Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TEORI BASAR

A. Pengenalan Kemari

Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah sam tanaman tahunan

yang termasuk dalam family Euphorbiaceae (j arak-j arakan). Umur produktif

tanaman kemiri clapat mencapai 25-40 tahun. Ketinggian tanaman dapat


mencapai

40 meter. Luasnya penyebaran kemiri di nusantara terlihat juga dan


beragamnya

nama daerahnya. Di Sumatera, kemiri disebut kereh, kemili, kembiri, tanoan,

kemiling atau buwa kare; di Jawa, kemiri disebut midi, pidekan, miri,
kemiri atau

muncang (Sunda); sedangkan di Sulawesi, kemiri disebut wiau, lama, boyau,

bontalo dudulaa atau saketa. Akan tetapi, kemiri adalah salah sath produk
tanaman

perkebunan unggulan provinsi Nusa Tenggara Timur, karena merupakan

komoditas ekspor.

Tanaman kemiri dapat tumbuh dengan balk pada tanah kapur dan tanah

berpasir. Di pantai, pohon kemiri juga dapat tumbuh pada lahan yang

berkonfigurasi datar, bergelombang dan daerah bertebing curam dengan

ketinggian O-800 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan 1500-2400

mmltahun dengan suhu 20-27°C, dirnana ikiim yang balk adalah daerah-daerah

yang curah hujan tinggi dan rendah.

Buah kemiri adalah buah yang berbatu, berbentuk telur dan ada bagian

yang menonjol kesamping seperti telur. Daging buahnya kaku mengandung 1-2

biji yang diselimuti oleh kulit biji yang keras. Secara sistematis, tanaman
mi

dikiasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Devisi : Spennatophyta

Sub devisi : Angiospermae

4
Class : Dìcotyledoneae
Ordo : Archichlamydae

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Aleurites

Spesies : Aleurites moluccana, Wild.

Gambar 2.1. Buah Kemiri

j.

Tanaman kemiri mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia

karena hampir semua bagian tanaman dapat digunakan. Kayu kemiri yang
ringan,

berserat halus dan berwarna putih digunakan untuk kayu bakar clan
berpotensi

sebagai bahan industri. Kulit batang daun bermanfaat sebagai ramuan


pengobatan

traclisional. Buah kemiri digunakan sebagai bumbu masak yang mengandung

kadar gizi, energi dan kadar minyak yang sangat tinggi. Minyak kemiri yang

dalam perdagangan internasional dikenal dengan istilah eandlenut oil


(terdapat

dalarn biji sebanyak 60%) dimanfaatkan dalam industri cat atau pemis,
tekstil,

farmasi dan kecantikan.

Tanaman kemiri akan berbuah pada umur 3-4 tahun. Ada dua tujuan

panen kemiri yaitu panen untuk mernperoleh benth dan panen untuk konsumsi.

Pemanenan dilakukan dengan cara mengumpuilcan buah yang telah masak dan

jatuh ke tanah. Untuk mendapatkan biji kemiri yang balk clan berkualitas,
perlu

dilakukan penanganan pascapanen yang benar. Beberap kegiatan pascapanen

yang dilakukan adalah pengupasan kulit luar, pengeringan gelonclong (biji),

5
penyimpanan gelondong, sortasi gelondong, pengupasafl kulit biji,
pengeringan

daging kemiri, sortasi dan pengemasan (Paimin, 1997).

Diameter biji kemiri mencapai 1,5-2 cm yang di dalarnnya terdapat

daging biji berwarna putih yang kaku (merupakan bagian endosperm yang

digunakan sebagai bumbu masak). Biji kemiri mempunyai kulit biji yang
dikenal
sebagai tempurung atau cangkang yang sangat keras. Tempurung ini beratnya

mencapai 65-75% dan berat biji seluruhnya, dan tebal tempurUng 3-5 mm.

Permukaan luarnya kasar dan berlekuk serta berwarna cokiat kehitaman

Tempurung biji merupakan bagian buah yang paling keras sehingga untuk

mendapatkan inti atau daging buah, maka tempurUflgnya hanis dipecah

(Sunanto,1 994).

