Tugas Kelompok Adat Banjar
Tugas Kelompok Adat Banjar
DOSEN :
DISUSUN OLEH :
AFRIZAL AJI PRATAMA 19810553
DONI PUTRA MAULANA 19810469
GALIH GANENDRA K.A 19810496
MUHAMMAD ANWAR 19810099
MUHAMMAD FARHAN DIAFARY F 19810549
SYAHRUL RAMADAN 19810537
3. Saudara
Dalam masyarakat Banjar, saudara yang dapat diistilahkan dengan “Dangsanak”. Saudara
juga berkedudukan sebagai ahli waris sesuai dengan ketentuan kalau tidak ada halangan (hijab).
Untuk “dangsanak” ini tidak dibedakan kedudukan antara dangsanak lakilaki (saudara laki-laki),
dengan dangsanak perempuan (saudara perempuan), kecuali kalau terjadi perselisihan, maka
kedudukan masing-masing pihak akan mengacu kepada petuah yang diberikan oleh “tuan guru”
(tokoh agama/masyarakat). Begitu pula terhadap anak-anak dari dangsanak ini, yaitu yang
disebut dengan “kemanakan” (keponakan) juga dapat berkedudukan sebagai ahli waris kalau
kedudukan mereka tidak terhijab. Dalam hal ini tidak dibedakan antara kemanakan dari saudara
laki-laki dan kemanakan dari saudara perempuan, kecuali ada hal terjadi perselisihan, maka
kedudukannya sebagai ahli waris akan didasarkan kepada petuah yang diberikan oleh “tuan
guru”
4. Orang Tua
Dalam masyarakat Banjar orang tua atau yang sering disebut “abah” dan “mama” juga
berkedudukan sebagai ahli waris sesuai dengan ketentuan yang ditentukan oleh tuan guru .
Orang tua disini terdiri dari :
a. orang tua dari isteri (mertua) yang di sebut dengan istilah “mintuha “, baik itu laki-laki atau
juga yang perempuan
b. Orang tua dari suami, baik itu ayah ataupun ibu. Kedudukan mertua dan orang tua dalam
pembagian warisan tidak begitu dibedakan, kecuali juga dalam hal terjadi perselisihan waris,
maka kedudukan mereka akan ditentukan oleh petuah yang diberikan oleh tuan guru.