mencerminkan ruang lingkup bisnis yang lebih besar. Pada tahun 2005,
AKR menjadi perusahaan nasional pertama yang beroperasi di bisnis BBM non
subsidi. Pengalaman dan juga infrastruktur yang dimiliki Perseroan dalam
mendistribusikan BBM non subsidi pada akhirnya mengantarkan Perseroan
untuk memperoleh kepercayaan dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas
(BPH Migas) untuk mendistribusikan BBM bersubsidi sejak tahun 2010. AKR
kemudian memperluas jaringannya dan kini telah memiliki tangki penyimpanan
dan terminal di 10 pelabuhan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. AKR
juga memiliki armada logistik yang lengkap meliputi kapal dan truk pengiriman
BBM dan kimia dasar, serta telah melayani lebih dari 2.000 perusahaan dan
industri di seluruh Indonesia.
Selain dikenal sebagai perusahaan penyedia jasa logistik, supply chain, dan
infrastruktur terkemuka di Indonesia. Dengan jaringan logistik yang luas, AKR
menjadi salah satu distributor swasta terbesar untuk Bahan Bakar Minyak
(BBM) dan kimia dasar di Indonesia. Untuk sektor BBM bersubsidi, tahun 2017,
Perseroan kembali mendapat kepercayaan dan tugas dari BPH migas untuk
mendistribusikan BBM bersubsidi untuk kendaraan bermotor dan nelayan. Saat
ini, AKR telah mengoperasikan 135 SPBU bermerek AKR yang menjual diesel
dan bensin berkualitas tinggi untuk kendaraan bermotor dan nelayan di pulau
Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.
AKR melanjutkan investasi ke fasilitas pelabuhan dan infrastruktur lainnya di
Indonesia untuk mengembangkan jasa perdagangan, distribusi dan bisnis
logistik. Pada tahun 2011, AKR bersama dengan mitra usahanya, Royal Vopak,
mendirikan terminal independen penyimpanan BBM terbesar bernama PT
Jakarta Tank Terminal (JTT) di Pelabuhan Tanjung Priok. JTT kini merupakan
penyedia jasa penyimpanan yang modern dan efisien untuk perusahaan minyak
Internasional maupun perusahaan Indonesia.
AKR tidak hanya berinvestasi pada peralatan berat, tetapi juga pada teknologi
penyediaan rantai pasokan yang efisien dan pengendalian operasional di seluruh
Indonesia. AKR telah memperkenalkan sistem teknologi inovatif yang mampu
memonitor dan mengendalikan pergerakan kargo, persediaan, serta distribusi
industri dan BBM bersubsidi. Dengan sistem IT ini, data mengenai pengiriman
ke pelanggan industri dan data pengisian bahan bakar kendaraan di SPBU dapat
dipantau dan dilaporkan secara tepat waktu. Solusi teknologi inovatif ini tidak
hanya dapat memberikan efisiensi bagi pelanggan, tetapi juga membantu BPH
Migas mengawasi dan mengontrol distribusi BBM agar tidak disalahgunakan.
AKR adalah pemasok pilihan untuk perusahaan industri yang bergerak dalam
bidang tekstil, alumina, industri kimia, serta industri sabun dan detergen. AKR
memasok bahan kimia dasar dari produsen kelas dunia seperti Asahimas kimia
(bagian dari Asahi Glass, Jepang), Solvay Eropa, dan Amerika Serikat. AKR
memasok produk olahan BBM dari kilang minyak berskala internasional untuk
industri pertambangan, pembangkit Listrik, pembangunan, serta sektor ritel
melalui SPBUnya. Beberapa anak usaha AKR seperti PT AKR Sea Transport
Indonesia, beroperasi pada bidang logistik laut untuk distribusi bahan bakar,
sedangkan PT AKR Transportasi Indonesia mengoperasikan lebih dari 400 jalur
untuk transportasi darat.
