101
Ibrahim, Rifin, dan Djohar
102
Analisis Lokasi Industri Serbuk Karet Alam Teraktivasi (SKAT) Untuk Aspal Karet
103
Ibrahim, Rifin, dan Djohar
Jarak P - BB karet, 20 km
Jarak C - BB Karet, 150 km
Jarak SE -BB Karet, 550 km
Lokasi optimum Bahan Baku Jarak SI - BB Karet, 720 km
Jarak P - BB GTR, 650 km
Jarak C - BB GTR, 118 km
Jarak SE - BB GTR, 298 km
Jarak SI - BB GTR, 32 km
104
Analisis Lokasi Industri Serbuk Karet Alam Teraktivasi (SKAT) Untuk Aspal Karet
105
Ibrahim, Rifin, dan Djohar
Jarak P - BB karet, 20 km
(0.331)
Jarak C - BB Karet, 150 km
(0.171)
Jarak SE -BB Karet, 550 km
(0.071)
Lokasi pendirian pabrik SKAT Bahan Baku Jarak SI - BB Karet, 720 km
PT. XXX (0.269) (0.049)
Jarak P - BB GTR, 650 km
(0.027)
Jarak C - BB GTR, 118 km
(0.101)
Jarak SE - BB GTR, 298 km
(0.035)
Jarak SI - BB GTR, 32 km
(0.215)
Lokasi perusahaan sebagai tempat kegiatan tertinggi jika dibandingkan dengan jarak
produksi tersebut berada di luar kota yang terhadap pabrik SKAT terhadap bahan baku
cukup jauh jaraknya. Kondisi ini dan biaya terkait harga lahan maupun upah
dimaksudkan untuk mengurangi polusi minimum. Hal ini disebabkan dalam
yang dihasilkan dalam proses produksi pengelolaan industri aspal, pasar
yang dapat berdampak pada masyarakat. merupakan hal yang sangat penting bagi
keberlangsungan industri itu sendiri. Posisi
Ditinjau dari sisi kriteria pada pabrik dari pasar yang akan disasar menjadi
hierarki, aspek pasar memiliki bobot hal yang sangat diperhitungkan, terutama
106
Analisis Lokasi Industri Serbuk Karet Alam Teraktivasi (SKAT) Untuk Aspal Karet
dari besarnya pasar yang dapat serta Semarang menempati peringkat pertama.
mobilisasi produk ke pasar tersebut. Hal ini dikarenakan upah minimum di
Sedangkan peringkat kepentingan kedua wilayah Semarang paling rendah diikuti oleh
pada kriteria ditempati oleh jarak dengan upah minimum wilayah Palembang.
bahan baku, dikarenakan hal ini akan Sedangkan di urutan ketiga adalah biaya
sangat terkait dengan biaya operasional lahan di Semarang yang merupakan harga
pengadaan bahan baku serta kebutuhan lahan terendah dari harga lahan di wilayah
stok bahan baku pada saat pabrik sudah lainnya. Dari hasil perhitungan dapat dilihat
mulai beroperasi, apabila jarak pabrik SKAT bahwa upah minimum lebih prioritas dalam
terhadap bahan baku semakin jauh maka pemilihan lokasi. Hal ini dikarenakan upah
biaya pengiriman akan semakin tinggi, yang minimum akan mempengaruhi biaya
akan meningkatkan biaya bahan baku operasional dari pabrik SKAT secara terus
SKAT, serta semakin jauhnya jarak maka menerus selama pabrik tersebut beroperasi.
pengiriman bahan baku akan lebih lama,
sehingga stok yang dibutuhkan akan lebih Hal ini sejalan dengan pendapat
banyak. Weber (1929), tingkat keuntungan suatu
industri akan sangat tergantung dari
Pada sub kriteria dengan kriteria lokasinya terutama pada biaya transportasi
pasar dengan perkiraan jangkauan pasar dan tenaga kerja yang keduanya harus
pabrik SKAT dalam radius 600 Km dari seminimum mungkin. Biaya transportasi
pabrik menunjukkan pasar berupa jalan bertambah secara proporsional dengan
daerah dari pabrik dengan lokasi Semarang jarak, dimana biaya untuk seluruh input
dengan total panjang jalan 109.075 Km untuk produksi akan bertambah besar
memiliki bobot tertinggi diikuti dengan pasar apabila jarak semakin jauh dari tempat asal
berupa jalan nasional dengan total panjang input, begitu pula output produksi yang
jalan 5.611 Km. Pasar berupa jalan daerah lebih jauh dengan pasar akan meningkatkan
tersebut merupakan prospek yang baik bagi biaya.
perusahaan dikarenakan memiliki total
jalan terpanjang dibandingkan dengan jalan Berdasarkan hasil sintesis terhadap
daerah apabila pabrik didirikan selain di kriteria dan sub kriteria, alternatif lokasi
daerah Semarang. Jalan nasional yang dari pendirian SKAT secara berurutan sesuai
pabrik di Semarang juga menjadi pasar bobot yang dihasilkan adalah Semarang
potensial, karena diperkirakan jalan (0,382), Cikampek (0,315), Palembang
nasional tersebut sebagian besar (0,177) dan yang terakhir adalah Sidoarjo
merupakan jalan dengan beban kelas berat (0,126), dengan rasio konsistensi 0,04.