Gambar 2.2. Inti Kemiri

Kemiri memiliki kandungan gizi yang sangat diperlukan dan berguna

bagi tubuh. Komposisi kandungan gizi tersebut dapat dilihat sebagai


berikut.

Tabel 1. Kandungan Gizi Per 100 Grain Daging Biji Kemiri

6
B. Proses PengupaSafl

Sebelum proses pengupaSan kemiri dilakukan, biji kemiri terlebih dahulu

dikeringkan. Pengeringan biji dilakukan dengan cara menjemur di bawah sinar

matahari dengan lama penjemurafl antara 3 sampai 6 han tergantung cuaca.


Jika

kulit kemirî benar-benar terlepas dan dagingnYa (jika diguncang akan


berbunyi

kocak), maka penjemuran dihentikan. Pada kondisi ini biji dijamin bebas dan

gangguan cendawan atau serangga. Selanjutflya biji dapat disimpan di


freezer.

Hal ini adalah proses pembekuan cangkang (kulit luar) biji kemiri dengan
intinya.

Cangkang kemini adalah bagian yang keras sedangkan bagian inti kemiri
adalah

lunak.

t. Pemecahan dengail dipukul

Pemecahafl kulit kemini yang dilakukan secara tradisional dengan

menggunakan alat pengupaS sederhana yaitu dengan sebuah kantong karet

seukuran biji kemiri yang dikaitkan pada ujung tangkai kayu atau bambu yang

panjangnya 30 — 40 cm. Biji kemini yang sudah dijemur, dimasukkafl kedalam


kantung karet kemudian dipukul pada sebuah barn, sehingga tempuruflgflYa
pecah

dan bi] inya mudah di ambil. SelanjutnYa daging kemiri dijemur kembali
untuk

mengurangi kadar air dan mencegab terjadinya serangan jamur pada sant

penyinwaflafl.

Pengupasan atan pemecahan kemiri dilakukan bertujuan untuk

memisahkan inti kemiri dengan cangkang kemini. Ada beberapa cana yang dapat

dilakukan untuk memecahkan kemiri antara lain:

7
Gambar 2.3. Alat Pemukul Manual

2. Pemecahan dengan dijatuhkan

Pemecahan dengan dijatuhkan adalah merupakan salah satu mekanisme

lain di dalam pemecah biji kemiri. Cara ini juga mengatasi rendahnya
kapasitas

suatu proses produksi. Mekanisme ini berupa suatu bucket elevator yang

membawa kemiri dengan jumlah tertentu sampai dengan ketinggìan tertentu

kemudian dijatuhkan tanpa ada gaya awal (hanya gaya gravitasi ) hingga
kemiri

jatuh kesuatu alas yang keras. Pecahnya kulit kemiri karena ada energy
potensial

yang dihasilkan karena kemiri jatuh dan ketinggian tertentu. Syarat awal
dan

mekanisme ini adalah kemiri harus didinginkan terlebih dahulu sampai ± -4


°C

sampai dengan - 6 °C. kekurangan dan mekanisme ini adalah mempunyai dimensi

yang paling besar diantara mekanisme yang lain meskipun mempunyai kapasitas

yang sama. Sedangkan kelebihannya adalah karena kemiri tidak hams di pilah

berdasarkan ukurannya.

3. Pemecahan dengan dilempar

Mekanisme ini adalah untuk mengantisipasi besamya dimensi pecah

dengan mekanisme di jatuhkan yaitu dengan pemberian gaya awal pada kemini

sehingga kemini menghantam dinding hingga pecah. Pemberian gaya awal pada
kern in adalah memberikan kecepatan awal dengan cara melontarkamiya. Syarat

kemiri sebelum dipecah adalah kemiri yang harus didinginkan terlebih dahulu

sampai ± -4°C sampai dengan - 6 °C.

8
C. Konsep Dasar Perancangan

Menurut teori Joseph E. Shigley dalam bukunya “Mechanical

Engineering Design” menyimpulkan ada enam tahapan dalam proses perancangan

(desain). Tahapan tersebut sifatnya interatif, sehingga setelah selesai


satu tahapan

dapat kembali lagi ke permasalahan tersebut bila mencapai hal yang optimum.

Tahapan-tahapan tersebut akan dilukiskan seperti berikut:

,.

