HK - Ohm 2
HK - Ohm 2
Lampu A = 196,4 Ω
Lampu B = 45,5 Ω
Rangkaian 1
Rangkaian Seri
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) Nyala Lampu
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 400 mA = 0,40 A ± 0,01 Membara
60 V ± 2,5 460 mA = 0,46 A ± 0,01 Redup
1
70 V ± 2,5 480 mA = 0,48 A ± 0,01 Terang
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 Sangat Terang
Rangkaian Paralel
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) Nyala Lampu
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 400 mA = 0,40 A ± 0,01 Membara
60 V ± 2,5 440 mA = 0,44 A ± 0,01 Redup
70 V ± 2,5 470 mA = 0,47 A ± 0,01 Terang
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 Terang
1. Hitunglah tahanan setiap lampu, pada setiap kuat arus dan beda potensial untuk
setiap metoda!
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = R1+R2+R3+R4
= 125 + 130,43 + 145,83 + 160
= 561,26 Ω
Rangkaian Pararel
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) 𝑽
R= 𝑰
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 400 mA = 0,40 A ± 0,01 125
60 V ± 2,5 440 mA = 0,44 A ± 0,01 136,36
70 V ± 2,5 470 mA = 0,47 A ± 0,01 148,93
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 160
1 1 1 1 1
=𝑅 +𝑅 +𝑅 +𝑅
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 2 3 4
1 1 1 1
= 125 + 136,36+ 148,93 + 160 = 570,29 Ω
3. Hitunglah power yang diberikan pada setiap lampu untuk setiap keadaan!
3
Rangkaian tunggal lampu A
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) P= V.I
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 220 mA = 0,22 A ± 0,01 11
60 V ± 2,5 240 mA = 0,24 A ± 0,01 14,4
70 V ± 2,5 260 mA = 0,26 A ± 0,01 18,2
80 V ± 2,5 280 mA = 0,28 A ± 0,01 22,4
90 V ± 2,5 290 mA = 0,29 A ± 0,01 26,1
100 V ± 2,5 300 mA = 0,30 A ± 0,01 30
Rangkaian seri
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) P= V.I
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 400 mA = 0,40 A ± 0,01 20
60 V ± 2,5 460 mA = 0,46 A ± 0,01 27,6
70 V ± 2,5 480 mA = 0,48 A ± 0,01 33,6
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 40
Rangkaian paralel
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) P= V.I
(± 2,5) V (± 0,01) A
4
50 V ± 2,5 400 mA = 0,40 A ± 0,01 20
60 V ± 2,5 440 mA = 0,44 A ± 0,01 26,4
70 V ± 2,5 470 mA = 0,47 A ± 0,01 32,9
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 40
Rangkaian 2
Rangkaian Tunggal Lampu A
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) Nyala Lampu
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 200 mA = 0,20 A ± 0,01 Membara
60 V ± 2,5 220 mA = 0,22 A ± 0,01 Redup
70 V ± 2,5 240 mA = 0,24 A ± 0,01 Redup
80 V ± 2,5 260 mA = 0,26 A ± 0,01 Terang
90 V ± 2,5 280 mA = 0,28 A ± 0,01 Terang
100 V ± 2,5 300 mA = 0,30 A ± 0,01 Sangat terang
Rangkaian Seri
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) Nyala Lampu
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 390 mA = 0,39 A ± 0,01 Membara
60 V ± 2,5 440 mA = 0,44 A ± 0,01 Redup
5
70 V ± 2,5 460 mA = 0,46 A ± 0,01 Redup
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 Terang
Rangkaian Paralel
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) Nyala Lampu
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 400 mA = 0,40 A ± 0,01 Membara
60 V ± 2,5 430 mA = 0,43 A ± 0,01 Redup
70 V ± 2,5 470 mA = 0,47 A ± 0,01 Terang
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 Terang
1. Hitunglah tahanan setiap lampu, pada setiap kuat arus dan beda potensial untuk
setiap metoda!
