan ini
terdapat suatu zona jaringan ikat (Campbell, 2008).
Banyak organ vertebrata tergantung (melekat) pada lembaran jaringan ikat
yang disebut mesentrerium dalam rongga tubuh yang dilembapkan atau dipenuhi
oleh cairan. Mamalia memiliki rongga toraks, tempat terdapatnya paru-paru dan
jantung yang dipisahkan dari rongga yang berada lebih bawah, rongga abdomen,
oleh suatu lembaran otot yang disebut diafragma (Campbell, 2008).

Suatu tingkat organisasi yang lebih tinggi dari organ adalah sistem organ.
Sistem organ melakukan fungsi utama tubuh sebagian besar hewan. Masing-masing
sistem organ terdiri atas beberapa organ dan memiliki fungsi spesifik, tetapi upaya
semua sistem itu harus dikoordinasi supaya hewan itu dapat bertahan hidup.
Misalnya, nutrien yang diserap dari saluran pencernaan disebarkan ke seluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi. Akan tetapi, jantung yang memompa darah melalui
sirkulasi bergantung pada nutrien yang diserap oleh saluran pencernaan dan juga
oksigen (O2) yang diperoleh dari udaraatau air oleh sistem respirasi. Setiap
organisme, baik protista ataupun suatu kumpulan sistem organ, merupakan suatu
kehidupan terkoordinasi yang utuh yag lebih besar dari jumlah keseluruhan bagian-
bagian penyusunnya (Campbell, 2008).

Secara filogeni munculnya vertebrata dapat dirunut dari Chordata. Untuk


memahami ansestor atau asal-usul vertebrata, maka perlu mengenal ciri Chordata.
Ciri umum dari Chordata adalah adanya sefalisasi, simetri bilateral, kondisi
tripoblastik, selom dan segmentasi yang bersifat metameri. Karakteristik utama
Chordata adalah adanya notochord (chorda dorsalis) berupa struktur batang
fleksibel memanjang dari bagian anterior sampai posterior tubuh yang
menggambarkan skeleton aksiale primitif, nervecord dan celah insang fariangeal
pada masa perkembangan embrionik (Sukiya, 2003).

Menurut Sukiya (2003) hewan amfibi mempunyai beberapa sistem organ antara
lain:

1. Sistem Rangka
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara
proporsional, kebalikan dari ikan. Jumlah vertebrata atau ruas tulang
belakang pada amfibi bervariasi dari 10 ruas pada salientia sampai 200 pada
Gymnophiona. Bangsa amphibi merupakan vertebrata yang pertama
mempunyai sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang
sempurna. Sebagian besar amfibi mempunyai 4 jari kaki pada kaki depan
dan 5 jari kaki pada bagian belakang.
2. Sistem Pencernaan
Amfibi darat memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding
mulutnya. Esofagus pendek dapat dibedakan dari lambung. Usus
menunjukkan berbagai variasi.
3. Sistem sirkulasi
Amfibi mempunyai sistem sirkulasi transisional. Dimana karena
sebagian besar amfibi mempunyai masalah untuk mengisi jantung yang
menerima darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak
mengandung oksigen dari tubuh.
4. Sistem Pengeluaran
Amfibi berekor ginjalnya berstruktur elongas sesperti pada
Elasmobranchi tetapi pada jenis Anura ada tendensi menjadi pendek.
5. Sistem Saraf
Pada Amfibi pusat kegiatan otak berada pada bagian dorsal otak
tengah, dimana sel-sel saraf terkonsentrasi di dalam tektum.
6. Sistem endokrin (Hormon)
Berfungsi menghasilkan hormon yang membantu dalam sistem
koordinasi. Kelenjar paratiroid ada, sebagai regulator kalsium dan sistem
endokrin (pada katak).
Hewan vertebrata termasuk hewan yang bertulang belakang atau punggung.
Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan
Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak.
Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran
darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya
(Yudiarti Turrini, 2004).

Menurut Yudiarti Turrini (2004) ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang
antara lain:

a. Mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian ekor.
b. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
c. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
d. Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak
mutlak ada contohnya pada katak.
Sistem sirkulasi pada amphibi, jantung katak (sebagai contoh amphibi)
terdiri atas tiga ruang, yaitu dua atria yang berdinding tipis, dan satu ventrikel yang
berdinding tebal. Pada sekat antara serambi dan bilik terdapat katup. Darah dari
seluruh tubuh masuk ke atrium kanan melalui sinus venosus. Dari atrium kanan,
darah masuk ke ventrikel jantung (yang hanya mempunyai satu ruang), lalu
dipompa melalui arteri pulmokutaneus yang bercabang dua, yang satu menuju paru-
paru, disebut arteri pulmonalis, dan cabang yang lain menuju ke kulit, disebut arteri
kutaneus. Dalam paru-paru dan kulit, darah menyarahkan karbondioksida dan
mengambil oksigen. Dari paru-paru dan kulit, darah yang kaya oksigen akan masuk
ke serambi kiri melalui vena pulmokutaneus. Dari serambi kiri darah kemudian
masuk ke bilik jantung untuk dipompa ke seluruh tubuh melalui nadi utama
(trunkus arteriosus) yang bercabang dua, satu menuju ke arah kepala, dan yang lain
menuju ke arah tubuh bagian belakang. Sistem sirkulasi seperti yang terdapat pada
katak ini disebut sistem sirkulasi ganda, sebab darah selama satu sirkulasi penuh
melalui jantung dua kali. Sistem sirkulasi ganda biasanya dibagi menjadi sistem
sirkulasi kecil (sistem sirkulasi pulmoner) dan sistem sirkulasi besar (sistem
sirkulasi sistemik). Meskipun ventrikel katak tidak bersekat, namun rupanya tetap
terjadi pemisahan antara darah yang kaya oksigen dengan darah yang kaya
karbondioksida. Darah dari paru-paru dan kulit yang kaya oksigen oleh ventrikel
dialirkan ke aorta, sedang darah dari seluruh tubuh yang kaya karbondioksida
dialirkan menuju ke arteri pulmokutaneus. Pemisahan ini dapat terjadi karena di
dalam konus arteriosus terdapat suatu lipatan spiral (spiral fold) yang membantu
mengarahkan aliran tadi. Di samping sistem sirkulasi darah, pada katak ada sistem
sirkulasi limfa yang berperan mengembalikan cairan tubuh ke sistem peredaran
darah (Soewolo, 2000).

Katak farjivera cancrivora merupakan kelompok dari kelas amfibi yang


habitatnya sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi habitat dan aktivitas
manusia.(Ardyah ramdhina irsanti putri dkk )

Berdasarkan beberapa survei terdahulu diketahui bahwa ukuran tubuh


kodok berkisar antara 300 sampai 1000 g. Secara umum morfologi kodok jantan
dan kodok betina agak sulit dibedakan karena keduannya memiliki pola warna yang
mirip (koklat muda sampai agak kehitam-hitaman). Dengan pengamatan yang teliti
melalui pengukuran bobot dan badan morfometri, diperoleh temuan bahwa kodok
jantan umumnya lebih besar dibandingkan kodok betina. Panjang tubuh kodok
jantan berkisar antara 132- 202 mm dengan bobot antara 270-360 g, sedangkan
panjang tubuh kodok betina berkisar antara 95,5 – 148,00 mm dengan bobot anatara
100-345 g.(Nasruddin, 2008)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat

Hari / tanggal : Rabu, 31 Desember 2015


Pukul : 07.30-10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II barat FMIPA UNM

B. Alat dan bahan

1. Alat
a. Botol pembunuh
b. Baki pembedah
c. Alat bedah :
1) Gunting
2) Sedotan limon
3) Pinset
4) Jarum
5) Skalpel
2. Bahan
a. Katak sawah (Rana cancarivora)
b. Kapas
c. Kloroform / eter (pembius)