Presentation

Gambar 2.4 . Skema Konsep Dasar Perancangari

Maka dan perancangan mesin pemecah kemiri dan dan hasil analisa lapangan

dapat ditarik kesimpulan.

Recognition of need

¡4-

Ji

Analysis and optimization

Evaluation I

9
a. Recognition of need

Dan rancang bangun mesin pemecah kemiri ini adalah munculnya suatu

ide yang keluar dan kebutuhan pasar dalam usaha yang mulai

dikembangkan yakni usaha pembuatan bahan baku rumah tangga atau

kebutuhan industri dan lain sebagainya dimana dalam proses

membutuhkan mesin pemecah kemiri yang natinya sangat bermanfaat

bagi pengusaha yang ingin memproduksi usahanya agar lebih besar. Ide

ini muncul dikarenakan apabila secara manual,maka alcan membutuhkan

waktu yang lebth lama sehingga membutuhkan banyak tenaga manusia.


b. Defenition ofproblem (Perumusan masalah)

Dan mesin pemecah kemini ini mengenai spesifikasi yang jelas, jumlah

atau perencanaan kapasitas mesin yang alcan dirancang, komponen

komponen mesin yang akan dirancang, desain, dan gambar yang alcan

dijelaskan secara lebih terperinci di bab-bab berikutnya.

‚-

c. Synthesis (sintesis)

Dan mesin pemecah kemiri yang kami analisa di pasar kami mendapat

hash bahwasanya ada beberapa problem dalam menjalankan usaha

tersebut yakni salah satunya menggunakan tangan manusia untuk

memecahkan kemini dengan alat alat tradisional. Atau dengan kata lain

mengolah dengan manual untuk meneapai hasil optimum, sangat sulit.

Untuk itu dirancang mesin pemecab kemiri yang sangat berguna bagi

industni, dikarenakan pengusaha dapat memproduksi dalam skala yang

lebih besar dalam waktu yang singkat dibandingkan manual.

d. Analysis An Optimization

Analisa dan optimum yang diambil agar hasil pemecahan mesin kemiri

bagus, perlu diperhatikan kecepatan putaran dan perlakuan tambahan

pada buah kemiri.

lo
J PRPUSTAMAN JURUS’ itar

EOMEDAN

e. Evaluation

Dan mesin pemecah kemirí yang kami rancang memiliki desain yang

cukup sederhana dan menghasilkan produksi yang cukup memuaskan

sehingga mesin pemecah kemiri yang kami rancang dapat bersaing

dengan produk lain di pasar. Dan mesin pemecah kemiri yang kami

analisa dapat diperoleh sampel keberhasilan mesin 93% dimana dengan

menguji 4 kg kemiri dan hasil yang diperoleh inti bulat sebanyak 0,5 kg,

inti pecah sebanyak 0,8 kg , cangkang dan losis sebanyak 2,7 kg.

f Presentation
Telah dipublikasikan lewat sidang tugas akhir, berupa laporan dan hasil

sidang. ‘

.,

D. Komponen Utama Mesin

Dalam perancangan mesin ini, komponen utama terdiri dan kerangka

mesin,pelontar, motor, poros, puli, sabuk dan bantalan.

1. Kerangka Mesin

Kerangka merupakan bagian dan mesin yang berfiingsi untuk menumpu

atau pendukung komponen-komponen me sin yang lain. Dalam hal ini ukuran dan

kekuatan dan rangka hams diperhatikan karena selain sebagai penumpu, rangka

harus sesuai dengan kebutuhan mesin. Pada mesin pemecah kemiri ini
digunakan

baja profil L dengan ukuran 50 x 50 x 2 (mm). Dengan ukuran kontruksi


rangka

mesin adalah 1006 x 1006 x 800 (mm).

n
2. Pelontar

Komponen yang sangat berperan penting dalam perancangan mesin

adalah pelontar. Pelontar berfungsi membagi buah. Dengan memanfaatkan

putaran yang dìtransmisikan poros maka terjadi gaya sentifugal sehingga


alat ini

dapat melontarkan buah kemiri.

