Anda di halaman 1dari 8

Tugas Agama Kristen Protestan

Tuntunan Klien Pada Orang Sakit Menurut Pandangan Agama Kristen


Protestan,
Tuntunan Klien Pada Orang Sekarat Menurut Pandangan Agama Kristen
Protestan,
&
Penanganan Jenasah secara Umum dan berdasarkan pandangan Agama
Kristen Protestan

Oleh :

Ariandi Gunawan (NIM PO.62.20.1.19. 402)


Siti Ajizah (NIM PO.62.20.1.19. 431)
Siti Najiroh (NIM PO.62.20.1.19. 432)
Sutrian (NIM PO.62.20.1.19. 434)
Tio Mardiyanto (NIM PO.62.20.1.19. 435)
Tri Saputra (NIM PO.62.20.1.19. 436)
Welan Danuarta (NIM PO.62.20.1.19. 438)
Yunan Pebrianus (NIM PO.62.20.1.19. 439)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

2019

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Sarjana Terapan Keperawatan Reg. V 1
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN

Tuntunan Klien Pada Orang Sakit Menurut Pandangan Agama Kristen Protestan ................................. 3

Tuntunan Klien Pada Orang Sekarat Menurut Pandangan Agama Kristen Protestan ............................. 4

Penanganan Jenasah secara Umum dan Berdasarkan Pandangan Agama Kristen Protestan................... 5

REFERENSI........................................................................................................................................... 8

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Sarjana Terapan Keperawatan Reg. V 2
Tuntunan Klien Pada Orang Sakit Menurut Pandangan Agama Kristen Protestan

Iman adalah faktor yang terlupakan oleh penyedia layanan kesehatan dan
melimpahkannya kepada para pemuka agama. Iman Kristen adalah iman yang berlandaskan
kasih. Kita mengasihi karena Allah terlebih dahulu mengasihi manusia. Walaupun demikian,
kasih Allah tersebut bukan hanya untuk orang Kristen saja, melainkan untuk semua orang.
Dengan adanya iman, orang Kristen tidak bisa disamakan begitu saja dengan orang yang
tidak beriman. Seseorang yang benar-benar mengasihi Allah harus melakukan apa yang
seturut dengan kehendak Allah (Yoh. 14:15).

Kesehatan adalah salah satu bukti bahwa manusia mengasihi dirinya sendiri. Di dalam
Alkitab, kata sehat ini diulang dalam 37 ayat yang berbeda. Walaupun hanya diulang sedikit
saja, bukan berarti kesehatan tidak begitu penting bagi orang Kristen. Di dalam ke-37 ayat
tersebut bahkan ditekankan pentingnya kesehatan tubuh, jiwa, dan roh manusia sebagai suatu
kesatuan yang utuh.

Seperti halnya iman, kesehatan itu sendiri adalah karunia. Setiap orang beriman yang
diberi kesehatan oleh Tuhan, tidak boleh memegahkan diri. Karena itu bukanlah hasil usaha
kita, melainkan karunia dari Tuhan (Ef. 2:9). Akan tetapi bukan berarti dengan demikian
orang Kristen tidak boleh berusaha, hanya berharap saja, serta meminta kesehatan jatuh dari
langit, padahal ada tertulis, iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2:17; 2:26).3 Kesehatan
tubuh manusia, seperti halnya keselamatan, adalah janji Tuhan bagi setiap orang yang benar-
benar mampu mengasihi (1 Kor 2:9).

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tuntunan klien yang sakit menurutt
agama Kristen Protestan, yaitu antara lain :
1. Selalu berpengharapan kepada-Nya
2. Mengakui segala dosa dan memohon ampun dihadapan Tuhan Yesus
3. Percaya bahwa rencana-Nya adalah indah dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya
4. Mengubah pola hidup yang jelek atau tinggalkan kebiasaan buruk
5. Selalu bersyukur dalam segala hal
6. Selalu berdoa dan sempatkan untuk membaca Alkitab
7. Melantunkan pujian penyembahan untuk Tuhan Yesus

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Sarjana Terapan Keperawatan Reg. V 3
Tuntunan Klien Pada Orang Sekarat Menurut Pandangan Agama Kristen Protestan

Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan
yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.