Rangkaian Tunggal Lampu A
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) 𝑽
R= 𝑰
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 200 mA = 0,20 A ± 0,01 250
60 V ± 2,5 220 mA = 0,22 A ± 0,01 272,72
70 V ± 2,5 240 mA = 0,24 A ± 0,01 291,66
80 V ± 2,5 260 mA = 0,26 A ± 0,01 307,69
90 V ± 2,5 280 mA = 0,28 A ± 0,01 321,43
100 V ± 2,5 300 mA = 0,30 A ± 0,01 333,33
Rangkaian Pararel
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) 𝑽
R= 𝑰
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 400 mA = 0,40 A ± 0,01 125
60 V ± 2,5 430 mA = 0,43 A ± 0,01 139,53
70 V ± 2,5 470 mA = 0,47 A ± 0,01 148,93
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 160
1 1 1 1 1
=𝑅 +𝑅 +𝑅 +𝑅
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 2 3 4
1 1 1 1
= 125 + 139,53+ 148,93 + 160
Rtotal = 690,52 Ω
3. Hitunglah power yang diberikan pada setiap lampu untuk setiap keadaan!
Rangkaian tunggal lampu A
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) P = V. I
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 200 mA = 0,20 A ± 0,01 10
60 V ± 2,5 220 mA = 0,22 A ± 0,01 13,2
70 V ± 2,5 240 mA = 0,24 A ± 0,01 16,8
7
80 V ± 2,5 260 mA = 0,26 A ± 0,01 20,8
90 V ± 2,5 280 mA = 0,28 A ± 0,01 25,2
100 V ± 2,5 300 mA = 0,30 A ± 0,01 30
Rangkaian paralel
Voltmeter (V) Kuat Arus (I) P = V. I
(± 2,5) V (± 0,01) A
50 V ± 2,5 400 mA = 0,40 A ± 0,01 20
60 V ± 2,5 430 mA = 0,43 A ± 0,01 25,8
70 V ± 2,5 470 mA = 0,47 A ± 0,01 32,9
80 V ± 2,5 500 mA = 0,50 A ± 0,01 40
8
4. Gambarlah grafik V terhadap I untuk masing – masing lampu untuk tiap
rangkaian/metoda, juga untuk rangkaian seri dan paralel. Apa kesimpulan saudara
tentang karakteristik lampu tersebut ?
9
5. Buatlah grafik dari tahanan sebangai fungsi dari kuat arus untuk tiap lampu dan
tiap metoda?
Lampu A metoda I Lampu B metoda I
6. Buat lah grafik tahanan sebangai fungsi dari kuat power untuk tiap lampu dan tiap
metoda?
Lampu A metoda I Lampu B metoda I
10
Lampu A metoda II Lampu B metoda II
9. Dari segi kualitatif, mana yang lebih terang, pemasangan seri atau paralel? Beri
penjelasan! Sertakan pembuktian secara teoritik atau rumus!
: Dari segi kualitatif, pada pemasangan rangkaian paralel yang lebih terang. Hal ini
terbukti dari data percobaan. Karena dalam pemasangan paralel kuat arus dan beda
potensial yang masuk lebih besar. Sedangkan pada rangkaian seri tahanan / hambatan
lebih besar.
10. Gambarkan rangkaian listrik yang saudara buat dan gambar pula skema benda –
benda (tidak dengan lambang) yang saudara rangkaikan. Beri tanda positif dan negatif
bila perlu.
11
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum hukum ohm diatas didapatkan hasil yang sedikit berbeda.
Adapun faktor yang mempengaruhi terhadap hasil percobaan dan perhitungan adalah :
Ketelitian terhadap alat-alat praktikum sebelum melakukan percobaan perlu
diperhatikan oleh praktikan, baik terhadap saklar, mili Amperemeter, voltmeter
maupun terhadap lampu, jika salah satu alat mengalami gangguan, akan
mempengaruhi kinerja masing-masing alat sehingga hasil yang diharapkan tidak
tercapai.
12
Kurang pahamnya praktikan dalam penguasaan materi akan berpengaruh terhadap
target yang akan didapat, karena waktu yang disediakan tidak cukup dan hanya
digunakan untuk berpikir tentang bagaimana cara kerja praktikum.
KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tegangan dan kuat
arus lisrik adalah sebanding, sedangkan hubungan tegangan dengan hambatan adalah
berbanding terbalik. Pada percobaan hukum Ohm ini pun dapat kita ketahui bahwa semakin
besar tegangan (V) maka semakin besar pula arusnya (I). Lampu pada rangkaian berfungsi
sebagai hambatan atau tahanan, yang mana lampu ini berpengaruh pada besar kecilnya
tegangan yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Andrian Wijayono, S.Tr.T. 2017. MODUL HUKUM OHM. Politeknik STT Tekstil
Bandung.
[2]. Eko Purnomo. 2015. PENJELASAN HUKUM OHM dalam situs: http://www.nulis-
ilmu.com/2015/05/penjelasan-hukum-ohm.html
[3]. Kansiyah Novi. 2015. FISIKA HUKUM OHM dalam situs:
https://novikandi.blogspot.co.id/2015/09/lapora-praktikum-fisika-hukum-ohm.html
13