Gambar 2.5. Kerangka Mesin,

Gambar 2.6. Pelontar

3. Motor

Motor adalah sumber penggerak yang berfungsi menggerakkan poros

pelontar biji kemiri. Ada dua jenis motor yaitu AC dan 6C. Kedua jenis
motor

listrik ini mempunyai tipe satu phasa (sinle phase) dan tiga phasa (three
phase).

12
s
. Dalam perancangan mesin ini, jenis motor yang dipakai adalah motor AC
dengan

tipe satu phasa (single phase). Motor listrik digunakan untuk mensuplai
daya

dengan perantara sabuk dan puli b poros sceara terus-menerus.

Gambar 2.7. Motor

.4

a. Perhitungan daya tanpa beban

Perhitungan daya tanpa beban diperoleh dan seluruh komponen yang

bergerak sebelum dikenakan beban dan seluruh komponen yang berotasi

diperoleh mornen inersia (I) untuk silinder pejal.

1 2

‘Kopling = j m. r

‘Pelontar = . m (R12 + R22)

m=p.V [kg]

untuk silinder V = L c12

Keterangan:

I Momen inersia (Kgm2)

d Diameter (m)

m = Massa jenis material (Kg)

p Massa jenis material (Kg/rn3)

I = Panjang material Çm)

13
Torsi (T) yang bekerja pada suatu benda dengan momen inersia I akan

menyebabkan timbulnya percepatan sudut sebesar a (radis2) sesuai dengan

T=I.a

Daya (P) yang dibutuhkan suatu benda dalam gerakan melingkar dapat

dihitung berdasarkan rumus:

Dimana:

P = Daya motor (Watt)

w = Kecepatan sudut benda berputar (radis2)

2nn
60

b. Perhitungan dengan Beban

.,

Transmisi daya yang dibutuhkan akibat adanya beban terutama yang

menimbulkan gaya tangensial F pada benda tersebut.

mv2

Keterangan:

F = Gaya sentrifugal (N)

m Massa (Kg)

t’ = Kecepatan linier (mis)

R = Jan-jan (m)

Gaya tangensial dalam memutar atau dikenai beban terhadap titik pusat

menimbulkan momen gaya yang disebut juga denga torsi yang dapat dicari

dengan rumus:

r = F. L (Meriam J.L.M.T Statika, 2000; hal 25)

Keterangan:

F1 = Gaya tangensial

L Jarak tegak lurus antara gaya dengan titik pusat (m)

14
¿ . ,

Daya P (watt) yang dibutuhkan suatu bernia dalam gerakan melingkar

dapat dihitung berdasarkan rumus:

W =F.S

P.t= F. S

Keterangan:

P =Daya motor (watt)

t =Waktu(s)

S Jarak (m)

= F. (Sularso, Elemen Mesh’, 1999: hal. 7)

4. Poros
Poros (shaft) adalah elemen mesin yang digunakan untuk

mentransmisikan daya dan suatu elemen ke elemen lain. Daya tersebut


dihasilkan

oleh gaya tangensial dan momen torsi yang hasil akhirya adalah daya
tersebut

akan ditransmisikan kepada elernen lain yang berbubungan dengan poros


tersebut.

Poros juga merupakan suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya

berpenampaflg bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi


(gear),

puli (pulley), engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa

menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan dan beban puntiran yang

bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.

Untuk merencanakan sebuah poros, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan antara lain:

a. Kekuatan poros;

b. Kekakuan poros;

c. Putaran kritis;

d. Korosi;

e. Bahan poros.
a. Poros dengan beban puntir

Poros dengan beban puntir, seperti yang terjadi pada poros transmisi,

perencanaannya didasarkan pada tinjauan momen puntir, untuk selanjutnya

disebut torsi, yang besarnya bergantung pada daya dan putaran mesin.
Persamaan

tegangan puntir sebagai berikut:

T_Mp

p —

Keterangan:

T Tegangan puntir (N/cm2) atau (Kg/cm2)

Mp = Momen puntir (Ncm) atau (Kgcm)

W, = Momen tahanan puntir ( cm3)

Berikut persamaan momen puntir:


Mp=F.R

Keterangan:

F = Gaya (N) atau (Kg)

R = Jan-jan poros (cm)

Wp = Momen tahanan puntir ( cmi)

Hubungan antara torsi dan tegangan tegangan geser dinyatakan sebagai

berikut:

= (Suryanto, Elemen Mesin 1, 1995 ; hal 105)

Keterangan:

= Torsi (Ncin)

Rg = Tegangan geser (N/cm2)

16
= Momen inersia polar (Ncm)

= Jan-j an poros (cm)

b. Poros pejal

Mempunyai momen inersia polar J adalah:

J = (n/32) d4 ..... (Suryanto, Elemen Mesin 1, 1995 ; hal 106)

Dan jan-jan:

r dJ2

.5

Persamaan momen tahanan puntir: *

WpJpÍR ‘

Ir

j —d

Wp=-

R -d

Wp d3

Maka persarnaannya menjadi:

T rg

()a4 d/2

atau
T = (it/i6) rg d3 (Suryanto, Elemen Mesin 1, 1995 ; bal 106)

Dan rumus diatas dapat diperoleh pula hubungan:

16T

rg-,-

17
d3 = . (Sularso dan Kyokatsu Suga, Elemen

lt.tg

Mesin, 1978: hal.18)

Keterangan:

Km Faktor koreksi untuk momen lentur (1,5-2,0)

= Faktor koreksi untuk momen puntir (1,0-2,0)

5. Puli

bij i.

Puli berfirngsi untuk mentransnìisikan daya dañ motor ke poros pelontar

Gambar 2.8. Puli Yang Digerakkan

= D2.nz (Suryanto, Elemen Mesin 1, 1995 ; hal 217)

Keterangan:

Dpi = Diameter puli penggerak (mm)

Dp2= Diameter puli yang digerakkan (mm)

112 = Putaran puli penggerak (rpm)

fl2 = Putaran puli yang digerakkan (rpm)

18
6. Sabuk

Sabuk clipakai untuk memindahkan daya antara dna poros yang sejajar.

Poros-poros harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu, yang


tergantung

pada jenis pemakaian sabuk, agar bekerja secara efisien. Dalam perencanaan

rancang bangun mesin pernecah kemiri digunakan sabuk V (V-belt) yang


terbuat

dan kain dan benang, biasanya katun, rayon, atau nylon, dan diserapi dengan

karet. Sabuk V dipakai dengan ikatan yang lebih kecil dan pada j arak sumbu
yang
lebih pendek. Sabuk V juga dapat dipakai pada ikatan tunggal, sehingga
membuat

suatu kelipatan penggerakan.

Ganibar 2.9. Assembling Sabuk dan Puli

Di bawah ini contoh gambar konstruksi sabuk V dan penampang sabuk.

Gambar 2.10. Konstruksi Sabuk V

t. Tapåt

2. Bagian penank

3. Karct pernbtngI”$

4. Hancal karci

1g
16,5 mj

Tips A

flm —

Gambar 2.11. Ukuran Penampang Sabuk

Secara geometris diperoleh persamaaru

Sin = R1.—R2 (Suryanto, Elemen Mesin 1, 1995 ; hal 222)

Dan 0 1800 + 2ct ; 02= 1800 2a

L= [r (Rl + RZ) + 2X + 11].(Suryanto, Elemen Mesin 1, 1995 ; hal 219)

Keterangan:

L =Panjangsabuk(m)

R1 = Jan-jan puli driver (mm)

R2 Jan-jan puli driven (mm)

x J arak antara puli (mm)

. 0 = Sudut kontak puli 1 dengan sabuk

02 = Sudut kontak puli 2 dengan sabuk

Menentukafl gaya tank pada sabuk v-belt dapat menggunakafl persamaafl

. . . Ti

sebagai berikut: 2,3 log = 0 . cosec a

.,
b

Tpc D

Tips C

Tpc D

Tpc E

20
a. Daya yang ditransmisikan sabuk

Besarnya daya yang ditransmisikan oleh sabuk bergantung pada besarnya

torsi yang diteruskan. Dengan demikian hubungan daya dengan torsi berlaku

perhitungan seperti berikut:

P = (Ti — T2) . y (Suryanto, Elemen Mesin 1, 1995 ; hal 220)

Keterangan:

P = Daya yang ditransmisikan sabuk (Watt)

T1 = Gaya tarikan sabuk sisi kencang (Kg)

T2 = Gaya tarikan sabuk sisi kendor (Kg)

y = Kecepatan sabuk (rnldet)

7. Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga

putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman,


dan

panjang umur. Bantalan hams cukup kokoh untuk memungkin poros seña elemen

mesin lainnya bekerja dengan baik.