Perawat dari segi rohani kristen adalah suatu panggilan untuk menolong sesama sebagai
insan ciptaan yang Maha kuasa,pangilan sebagai seorang perawat terlepas dari menolong dari
sisi fisik tetapi ada hal yang tak kala penting yaitu bagaimana perawat sebagai beban
pengabdian yang tidak melupakan sisi psikologis dan bahkan rohani spiritual kristen untuk
memberikan dukungan spriritual,sehinga pasien paliatif betul – betul merasakan asuhan
keperawatan dengan dasar kasih Yesus untuk memperoleh pemulihan iman dan yakin bahwa
ada kuasa yang dasyat dibalik semua situasi yang dialami melalui jamahan rohani kristen
melalui perawat.

Tuntunan klien pada orang yang sakratul maut adalah selalu bersyukur apa yang terjadi
kepada Tuhan, sebab itu semua adalah rencana Tuhan yang terbaik. Berpengharapan dan
bersyukur itulah hal yang baik disaat seseorang mengalami sakratul maut.

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Sarjana Terapan Keperawatan Reg. V 4
Penanganan Jenasah secara Umum dan Berdasarkan Pandangan Agama Kristen
Protestan

Kehilangan adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat unik secara individual. Hidup adalah
serangkaian kehilangan dan pencapaian. Kehilangan dapat memiliki beragam bentuk, sesuai nilai
dan prioritas yang dipengaruhi oleh lingkungan seseorang yang meliputi keluarga, teman,
atau masyarakat, dan budaya. Kehilangan yang dirasakan kurang nyata dan dapat disalah
artikan, seperti kehilangan kepercayaan diri atau pretise. Kehilangan dapat bersifat aktual
atau dirasakan. Kehilangan yang bersifat aktual dapat dengan mudah diidentifikasi, misalnya
seorang anak yang temannya pindah rumah dan yang paling nyata adalah kematian. Dalam
kehidupan setiap individu hanya ada satu hal yang pasti, yaitu individu tersebut akan
meninggal dunia . Kematian merupakan suatu hal yang alami. Saat terjadinya
kematian merupakan saat-saat yang tidak diketahui waktunya.

a. Sikap Dan Tuntunan Kepada Jenasah


Dalam menangani jenazah perawat harus melakukannya dengan hormat dan sebaik-
baiknya. Rasa hormat ini dapat dijadikan prinsip, dengan kata lain, seseorang telah
diperlakukan secara manusiawi dan sama seperti orang lain. Seorang perawat harus
memperlakukan tubuh jenazah dengan hormat. Sebelum kematian terjadi, anggota tubuh
harus diikat dan kepala dinaikkan ke atas bantal. Tubuh harus dibersihkan dengan
membasuhnya dengan air hangat secara perlahan. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh
pasien harus dicuci dan dibersihkan rawatan posmortem.

Perawatan tubuh setelah kematian disebut perawatan postmortem. Hal ini dapat
menjadi tanggung jawab perawat. Perawat akan lebih mudah melakukannya apabila bekerja
sama dengan staf kesehatan lainnya. Adapun hal yang harus diperhatikan :
1. Perlakukan tubuh dengan rasa hormat yang sama perawat lakukan terhadap orang
yang masih hidup.
2. Beberapa fasilitas memilih untuk meninggalkan pasien sendiri sampai petugas kamar
jenazah tiba.
3. Periksa prosedur manual rumah sakit sebelum melanjutkan perawatan postmortem.

b. Hal-Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Teknis Penanganan


Segala sesuatu yang akan disediakan dalam Perawatan Jenazah, yaitu antara lain :
1. Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis.
2. Singkirkan pakaian atau alat tenun.
3. Lepaskan semua alat kesehatan
4. Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda
5. Tempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan ikat pergelangannya
(tergantung dari kepercayaan atau agama)
6. Tempatkan satu bantal di bawah kepala.
7. Tutup kelopak mata, jika tidak bisa tertutup bisa menggunakan kapas basah.
8. Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk di bawah
dagu.
9. Letakkan alas di bawah glutea
10. Tutup tubuh jenazah sampai sebatas bahu
11. Kepala ditutup dengan kain tipis
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Sarjana Terapan Keperawatan Reg. V 5
12. Catat semua milik pasien dan berikan kepada keluarga
13. Beri kartu atau tanda pengenal
14. Bungkus jenazah dengan kain panjang