C. Prosedur kerja
1. Mengamati bagian luar
a. Mematikan katak
Mengambil segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan),
membasahinya dengan eter/kloroform, lalu memasukkannya ke dalam
botol pembunuh, lalu dengan segera memasukkan katak ke dalam botol
tersebut, dan menutupnya dengan rapat. Dan membiarkannya sampai
katak mati.
b. Mengeluarkan katak yang sudah tidak bergerak dan meletakkannya di
atas baki bedah. Dan membiarkan kapas dalam botol dan tutup rapat (
uapnya berbahaya ).
c. Mengamati bagian luar katak
1) Mata, kelopak dan selaput tidur
2) Lubang hidung luar
3) Tympanium (i), selaput pendengar
4) Celah mulut
5) Tungkai depan :
a) Lengan atas (branchium)
b) Lengan bawah (ante branchium)
c) Telapak (manus)
d) Jari-jari (digiti), dan menghitung berapa jumlahnya.
6) Tungkai belakang :
a) Paha (femur)
b) Betis (crus)
c) Telapak bersatu (pes)
d) Jari-jari berselaput renang
e) Kloaka. Menentukan letaknya.
f) Meraba permukaan kulit dan memperhatikan warnanya.
d. Menggambar dari arah punggung dan memberi nama bagian-bagian
tersebut di atas.
2. Pembedahan
a. Meletakkan katak pada punggungnya di atas baki bedah. Memaku
keempat kakinya dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah
goyang.
b. Menjepit membujur kulit bagian perut dekat paha dengan pinset,
mengangkat sedikit, kemudian menggunting melintang kulit di
bawah pinset, sehingga terbentuk celah pada kulit perut.
c. Memasukkan ujung gunting yang tumpul melalui celah kulit itu,
kemudian menggunting kulit ke arah kepala sampai gunting
tertumbuk. Menbalik ke celah tadi, dan menggunting ke arah
pangkal kedua paha.
d. Menggunting kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit
perut bisa tersingkap. Memeriksa perlekatan kulit pada jaringan otot.
e. Memperhatikan bagian tengah otot perut. Tampak garis putih
membujur sepanjang otot perut (linea alba).
f. Menjepit pinset pada otot perut di samping linea alba, dan
menggunting melintang, sehingga terbentuk celah. Memasukkan
ujung gunting yang tumpul ke dalam celah otot perut dan mulai
menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang. Melanjutkan
pengguntingan sampai pangkal paha.
g. Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga
terbuka rongga perut dan tampak jeroan.
3. Pengamatan Sistem Pencernaan
a. Membuka celah mulut dengan skalpel dan pinset, sehingga rongga
mulut terbuka. Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari geligi
pada rahang atas dan gigi vormer pada langit-langit.
b. Menarik lidahnya keluar dengan pinset, dan mengamati bentuk dan
perlekatannya.
c. Melanjutkan pengamatan rongga perut yang berisi jeroan.
Mengamati bentuk dan warna :
1) Hati sebelah kanan, menghitung jumlah lobus, mencari kantung
empedu, dan mengamati warnanya.
2) Lambung di sebelah kiri, mengangkat sedikit sehingga tampak
duodenum dan pankreas.
3) Merunut terus usus halus sampai usus tebal. Memperhatikan
pertemuannya.
4) Rektum yang belok ke kloaka.
4. Pengamatan Sistem Peredaran Darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput.
b. Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau ujung
skalpel sampai pecah, mengamati bentuk :
1) Bilik (ventrikel)
2) Serambi (atrium) kiri dan kanan
3) Pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang keluar dari
ventrikel kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan
kanan)
4) Menggambar bagian jantung dan memberi nama bagian tersebut
di atas
5. Pengamatan Sistem Pernapasan
a. Memperhatikan bagian sebelah kanan hati dan sebelah kiri lambung,
tersembul bagian perut.
b. Meniup pangkal tenggorokan secara perlahan dengan menggunakan
sedot limun yang ujungnya dimasukkan dalam lubang pangkal
tenggorokan, maka akan mengembung paru-paru. Mengamati
bentuk dan warna paru-paru, pembuluh darah pada paru-paru.
c. Melepaskan jantung dengan gunting, sehingga tampak batang
tenggorok (trakea)
d. Membuat gambar bagian sistem pernapasan katak.
6. Pengamatan Sistem Ekskresi dan Reproduksi (Urogenitalia)
a. Melepaskan organ-organ pencernaan, mulai pada lambung sampai
pada rektum, serta mesenterium (jaringan ikat) yang memegangnya.
b. Akan tampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian
belakang rongga perut. Selanjutnya mengamati :
1) Ginjal dengan kelenjar adrenal (garis keputihan)
2) Badan lemak (corpus adiposum) kekuningan berjumbai
3) Saluran ginjal (ureter) dari ginjal menuju ke kantong kemih.
c. Membuat gambar bagian sistem urogenitalia katak. Memberi nama
bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

Gambar Pembanding Keterangan


Gambar

1. Bentuk dorsal feservaria Hasil pengamatan


cancrivora a. Tympanium
b. Lubang hidung
c. Mata
d. Kelopak mata
e. Digiti
f. Manus
g. Ante brandium
Dari Internet h. Branchium
i. Femur
j. Crus
k. Pes
l. Jari-jari selaput
renang

2. Anatomi feservaria Hasil Pengamatan


cancrivora
a. Mulut
b. Kerongkongan
c. Paru-Paru
d. Hati
e. Kantung empedu
f. Usus halus
Dari internet g. Lambung
h. Usus12 jari
i. Ginjal
j. Usus besar
k. Kloaka
l. Jantung