Bantalan gelinding pada umurnnya lebih cocok untuk beban kecil dan

pada bantalan luncur, tergantung pada elemen gelindingnya. Putaran pada

bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen
tersebut.

Karena konstruksinya yang sukar dan ketelitiannya yang tinggi, maka


bantalan

gelinding hanya dapat dibuat oleh pabrik tertentu saja. Keunggulan bantalan
ini

adalah pada gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannya pun sangat


sederhana,

cukup gemuk, bahkan pada jenis yang memakai shil sendiri tidak perlu diberi
pe1umasan. Meskipun ketelitiannya sangat tinggi,namun karena adanya gesekan

21
ciernen gelinding dan sangkar, pada putaran tinggi menimbulkan kebisingan

dibandingkan dengan bantalan luncur.

Gambar 2.11 Bantalan

Bantalan dapat dikiasifikasikan sebagai berikut:

a. Bantalan dasar gerakan bantalan terhadap poros

1) Bantalan luneur (sliding bearing), pada umumnya bantalan ini gesekan

luncur antara poros dan bantalan pada permukaan poros ditumpu oleh

perrnukaan bantalan dengan perantaraan pelumas.

2) Bantalan gelinding (rolling bearing), pada umumnya bantalan ini

terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dan bagian yang

diam meialui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol jarurn dan rol

bulat.

b. Bantalan atas dasar arah beban terhadap poros

1) Bantalan radiai, arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak

lurus sunibu poros, seperti radial bail bearing, merupakan jenis

bantalan gelinding untuk gaya besar dan sliding bearing.

2) Bantalan aksial, arah beban bantalan terhadap poros seperti axial ball

bearing untuk gaya besar dan tapper bearing untuk gaya besar dan

tapper bearing untuk gaya yang kecil.

3) Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpu beban yang

arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poro seperti axial radial ball

bearing.

22
Keterangan:

Pr = Beban radial ekivalen dinamis

Fr = Beban radial

Fa Beban axial

Sesuai dengan defenisi dan AFBMA (Ánti-FriSCtiOn Bearing


Manufactures Assocation), beban ekivalen adalah beban radial yang konstan
yang

mana jika diberikan pada bantalan dengan ring bagian dalam berputar
sedangkan

ring luar diam, akan memberikan umur yang sama pada sant bantalan itu

beroperasi pada kondisi aktual.

— -. ‘— -‘ e —

-‚In

e — — —

— —

e .

.,

._ — — .—

-. —

— — — —

t- ‘ _

a w—. t

Gambar 2.13. Macam-MaCam Bantalan Gelinding

Beban ekivalen dinamis adalah suatu beban dinamis pada bantalan yang

memberikan umur sekitar sam juta putaran. Untuk menghitUflg beban ekivalen

dinamis pada radial dapat dicari dan persamaafl di bawah ini:

Pr XV x Fr + Y X Fa (SularS0 Dasar Perencanaafl dan pemilihan

Elemen Mesin, 1991 ; Hal 135)

23
X = Faktor radial

Y = Faktor axial

V =Faktorrotasi

Faktor kecepatan bantalan dapat dihitung dengan menggunakan rumus di

bawah ini:

fo = (333)1/3 (Sularso, Dasar Perencaan dan Pemilihan


Elemen Mesin, 1991 ; Hal.136)

Faktor umur bantalan dapat dihitung dengan menggunakan rumus di

bawah ini:

C = Beban nominal dinamis spesifik [kg] .

Pr = Beban ekivalen dinamis

Umur nominal bantalan pada poros dapat dihitung dengan menggunakan .4

rumus di bawah ini:

Lb = 500 x ( Sularso, Dasar Perencaan dan Pemilihan

Elemen Mesin, 1991; Hal.136)

24

Anda mungkin juga menyukai