yang sesuai dengan karakteristik produk
SKAT apabila diaplikasikan. Semarang terpilih sebagai lokasi
terbaik dikarenakan dianggap memiliki
Jarak antara pabrik SKAT di keunggulan dibandingkan dengan lokasi
Palembang dengan bahan baku karet lainnya, terutama dari sisi pasar yaitu jalan
memiliki bobot tertinggi pada sub kriteria nasional maupun jalan daerah, dan biaya
jarak dengan bahan baku. Hal ini berupa upah minimum serta biaya lahan
dikarenakan apabila pabrik didirikan di meskipun jarak dengan bahan baku tidak
Palembang maka akan dekat lokasinya terlalu dekat. Sedangkan Sidoarjo menjadi
dengan sumber bahan baku karet, pilihan yang paling akhir meskipun memiliki
sedangkan di posisi kedua apabila pabrik keunggulan karena lokasinya berdekatan
dirikan di Sidoarjo dimana kebutuhan GTR dengan sumber bahan baku GTR, akan
dalam SKAT lebih dari tiga kali lipat dari tetapi dari sisi biaya lahan, jarak dengan
jumlah karet alam yang dibutuhkan sumber bahan baku karet maupun upah
sehingga apabila pabrik SKAT dan bahan tenaga kerja tidak lebih baik dari Palembang
baku GTR letaknya berdekatan akan dan Cikampek.
menghemat biaya transportasi dan
mempermudah pengaturan jumlah
persediaan GTR. KESIMPULAN
107
Ibrahim, Rifin, dan Djohar
adalah Semarang. Keunggulan utama dari Saaty, T.L. (1990). How to make a decision:
lokasi ini adalah letaknya yang strategis the analytic hierarchy process.
dikarenakan memiliki pasar yang prospektif European Journal of Operational
dalam radius 600 Km, dengan panjang jalan Research, 48(1), 9-26. Doi :
nasional 5.611 Km dan jalan daerah 10.1016/0377-2217(90)90057-I
sepanjang 109.075 Km. Meskipun jarak
dengan sumber bahan baku karet alam tidak Setyawan, R.E. (2017). Strategi peningkatan
sedekat apabila pabrik didirikan di daya saing industri furniture rotan
Palembang, serta jarak dengan sumber Indonesia di kawasan ASEAN dan
bahan baku GTR tidak sedekat apabila Tiongkok (Tesis), Institut Pertanian
pabrik didirikan di Sidoarjo, Semarang Bogor, Indonesia.
memiliki keunggulan lain yaitu harga lahan
serta upah tenaga kerja yang lebih murah Suryani, Y. (2015). Teori lokasi dalam
dibandingkan dengan kota lain. penentuan pembangunan lokasi pasar
tradisional (telaah studi literatur).
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Manajemen dan akuntansi (SNEMA)
(p.153-163). Padang, Indonesia:
Ataei, M. (2005). Multicriteria selection for an Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
alumina-cement plant location in East Padang.
Azerbaijan Province of Iran. The
Journal of The Southern African Tidore, A. (2011). Analisis sistem
Institute of Mining and Metallurgy, 105, pemasaran hasil produksi perikanan
507–514. tangkap: studi kasus Kecamatan
Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara
Azizi M., & Ramezanzadeh, M. (2013). (Tesis), Institut Pertanian Bogor,
Determining effective criteria for the Indonesia.
selection of MDF industry in
Mazandaran Province. Application Tim Teknis Aspal Karet. (2016). Pra studi
AHP. Forest Science and Practice, 15(3), kelayakan pembangunan industri
222-230. masterbatch dan aspal modifikasi
berbasis karet alam. Jakarta,
Braglia, M., & Gabbrielli, R. (2012). A Indonesia: Kementerian
decision support system for locational Perindustrian.
analysis in paper industry.
International Journal of Logistic Weber, A. (1909). Theory of the location of
Systems and Management, 11(1), industries. Chicago,USA: The
38–55. Doi : 10.1504/IJLSM. University of Chicago Press.
2012.044049.
Yang, C.L., Chuang, S.P., Huang, R.H., & Tai,
Koa, E., & Burhan, H.A. (2015). An C.C. (2008). Location selection based
application of analytic hierarchy on AHP/ANP Approach. Proceeding
process (AHP) in real world problem of IEEE International Conference on
store location selection. Advances in Industrial Engineering and Engineering
Management & Applied Economics, Management (p.1148–1153).
5(1), 41-50. Singapore, Singapore: IEEE
Engineering Management Society.
Murray, M.N., Dowell, P., & Mayes, D.T.
(1999). The location decision of Yavuz, M. (2008). Selection of plant location
automotive suppliers in Tennessee and in the natural stone industry using the
the Southeast. Tennessee, USA: The fuzzy multiple attribute decision
University of Tennessee. making method. The Journal of The
Southern African Institute of Mining and
Muzayanah. (2015). Terapan teori lokasi Metallurgy, 108, 641–649.
industri (contoh kasus pengembangan
kawasan industri Kragilan Kabupaten
Serang). Jurnal Geografi, 13(2), 116-
135.
108