Perseroan kini tengah mengembangkan kawasan industri dan pelabuhan
terintegrasi bernama Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) yang
berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Proyek ini dikembangkan melalui entitas anak
Perseroan, PT Usaha Era Pratama Nusantara, yang bekerja sama dengan PT
Berlian Jasa Terminal Indonesia, entitas anak dari PT Pelabuhan Indonesia III
(Pelindo III). JIIPE memiliki konsep kawasan industri yang terintegrasi dengan
pelabuhan laut dalam yang akan menghasilkan nilai tambah signifikan bagi
Perseroan.
Saat ini, Perseroan juga sedang mengembangkan bisnis BBM ritel dan avtur
dengan menjalin kerja sama dengan BP Global. Dari sisi ritel, kedua belah pihak
melakukan joint venture untuk membentuk perusahaan bernama PT Aneka
Petroindo Raya, yang beroperasi di bawah nama “BP AKR Fuels Retail”. Joint
venture ini ditujukan untuk mengembangkan dan menawarkan pelayanan yang
berbeda kepada konsumen dengan memanfaatkan kemampuan serta keahlian BP
dan AKR di pasar ritel yang sedang berkembang di Indonesia. Dari sisi avtur,
perusahaan patungan PT Dirgantara Petroindo Raya akan beroperasi di bawah
nama Air BP-AKR Aviation dan diluncurkan untuk mengembangkan bisnis
bahan bakar penerbangan di Indonesia.
d. Astra International Tbk (ASII)
PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah
perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun
1990, telah dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk,
dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat,
yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia
dengan menggunakan ticker ASII. Nilai kapitalisasi pasar Astra pada akhir tahun
2018 adalah sebesar Rp333,0 triliun.
Sesuai anggaran dasar Perseroan, kegiatan usaha yang dapat dijalankan oleh
Perusahaan mencakup perdagangan umum, perindustrian, pertambangan,
pengangkutan, pertanian, pembangunan, jasa dan konsultasi. Hingga tahun
2018, Astra telah mengembangkan bisnisnya dengan menerapkan model bisnis
yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha, terdiri dari:
Otomotif.
Jasa Keuangan.
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi.
Agribisnis.
Infrastruktur dan Logistik.
Teknologi Informasi.
Properti.
Dengan bisnis yang beragam, Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan
bangsa melalui produk dan layanan yang dihasilkan. Dalam keseharian hidup,
masyarakat Indonesia menggunakan sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer,
hingga layanan pembiayaan, perbankan dan asuransi milik Astra. Pelaku bisnis
bermitra dengan Astra memanfaatkan berbagai kendaraan komersial, alat berat,
layanan logistik, sistem teknologi informasi dan jasa pertambangan dari Astra.
Berbagai produk yang dihasilkan, antara lain minyak kelapa sawit, batu bara dan
kendaraan bermotor, senantiasa diekspor sehingga Astra dapat berkontribusi
dalam menyumbangkan devisa bagi negara.
Pada akhir tahun 2018, kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh
Indonesia dikelola melalui 229 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas
asosiasi, dengan didukung oleh 224.488 karyawan. Sebagai salah satu grup
usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat
melalui penawaran rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan
memperhatikan pelaksanaan tata kelola perusahaan dan tata kelola lingkungan
yang baik.
Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggaan bangsa yang
berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan
perpaduan yang berimbang pada aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-
bisnis melalui program tanggung jawab sosial yang berkelanjutan di bidang
pendidikan, lingkungan, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) serta
kesehatan.
e. Bank Central Asia Tbk (BBCA)
f. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
g. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
h. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
i. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
j. Gudang Garam Tbk (GGRM)
k. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
l. Indofood Sukses Makmur Tbk ( INDF)
m. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
n. Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR)
o. Kalbe Farma Tbk (KLBF)
p. Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
q. Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)
r. Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
s. Bukit Asam Tbk (PTBA)
t. PP (Persero) Tbk (PTPP)
u. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
v. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
w. United Tractors Tbk (UNTR)
x. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
y. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
z. Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)