TINJAUAN PUSTAKA
8
9
2.2 Remaja
2.2.1 Definisi Remaja
Remaja Menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
masa dimana individu berkembang dari waktu pertama kali ia
menunjukkan tanda- tanda seksual sekundernya hingga saat ia
mencapai kematangan seksual dan juga mengalami perkembangan
psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Selain itu menurut Sarwono (2011) pada masa remaja terjadi
peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri .
Hurlock (2002) mengungkapkan bahwa secara psikologis, masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-
orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sam
sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Dan menurut Hurlock (2004) Remaja terdiri dari masa remaja awal
(12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun), dan masa
remaja akhir (18-21 tahun). Periode perubahan, tingkat perubahan
dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan
perubahan fisik disebut juga sebagai masa dewasa.
1) Remaja laki-laki
Remaja laki-laki tersebut sudah mampu melakukan fungsi
reproduksi Remaja laki-laki apabila telah mengalami mimpi
basah . Pada remaja laki-laki biasanya mimpi basah terjadi pada
umur antara 10 sampai 15 tahun.
2) Remaja perempuan
Remaja perempuan jika telah mengalami menstruasi (menarche),
menarche adalah luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang
banyak mengandung darah dan cairan darah tersebut keluar dari
alat genital perempuan.
2. Ciri-ciri seks sekunder
Menurut Sarwono (2003) ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja,
yaitu:
1) Remaja laki-laki
Pada masa remaja ini kulit lebih kasar dan tebal
Produksi keringat jauh lebih banyak
Pinggul menyempit dan juga bahu melebar,
Tumbuhnya bulu disekitar ketiak,alat kelamin, kaki,
dada, dan tangan
2) Remaja perempuan
Suara lebih penuh dan merdu.
Pinggul melebar, bulat, dan juga besar, berkembangnya
kelenjar susu, puting susu membesar dan menonjol,
payudara lebih besar dan lebih bulat.
Pori-pori bertambah besar, Kulit lebih kasar, lebih tebal,
pucat, lubang, kelenjar lemak dan kelenjar keringat lebih
aktif.
Otot lebih besar dan juga semakin kuat, termasuk pada
pertengahan dan menjelang akhir masa puber
memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai.
15
3. Petting
Petting yaitu sesuatu yang dilakukan seseorang dengan menyentuh
atau meraba bagian erotis dari tubuh pasangan biasanya meningkat
dari meraba ringan sampai meraba alat kelamin.
4. Sexual Intercourse
Sexual Intercourse yaitu melakukan hubungan kelamin atau
senggama.
Berdasarkan uraian menurut Duvall, E.M & Miller, B.C (1985)
diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dari prilaku seksual
seperti touching, kissing, petting dan sexual intercouse.
diantara nya penelitian yang dilakukan oleh Nia Yulianti (2015) di kelas XI
IPS di SMA Negeri 1 Semin Gunung Kidul Yogyakarta dari Hasil uji Fisher
exact adanya hubungan yang signifikan antara pergaulan teman sebaya
dengan perilaku seksual pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Semin
Gunung Kidul Yogyakarta ( < 0,05). Ditemukan analisis butir jawaban pada
kuesioner pergaulan teman sebaya responden mengaku mendapatkan ajakan
dari temannya untuk mencari pacar sebanyak 41,9%. Pada kuesioner perilaku
seksual responden mengaku berpacaran sebanyak 41,9%. Dari uraian diatas
ajakan dari teman sebaya merupakan pengaruh keinginan remaja untuk
berpacaran.
Farihatul lailiyah melakukan penelitian serupa pada remaja semester 2
di Poltekkes Majapahit Mojokerto. Hasil dari penelitiannya menunjukkan
bahwa sebagian besar responden sebanyak 27 orang (58,7%) memiliki peran
positif, dan sebagian besar responden sebanyak 24 orang (52,2%) memiliki
perilaku seksual pranikah negatif Analisis penelitiannya menggunakan uji
Chi Square, hasil didapatkan p<α = 0,05 yaitu 0,019 < 0,05, jadi ada
pengaruh peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah.
Dra. Zulhaini, S dan Masyithah Nasution (2011) melakukan penelitian
serupa di kelas XI di SMA Negeri 6 Binjai Tahun Ajaran 2011/2012. Dari
hasil penelitiannya, hipotesis yang berbunyi “ ada pengaruh positif pergaulan
teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah pada siswa kelas XI di SMA
Negeri 6 Binjai dapat diterima”. Karena hasil dari penelitian menunjukan
bahwa pergaulan teman sebaya memiliki pengaruh positif terhadap perilaku
seks pranikah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 6 Binjai Tahun Ajaran
2011/2012, diketahui dari hasil perhitungan diperoleh harga rxy > rtabel yaitu
0,389 > 0,266 dan pengaruh tersebut signifikan, hai ini diketahui setelah
dilakukan pengujian dengan menggunakan tfiher diperoleh harga thitung >
ttabel yaitu 3,59 > 2,021.
Dari hasil penelitian Nia Yulianti (2015) bisa diuraikan satu demi satu
pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah dari setiap indikator,
yakni a). Sebanyak 61,72% mereka melakukan fantasi seksual yang didapat
22
dari teman sebaya, b). Sebanyak 58,17% mereka melakukan pegangan tangan
yang didapat dari teman sebaya, c) Sebanyak 26,60 % mereka melakukan
masturbasi/onani didapat dari teman sebaya d). Sebanyak 53,61% mereka
melakukan Kissing didapat dari teman sebaya, e). Sebanyak 32,70% mereka
melakukan petting yang didapat dari teman sebaya f). Sebanyak 51,22%
mereka melakukan Intercourse/ senggama didapat dari teman sebaya.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Dimas Perdana (2016) yang
menyimpulkan bahwa pada penelitiannya ada hubungan peran teman sebaya
dengan perilaku seksual pranikah remaja di lingkungan SMK di Pacitan tahun
2016. Yaitu responden yang memiliki sikap positif berkecenderungan untuk
tidak melakukan perilaku seks pranikah.
Penelitian Darmayanti Darmayanti, Yuniar Lestari, Mery Ramdani
(20111) pada Siswa SLTA Kota Bukitinngi, Menyatakan bahwa ada
hubungan antara teman sebaya denga perilaku seks pranikah. 54,3% peran
teman sebaya aktif menunjukan bahwa memberikan informasi mengenai
ksehatan reproduksi. Responden dengan teman sebaya pasif memiliki peluang
2,6 kali untuk berperilaku seksual pranikah dibanding dengan teman sebaya
aktif.
23
Bagan 2.1 kerangka pemikiran, pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seks
pranikah
Faktor Internal :
1. Tingkat perkembangan
Seksual
2. Pemahaman(Pengetahuan)
3. Biologis
4. Karakteristik Remaja
5. Pengalaman Seksual
6. Akademik
Remaja
Perilaku seksual
Faktor Eksternal: Remaja
1. Orang Tua
2. Teman sebaya
3. Akademik
me
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis