PENDAHULUAN
dengan kegiatan karyawan serta penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi
staff), adapun yang dimaksud pelaksana pelayanan medis disini adalah mereka yang
(Azwar, 1996). Sesuai dengan pengertian yang seperti ini maka tugas utama
rumah sakit ialah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan
serasi dan terpadu dengan upaya rumah sakit sebagai unit usaha di bidang jasa
kepada pasien dan keluarga menjadi baik. Sehubungan dengan peran dan fungsi
tugas yang harus dilaksanakan berkenaan dengan klien dan aspek-aspeknya sebagai
1
manusia yang utuh dibutuhkan tenaga perawat yang terampil, berbudi luhur, serta
mempunyai motivasi kerja yang tinggi sehingga dapat memberikan pelayanan yang
rumah sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian
dari tujuan utama rumah sakit. Peranan tenaga perawat didalam melaksanakan
tugasnya atau dalam memberikan pelayanan perawatan pada pasien harus mengerti
Dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat
Motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, aktifitas,
dan gerakan yang mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Koontz et al,
1980). Akan tetapi kesediaan mengarahkan usaha tersebut sangat bergantung pada
2
kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai kebutuhannya. Usaha
dapat diterapkan pada peserta didik sejak dini,dan peserta didik mendapat
keperawatan.
3
b. Manfaat Untuk Penulis
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Motivasi
rangsangan, dorongan dan ataupun pembangkit tenaga pada seseorang dan ataupun
melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
Motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan
tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang
tersebut (Azwar, 1996). Dengan demikian langkah pertama yang perlu dilakukan
ialah mengenal tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun sekelompok
organisasi.
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara sadar
ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu
5
(Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2002). Pentingnya motivasi karena
manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal
pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada
1. Prinsip partisipatif
2. Prisip komunikasi
6
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh
pemimpin.
harapan pemimpin.
B. Tujuan Motivasi
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas
pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan
C. Teori-teori Motivasi
7
- Kebutuhan Dasar / Fisiologis
tingkat pendidikan, status sosial, profesi dan faktor lainya yang menunjukan
- Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti
keamanan fisik, meskipun hal ini aspek yang sangat penting, akan tetapi juga
seseorang.
kejiwaan seseorang. Peran ikatan pekerja atau profesi sangat diharapkan agar
8
security of tenure, artinya terdapat jaminan masa kerja, bahwa seseorang tidak
- Kebutuhan Sosial
naluri karena sifatnya yang naluriah, kebutuhan ini timbul sejak seseorang
Juga karena sifatnya yang naluriah, keinginan memuaskanya pun berada pada
- Kebutuhan Penghargaan
Salah satu ciri manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri. Karena
itu semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh
orang lain. Keberadan dan setatus sesering mungkin biasanya tercermin dari
kedalam realita.
9
Pendapat yang dewasa ini dikalangan para ilmuwan yang mendapat teori
ingin dikasihi oleh orang lain, mau dihormati dan akan sangat gembira apabila
potensi yang masih terpendam dalam dirinya dikembangkan (Siagian, 1995 : 161).
(Hasibuan, 2005) :
badaniah.
tingkat motivasi yang kuat, yang dapat meningkatkan prestasi kerja yang
baik.
10
D. Upaya Peningkatan Motivasi Kerja
Bertitik tolak dari teori Maslow jelas terlihat bahwa para manajer suatu
berbagai jenis kebutuhan para bawahannya. Salah satu cara yang dikenal untuk
motivasi yang tepat. Teknik motivasi yang efektif ialah teknik yang ditunjukan
dengan demikian manajer yang bersangkutan akan lebih mampu meyakinkan para
para bawahan itu akan ikut tercapai pula dan berbagai kebutuhannya akan tercapai
dalam diri para bawahan itu terdapat keyakinan bahwa terdapat sinkronisasi antara
E. Proses Motivasi
interdependen:
ketidakseimbangan.
11
3. Incentives / goal : Segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan
Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus
(Widayatun, 1999).
e. Sikon
g. Media
individu.
12
d. Motivasi yang berhubungan dengan idiologi politik, ekonomi, sosial
B. Perbandingan Teori
1. Teori Hirarki Kebutuhan (Maslow) Dasar teori ini adalah manusia merupakan
mempengaruhi tingkah laku manusia tersebut. Namun bila sudah terpenuhi, maka
kebutuhan tersebut disusun dari kebutuhan yang paling dasar sampai kebutuhan
yang paling tinggi yaitu; kebutuhan biologis dan fisiologis, kebutuhan rasa aman
kebutuhan akan aktualisasi diri.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kivimaki et al.
pekerjaan dengan baik Universitas Sumatera Utara terkait dengan tingkat job
2. Teori Motivasi ERG ( Aldersfer )Teori ini berusaha untuk mengatasi kekurangan
empiris. Menurut Alderfer, manusia termotivasi oleh tiga kelompok kebutuhan inti,
13
kebutuhan keselamatan. Kebutuhan kekerabatan mengacu pada keinginan manusia
3. Teori Motivasi Dua Faktor atau Motivation and Hygiene Theory (Herzberg )
dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow
menjadi dua bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial)
dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan
bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan
perusahaan, dan gaji yang memadai dalam suatu pekerjaan akan menentramkan
Universitas Sumatera Utara karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka
orang-orang tidak akan terpuaskan (Robbins, 2002). Ada tiga hal penting yang harus
menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu.