Gambar Gambar Pembanding Keterangan


3. Hasil Pengamatan
a. Lengan atas
b. Perut
c. Lengan bawah
d. Kloaka

Dari Internet
Gambar Gambar Pembanding Keterangan
4. Ruang Jantung feservaria Hasil Pengamatan
cancrivora a. Serambi kiri
b. Bilik kiri
c. Bilik kanan
d. Serambi
kanan

Dari Internet

5. Sistem Pernapasan Hasil Pengamatan


feservaria cancrivora a. Hidung
b. Paru-paru

Dari Internet
Gambar Gambar Pembanding Keterangan
4. Sistem pencernaan Hasil Pengamatan
feservaria cancrivora a. Mulut
b. Kerongkonga
n
c. Hati
d. Kantung
empedu
Dari Internet e. Pankreas
f. Lambung
g. Usus Halus
h. Usus 12 jari
i. usus besar
j. Kloaka

5. Sistem Ekskresi feservaria Hasil Pengamatan


cancrivora a. Jantung
b. Paru-paru
c. Ginjal
d. Kulit

Dari Internet
Gambar Gambar Pembanding Keterangan
7. Sistem Urogenital Hasil Pengamatan
feservaria cancrivora a. Testis
jantan b. Saluran
kencing
c. Ginjal

Dari internet d. Kloaka

8. Sistem urogenital Hasil pengamatan


feservaria cancrivora
betina a. ovarium
b. oviduk
c. kloaka
d. uterus

Dari Internet
B. Pembahasan
1. Morfologi kodok feservaria cancrivora
Dari percobaan anatomi hewan vertebrata diperoleh hasil
pengamatan bentuk katak dari luar tubuh maupun organ dalam tubuh.
Organ luar tubuh katak yang dapat diamati antara lain :
a) a. Celah mulut (Cavum oris)
Mulut terletak pada ujung interior kepala. Bentuknya lebar
sekali, dibatasi oleh rahang bawah yang bergigi dan rahang atas
yang bergigi. Pada saat menangkap mangsanya, katak menjulurkan
lidahnya untuk menangkap mangsa tersebut. Katak juga memiliki
gigi pada rahang atas yang berfungsi untuk mengoyak makanannya.
b. Hidung (nasal)
Lubang hidung ada sepasang, terletak di ujung depan pada
langit-langit. Pada katak sudah ada hubungan antara lubang hidung
dengan rongga mulut.
c. Mata (orbita)
Mata katak mempunyai selaput tidur yang merupakan
kelopak mata tambahan, yang berfungsi untuk menghindari
gesekan sewaktu berenang dalam air dan menjaga agar mata tetap
basah saat naik ke darat.
d. Selaput pendengar (tympanum).
Selaput gendang telinga terletak pasterosentral dari pada
mata. Selaput ini pinggirannya disokong oleh suatu cincin yang
dinamakan annalus tympani.
e. Lengan bawah (ante branchium), Lengan atas (branchium), Telapak
tangan (manus), Paha (femur), Jari-jari (digiti), Betis (crus),
Telapak bersatu (pes).
Tungkai depan terdiri dari lengan atas (branchium), lengan
bawah (ante branchium), telapak (manus), dan pada manus
terdapat 4 digiti. Tungkai belakang terdiri dari paha (femur), betis
(crus), telapak bersatu (pes), dan pada pes terdapat 5 digiti dan
masing-masing digiti yang berbatasan terdapat selpaut renang yang
berfungsi sebagai alat untuk berenang dalam air. Pada tungkai
belakang pada bagian paha lebih berotot dari pada bagian betis,
sehingga memudahkan katak melompat dengan tinggi dan jauh.
f. Kloaka berfungsi mengeluarkan sisa-sisa makanan juga untuk
saluran pengeluaran ovum maupun sperma.
2. Anatomi kodok (feservaria cancrivora)
Pada bagian dalam katak terdapat organ-organ dalam seperti :
b). a.Kerongkongan berupa saluran pendek
b.Hati yang berfungsi sebagai penawar racun dan menghasilkan
empedu
c. Kantung empedu berfungsi sebagai tempat empedu.
d.Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan
usus dua belas jari (duodenum) . Pankreas berfungsi menghasilkan
enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
e.Lambung merupakan tempat pencernaan secara kimiawi.
f.Usus dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi doudenum,jejenum, dan ilenium.
g.Ginjal berwarna merah kecoklatan. Ginjal sebagai alat penyaring
akan mengeluarkan zat sisa , yaitu garam – garam mineral dan
cairan dari darah.
3. Sistem Pencernaan feservaria cancrivora
Katak mempunyai sepasang paru-paru yag berbentuk gelembung tempat
bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-
bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan
rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.

Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya


terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang
masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung
di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus
berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatya oksigen masuk melalui
koane.

Setelah itu koane menutup, otot rahang bawah dan otot geniohioideus
berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut,
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-
paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme
ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot perut dan sternohioideus berkontraksi
sehingga udara dalm paru-paru tertekan keluar dam masuk ke dalam rongga mulut.
Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot
rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara
yang kaya karbon dioksida keluar.

4. Sistem Pernapasan feservaria cancrivora


Sistem pencernaan makanan pada amfibi, meliputi saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang amfibi adalah katak. Makanan
katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran
pencernaan pada katak meliputi :
a) Rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa
dan lidah untuk menangkap mangsa.
b) Esofagus, berupa saluran pendek
c) Ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat
masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus.
d) Intestium (usus), dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus
halus meliputi : duodenum, jejenum, dan ilenum.
e) Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
f) Kloaka merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas berwarna
kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum).
Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum.
5. Sistem Ekskresi feservaria cancrivora
Organ-organ sistem ekskresi pada rana cancarivora antara lain yaitu
kulit, hati, paru-paru dan ginjal. Kulit berfungsi mengeluarkan lendir, hati
yang berfungsi sebagai organ untuk menghasilkan empedu, paru-paru
berfungsi untuk menghasilkan karbondioksida dan ginjal yang berwarna
merah kecoklatan. Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat
sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari darah.
6. Sistem Peredaran pada feservaria cancrivora
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan
atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat
klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke
atrium.

Darah yang miskin oksegen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh
mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir
ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di
paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah
mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang
terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah
mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang
mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun
dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus
(batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masimh-masing aorta
ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan
darah ke kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal
dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit paru-paru.

Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah
mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari
eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katak
memiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada
katak juga memiliki inti. Selain memiliki sistem peredaran darah, katak juga
memiliki sistem peredaran limfe. Sistem peredaran limfe berperan penting dalam
pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah.

7. Sistem Reproduksi feservaria cancrivora


a. Pada katak jantan
Sistem genetalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentuk
oval berwarna ke putih-putihan yang terletak disebelah anterior dari ren,
diikat oleh alat penggantung yang disebut mesorchium yang terdiri dari
lipatan peritonim disebelah craniel. Testis terdapat saluran halus yang
bermuara pada saluran kencing kemudian menuju kloaka akhir dari
ureter mengalami pembesaran yang disebut vesichule seminalis sebagai
tempat penampungan spermatozoa sementara.
1) Badan lemak memberikan kehidupan pada ovum.
2) Ginjal berukuran kecil letaknya dibawah empedu dan berwarna
merah.
3) Testis terdiri dari sepasang testis juga berwarna kuning.
4) Vasdifferensial tempat pematangan sperma.
5) Kantong kemih, berupa gelembung tipis.
b. Katak Betina
Sistem genitalis feminus yang terdiri dari sepasang ovarium yang
diletakkan dengan bagian dorsal coelum oleh alat-alat penggantung
disebut mesovarium yang terdiri dari lipatan perotonium. Pada ovarium
juga terdapat cassus odipasum yang berwarna ke kuning-kuningan pada
breading season ovarium yang masuk menembus dinding ovarium dan
ovum yang menuju kloaka dan suatu papillae.
1) Ginjal berukuran kecil letaknya di bawah empedu dan berwarna
merah.
2) Ovarium terdapat pada organ rongga perut, berwarna putih bila
belum berisi, berwarna ke kuningan-kuningan bila belum terisi
sel telur akan berwarna kehitaman karena adanya pembentukan
pigmen.
3) Oviduk merupakan saluran ovum.
4) Ureter merupakan saluran yang berfungsi sebagai saluran urine.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Katak sawah (Rana cancarivora) merupakan salah satu hewan vertebrata
yang memiliki organ tubuh sudah lengkap002EKatak merupakan hewan yang
dapat hidup pada dua tempat yaitu air dan darat atau yang biasa disebut dengan
amphibia. Bagian-bagian katak yang tampak dari luar adalah mata, kelopak
mata, selaput pendengar atau membran timpanium, lubang hidung, lengan atas,
lengan bawah, telapak tangan dan digiti atau jari-jari, paha, betis, jari-jari
berselaput renang, dan kloaka. Katak memiliki berbagai macam sistem organ,
seperti sistem pernapasan, peredaran darah, sistem urogenitalia dan sistem
pencernaan. Pada struktur anatomi katak terdapat kerongkongan, jantung,
sepasang paru-paru, hati, pankreas, kantung empedu, lambung, usus halus, usus
12 jari, usus besar, ginjal dan kloaka.

B. Saran
1. Untuk praktikan, agar lebih hati-hati dalam pembedahan agar tidak ada
organ dalam yang rusak sehingga akan lebih mudah untuk diamati.
2. Untuk asisten, agar lebih memperhatikan lagi cara kerja para praktikan.
3. Untuk laboran, agar menyediakan alat-alat yang lebih lengkap dan tidak
rusak.
DAFTAR PUSTAKA

Ardyah Ramdhina Irsanti putri, Nia kurniawan,Agung pramana warih


mahendra.Pengaruh hormon hipofisa dan ovaprim terhadap ovulasi katak serta
perbedaan pakan terhadap pertumbuhan berudu katak. Malang
Campbell. 2008.Biologi edisi 8 jilid 1.Jakarta:Erlangga

Dr. Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 1994

Nasruddin. 2008. Karakteristik habitat dan beberapa aspek biologi kodok raksasa
(limnonectes cf. Grunniens). Kendari

Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta:PPGSM

Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Yogyakarta:FMIPA UNY

Yudiarti Turrini, dkk. 2004. Buku ajar biologi. Semarang


LAMPIRAN

Pertanyaan

c. Mengapa katak digolongkan ke dalam kelas amphibi ?


d. Mengapa warna katak mudah berubah-ubah? Faktor apakah yang biasa
perubahan itu ?
e. Dimanakah melekat pangkal lidah katak? Apakah manfaat bagi katak
dengan melekatkan lidah seperti itu ?
f. Hati dan pankrean bukan saluran pencernaan, tetapi masuk dalam
sistem pencernaan. Mengapa demikian ?
g. Apa sebabnya katak tidak dapat melakukan pernapasan perut?
Bagaimanakah cara katak menarik dan mengeluarkan napas ?
h. Jelaskan mengapa dikatakan darah bersih dan darah kotor dalam
jantung katak bercampur ketika meninggalkan jantung?
i. Pada katak terjadi fertilisasi internal atau eksternal? Jelaskan mengapa
demikian!
Jawaban

1. Katak digolongkan kedalam kelas amphibi karena katak dapat hidup di dua
tempat, yaitu katak muda hidup di dalam air dan katak dewasa hidup di darat.
2. Warna kulit katak berubah-ubah karena katak mempunyai kromatophor (sel
pigmen) yang terdiri atas :
a) Xantopras mengandung pigmen kuning.
b) Melanfora mengandung pigmen melanin menyebabkan warna coklat dan
hitam.
c) Guanfora mengandung kristal guanin yang menyebabkan warna biru.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan perubahan ini adalah :

a) Intern
b) Ekstern
3. Pangkal lidah katak melekat pada ujung crinial dari rahang bawah, manfaat nya
adalah agar lidah katak cepat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsanya.
4. Hati dan pankreas bukan merupakan saluran pencernaan, tetapi termasuk dalam
sistem pencernaan karena pada hati dan pankreas terdapat enzim yang dapat
melumatkan makanan sehingga dapat dicerna oleh usus halus.
5. Katak tidak dapat melakukan pernafasan perut karena katak tidak terdapat
tulang rusuk dan sekat rongga dan mekanisme pernafasannya hanya diatur oleh
otot-otot rahang bawah dan otot perut.
Cara katak menarik dan mengeluarkan nafas adalah :

a) Inspirasi, apabila rongga mulut mengecil maka udara masuk ke celah-celah


terbuka menuju ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas sehingga oksigen
di ikat oleh darah yang ada didalam kapiler dinding paru-paru.
b) Eksresi, apabila rongga mulut mengecil, maka udara didalam paru-paru
yang banyak mengandung karbondioksida keluar melalui koana.
6. Darah bersih dan darah kotor dalam jantung katak bercampur ketika
meninggalkan jantung karena hanya memiliki satu ventrikel (bilik) sehingga
darah dari tubuh yang akan keluar melalui aorta bercampur.
7. Pada katak terjadi vertilisasi eksternal karena pada katak pembuahan terjadi di
luar tubuh.

Anda mungkin juga menyukai