Tindakan di Kamar Jenazah


o Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah mengetahui cara
memandikan jenazah yang infeksius.
o Petugas sebaiknya menggunakan pelindung :
- masker penutup mulut
- kaca mata pelindung mata
- sarung tangan karet
- apron/baju khusus untuk melindungi tubuh dalam keadaan tertentu
- sepatu lars sampai lutut (sepatu boot)
o Menggunakan air pencuci yang telah dibubuhi desinfektan, antara lain kaporit
o Mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan jenazah (sebelum dan sesudah
sarung tangan dilepaskan)
o Jenazah dibungkus dengan kain kafan atau kain pembungkus lain sesuai dengan
kepercayaan/agamanya.
c. Pendampingan Terhadap Keluarga Jenasah
Ketika salah satu dari anggota keluarga ada yang meninggal, pastilah ada air
mata yang mengalir dari mata. Kesedihan karena kehilangan seseorang yang disayang
adalah hal yang tidak sama sekali diinginkan semua orang. Namun, kita sebagai orang
yang beriman haruslah percaya bahwa Tuhan Yesus menghendaki kepergian
seseorang yang kita sayang adalah hal yang terbaik yang Tuhan mau kasih ke kita
dalam kehidupan.
Petugas kesehatan khusunya para perawat harus bisa melakukan
pendampingan terhadap kelurga yang ditinggalkan. Kita sebagai perawat
mendampingi keluarga yang ditinggalkan dengan kemampuan yang bisa kita lakukan.
Mengajarkan selalu berpengharapan dan bersyukur kepada Tuhan Yesus.
d. Evaluasi Keperawatan Jenasah menurut pandangan Agama Kristen Protestan
Antropologi Perjanjian Lama menjelaskan bahwa manusia bukan berasal dari
Allah melainkan diciptakan oleh Allah (Kej 1:27) atau dibentuk oleh Allah dari debu
tanah dan diberi kehidupan setelah Allah menghembus nafas hidup ke dalam
hidungnya (Kej. 2:7). Bila manusia disebut ciptaan maka di dalam manusia ada unsur
ketidakkekalan (mortality). Rasul Paulus juga berbicara bahwa manusia
mati (nekros) karena pelanggaran dan dosa (Ef 2:1, Rm 7:9). Selain itu dalam Roma
6:23, Rasul Paulus mengatakan bahwa upah dosa adalah maut (thanatos). Akibat
dosa, manusia terputus hubungannya dengan Allah. Dalam Kej 2:7 dikatakan bahwa
Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah. Allah memasukkan
nafas (neshamah) ke dalam bentuk jasmani, dan dengan cara itu manusia menjadi
makhluk hidup (nefesh chayyah). Tetapi bukan berarti manusia menerima jiwa atau
roh ilahi (divine soul or spirit)
Paham immortalitas jiwa tidak dikenal dalam Alkitab. Manusia mengalami
kematian bukan karena Tuhan, tetapi karena kemauan manusia sendiri yang hendak
menjadi sama seperti Allah. Dosa utama ini yang membawa kematian dalam hidup
manusia. Keselamatan yang Allah berikan bukanlah keselamatan untuk jiwanya saja,
tetapi keselamatan untuk tubuhnya juga. Kalau manusia mati, ia mati seluruhnya
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
Sarjana Terapan Keperawatan Reg. V 6
sebagai tubuh dan jiwa. Allah bersama-sama manusia dalam hidupnya dan Allah juga
bersama-sama dengan manusia pada waktu manusia mati dan sesudah manusia mati.
Jelas bahwa manusia mati sebagai manusia dalam totalitas dirinya. Ia mati sebagai
diri yang rohani dan badani. Maka kematian badani adalah lambang yang tepat yang
menjelaskan lebih mendalam bahwa maut adalah akibat dosa dan tidak terelakkan.
Bila dosa mengakibatkan kematian, maka Kristus telah diutus Allah untuk
menghapuskan dosa manusia sehingga di dalam Kristus manusia didamaikan dengan
Allah. Dengan jalan itu, Allah memberikan kepada manusia kemungkinan baru untuk
hidup sebagai partnerNya.

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Sarjana Terapan Keperawatan Reg. V 7
Referensi

http://bspakpahan-kristenuntukkeperawatan.blogspot.com/2016/02/ajaran-kristen-protestan-buat-
mahasiswa.html

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya


Sarjana Terapan Keperawatan Reg. V 8

Anda mungkin juga menyukai