14
c. Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan
menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
dari teori ini adalah untuk mengadakan perbedaan antara aspek instrinsik dan
suatu konten atau hal yang memotivasi, yaitu: prestasi kerja, pengembangan
diri dan peluang maju, pengakuan, tanggung jawab dan pekerjaan itu sendiri.
1991).
penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit.
Hal ini dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994, dalam Inayah, 2005) sebagai
15
berikut :a.Motivasi sebagai suatu yang penting (important subject) karena
tidak boleh tidak harus bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau
5. Teori Kebutuhan (McClelland) Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu
afiliasi (need for affiliations, n aff) dan kebutuhan akan kekuasaan ( need for
yaitu:
dari hubungan pribadi sebagai hal yang paling penting, dan oleh karena
16
termotivasi ketika mereka mempersepsikan usaha mereka akan
dengan orang lain dalam situasi kerja yang serupa. Teori motivasi
17
a. 1.Orang (person). Individu kepada siapa keadilan dan
ketidakadilan dipersepsikan.
tidak sama.
18
BAB 3
PEMBAHASAN
Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau
negatif. Kekuatan hubungan mempunyai rentang dari lemah sampai kuat. Menurut
Kreiter dan Knicki (2001;226), hubungan yang kuat menunjukkan bahwa atasan dapat
1. Motivasi.
Antara motivasi dan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif dan signifikan.
secara potensial dapat meningkatkan motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk
19
2. Pelibatan Kerja.
Hal ini menunjukkan kenyataan dimana individu secara pribadi dilibatkan dengan
kerja, dan peran atasan/manajer perlu didorong memperkuat lingkungan kerja yang
4. Organizational Commitment.
kepuasan kerja akan menimbulkan tingkat komitmen yang lebih tinggi. Selanjutnya
5. Ketidakhadiran (Absenteisme).
Antara ketidakhadiran dan kepuasan terdapat korelasi negatif yang kuat. Dengan
6. Perputaran (Turnover).
7. Perasaan stres.
20
Antara perasaan stres dengan kepuasan kerja menunjukkan hubungan negatif
stres.
8. Prestasi Kerja/Kinerja.
Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja. Dikatakan
kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan
lebih produktif. Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja
atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan
kepuasan.
21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kepuasan kerja itu penting dipelajari dalam kajian perilaku organisasi, karena
dengan mengetahui kepuasan kerja maka akan memudahkan bagi organisasi untuk
Kepuasan kerja merupakan sebentuk rasa senang terhadap apa yang telah
dikerjakannya, namun kepuasan kerja bersifat subjektif. Kepuasan antara individu satu
kepuasan pegaawai dalam bekerja dapat dilihat dari bagaimana kinerja pegawai
tersebut namun hal tersebut tidak menjamin pegawai merasa puas karena pada
Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu pada keseluruhan sikap yang akan
terjadi pada diri setiap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Faktor-faktor
memuaskan, efisiensi kerja dan partner kerja. Berdasarkan uraian-uraian yang telah
1. Motivasi adalah keadaan di mana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan
22
2. Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadap situasi
3. Aspek-aspek kepuasan kerja : kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang
4. Ada beberapa teori tentang motivasi dan kepuasan kerja, di antaranya adalah
Theory, Teori Maslow, Teori ERG Alderfer, Teori dua faktor dari Herzberg, dan
Teori McClelland.
5. Ada beberapa cara untuk mengukur kepuasan kerja, di antaranya akan dijelaskan
sebagai berikut : Pengukuran kepuasan kerja dengan skala job description index,
23
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Azwar, A, (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : PT Binarupa Aksara.
Azwar, S, (1995). Sikap Manusia Teori dan Perkembangannya, (2th ed). Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Gaffar, La Ode, (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta : EGC.
Hasibuan, S.P, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Hastono, Sutanto P, (2001). Analisis Data, Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
Keliat, B.A, (1996). Proses Keperawata, Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, (2 th ed). Jakarta : PT Rineka
Cipta.
___________(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, (1 th ed). Jakarta : Penerbit Salemba
Medika.
___________ (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, Jakarta:
Salemba Medika
___________ (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional, (2 th ed) Jakarta: Salemba Medika.
Siagian, P. Sondang, (1995). Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sugiyono, (2005). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV. Alfabet.
24
Kata Pengantar
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melilmahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah mungkin selesai tanpa adanya bantuan
dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Penulis berdo’a
semoga Allah membalas semua kebaikan, bantuan, dan keikhlasan yang telah diberikan kepada
penulis.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan informasi, ilmu, dan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat penulis harapkan. Penulis
Penulis
25